CKR, Dwi Anita
CKR, Dwi Anita
KONSEP DASAR
i. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
Trauma cranio serebral terjadi berhubungan dengan trauma
kepala yang termasuk trauma otak disebabkan oleh kekuatan fisik uar
yang akan menghasilkan penurunan kesadaran. ( Donna, 1991 )
Cedera keala ( terbuka dan tertutup ) terdiri dari : fraktur
tengkorak, komosio ( gegar ) serebri, kontusio ( memar ) / laserasi, dan
perdarahan serebral ( subarakhoid, epidural, intraserebral, batang otak ).
Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tak langsung
( akselerasi / delerasi otak ). Trauma otak sekunder merupakan akibat
dari trauma syaraf ( melalui akson ) yang meluas, hipertensi intrakranial,
hipoksia, hiperkapnea, atau hipotensi sistemik. ( Doenges, 2000 )
Cedera kepala merupakan saah satu penyebab kematian dan
kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar
terjadi akibat keceakaan lalu lintas. ( Arif Mansjoer, 2000 )
Cedera kepala adalah satu diantara kebanyakan bahaya yang
menimbulkan kematian pada manusia. ( Huddak & Gallo, 1996 )
2. PENYEBAB
3. PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan
glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel sel saraf
hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan
oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkan gangguan perfusi.
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari
20 mg % , karena akan menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa
hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat
metabolisme anaerob.
asidosis.
Dalam keadaan normal aliran darah serebral ( CBF ) adalah 50
60 ml / menit / 100 gr jaringan otak, yang meruakan 15 % dari curah
jantung ( CO ).
Trauma
Faktor Kardiovaskuler :
kepala
menyebabkan
perubahan
fungsi
jantung
Faktor resratori :
Adanya odema pada paru ada trauma kepala dan vasokontriksi
paru atau hipertensi paru menyebabkan hiperproe dan bronkus
triksi.pernapasan chyne - stokes dihubungkan dengan sensitifitasyang
meningkat pada mekanisme terhadap karbon dioksida dan episode pasca
hiperventiasi apnea.
Konsentrasi
oksigen
dan
karbon
dioksida
dalam
darah
akan
menyebabkan
penambahan
tingginya
tekanan
intrakarnial ( TTIK )
Edema otak karena trauma adalah bentuk vasogenik pada
kontusio otak terjadi robekan pada pembuluh kapiler atau cairan
traumatik yang mengandung protein eksudat yang berisi albumen .
Albumin pada cairan interstitial otak normal tidak didapatkan edema
otak terjadi karena penekanan terhadap pembuluh darah dan jaringan
sekitarnya.edema otak ini dapat menyebabkan kematian otak ( iskemia )
dan tingginya TIK yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan
batang otak atau medulla oblongata.
Akibat penekanan daerah medulla oblongata dapat menyebabkan
pernafasan ataksia dimana ditandai dengan irama nafas tidak teratur atau
pola
nafas
tidak
efektif.
Faktor Metabolisme :
Pada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti
trauma tubuh lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan
hilangnya
Trauma
sejumlah
pelepasan ADH
nitrogen.
retensi cairan
Pemasukan
mempertimbangkan
makanan
tingkat
melakukan
pada
kesadaran
trauma
pasien
kepala
atau
reflek
harus
kemampuan
menelan.
edema serebral.
perdarahan lambung.
Dilihat dari seluruh proses patofisiologi yang terjadi pada trauma
kepala, maka dapat diduga dampak masalah yang terjadi pada kasus ini.
Faktor Psikologis :
4. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari cedera kepala menurut Mansjoer Arif; 2000, adalah
konkusi
muntah
kejang
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan menurut Doenges; 2000,
adalah :
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis pada cedera kepaa menurut Tuti Pahria; 1996,
adalah :
Pemberian analgetika.
Pembedahan.
7. FOKUS PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan
Tanda : perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadreplegia,
ataksia
cara
berjalan
tak
tegap,
masalah
dalam
c. Itegritas Ego
Gejala : perubahan tingkah aku atau kepribadian ( tenang / dramastis
).
Tanda :
d. Eliminasi
Gejala :
i. Keamanan
Gejala : trauma baru / trauma karena kecelakaan.
Tanda : fraktur / dislokasi, gangguan penglihatan, kulit : laserasi,
abrasi, perubahan warna, gangguan rentang gerak, tonus
otot hilang. Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh.
j. Interaksi Sosial
Tanda :
8. FOKUS INTERVENSI
a. Perubahan erfusi jaringan berhubungan dengan penghentian aliran
darah oleh SOL ( hemoragi, hematoma ); edema serebral.
Kriteria hasil : mempertahankan tingkat kesadaran biasa / perbaikan,
kognisi, dan fungsi motorik / sensorik.
Intervensi
-
peningkatan
TIK
dan
bermanfaat
dalam
cheyne stukes.
dan
menghambat
aliran
darah
vena,
yang
nafas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
kerusakan
R/
adanya
kemungkinan
lidah
jatuh
yang
neurologis ).
Kriteria hasil
Intervensi
Kriteria hasil
Intervensi
potensi
terhada
terjadinya
ansietas
yang
Intervensi
dapat
mengindikasikan
perkembangan
sepsis
yang
- Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering
dengan teratur.
R/
a.
KONSEP KEPERAWATAN
mengenai
status
ekonomi
dan
latar
belakang
bagaimana
seseorang
menghadapi
kesakitan.
( Smeltzer, 2002 ; 27 88 )
b. Data Biologis
- Keluhan Utama
merupakan keluhan utama yang dirasakan misalnya nyeri pada
atas bibir.
- Riwayat Kesehatan Sekarang
kapan pasien datang, keluhan utama yang biasa dirasakan pasien.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
menjelaskan apakah pasien pernah mengalami seperti sekarang
dan tindakan yang sudah dilakukan untuk menanganinya.
- Riwayat Keperawatan Keluarga
adakah anggota keluarga yang lain yang sakit seperti sekarang ini.
( Perry Potter, 2002 )
c. Pola Fungsional
Dalam peenyusunan KTI ini penulis menggunakan teori keperawatan
fungsional menurut Virginia Handerson mendefinisikan keperawatan
Berkomunikasi
dengan
orang
lain
dan
mengekspresikan
11.
Kebutuhan Spiritual
Dalam memberikan perawatan dalam situasi apapun kebutuhan
spiritual klien harus di hormati dan perawat harus membantu
dalam pemenuhan kebutuhan itu. Perawat dan petugas kesehatan
lainnya harus menyadari bahwa keyakinan, kepercayaan dan
agama membantu dalam hal ini.