PENDIDIKAN
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Cece dan Rusyan Tabrani, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar
1984)
1994)
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Nilai pada Mata Kuliah
Supervisi Pendidikan dengan Dosen Pengampu Zaini, S.Pd.I
Oleh:
MUHAMMAD RAHMADANI
NIM: 2012121591
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan judul Proses Supervisi Pendidikan pada Mata Kuliah
Supervisi Pendidikan.
Shalawat
dan
salam
semoga
selalu
senantiasa
tercurah
kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan
pengikut beliau hinggga akhir zaman. Yang telah membawa kita dari alam
kebodohan menuju alam terang benderang bercahayakan iman, islam, dan
ihsan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Dosen Mata Kuliah Supervisi Pendidikan yang telah mendukung kami hingga
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna
apa yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam
penulisan serta isi atau materi, kami mohon saran dan kritiknya secara
langsung maupun tidak langsung, untuk kesempurnaan makalah ini.
Kandangan, 14
September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Definisi
Supervisi........................................................................................... 2
B. Definisi Pendidikan.......................................................................................
2
C. Definisi Supervisi Pendidikan........................................................................
3
D. Proses Supervisi
Pendidikan.......................................................................... 4
E. Langkah-Langkah Supervisi Pendidikan.......................................................
5
BAB III PENUTUP............................................................................................ 8
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 8
B.
Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan
para pendidik serta berbagai sumber pendidikan[1]. Interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi
pendidikan, pengajaran, latihan, serta bimbingan. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal, maka diperlukan sesosok guru yang professional. Proses pendidikan akan berhasil
dengan baik jika didukung oleh seorang guru yang professional, karena dalam dunia
pendidikan khususnya bagian pengajaran tolak ukur keberhasilannya adalah guru.
Pembelajaran yang efektif mampu menghasilkan output anak didik yang berkualitas.
Pembelajaran yang kondusif dan dinamis juga tidak menafikkan peran guru sebagai
perantara transfer ilmu ke murid. Keberadaan supervise pendidikan memiliki peran penting
dalam mengawasi dan mengamatai kinerja guru dalam membimbing anak didik menjadi
insane yang berkualitas. Dalam kenyataannya tidak sedikit dari para pendidik menemui
beberapa hambatan yang menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan proses belajar
mengajar. Adanya hambatan bisa berakibat pada kurangnya daya inovasi guru dalam
mengajar dan lemahnya motivasi guru dalam meningkatkan kemampuan murid[2].
Seorang guru tidak akan lepas dari kekurang sempurnaan, sehingga guru juga
memerlukan bimbingan dan arahan dan juga bantuan dari orang yang lebih berpengalaman
dan ahli. Tidak dipungkiri adanya guru yang kurang professional sangat menguatirkan dunia
pendidikan, banyak faktor yang menyebabkan guru kurang professional, hal ini merupakan
indikasi bahwa faktor guru sebagai pengajar sangat berperan penting dalam menghantarkan
anak didik menjadi berhasil di kemudian hari. Keberadaan sekolah sebagai lembaga yang
mengelola pendidikan mempunyai peranan penting dalam perekrutan guru, karena baik dan
buruknya guru menjadi tanggung jawab pihak sekolah yang telah memberikan tanggung
jawab kepada guru harus sering dilakukan oleh pihak sekolah guna menabah mutu dan
kemampuan sang guru. Tidak diragukan lagi keberadaan guru merupakan inti pokok dalam
pengembangan bakat anak didik didunia pendidikan[3].
BAB II
PEMBAHASAN
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Arti pendidikan secara umum adalah suatu upaya yang direncanakan guna
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka mampu
melakukan terhadap apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan[9]. Sehingga makna
pendidikan adalah suatu proses transfer ilmu dari guru pada peserta didik guna mencapai halhal tertentu sebagai akibat dari proses pendidikan yang diikuti nantinya bisa bermanfaat
untuk bekal kedepan menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan.
C. DEFINISI SUPERVISI PENDIDIKAN
Supervisi pendidikan dalam pengertian secara makro adalah suatu ilmu
yang mempelajari bagaimana membina sumber daya manusia yang ada
pada pelaksana pendidikan untuk ditata sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sesuai kesepakatan bersama dan dijalankan oleh supervisor.
Penataan dalam hal ini mengandung makna mengawasi, memimpin,
membina, atau mengontrol sumber daya yang meliputi perencanaan,
pengamatan, pengawasan dan pembinaan.
