Disusun Oleh :
Kelompok IV
Lydia Nurul Hudayah
125140013
Eka Apriliana
125140056
Indah Hidayati W
125140058
Hadi Prasetyo
125140098
Jourdan Alberto
125140117
Firman zuhri
125140023
125140008
Ita Handayani
125140003
Angga Pradana
125140131
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat karunia_Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Bentuk Pelayanan Kesehatan di
Indonesia Primer, Sekunder, dan Tersier.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Pelayanan Kesehatan ,
yang salama ini telah membimbing kami, dan tak lupa kepada rekan-rekan dan semua yang
telah ikut membantu sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap mudahmudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang
sifatnya membangun masih selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
Tujuan ...................................................................................... 5
C.
Manfaat .................................................................................... 5
BAB II ISI
A.SistemKesehatan Nasional ...................................................................... 6
B.Pengertian Pelayanan Kesehatan ............................................................. 9
C.Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan ............................................... 11
D.Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ....................................................... 16
E.Stratifikasi Pelayanan Kesehatan ........................................................... 17
F.Jenjang Pelayanan Kesehatan ................................................................ 18
G.Upaya Pelayanan Rujukan .................................................................... 19
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan .......................................................................................... 2O
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG
Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya sistem
kesehatan
merupakan
seluruh
aktifitas
yang
mempunyai
tujuan
utama
untuk
C .MANFAAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kesehatan dalam pemerataannya masih belum merata, bahkan ada beberapa puskesmas yang
belum ada dokter, terutama di daerah terpencil. Bisa kita lihat, rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah penduduk masih rendah. Produksi dokter setiap tahun sekitar 2.500 dokter baru,
sedangkan rasio dokter terhadap jumlah penduduk 1:5000. Produksi perawat setiap tahun
sekitar 40.000 perawat baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1:2.850. Sedangkan
produksi bidan setiap tahun sekitar 600 bidan baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk
1:2.600. Namun daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih
terbatas. Hal ini bisa menjadi refleksi bagi Pemerintah dan tenaga medis, agar terciptanya
pemerataan tenaga medis yang memadai.
d. Sumber daya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan meliputi :berbagai kegiatan
untuk menjamin: aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama
obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan
obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Industri farmasi di Indonesia saat ini cukup
berkembang seiring waktu. Hanya dalam hal ini pengawasan dalam produk dan obat yang
ada. Perlunya ada tindakan yang tegas, ketat dalam hal ini.
e. Pemberdayaan Masyarakat : Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila
ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar masyarakat termasuk swasta
dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
di
Indonesia
tidak
terlepas
dari
partisipasi
aktif
bagaimana proses pemerintah bekerja, selalu berusaha dan berupaya yang terbaik, baik juga
tenaga medis. Hanya saja dalam prosesnya terdapat sebuah kendala baik dalam SDM pribadi
ataupun sebuah pemerintahan itu. Bisa jadikan renungan bagaimana kita bisa membuat
sebuah sistem yang lebih baik dengan input-proses-dan output yang bisa menghasilkan
sebuah kebanggaan dan sebuah tujuan bersama.
Upaya Kesehatan dalam UU No 36 Tahun 2009 adalah :
1. Bab I pasal 1 ayat 11 15
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
2. Bab VI pasal 47
Upaya Kesehatan mencakup upaya promotf, preventif, kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
B.PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN
Pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli dan institusi kesehatan adalah :
1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat.
2. Menurut Azwar (1996)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalamn suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga kelompok, dan ataupun
masyarakat.
3. Menurut Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.
4. Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya
adalah
promotif
(memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan),
preventif
Input adalah
: Dokter, perawat, obat-obatan,
Prosesnya
: kegiatan pelayanan puskesmas,
Outputnya
: Pasien sembuh/tidak sembuh,
Dampaknya
: meningkatnya status kesehatan masyarakat,
Umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan,
Lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar
puskemas tersebut.
Tujuan Pelayanan Kesehatan :
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit), terdiri dari :
a. Preventif primer.
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik.
b. Preventif sekunder.
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
c. Preventif tersier.
Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan
diagnosa dan pengobatan.
3. Kuratif (penyembuhan penyakit).
4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau
mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.
