Latar belakang
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan
obat yang telah diteliti oleh para ahli yang mana
sampai sekarang tercantum pada buku-buku
maupun artikel obat tradisional. Tumbuhan obat
atau yang biasa dikenal dengan obat herbal
adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional
, fitofarmaka dan farmasetika, dapat berupa
simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan)
ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni
berasal dari alam, yang dimaksud dengan obat
alami adalah obat asal tanaman.
organoleptik
Bentuk
: Padat, serbuk, kering,
kental, cair
Warna : Warna dari ciri luar , dan
warna bagian dalam
Bau : Aromatik, tidak berbau dan
lain-lain
Rasa
: Pahit, manis, khelat dan
lain-lain
fisika
Penetapan Kadar Air
Kandungan air yang berlebihan pada bahan / sediaan
obat tradisional akan mempercepat pertumbuhan
mikroba dan juga dapat mempermudah terjadinya
hidrolisa terhadap kandungan kimianya sehingga dapat
mengakibatkan penurunan mutu dari obat tradisional.
Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu simplisia
sebaiknya dicantumkan dalam suatu uraian yang
menyangkut persyaratan dari suatu simplisia.
Tujuan dari penetapan kadar air adalah utuk mengetahui
batasan maksimal atau rentang tentang besarnya
kandungan air dalam bahan.
kimia
Parameter ini digunakan untuk
mengetahui identitas kimia dari
simplisia. Uji kandungan kimia
simplisia digunakan untuk
menetapkan kandungan senyawa
tertentu dari simplisia. Biasanya
dilakukan dengan analisa
kromatografi lapis tipis (KLT).
Uji Toxikologi
Uji toksikologi umum adalah berbagai
uji yang dirancang untuk
mengevaluasi efek umum suatu
senyawa secara keseluruhan pada
hewan uji, meliputi :
1. Uji Toksisitas Akut
2. Uji Toksisitas Sub-kronik (Jangka
Pendek)
3. Uji Toksisitas Kronik (Jangka
Uji Farmakologi
Uji farmakologi merupakan salah satu persyaratan
uji untuk calon obat. Dari uji ini diperoleh informasi
tentang efikasi (efek farmakologi) dan profil
farmakokinetik (meliputi absorpsi, distribusi,
metabolisme dan eliminasi obat) calon obat. Hewan
yang baku digunakan adalah galur tertentu dari
mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing atau
beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan
ini sangat berjasa bagi pengembangan obat.
Semua hasil pengamatan pada hewan menentukan
apakah dapat diteruskan dengan uji pada manusia