Penataan dalam hal ini mengandung, memimpin, membina atau
mengontrol sumber daya yang meliputi perencanaan, pengamatan,
pengawasan dan pembinaan. Dalam proses penataan sumber daya
manusia tersebut diperlukan adanya sebuah langkah pengontrolan yang
mencakup kunjungan kelas, observasi kelas, wawancara individu, saling
mengunjungi, evaluasi diri dan lain-lain. Supervisi sebagai latihan
bimbingan, tipe supervisi ini berlandaskan suatu pandangan bahwa
pendidikan itu merupakan proses pertumbuhan bimbingan.
Tipe ini baik terutama bagi guru-guru yang baru mulai mengajar
setelah
keluar
dari
sekolah
guru.
Kelemahannya
adalah
mungkin
memperhatikan
beberapa
pendekatan
yang
akan
kualitas
merupakan
pelayanan
suatu
pendidikan,
proses
supervisi
pendekatan
yang
supervise
dilaksanakan
kepada mereka suatu solusi atau arahan untuk mengembangkan daya kreatifitasnya. Mereka
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Semua keputusan diambil dengan jalan
musyawarah bersama. Pelaksanaan keputusan dilakukan bersama-sama karena keputusan
tersebut dirasakan telah menjadi milik bersama.
Supervisi tidaklah merupakan suatu kegiatan tunggal, akan tetapi merupakan
serangkaian kegiatan yang prosesnya berjalan secara sistematis, berencana, dan teratur untuk
tercapainya tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pelaksanaannya
tidak bisa terlepas dari proses inspeksi, walaupun kita tidak bersedia dan mau menerima
inspeksi sebagai supervisi, akan tetapi pada hakekatnya proses supervise berjalan di atas
dasar inspeksi. Hal ini tidak dapat dihindari dalam kenyataannya setiap kali pelaksanaan
supervisi selalu diawali dengan kegiatan inspeksi terlebih dahulu. Dengan kata kalin inspeksi
merupakan salah satu fungsi daripada supervisi. Apabila demikian, sekarang timbul
pertanyaan: apakah setiap kali pelaksanaan supervisi selalu didahului dengan inspeksi
sebelumnya? Jawaban yang dapat diberikan untuk pertanyaan tersebut dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu disatu sisi dapat kita jawab ya dan disisi lain dapat kita jawab tidak. Mari kita
analisis kedua alternatif jawaban tersebut di atas.
Proses supervisi berdasarkan inspeksi, pelaksanaan kegiatan supervisi prosesnya
dapat dimulai dengan mengadakan inspeksi terlebih dahulu untuk mengumpulkan berbagai
data, mengolah data dengan ukuran yang telah ditentukan, dan kemudian menyusun suatu
kesimpulan sebagai suatu konduite. Konduite adalah hasil penilaian sepihak yakni
berdasarkan pendapat pemeriksa dengan ukuran yang ada sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Apabila hasil pemeriksaan itu tidak ada tindak lanjutnya bagi
pembinaan atau pengembangan kemampuan professional guru yang diperiksa, dan hanya
dipakai untuk dasar kenaikan pangkat atau gaji berkala, pemindahan dan konsekuensi
lainnya, maka sampai disitulah batas daripada fungsi pemeriksaan.
Tidak ada usaha peningkatan kemampuan bagi guru yang diperiksa berarti inspeksi
semacam itu tidak dilakukan dalam rangka supervisi. Tetapi jika hasil inspeksi yang telah
dilakukan itu dijadikan sebagai bahan masukan bagi pembinaan atau pengembangan
kemampuan professional guru yang diinspeksi, maka proses semacam itu dilakukan dalam
rangka supervisi. Ini berarti setiap pelaksanaan supervisi diperlukan adanya inspeksi
sebelumnya.
Supervisi adalah merupakan suatu usaha pembinaan kemampuan guru agar dapat
berkembang dalam jabatannya, cenderung demokratis. Oleh karena itu, apabila dimulainya
proses supervisi dengan melalui persetujuan dan kerjasama yang akan disupervisi
sebelumnya, tanpa diawali dengan kegiatan terlebih dahulu, maka proses supervisi ini tidak
didasarkan atas inspeksi. Sesuai dengan prinsip supervisi yang lebih banyak memerlukan
partisipasi dan kerjasama dengan para guru, maka supervisor dapat yang akan disupervisi
untuk bersama-sama mempelajari masalah-masalah yang banyak dihadapi oleh guru-guru,
bersama-sama mencari dan menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan bersama-sama pula
mencarikan cara yang efektif untuk mengatasinya melalui musyawarah mufakat untuk
menemukan kesamaan.
