Anda di halaman 1dari 20

Bentuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Primer, Sekunder, dan Tersier

Disusun Oleh :

Kelompok IV
Lydia Nurul Hudayah

125140013

Eka Apriliana

125140056

Indah Hidayati W

125140058

Hadi Prasetyo

125140098

Jourdan Alberto

125140117

Firman zuhri

125140023

Gatra Agung Pangestu

125140008

Ita Handayani

125140003

Angga Pradana

125140131

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


PERGURUAN TINGGI UMITRA LAMPUNG PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat karunia_Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Bentuk Pelayanan Kesehatan di
Indonesia Primer, Sekunder, dan Tersier.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Pelayanan Kesehatan ,
yang salama ini telah membimbing kami, dan tak lupa kepada rekan-rekan dan semua yang
telah ikut membantu sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap mudahmudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang
sifatnya membangun masih selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 29 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ......................................................................... 4

B.

Tujuan ...................................................................................... 5

C.

Manfaat .................................................................................... 5

BAB II ISI
A.SistemKesehatan Nasional ...................................................................... 6
B.Pengertian Pelayanan Kesehatan ............................................................. 9
C.Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan ............................................... 11
D.Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ....................................................... 16
E.Stratifikasi Pelayanan Kesehatan ........................................................... 17
F.Jenjang Pelayanan Kesehatan ................................................................ 18
G.Upaya Pelayanan Rujukan .................................................................... 19
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan .......................................................................................... 2O
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21

BAB I
PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG
Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya sistem
kesehatan

merupakan

seluruh

aktifitas

yang

mempunyai

tujuan

utama

untuk

mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi


manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai
dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak
lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam
koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara akan melaksanakan
fungsinya menyediakan kebutuhan hidup yang berkaitan dengan hidup berdampingan dengan
orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita
artikan sebagai kebutuhan publik. Salahsatu contoh kebutuhan publik yang mendasar
adalah kesehatan. Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan
setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan
yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai
peran sangat penting lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah rumah sakit. Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat
menutup mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat,
karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada
4

tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu


untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan
rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen
rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Selain itu, tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak masyarakat dalam konstituisi,
menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan merupakan hak masyarakat. Fenomena
demikian merupakan keberhasilan pemerintah selama ini dalam kebijakan politik di bidang
kesehatan (heath politics), yang menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan
upaya kesehatan secara tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Sistem Pelayanan
Kesehatan yang ada di Indonesia.
B.TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian pelayanan kesehatan.


Mahasiswa dapat mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan kesehatan.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.

C .MANFAAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui tentang pengertian sistem pelayanan kesehataan.


Untuk mengetahui tentang bentuk dan jenis pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui tentang syarat pokok pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui tentang stratifikasi pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui tentang jenjang pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui tentang upaya pelayanan rujukan.
BAB II
ISI

A.SISTEM KESEHATAN NASIONAL


1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (System is interconnected parts or elements in certain
pattern of work). Berdasarkan pengertian ini dapat diinterpretasikan ada dua prinsip dasar
suatu sistem, yakni:
a. Elemen, komponen atau bagian pembentuk system;
b. Interconnection, yaitu saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu. Keberadaan
sekumpulan elemen, komponen, bagian, orang atau organisasi sekalipun, jika tidak
mempunyai saling keterkaitan dalam tata-hubungan tertentu untuk mencapi tujuan maka
belum memenuhi kriteria sebagai anggota suatu sistem.
2. Pengertian Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta
negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun
dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup
sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO:1996).
3. Sistem Kesehatan Nasional
Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor
kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat
diutuhkan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar
1945.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks Pembangunan Kesehatan
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan
sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan,
sumber daya, kesadaran masyarakat, dan kemampuan tenaga kesehatan mengatasi masalah
tersebut.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
a. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
b. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
c.Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
d. Kepemimpinan.
6

SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan


pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar
subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini,
maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan
pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi :
a. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
b. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1) dan
ayat (3), serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1),
c. Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dewasa ini serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut diatas, maka subsistem yang
mempengaruhi pencapaian dan kinerja Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia meliputi :
a.

