Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Listrik merupakan bentuk energi yang sangat penting dalam proses

kehidupan masyarakat, bahkan menjadi kebutuhan primer baik di kota maupun di


desa. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke
tahun sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan tersebut ditandai pula oleh beberapa hal seperti:

Perkembangan Industri dan Bisnis yang semakin maju.

Pertambahan penduduk yang dengan sendirinya akan menyebabkan


bertambahnya pemakaian listrik.

Peralatan yang membutuhkan tenaga listrik makin bertambah.


Komunikasi data dari pelanggan ke pihak PT. PLN ( Persero ) , dalam hal ini

bagian Transaksi Energi ( TE ) sub Bidang Pencatatan Meter ( CATER ) masih


menjadi kendala yang menghambat proses pekerjaan di bidang ini. Karena dalam
pelaksanaannya masih banyak di area pelayanan pembacaan meternya masih
dengan cara manual.
Pembacaan meter dengan cara manual memanfaatkan tenaga manusia untuk
mengambil data di pelanggan. Dalam prosesnya, cukup banyak masalah yang
didapat diantaranya : kendala sinyal ataupun batere dari hp cater yang terkadang
menggangu kerja dari pada cater saat ingin melakukan pengiriman angka stand
meter dari KWH Meter pelanggan, dan juga terkena kendala pada cater yang baru
yang masih sulit untuk mendapatkan alamat tujuan dari tiap pelanggan, selain itu
hasil pengambilan gambar yang kurang jelas sehingga KWh meter tidak bisa
dibaca.
Maka dari itu PT PLN (Persero) Area Semarang mnerapkan meter elektronik
AMR (Automatic Meter Reading) menggunakan sistem modem GSM / GPRS
dimana teknologi sistem ini mampu melakukan komunikasi data melalui jaringan
GSM / GPRS. Penggunaan sistem AMR ini cukup mahal, PLN hanya
menggunakan sistem teknologi ini untuk pelanggan pelanggan besar dengan

daya di atas 41,5 KVA. Berdasarkan hal tersebut, pada laporan kerja praktek ini
penulis akan membahas lebih rinci mengenai Sistem Automatic Meter Reading
(AMR) di PT. (PLN (Persero) Area Semarang.
1.2

Batasan Permasalahan
Adapun detail masalah yang akan diuraikan penulis adalah sebagai
berikut:
Pengertian Automatic Meter Reading
Fungsi sistem Automatic Meter Reading
Perangkat sistem Automatic Meter Reading.
Networking dan penggunaan sistem Automatic Meter Reading.
Keuntungan dan kelemahan sistem Automatic Meter Reading.
Sistem pembacaan meter jarak jauh
Energize Automatic Meter Reading.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Automatic Meter Reading (AMR)


Automatic Meter Reading (AMR) adalah sebuah teknologi pembacaan

data secara otomatis dari meter elektronik kemudian dikirimkan ke pusat basis
data, dengan cara ini penagihan dapat berdasarkan tingkat penggunaan sebenarnya
dan tidak berdasarkan penggunaan sebelumnya, selain itu dapat dilakukan analisis
jika diperlukan data secara lengkap, serta memberikan kendali pada konsumen
agar peggunaan listrik lebih baik. Parameter yang dibaca pada umumnya terdiri
dari Stand, Max Demand (penggunaan tertinggi), Instantaneous, Load Profile
(load survey) dan Event (SMILE).

Gambar 2.1 Konfigurasi sistem Automatic Meter Reading secara sederhana


2.2 Fungsi Sistem AMR (Automatic Meter Reading)
1. Mengukur Energi listrik yang digunakan secara jarak jauh.
2. Mengetahui saluran phasa tegangan yang digunakan ( R S T ).
3. Mengetahui frekuensi dan durasi padam.
4. Mengetahui data Load Profile tegangan (V), arus (I), energi (kWh dan
kVArh), sehingga bisa memantau energi listrik yang dipakai oleh
5.

pelanggan.
Mengetahui data konsumsi daya maksimum (KVA Max).

6.