Pendekatan supervisor semacam ini dapat dilakukan hanya dengan kegiatan sepihak
saja oleh inspektur. Mengadakan observasi, kunjungan kelas, pemeriksaan, menelaah laporan
saja tidaklah cukup untuk menilai seorang guru dengan segala masalahnya, tetapi diperlukan
komunikasi edukatif yang langsung berhubungan dengan para guru. Karena dalam proses
supervisi dengan pertemuan atau percakapan pribadi antara supervisor dengan guru dapat
terjadi interaksi edukatif dan saling pengaruh mempengaruhi, ada sifat keterbukaan dan
kekeluargaan yang mereka miliki dan mewarnai pertemuan itu, sehingga lebih memudahkan
ditemukannya jalan keluar bagi pemecahan setiap masalah yang dialaminya.
Supervisi suatu proses yang siklusnya berkepanjangan tidak kunjung selesai walaupun
suatu saat supervisi sudah tidak diperlukan lagi dalam dunia pendidikan, supervisi tetap ada
dan berlangsung sepanjang masa ada manusia yang mau membina diri, belajar dan
berkembang, kemampuannya. Supervisi tidak hanya diperlukan secara mendadak untuk
sesuatu keperluan khusus, untuk penyusunan sesuatu laporan pendidikan dan sebagainya.
Kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya selaku supervisor harus selalu terbuka
mengajak para guru untuk menemukan, menyadari dan mengakui kelemahan-kelemahannya
atau kekurangan-kekurangannya sendiri tanpa ada usaha memanipulasi. Keadaan yang
dialaminya untuk menjaga harga diri dan martabat sesungguhnya akan menyulitkan diri
sendiri. Pendekatan yang bersifat interpersonal dalam supervisi pendidikan perlu diwujudkan
oleh supervisor dan guru-guru.
Persoalan yang dihadapi adalah karena masing-masing guru mempunyai kesulitan
yang unik dengan kadar masalahnya yang berbeda-beda pula, sehingga pemecahannya
memerlukan pendekatan yang berbeda pula dan dengan cara sendiri-sendiri sesuai dengan
jenis dan sifat masalah yang dialaminya.
Proses supervisi sebelumnya dengan perumusan sesuatu masalah yang diduga timbul
dan dialami oleh guru-guru di suatu sekolah atau kelas, selanjutnya diadakanlah penelitian
untuk memperoleh data/ informasi yang berhubungan dengan masalah tersebut. Hasil
pengumpulan data akan dianalisis untuk menemukan kelemahan atau kekurangan daripada
guru-guru tersebut dan diusahakan cara-cara yang terbaik untuk mengatasinya[11].
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Supervisi pendidikan mempunyai makna kerjasama antara guru dan kepala sekolah
untuk mencapai ketentuan pendidikan yang sudah di sepakati bersama. Ketetapan pendidikan
yang dibuat berdasarkan dari beberapa ketentuan pendidikan yang merentang dari tujuan
yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat
pengertian pendidikan yang dimaksud.
Supervisi pendidikan mengandung pengertian proses pengamatan dan pembinaan
supervisor kepada guru guna mencapai tujuan pendidikan yang disepakati. Proses supervisi
pendidikan pada hakikatnya merujuk pada upaya untuk mencapai harapan yang telah
ditetapkan, yang keberadaannya memerlukan peran kepala sekolah yang kooperatif,
demokratif, dan memiliki strategi pendekatan sesuai dengan karakteristik guru, dan strategi
pencapaian.
Langkah supervisi pendidikan lebih difokuskan pada bagaimana seorang kepala sekolah
mampu mengkondisikan guru yang disupervisi menjadi kooperatif dengan supervisor, karena
kurang optimalnya guru dalam mengajar perlu didiskusikan antar guru dan kepala sekolah
supaya masukan dari diskusi dengan guru berguna untuk pembenahan kinerja guru
kedepannya. Dalam ranah pemahaman srategi supervisi kepala sekolah, maka peran kepala
sekolah sebagai supervisor sangat diperhatikan. Tingkat kapabilitas kepala sekolah dalam
memimpin dan mengelola sekolah sangat menentukan keefektifan supervisi sekolah.
B. SARAN
Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada para
pembanca guna menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya, pemakalah ucapkan terima
kasih.
[8] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002), 263.
[9] Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003),16
[10]
Piet A. Suhertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka PengembanganSumber
DayaManusia), hlm, 20
[11] Muhammad, Rifai, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1982
Sumber:http://syaifulplbunm.blogspot.com/p/pengertiansupervisitujuanseta
tenaga.html
Pelaku/TenagaDalamSupervisipendidikan
Pengertiantenagasupervisepebdidikan
Apakah yang dimaksud dengan pelaku supervisi dan siapakah yang dapat
dipandang sebagai pelaku supervisi? Supervisi, seperti yang sudah diberikan
batasannyadibagiandepandandiberlakukandisekolah,mengutamakanpeningkatan
prestasi belajar siswa dengan melibatkan orang banyak. Jika dicaricari secermat
cermatnya,setiapunsuryangadaditiapsekolahsebagaisebuahlembagapendidikan,
sedikitbanyakpastidapatdisebutkansiapasajayangdapatdantepatdiketegorikan
sebagaipelakudalampembelajaran.Namundalamuraianiniyangdiambilhanyalah
unsur yang paling dekat atau langsung terlibat dengan prestasi belajar siswa saja,
yaitu: Pengawas,Kepala Sekolah,wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau
akademik,walikelas,petugasbimbingandankonseling,sertapetugasperpustakaan.
a.Pengawas
Sepertiyangtelahdisebutkansebelumnyabahwaakhirakhirinikegiatansupervisi
tidak dapat berjalan sebagaiman dirancang. Sebagai alasan utama ada dua,(1)
kesibukan pengawas dan kepala sekolah,(2) latar belakang pengawas dan kepala
sekolahyangseringkalitidaktepatdenganbiadngstudiyangdiajarkanolehguruyang
harus mereka supervisi. Denga keterbatasan ini maka pengawas memerlukan
dukunganatausumbangandatadariberbagaipihak.
Dalamkedudukandanfungsinya,pengawasadalahpenanggungjawabutamaatas
terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga
tampilanvisual,sehinggamenghasilkandiagrambatangyangtidakdikenalolehsiswa
yangmemilikinilaitersebut.
d.Wakilkepalasekolahbidangkesiswaan
Didalamlembagapendidikanformalsepertihalnyasekolah,wakilkepalasekolah
bidangkesiswaan adalah pejabat yang bisadikatakan paling akrab dengan seluruh
kehidupansiswa.Dengankedudukanituyangbersangkutandapatmelakukanupaya
pembinaan secara intensif, baik berdasarkan data yang diperolehnya secara sendiri
maupuntitipandaripihaklain,misalnyakepalasekolahdanguru.Apayangharus
dilakukanolehwakilkepalasekolahbidangkesiswaaninitidakdapatdirealisasikan
sendiri, namun demikian perlu diatur dalam kerjasama dengan personil lain yang
mempunyaikaitankepentingan.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh wakasek bidang kesiswaan yang
berkenaandenganbidangsupervisidapatbervariasi:
1. Padawaktuadaacaramemperingatiharibesarataututup tahun ajaran.Sebelum
pelaksanaan sebaiknya disusun rencana yang matang bersama dengan pihakpihak
yangdiperlukan.
2. Sewaktuwaktumelakukantugastugasrutin.Dalamhaliniwakasekitudapatminta
bantuanketuaosisatauwakilkelasyangdidalamkegiatanseharihariyangmemang
sudahakrabdengansiswa.
3. Padawaktuupacarabenderahariseninpagi,wakasekdapatmintatitipkepada
kepalasekolahyangbisamemberikanpidatosambutan.Carainibaikkarenaisipesan
untuk siswa dapat didengar juga oleh pihak lain sekaligus, yaitu wakama bidang
lain,guru,petugas BK,prtugas perpustakaan, dam guruguru lain. Dengan demikian
akanbanyakdukunganatasketerlaksanaanpesanuntukpembinaantersebut.
e.Walikelas
Walikelasadalahpersonilyangebrtanggungjawabataskemajuansiswadikelas
tertentu.Dengankedudukannyaituwalikelastentunyamemilikidatayanglengkap
tentang keadaan siswa yang terdaftar di kelas yang bersangkutan. Apabila data
tersebutdianalisisdapatdiguanakansendiriolehwalikelasdalamrangkapembinaan
pribadi maupun prestasi belajarnya. Selain itu data yang relevan dapat diberikan
kepada pengawas dan kepala sekolah sebagai behan untuk kepentingan pembinaan
untukfurumaupunsiswa.
f.Petugasbimbingandankonseling
Dalamdeskripsitugas,kgiatanyangseharusnyadilakukanolehpetugasbimbingan
dankonselingdisekolahsebetulnyaadatigahalyaitu:
1.Bimbinganpribadi
2.Bimbinganstudi
3.Bimbingankarir
Yangselamainidilakukanolehkonselorbaruterbataspadabimbinganpribadi,
khususnya mengenai anak bermasalah.Dengan demikian kesan yang adapadadiri
anaktentangpetugasBKdenganjulukan:tukangmanggilanaknakal.Siapayang
mendatangi atau masuk ke ruang BK berarti anak bermasalah. Alangkah
menyedihkanjikasemuasiswaberpandangandemikian.
g.Petugasperpustakaan
Pembelajarandapatberhasilapabiladidukungdengansumberbahanyangcukup
banyak,memadai,danbervariasi.Bukupaketyangadadanberedarsaatiniolehpihak
berwenang memang sudah diusahakan keberadaanya oleh pemerintah, dan relatif
sudahmencukupi.Namunsangatdisayangkanbahwakemampuanpemerintahsaatini
masih sangat terbatas sehingga belum sanggup memberikan kepada semua sekolah
swastamaupunmadrasahsecaramerata,apalagiuntuksemuasiswa.Idealnya,setiap
siswa memiliki buku paket yang dapat disimak bersama ketika guru menjelaskan
konsepkonsepyangadadidalamnya,lalusesudahitudibawapulanguntukditelaah
kembalidandikuasimelaluipemahamandanhapalan.
Di samping buku paket tersebut pemerintah juga menerbitkan bukubuku
suplemen.Jikabukupaketberisikonsepkonsepyangrelatifbakuuntukbidangbidang
ilmu yang sudah mantap, buku suplemen dapat berisi konsepkonsep baru yang
munculnyasusulmenyusuldansangatlahsulitjikasemuanyaharusditambahkanpada
bukupaket.Selainkonsepkonsepbaru,bukusuplemenjugadapatberupainformasi
dan contohcontoh kasus setempat sebagai tambahan wawasan dalam menerapkan
konsep. Oleh karena itu yangideal, buku suplemen tersebut tidak dicetak di pusat
tetapididaerah.
Petugas perpustakaan sebagaiorangyangtelah ditunjuk dan diserahitanggung
jawabpengelolaperpustakaan,dapatmembantupeningkatanprestasisiswamaupun
pemanfaatan bahan koleksi perpustakaan. Ada dua pendekatan untuk
mengembangkanpemberdayaanperpustakaan,yaitu:
1. Mengembangkanbahankoleksiperpustakaan
Sudah dijelaskan bahwa di masyarakat luas dan di lingkungan sekolah sendiri
sebetulnya sudah bertebaran calon bahan koleksi yang dapat diangkat menjadi
bahankoleksiperpustakaan.Petugasperpustakaan(danstafsekolahyanglain)dapat
mengembangkan bahan koleksi melaluoi caracara yang tidak konvensional. Yang
dimaksuddengancarakonvensionaladalahmenambahbahankoleksidenganmembeli
bukubarudaritokobuku.Carasepertiitutentusajabaik,teyapibesarkendalanya
karenadanasebagaisaranapengadaannyasangatsusahdidapatkan.Untukmengatsi
kendalatersebutdisarankancarcarayanginkonvenssional,antaralain:
1.Menghimpunlembarandakwahatauiklan
2.Mengumpulkanmajalahbekas
3.Memanfaatkanklipingsiswa
4.Menghimpunmajalahdinding,dan
5.Mintabantuandarisiawaataulembagalain.
6.Menggalakkanpemanfaatanbahankoleksi
Penguasaankonsepilmuolehsiswayanghanyadilakukanlewatbukupaketdan
sedikit tambahan penjelasan dari guru, kadangkadang sudah mencukupi bagi
penguasaan konsepkonsep tertentu, tetapi masinh sangat belum mencukupi bagi
konsepkonseplainyangperkembanganpenerapandimasyarakatsangatcepatmaju.
Untuk kelompok yangkeduaini sangatdiharapkan dari guru maupun siswadapat
menambahsendirimembacabukubukudanmenelaahsertamengaitkandenganapa
yangsudahtertaradidalambukudanpenjelasanguru.
Sampaisaatinibanyakguruyangmampudanmaumemberikantugastambahan
kepada siswa untuk menambah penguatan penguasaan konsep melalui buku atau
bahan lain yang erupa sumber ilmu pengetahuan dan penerapannya massih sangat
terbatas.Memanguntkdapatmelakukantambahantugasmengajarinitidakmudah.
Guru perlu aktif mengeluarkan fikiran dan tenaga ekstra. Banyak guru yang
sebenarnya mau tetapi tidak mampu menemukan caranya. Sudah diberi tahu baru
menyadaribahwaternyatacaranyamudahdanmurah.Sesudahmencobamerekaakan
makin menyadari dan merasa puas karena ternya siswa akan dengan senang hati
mengerjakantugasyangdiberikanolehgurudanmerasapuasdenganhasilnya,yaitu
penguasaanyangsemakinmeningkat.
http://rafiatunnajahqomariah.blogspot.com/2012/06/supervisipendidikan.html
BAB II
PENDAHULUAN
pengetahuan
dan
pemahaman
peserta
didik,
namun
lebih
Setiap pelaksanaan
program
serupa
yang
dahulu
banyak
dilakukan
adalah
Inspeksi,
organisasi
pendidikan,
supervisi
merupaka
bagian
dari
proses
memungkinkan
tercapainya
tujuan-tujuan
pendidikan.
Setelah
kita
mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas, maka
diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang supervisi
pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya
supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
bahan-bahan
pengajaran,
metode
mengajar
dan
evaluasi
pengajaran. Program supervisi bertumpu pada satu prinsip yang yang mengakui
bahwa setiap itu mempunyai potensi untuk berkembang.
Menurut Alexander dan Saylor supervisi adalah suatu program inservice
education dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.
Menurut
Boardman
supervisi
adalah
suatu
usaha
menstimulir,
B.
Inspektur
pendidikan
bertugas
untuk
melakukan
pengawasan
seseorang
untuk
mencapai
tujuan
organisasi.
Wiles
(1955)
kualitas pengajaran.
Partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam
kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun mengajar bagi guru, dan
b.
c.
d.
Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru
itu sendiri.
e.
f.
2)
3)
4)
5)
6)
dan
merupakan
landasan
utama
dalam
melaksanakan
tugas
dan
Disamping prinsip asasi ini, dapat kita bedakan juga prinsip-prinsip positif
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
E.
1)
2)
3)
4)
Pembinaan kurikulum
Perbaikan proses pembelajaran
Pengembangan Staf
Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru[6].
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni
pembinaan personil dan pembinaan non personil.
1.
a)
Pembinaan Personil.
Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisi pendidikan tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu
sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya
supervisi pendidikan, bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan
berkembang
dalam
mengembangkan
jabatannya,
dirinya,
maka
meningkatkan
kepala
kualitas
sekolah
harus
berusaha
profesionalitasnya
serta
b)
Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru[8]. Karena guru juga
manusia yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya
pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai
seorang
pendidik.
Karena
guru
harus
mampu
mengembangkan
dan
miningkatkan proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni
dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor
kepada guru bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara kelompok.
Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda
dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus
disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru[9]. Diluar itu
guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara
benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar[10]. Adapun pointpoint yang menjadi supervisi guru antara lain adalah : Kinerja Guru, KBM Guru,
Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.
c)
Staf sekolah
Staf Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama.
Pembinaan atau supervisi terhadap staf sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah
sama seperti guru, namun dalam staf sekolah yang perlu disupervisi adalah
tentang kinerja staf, penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam dalam
bekerja atau skill serta loyatitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah
d)
Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah
yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun
berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan
staf sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya.
2.
F.
1.
a.
b.
Observasi
supervisor
kelas
dapat
(Classroom
mengobervasi
Observation)
situasi
melalui
perkunjungan
belajar-engajar
yang
kelas,
sebenarnya.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspekaspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. Ada dua ascam
observasi kelas:
a)
Obsevasi langsung (direct observation), supervitor mencatat absen yangb
dilihat pada saat guru sedang mengajar
b)
Observasi tiadak langsung (indirect observation), orang yang diobservasi
dibatasi oleh ruang kaca dimana murid-murid tidak engetahuinya.