Upaya Kesehatan : Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat


peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), dan pemulihan (rehabilitasi) masih dirasakan
kurang. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa
Indonesia.
b. Pembiayaan Kesehatan : Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya
rata-rata 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rata-rata antara USD 12-18 per kapita
per tahun. Persentase ini masih jauh dari anjuran Organisasi Kesehatan Sedunia yakni paling
sedikit 5% dari PDB per tahun. Sementara itu anggaran pembangunan berbagai sektor lain
belum sepenuhnya mendukung pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan yang kuat,
terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
c. SDM Kesehatan : Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia
kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil
dan merata, sesuai tututan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sumber Daya Manusia
7

Kesehatan dalam pemerataannya masih belum merata, bahkan ada beberapa puskesmas yang
belum ada dokter, terutama di daerah terpencil. Bisa kita lihat, rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah penduduk masih rendah. Produksi dokter setiap tahun sekitar 2.500 dokter baru,
sedangkan rasio dokter terhadap jumlah penduduk 1:5000. Produksi perawat setiap tahun
sekitar 40.000 perawat baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1:2.850. Sedangkan
produksi bidan setiap tahun sekitar 600 bidan baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk
1:2.600. Namun daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih
terbatas. Hal ini bisa menjadi refleksi bagi Pemerintah dan tenaga medis, agar terciptanya
pemerataan tenaga medis yang memadai.
d. Sumber daya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan meliputi :berbagai kegiatan
untuk menjamin: aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama
obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan
obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Industri farmasi di Indonesia saat ini cukup
berkembang seiring waktu. Hanya dalam hal ini pengawasan dalam produk dan obat yang
ada. Perlunya ada tindakan yang tegas, ketat dalam hal ini.
e. Pemberdayaan Masyarakat : Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila
ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar masyarakat termasuk swasta
dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Keberhasilan
pembangunan

kesehatan

di

Indonesia

tidak

terlepas

dari

partisipasi

aktif

masyarakat.Sayangnya pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan kesempatan


yang lebih luas bagi masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan
tentang kesehatan masih dilaksanakan secara terbatas. Kecuali itu lingkup pemberdayaan
masyarakat masih dalam bentuk mobilisasi masyarakat. Sedangkan pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk pelayanan, advokasi kesehatan serta pengawasan sosial dalam
program pembangunan kesehatan belum banyak dilaksanakan.
f. Manajemen Kesehatan meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan.Manajemen kesehatan
sangatlah berpengaruh juga, karena dalam hal ini yang memanage proses, tetapi keberhasilan
manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi
kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum
kesehatan serta administrasi kesehatan. Jika tidak tersedianya hal ini maka bisa jadi proses
manajemen akan terhambat/ bahkan tidak berjalan. Sebenarnya, jika kita menengok sebentar
8

bagaimana proses pemerintah bekerja, selalu berusaha dan berupaya yang terbaik, baik juga
tenaga medis. Hanya saja dalam prosesnya terdapat sebuah kendala baik dalam SDM pribadi
ataupun sebuah pemerintahan itu. Bisa jadikan renungan bagaimana kita bisa membuat
sebuah sistem yang lebih baik dengan input-proses-dan output yang bisa menghasilkan
sebuah kebanggaan dan sebuah tujuan bersama.
Upaya Kesehatan dalam UU No 36 Tahun 2009 adalah :
1. Bab I pasal 1 ayat 11 15
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
2. Bab VI pasal 47
Upaya Kesehatan mencakup upaya promotf, preventif, kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
B.PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN
Pengertian pelayanan kesehatan menurut para ahli dan institusi kesehatan adalah :
1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat.
2. Menurut Azwar (1996)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalamn suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, keluarga kelompok, dan ataupun
masyarakat.
3. Menurut Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.
4. Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya

adalah

promotif

(memelihara

dan

meningkatkan

kesehatan),

preventif

(pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,


keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub sistem disini adalah
sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.
1. Input adalah sub elemen sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem.
2. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
3. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses.
4. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
5. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem
tersebut.
6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Input adalah
: Dokter, perawat, obat-obatan,
Prosesnya
: kegiatan pelayanan puskesmas,
Outputnya
: Pasien sembuh/tidak sembuh,
Dampaknya
: meningkatnya status kesehatan masyarakat,
Umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien terhadaf pelayanan,
Lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar
puskemas tersebut.
Tujuan Pelayanan Kesehatan :
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit), terdiri dari :
a. Preventif primer.
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik.
b. Preventif sekunder.
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
c. Preventif tersier.
Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan
diagnosa dan pengobatan.
3. Kuratif (penyembuhan penyakit).
4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau
mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.
C.BENTUK DAN JENIS PELAYANAN KESEHATAN
Bentuk pelayanan kesehatan adalah:
10

1.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)


Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama

masyarakat dan dimotori oleh:


a.Dokter Umum (Tenaga Medis)
b.Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat
pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada
pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan,
serta masyarakat yang berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya
berobat jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan
kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder dan
tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat
memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah
sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Spesialis
b.Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient
services).Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
3.

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)


Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan

subspesialis serta subspesialis luas.


Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Subspesialis
b.Dokter Subspesialis Luas

11

Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat
inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice)
atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
2.

Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public

health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama
dalam

suatu

organisasi.

Tujuan

utamanya

untuk

memelihara

dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan
masyarakat.
Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat :
No.

Pelayanan Kedokteran
pelaksaannya

Pelayanan

Kesehatan

Masyarakat
adalah Tenaga pelaksanaanya terutama

1.

Tenaga

2.

tenaga para dokter


Perhatian
utamanya

ahli kesehatan masyarakat


adalah Perhatian
utamanya

3.

penyembuhan penyakit
Sasaran
utamanya

pencegahan penyakit
adalah Sasaran
utamanya

4.

perseorangan atau keluarga


Kurang memperhatikan efisiensi

5.

yang efisien
Tidak boleh menarik perhatian Dapat
menarik

pada
adalah

masyarakat secara keseluruhan


Selalu berupaya mencari cara
perhatian

karena bertentangan dengan etika masyarakat


kedokteran
6.

Menjalankan fungsi perseorangan Menjalankan


dan terikat undang-undang

fungsi

dengan

mengorganisir masyarakat dan

12

mendapat

dukungan

undang-

7.

undang
Penghasilan diperoleh dari imbal Pengasilan

8.

jasa
pemerintah
Bertanggung jawab hanya kepada Bertanggung

jawab

kepada

9.

penderita
seluruh masyarakat
Tidak dapat memonopoli upaya Dapat
memonopoli

upaya

berupa

gaji

dari

kesehatan dan bahkan mendapat kesehatan


10.

saingan
Masalah

administrasi

sangat Mengadapi berbagai persoalan

sederhana

kepemimpinan

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan


promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak
jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan
individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan
bukan hanya puskesmas atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik
yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara
tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Upaya kesehatan terbagi menjadi 2 yaitu :
a.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Jenjang : UKM Strata I, II & III.
b.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah & menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Jenjang : UKP Strata I, II & III.
1)

Jenjang UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat )


Jenjang

UKM
13

Strata I (Dasar)

Ujung

tombaknya

adalah

Mendayagunakan

IPTEK Puskesmas yang didukung secara

kesehatan

kepada lintas

dasar

masyarakat.

sektoral

dan

didirikan

sekurang-kurangnya satu di setiap


kecamatan

Strata II (Lanjutan)

Penanggung jawab adalah Dinas

mendayagunakan
kesehatan

IPTEK Kesehatan Kabupaten/Kota yang

spesialistik

yang didukung secara lintas sektoral.

ditujukan kepada masyarakat


Strata III (Unggulan)
Mendayagunakan

Penanggung jawab adalah Dinas


IPTEK Kesehatan

Kesehatan subspesialistik kepada Departemen


masyarakat.

2)

Provinsi

dan

Kesehatan

yang

didukung secara lintas sektoral.