Mengetahui bila beban sudah mendekati maksimum dan jam nyala yang
dipakai pelanggan.
7. Mengetahui data Standmeter Billing Reset (Bulanan).
8. Mengetahui data pengukuran sesaat (instantaneous measurement).
9. Menyajikan data Energy Usage.
10. Menentukan batas tarif Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) dan Waktu
Beban Puncak (WBP).
2.3
a)

Komponen komponen Sistem AMR (Automatic Meter Reading)


Perangkat keras AMR
1.
Meter Elektronik
Dalam pengukuran dengan menggunakan Meter Elektronik PT. PLN
(Persero) Area Semarang menggunakan tiga merk meter elektronik, yaitu
EDMI, Ladys + Gyr, dan Actaris. Meter elektronik dapat memproses parameter
parameter yang diperlukan seperti besar daya , arus, daya semu, fasor, time
switch, dan selector switch.

2.

Modem
Modem adalah penggabungan keduanya, yang berarti bahwa
modem adalah alat komunikasi dua arah. Modem ini berfungsi
mengirimkan load profile pelanggan dari data metering digital kemudian
dikirim ke server Automatic Meter Reading melalui provider yang telah
dipilih. Modem yang digunakan di PT. PLN (Persero) Area Semarang
adalah modem GSM/GPRS Fargo Maestro, MLIS, Cinterion yang
dipakai sebagai penghubung antara saluran komunikasi dengan meter
elektronik / komputer.

3.

Media Komunikasi
Media atau saluran komunikasi dipakai untuk menghubungkan
antara komputer dengan meter elektronik, dapat berupa telepon PSTN
atau GSM. Namun saat ini jaringan PSTN sudah tidak digunakan.
Sedangkan untuk interface komunikasi yang paling umum tersedia di
Meter Elektronik, dan juga pada IED (Intelligent Electronic Device)

4.

lainnya, adalah interface Serial (RS-485 / RS-232).


GSM (Global System for Mobile Communication)

Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah


sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital. Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi
berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai
5.

pada tujuan.
GPRS (General Packet Radio Service)
GPRS (General Packet Radio Service) adalah suatu teknologi yang
memungkinkan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat jika
dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit Switch Data atau
CSD. Sering disebut pula dengan teknologi 2,5G. Sistem GPRS dapat
digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data) yang berkaitan

6.

dengan email, data gambar (MMS), dan penelusuran (browsing) internet.


Kabel USB
Kabel USB merupakan komponen yang digunakan pada system
AMR yang ada di lapangan yang berfungsi untuk menghubngkan data

7.

pada memori meter elektronik dengan modem.


Charger
Charger merupakan komponen pendukung pada sistem AMR yang
berfungsi untuk memberikan supply pada modem, agar modem dapat
bekerja dengan tegangan yang sesuai dan stabil.

b)

Perangkat Lunak (Software) Ametys


Software AMR mempunyai fungsi utama untuk menyimpan data-data

yang dibaca dari Meter ke dalam format / table database, untuk digunakan oleh
aplikasi lainnya (Energy Process Information). Software AMR terdiri atas tiga
bagian, yakni :

2.4
a)

Protokol Driver (fungsi pengambilan / penerimaan data)

Gateway / Data Handler (fungsi pemisahan dan pengolahan data)

Database (fungsi penyimpanan data)

Tingkatan Pengguna Perangkat Lunak Ametys


Administrator
Merupakan pengguna dengan tingkatan tertinggi dalam mengoperasikan

software Ametys. Administrator dapat membaca semua data atau parameter di


KWh, dapat mengubah atau membuat parameter di KWh, dapat mengubah atau
membuat parameter konfigurasi, dapat memprogram secara parsial dari
keseluruhan konfigurasi meter ke meter KWh, serta dapat menambah penggunaan
baru maupun pengguna yang sudah ada.
b) Full
Merupakan pengguna di bawah level administrator, tetapi level full tidak
dapat menambah pengguna baru. Pengguna level ini berwenang menyiapkan
KWh meter yang akan dipasang, mempersiapkan peralatan untuk memprogram
keseluruhan konfigurasi ke KWh meter, mereset profil beban, merest pencatat jika
terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan timbulnya alarm, serta dapat
melakukan clear atau reset alarm di lokasi tersebut.
c) Download
Merupakan pengguna dengan kriteria pekerjaan di lapangan. Bekerja saat
awal pemasangan KWh meter dan saat keperluan pemecahan masalah
(troubleshooting) di pelanggan. Dalam kondisi tertentu, pengguna dengan
tingkatan download ini diberikan akses untuk melakukan setting ke KWh meter
seperti setting modem, clock, dan lain sebagainya.
d)

Evaluation

Merupakan pengguna dengan hak akses diberikan ke pelanggan. Pengguna


level ini diberi akses untuk melakukan pengambilan (upload) data meter KWh
yang meliputi data stand energi register, historical data, data sesaat dan status
jaringan. Pekerjaan ini dilakukan rutin tiap bulan (untuk keperluan penagihan).
2.5

Networking Sistem AMR


Sistem AMR berbasis distributed network yang menghubungkan antara

meter pelanggan dengan server. Pusat kendali AMR dengan sistem eksisting di
Area Semarang menggunakan infrastruktur LAN, networking antar pusat kendali
AMR di Area dengan kantor distribusi menggunakan infrastruktur WAN atau
intranet.
Konfigurasi AMR yang digunakan adalah desentralisasi AMR dipasang di
setiap APJ yang berfungsi sebagai pusat kendali AMR, sehingga yang
bertanggung jawab dalam pengambilan data meter elektronik oleh pusat kendali
AMR di area secara otomatis akan bereplikasi ke database server AMR di kantor
area jika diperlukan. Sistem AMR di kantor distribusi mampu melakukan
pengambilan data meter elektronik misalnya, bila sistem AMR di area mengalami
gangguan, maka sistem AMR di kantor distribusi akan mengambil alih tugas
AMR di Area tersebut. AMR kantor distribusi sebagai pusat konsolidasi dan juga
memantau kinerja di setiap AMR area.

Gambar 2.2 Konfigurasi Sistem AMR PT. PLN (Persero)


Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

2.6

Keuntungan dan Kelemahan Sistem AMR


Keuntungan :
a) Pencatatan meter lebih akurat.
b) Proses penerbitan rekening lebih cepat (hasil pembacaan diolah
sistem Billing secara otomatis).
c) Upaya peningkatan mutu pelayanan melalui informasi data
penggunaan energi listrik secara langsung yang dikonsumsi oleh
pelanggan dalam bentuk record.
d) Menekan losses yang terjadi dengan adanya sistem yang dapat
memonitor.
e) Biaya pengoperasian cukup rendah jika dibandingkan dengan
keuntungan yang didapatkan dan investasi yang besar dapat tertutupi
dengan cukup lamanya pemakaian.
f) Kenetralan protocol memungkinkan berbagai format data dikirim
melalui jaringan.

1)
2)
3)
4)

2.7

Kelemahan :
Biaya investasi mahal.
Biaya komunikasi GSM yang cukup mahal.
Media komunikasi masih sering terganggu dan ketergantungan
kepada provider.

Metode Pembacaan Data Meter


a) On Site
On Site adalah cara pembacaan yang dilakukan di tempat meter berada.

Pembacaan langsung ( direct )


Pembacaan langsung merupakan mertode pembacaan yang

dilakukan pada port komunikasi RS 232 dan RS 485 (multidrop) pada


meter menggunakan kabel data meter. Alat yang diperlukan untuk
komunikasi menggunakan kabel data meter langsung adalah PC/Laptop (
Software Baca Meter) dan kabel data meter.

Gambar 2.3 Pembacaan data untuk meter lebih dari 1 dengan 1 media
komunikasi (Multidrop)

Optical Probe
Pembacaan dilakukan menggunakan Optical Probe merupakan

pembacaan meter menggunakan kabel data meter Optical Probe.

Gambar 2.4 Pembacaan data dengan Optical Probe

b) Remote
Remote adalah cara pembacaan yang dilakukan dari jauh dengan
remote menggunakan jalur telepon,LAN,atau yang lainnya,sehingga tidak
terhubung langsung ke meter.

CSD ( Circuit Switch Data)

Circuit

Switch

Data

adalah

sistem

transmisi

data

yang

menggunakan jaringan mobile phone dengan sistem Time Division


Multiple Access (TDMA). Sistem komunikasinya seperti sistem GSM
(Global System for Mobile Communication).

Gambar 2.5 Struktur komunikasi dengan modem GSM (CSD)

Komunikasi data meter dengan Paket Data GPRS ( General


Packet Radio Service )
Komunikasi data meter GPRS ( General Packet Radio Service )

merupakan suatu sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang


menggunakan prinsip tunnelling. Kanal kanal komunikasi yang di pakai
untuk transmisi data dapat di gunakan bersama sama atau istilahnya
sharing.

Gambar 2.6 Komunikasi meter dengan GPRS

2.8
a)

Troubleshooting Komunikasi Meter


Pembacaan Data langsung
Server akan mendeteksi pesan jika terjadi pesan error di software baca

meter, kemudian petugas melakukan pengecekan jenis error pada meter, jika
terjadi error pada konfigurasi meter di aplikasi maka dilakukan pengubahan
konfigurasi meter sesuai dengan meter yang terpasang (meter seri, password,
firmware, dan lain lain). Apabila yang bermasalah pada setting port komunikasi
di PC / Lapotop maka solusinya adalah mengubah setting port pada komunikasi di
PC / Laptop. Apabila error pada kabel data (konfigurasi dan konektivitas) maka
solusinya adalah mengganti kabel data modem.
b)
Pembacaan Data Remote Secara CSD
Server akan mendeteksi pesan jika terjadi pesan error di software baca
meter, kemudian petugasn melakukan pengecekan jenis error pada meter, jika
terjadi error pada konfigurasi meter di aplikasi maka dilakukan pengubahan
konfigurasi meter sesuai dengan meter yang terpasang (meter seri, password,
firmware, dan lain lain). Apabila yang bermasalah pada komunikasi modem
maka solusinya yaitu dengan mengecek nomer modem GSM pada meter. Apabila
error pada kabel data komunikasi antara meter dengan modem GSM maka
solusinya adalah mengganti kabel data modem. Cek meter dengan pemeriksaan
langsung solusinya menegce jaringan koneksi GSM. Apabila terjadi error pada
SIM card maka solusinya adalah dengan mengganti SIM card baru.

c)

Pembacaan Data Remote Secara GPRS


Server akan mendeteksi pesan jika terjadi pesan error di software baca

meter, kemudian petugas melakukan pengecekan jenis error pada meter, jika
terjadi error pada konfigurasi meter di aplikasi maka dilakukan pengubahan
konfigurasi meter sesuai dengan meter yang terpasang (meter seri, password,
firmware, dan lain lain). Apabila terjadi masalah pada koneksi ke jaringan
internet maka solusinya dengan menghubungkan PC/ Laptop ke jaringan internet.
Apabila terjadi error pada registration server maka hidupkan kembali registration
server. Mengecek keaktifan ID GPRS, solusinya dengan mengecek data modem /
controller GPRS ke meter. Apabila ada error pada modem GSM / GPRS maka
solusinya adalah mengganti modem atau SIM cad GPRS. Apabila terjadi error
pada controller modem GPRS, maka dilakukan reset pada controller dan modem
GPRS. Apabila terjadi error pada kabel data modem controller GPRS, maka
solusinya mengganti kabel data GPRS.
2.9

Sistem Pembacaan Meter Jarak Jauh


Model komunikasi yang digunakan antara pusat kendali sistem pembacaan

meter dan meter elektronik itu sendiri adalah komunikasi 2 arah. Dimana pusat
kendali akan mengirimkan informasi permintaan ke pengumpul data terkendali
atau meter, dan kemudian meter atau pengumpul data terkendali mengirimkan
informasi yang diminta ke pusat kendali sistem pembacaan meter energi
terkendali jarak jauh. Proses pengiriman informasi ini dilakukan secara bergantian
(half duplex) dan periodik.
Untuk konfigurasi sistem pembacaan meter jarak jauh, menggunakan
konfigurasi terpusat, dimana meter mengirim data ke pusat kendali pembacaan
meter wilayah, kemudian beberapa data tertentu oleh pusat kendali pembacaan
meter wilayah dikirim ke unit distribusi. Untuk keperluan pencetakan rekening
dan pelayanan, distribusi mempunyai tugas menganalisis data sepenuhnya.
2.10

Energize Automatic Meter Reading (AMR)


Energize Automatic Meter Reading (AMR) merupakan serangkaian

penyambungan baru pada pelanggan di atas 41.5 KVA, yang meliputi pemasangan

meter elektronik baru, pemasangan modem, wiring serta menghubungkan secara


GSM / GPRS pada sistem AMR.
Dalam proses energize maupun pemeliharaan terdapat aturan dan
ketentuan yang harus dilaksanakan, agar tidak salah dalam prosesnya, sehingga
tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Ketentuan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam energize AMR
dan komponen pendukung adalah sebagai berikut :
Meter Elektronik dipasang pada pelanggan dengan daya kontrak di atas 41.5
KVA dengan tarif B2, I2, B3, I3, I4, P2, S3, dan T.
Meter Elektronik diprogram oleh supervisor APP / AMR / metering di kantor
distribusi / wilayah / cabang / APJ / AJ sesuai ketentuan yang berlaku di
masing masing unit, berdasarkan wewenang sekuriti dengan menggunakan

software masing masing meter.


Level keamanan ditetapkan melalui password sesuai dengan tingkatannya
yang disetujui oleh manager bidang distribusi.
Jadwal pemasangan Meter Elektronik di pelanggan dilakukan dengan
koordinasi supervisor pelanggan dengan AJ dan AP terkait.
Sebelum melaksanakan pemasangan / penggantian dengan Meter Elektronik di
pelanggan, petugas pasang harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa instalasi meter kWh eksisting terpasang tidak bermasalah atau terdapat
indikasi pelanggaran dari P2TL dan menuangkannya dalam berita acara
pemeriksaan (BA P2TL).
Short current transformator (CT) / Trafo Arus di box APP adalah wewenang
AJ (Area Jaringan), sehingga pelaksanaannya dilakukan oleh pelaksana dari
AJ wilayah kerja setempat dan pihak (petugas) dari kantor distribusi (KD)

hanya sebatas membantu dalam pelaksanaannya.


Sebelum pelaksanaan penggantian / pemasangan Meter Elektronik, terlebih
dahulu melakukan pengecekan terhadap rasio CT terpasang (inject CT) dan
menyesuaikan dengan data induk langganan (DIL).
Apabila ditemukan adanya kunci kunci gardu yang masih berada di
pelanggan, maka petugas pasang dari KD dan AJ menyelesaikan masalah
tersebut sesuai prosedur P2TL, kemudian pemasangan Meter Elektronik dapat
ditangguhkan.
Pelaksanaan pemasangan / penggantian dengan kWh Meter Elektronik dapat
ditangguhkan.
Pelaksanaan pemasangan / penggantian dengan kWh Meter Elektronik di
pelanggan harus dibuat berita acara penggantian (BA penggantian kWh meter)
dan disertai pelaksanaan commissioning untuk memastikan bahwa meter yang
telah terpasang berfungsi dengan benar.
Commissioning hasil pemasangan kWh Meter Elektronik dibuat dalam
rangkap 4 (empat) yang ditandatangani oleh petugas dari PT. PLN (Persero)

Kantor Distribusi dari AJ dan pihak AP terkait.


Penyegelan terhadap instalasi meter tersebut kelengkapannya dan kontak box
APP pelanggan dengan daya kontrak > 200 KVA disegel dengan segel
pelaksana / pengawas dari kantor distribusi (KD).
Pemasangan modem PTSN atau GSM sebagai sarana komunikasi oleh tim
pasang sedapat mungkin dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan Meter
Elektronik dengan memanfaatkan sumber tegangan fasa fasa (100 Volt /
AC) dari trafo tegangan (PT) digardu atau existing power (220 Volt / AC)
sebagai power modem GSM nya.
Untuk Meter Elektronik yang sudah terpasang dengan modem PSTN atau
GSM, sebagai sarana komunikasi pengirim data, selanjutnya dicoba diremote
dari ruang kontrol AMR untuk memastikan bahwa sarana komunikasi yang
tersambung pada Meter Elektronik sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
Meter Elektronik yang sudah tersambung dengan sarana komunikasi sistem
AMR dan dapat diremote dari ruang control.
Serta password manager pada control center dapat diubah sesuai kebutuhan
dan dilaksanakan oleh manager yang bersangkutan.

2.11
a)

Download Data
Load profile
Menyajikan data Load Profile tegangan (V), arus (I), energi (kWh dan

kVArh). Menyajikan data yang dibaca secara periodik (mis. per 30 menit)
untuk tegangan, arus dan energi dalam bentuk tabel dan grafik.
b) Event list
Menyajikan data Event list seperti data-data:
1. Wh deliver
2. Wh Receive
3. VARh deliver
4. Cos
5. RMS Arus Fasa R
6. RMS Arus Fasa S
7. RMS Arus Fasa T
c) Data Real Time
Menyajikan data pengukuran sesaat seperti data-data:
1. Tegangan (V) per fasa
2. Arus (I) per fasa
3. Daya Aktif (kW) per fasa
4. Daya (kVA) per fasa
5. Daya Reaktif (kVAr) per fasa
6. Data Faktor Daya
7. Frekuensi
8. Dan data sesaat lain yang disediakan oleh meter AMR
2.12