Secara umum yang diamati selama proses pembelajaran adalah:
Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran
Cara penggunaan media pengajaran.
Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
c.
Percakapan pribadi, merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan
supervisornya, yang membahas tentang keluhan keluhan atau kekurangan
yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor
dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha
menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang
sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar
diupayakan untuk memperbaikinya.
d.
e.
f.
2.
a.
pengarahan
(directing),
pengkoordinasian
(coordinating)
dan
c.
d.
e.
Seminar.
Workshop (musyawarah kerja) Untuk mengembangkan professional karyawan
(in-service)
f.
Buletin Supervisi, Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati
peristiwaperistiwa
pendidikan
yang
berkaitan
dengan
cara-cara
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar
agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada
hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan
kepada guru.
Sebagai seorang supervisor tidak sedikit masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu dalam usaha memecahkan masalahmasalah ini hendaknya berpegang teguh pada pancasila yang merupakan prinsip
asasi
dan
merupakan
landasan
utama
dalam
melaksanakan
tugas
dan
DAFTAR PUSTAKA
hal 169.
[3] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009) hal 233.
[4] Ahmad Rohani, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan
Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal
[5] Hendiyat soetopo dan wasty soemanto, Op, Cit, hal
[6] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hal 27
[7] Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: CV Damai Jaya,
Sasaran supervise klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian
guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagia keterampilan kepada guru
yang meliputi antara lain: a) keterampilan mengamati dan memahami (mempersepsi) proses
pengajaran secara analitis, b) keterampilan menganalisis proses pengajaran secara rasional
berdasarkan bukti-bukti pengamatan yang jelas dan tepat, c) keterampilan dalam pembaruan
kurikulum, pelaksanaan, serta pencobaannya, dan d) keterampilan dalam mengajar.
Dalam supervise klinis, supervisor dan guru merupakan teman sejawat dalam
memecahkan masalah-masalah pengajaran di kelas. Sasaran supervise klinis, seringkali
dipusatkan pada: (a) kesadaran dan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas mengajar, (b)
keterampilan keterampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar (generic skills), yang
meliputi: (a) keterampilan dalam menggunakan variasi dalam mengajar dan menggunakan
stimulasi, (b) keterampilan melibatkan siswa dalam proses belajar, serta (c) keterampilan
dalam mengelola kelas dan disiplin kelas.
Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervise klinis,yaitu;
1. Tahap pembicaraan Pra-Observasi
Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencan
keterampilan yang akan diobservasi atau dicatat. Secara teknis diperlukan lima langkah
dalam pelaksanaan pertemuan pendahuluan, yaitu: (1) menciptakan suasana akrab antara
supervisor dengan guru, (2) melakukan tilik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran,
(3) melakukan tilik ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati, (4)
memilih atau mengembangkan instrument observasi, dan (5) membicarakan bersama untuk
mendapatkan kesepakatan tentang instrument observasi yang dipilih atau yang
dikembangkan.
2. Tahap observasi
Dalam tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih
dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor
mengamati dan mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan
mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.
3. Tahap Analisis dan Penetapan Strategi
Supervisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap ini
adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan manajemen pertemuan yang akan
diadakan dengan guru. Strategi manajemen itu meliputi isu apa yang akan mendapatkan
perhatian, data mana yang dipakai dalam pembicaraan, dari mana mulainya, dan siapa yang
harus melakukannya.
4. Pembicaraan tentang Hasil
Tujuan pertemuan atau pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan kepada
guru dalam memperbaiki prilaku mengajarnya, memberikan imbalan dam perasaan puas,
mendefinisikan isu dalam mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki
teknik mengajar dan teknik mengembangkan diri-sendiri.
5. Analisis Sesudah Pembicaraan (post-conference)
Supervise merupakan pekerjaan professional. Oleh karena itu pengalaman supervisor
dalam dalam melaksanakan supervise harus dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan
jabatannya sendiri. Dalam analisis sesudah pembicaraan ini, supervisor harus menilik ulang
tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan kriteria prilaku mengajar yang
ditetapkan dalam pra-observasi dalam melakukan observasi. Di samping itu, perlu
dibicarakan hasil evaluasi diri-sendiri tentang keberhasilan supervisor dalam membantu guru.