C.BENTUK DAN JENIS PELAYANAN KESEHATAN
Bentuk pelayanan kesehatan adalah:
10
1.
11
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat
inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice)
atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
2.
health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama
dalam
suatu
organisasi.
Tujuan
utamanya
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan
masyarakat.
Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat :
No.
Pelayanan Kedokteran
pelaksaannya
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
adalah Tenaga pelaksanaanya terutama
1.
Tenaga
2.
3.
penyembuhan penyakit
Sasaran
utamanya
pencegahan penyakit
adalah Sasaran
utamanya
4.
5.
yang efisien
Tidak boleh menarik perhatian Dapat
menarik
pada
adalah
fungsi
dengan
12
mendapat
dukungan
undang-
7.
undang
Penghasilan diperoleh dari imbal Pengasilan
8.
jasa
pemerintah
Bertanggung jawab hanya kepada Bertanggung
jawab
kepada
9.
penderita
seluruh masyarakat
Tidak dapat memonopoli upaya Dapat
memonopoli
upaya
berupa
gaji
dari
saingan
Masalah
administrasi
sederhana
kepemimpinan
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Jenjang : UKM Strata I, II & III.
b.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Jenjang : UKP Strata I, II & III.
1)
UKM
13
Strata I (Dasar)
Ujung
tombaknya
adalah
Mendayagunakan
kesehatan
kepada lintas
dasar
masyarakat.
sektoral
dan
didirikan
Strata II (Lanjutan)
mendayagunakan
kesehatan
spesialistik
2)
Provinsi
dan
Kesehatan
yang
UKP
Praktik bidan, praktik perawat, praktik
Mendayagunakan
kesehatan
dasar
perorangan.
Strata II (Lanjutan)
mendayagunakan
Termasuk Puskesmas
Praktik dokter spesialis, praktik dokter
IPTEK gigi spesialis, klinik spesialis, balai
balai
kesehatan
(BKMM),
balai
mata
masyarakat
kesehatan
jiwa
konsultan,
kesehatan
kepada perorangan.
1.
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi kesehatan). Yang
dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out
patient services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan Balkesmas.
2.
lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in
patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan
memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit
tipe C dan D.
3.
yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh
tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A
dan B (Azwar, 1996).
F.JENJANG PELAYANAN KESEHATAN
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan
kesehatan dibedakan atas lima, yaitu:
1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.
2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu,
polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan oleh puskesmas dan unit fungsional
dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain.
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
16
Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit
paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat
(BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat (BKOM), sentra pengembangan dan
penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit
swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga
Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit
provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.
G .UPAYA PELAYANAN RUJUKAN
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem
kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu
pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan
sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik
atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari :
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk.
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :
1.Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit
kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
17
2.Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk
pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien
dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas.
Rujukan secara konseptual terdiri atas:
1.Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:
a.Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan lain-lain.
b.Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap.
c.Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga yang
lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan
dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2.Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang meluas meliputi:
a.Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan.
b.Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan
asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada
bencana alam, gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
c.Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi
bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum
penduduk, dan sebagainya.
Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:
1.Rujukan upaya kesehatan perorangan
a.
b.
c.
d.
18
A.KESIMPULAN
1.Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
2.Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu sub system dalam SKN (Sistem
Kesehatan Nasional)
3.Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.
4.Jenis pelayanan kesehatan adalah pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
5.Syarat pokok pelayanan kesehatan adalah tersedia dan berkesinambungan,dapat diterima
dan wajar,mudah dicapai,mudah dijangkau,dan bermutu.
6.Stratifikasi pelayanan kesehatan adalah :
a.Pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b.Pelayanan kesehatan tingkat kedua.
c.Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
7.Jenjang pelayanan kesehatan adalah :
a.Tingkat rumah tangga.
b.Tingkat masyarakat.
c.Fasilitas pelayanan tingkat pertama.
d.Fasilitas pelayanan tingkat kedua.
e.Fasilitas pelayanan tingkat ketiga.
8.Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito,Wiku.2007.Sistem Kesehatan.Jakarta:PT Raja Gravindo
19
Persada.
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo.2001.Peran Pelayanan Kesehatan Swasta
dalam Menghadapi Masa Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan
Daily.
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
20