Billing atau Rekening

Billing merupakan proses penyetakan rekening yang dilakukan setiap awal


bulan tanggal 1. Sistem billing merupakan sistem yang mengatur dan mencatat
segala transaksi yang terjadi.
2.13

Download Data Meter


Download data Meter Elektronik adalah kegiatan untuk melihat atau

mengambil data data yang terekam dalam memori Meter Elektronik untuk
dievaluasi apakah pengukuran energy di pelanggan terukur normal secara
continue atau dalam waktu tertentu energy yang digunakan pelanggan tidak
terukur secara normal (abnormal).
Download data meter juga dapat digunakan untuk mengetahui kurva atau
grafik beban di pelanggan yang bersangkutan. Download data meter dapat
dilakukan secara remote atau secara otomatis dari ruang control AMR. Apabila di
Meter Elektronik belum bisa terhubung dengan koneksi komunikasi lewat PSTN
atau GSM, maka pengambilan data dapat dilakukan secara local dengan adanya
petugas yang datang ke lokasi untuk mengambil data dengan membawa notebook
atau laptop melaui optical probe, sehingga data pada Meter elektronik dapat
dicopy ke dalam laptop yang telah diinstal software.

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kerja praktek yang saya

laksanakan di PT. PLN (Persero) Area Semarang pada penggunaan Automatic


Meter Reading sebagai alat pembacaan otomatis pada peralatan Meter Elektronik
adalah :
1.

PT. PLN (Persero) menggunakan media transmisi tanpa kabel untuk


komunikasi data Automatic Meter Reading pelanggan dengan daya di atas

2.

41,5 KVA.
Komunikasi data pembacaan meter pelanggan listrik dengan daya di atas

3.

41,5 KVA menggunakan layanan komunikasi PSTN, GSM, GPRS.


Layanan telekomunikais GSM dan GPRS dipiklih karena daerah cakupan
yang luas, biaya murah, dan teknologinya yang sudah digunakan secara

4.

umum.
Software Ametys merupakan salah satu software yang digunakan untuk

5.

pengambilan data hasil pengukuran dengan menggunakan teknologi AMR.


Profil arus, profil tegangan, grafik beban sekunder, grafik profile energy
dan kualitas daya sekunder, data realtime instantaneous, serta inforamsi

6.

stand merupakan data-data yang didapat dari hasil teknologi AMR.


Penggunaan sistem AMR bermanfaat sebagai keakuratan dari tagihan
rekening pelanggan, dengan adanya sistem yang dapat memonitor

7.

keadaan, maka losses distribusi dapat ditekan.


Biaya pengoperasian AMR yang sedikit, menutupi biaya investasi yang

8.

besar memberikan keuntungan bagi pengguna AMR.


Adanya sistem Automatic Meter Reading yang dapat melaporkan jika ada
sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, sehingga mempermuda P2TL dalam

9.

melakukan analisa dan menetapkan target operasi (TO) lapangan.


Kenetralan protocol memungkinkan berbagai format data dikirim melalui
jaringan dan kebebasan dalam memilih peralatan pendukung, sehingga

10.

memudahkan pemasangan sistem AMR.


Komunikasi pembacaan meter elektronik dilakukan dengan metode On
Site maupun Remote.

11.

AMR mempermudah billing karena data pembacaan AMR dapat langsung

12.

dikirim ke pusat percetakan rekening.


Download data dapat dilakukan secara remote maupun local data yang
terdiri dari data load profile, event list, dan data real time.

3.2

SARAN
Selama mengikuti kerja praktek di PT. PLN (Persero) Area Semarang,

maka saya dapat memberikan sedikit saran sebagai berikut :


1.

Harga meter elektronik serta biaya pemasangan yang masih tergolong


mahal, oleh karena itu, sebaiknya dicari jenis meter elekronik yang
harganya lebih terjangkau.

2.

Sering terjadi kegagalan komunikasi akibat sinyal GSM terputus. Hal ini
sangat menghambat proses pengambilan data. Oleh karena itu, harus dicari
provider yang bisa menjadi mitra kerja untuk membuat suatu sistem
jaringan

komunikasi

ditanggulangi.

khusus

agar

kegagalan

komunikasi

dapat

Anda mungkin juga menyukai