Jenjang UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)


Jenjang
Strata I (Dasar)

UKP
Praktik bidan, praktik perawat, praktik

Mendayagunakan

IPTEK dokter,praktik dokter gigi, poliklinik,

kesehatan

kepada balai pengobatan, praktik dokter/klinik

dasar

perorangan.

24 jam, praktik bersama dan rumah


bersalin.

Strata II (Lanjutan)
mendayagunakan

Termasuk Puskesmas
Praktik dokter spesialis, praktik dokter
IPTEK gigi spesialis, klinik spesialis, balai

kesehatan spesialistik kepada pengobatan penyakit paru-paru (BP4),


perorangan.

balai

kesehatan

(BKMM),

balai

mata

masyarakat

kesehatan

jiwa

masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas


Strata III (Unggulan)
mendayagunakan

C dan B non pendidikan


praktik dokter spesialis

konsultan,

IPTEK praktik dokter gigi spesialis konsultan,


14

kesehatan

subspesialistik klinik spesialis konsultan, rumah sakit

kepada perorangan.

kelas B pendidikan dan kelas A

D.SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN


Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat berkesinambungan
artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.
2. Dapat diterima dan wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat.
3. Mudah dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5.Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu menurut Somers adalah:
1. Pelayanan kesehatan yang memadukan berbagai upaya kesehatan yakni peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan,pencegahan dan penyembuhan penyakit,pemulihan.
2. Pelayanan kesehatan yang tidak hanya memperhatikan keluhan penderita,tapi juga latar
belakang ekonomi,sosial,budaya,psikologi dan lainnya.
E.STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian pelayanan
kesehatan berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan kesehatan.
Stratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama. Namun secara
umum stratifikasi pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
15

1.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan

masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi kesehatan). Yang
dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out
patient services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan Balkesmas.
2.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua


Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang

lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in
patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer dan
memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit
tipe C dan D.
3.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga


Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan

yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh
tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A
dan B (Azwar, 1996).
F.JENJANG PELAYANAN KESEHATAN
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan
kesehatan dibedakan atas lima, yaitu:
1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.
2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu,
polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan oleh puskesmas dan unit fungsional
dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain.
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
16

Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit
paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat
(BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat (BKOM), sentra pengembangan dan
penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit
swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga
Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit
provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.
G .UPAYA PELAYANAN RUJUKAN
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem
kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu
pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan
sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik
atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari :
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk.
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :
1.Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit
kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
17

2.Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk
pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien
dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas.
Rujukan secara konseptual terdiri atas:
1.Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:
a.Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan lain-lain.
b.Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap.
c.Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga yang
lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan
dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2.Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang meluas meliputi:
a.Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan.
b.Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan
asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada
bencana alam, gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
c.Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi
bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum
penduduk, dan sebagainya.
Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:
1.Rujukan upaya kesehatan perorangan
a.
b.
c.
d.

Antara masyarakat dengan puskesmas


Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas
Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap
Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan lainnya.

2.Rujukan upaya kesehatan masyarakat


a. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota
b. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas
sektoral
c. Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu mananggulangi, bisa
diteruskan ke provinsi atau pusat (Trihono,
BAB III
PENUTUP

18

A.KESIMPULAN
1.Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
2.Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu sub system dalam SKN (Sistem
Kesehatan Nasional)
3.Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.
4.Jenis pelayanan kesehatan adalah pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
5.Syarat pokok pelayanan kesehatan adalah tersedia dan berkesinambungan,dapat diterima
dan wajar,mudah dicapai,mudah dijangkau,dan bermutu.
6.Stratifikasi pelayanan kesehatan adalah :
a.Pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b.Pelayanan kesehatan tingkat kedua.
c.Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
7.Jenjang pelayanan kesehatan adalah :
a.Tingkat rumah tangga.
b.Tingkat masyarakat.
c.Fasilitas pelayanan tingkat pertama.
d.Fasilitas pelayanan tingkat kedua.
e.Fasilitas pelayanan tingkat ketiga.
8.Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito,Wiku.2007.Sistem Kesehatan.Jakarta:PT Raja Gravindo
19

Persada.
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo.2001.Peran Pelayanan Kesehatan Swasta
dalam Menghadapi Masa Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan
Daily.
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai