Dr. Ernie K
Tuberkulosa
Tujuan Pengobatan
1. Memusnahkan basil TBC dengan tepat
2. Mencegah kekambuhan
3. Menurunkan tingkat penularan
4. Mencegah / meperlambat timbulnya
resistensi
Rendah
Pencegahan
Bakterisidal
Sterilisasi
resistensi
Dini
INH
INH
Rif
Rif
Pir
Ethambutol
Ethambutol
Rif
INH
Strep
Strep
Strep
Pir
Pir
Ethambutol
Isoniazid
Isoniazid
Farmakokinetik:
PO/parenteral: abs baik
Difusi ke semua sel & cairan tubuh, tms c. Pleura,
ascites, dan jaringan kaseosa
Asetilasi di hati
Asetilator cepat T1/2 75 menit
Insuf hepatik & asetilator lambat T1/2 2- 5 jam
75-95% dieksresi di urine dlm 24 jam
Ekskresi melalui urine
Isoniazid
I: - profilaksis
- infeksi aktif (kombinasi dg obat lain)
ES:
Neuropati perifer
Drug induced-hepatitis
Hipersensitivitas (rash, demam, hepatitis)
Rx hematologik (agranulosistosis, eosinofilia,
trombositopenia & anemia)
Vasculitis dg ANA (+)
Isoniazid
ES:
Presispitasi kejang pd pasien dg riw kejang
Neuritis optik, kedutan otot, dizziness, ataksia,
parestesia, stupor & ensefalopati
Ggn mental, euforia, ggn ingatan sementara, loss
of self-control & psikosis
Intoksikais INH antidote Pyridoxin phospate
KI: hepatitis
Interaksi : fenitoin
F-kinetik:
abs GI baik, eliminasi cepat di empedu, sirkulasi
enterohepatik
Met o/ CYP hepar, reabs o/ deasetilasi &
makanan eliminasi makin cepat
T memendek (~40%) pd 2 minggu pertama th/
oleh karena peningkatan ekskresi melalui empedu
T pd disfungsi hepar, pd slow acetylators
Ekskresi melalui empedu, urine, dan ASI
Menyebabkan warna merah pada cairan tubuh
I:
Bersama INH most effective drugs uth TBC
ES:
Rash, nefritis interstitial , Nekrosis tubular akut
Hepatitis & kematian ok gagal hati, t.u jk (+) obat
hepatotoksik lain & ada peny hati sebelumnya
Menganggu metabolisme Vit. D Osteomalacia
ES:
Flu-like symptoms dg demam, menggigil, mialgia
GI distubances: epigastric distress, mual, muntah,
kram perut, diare)
CNS symptoms: fatigue, dizziness, sakit kepala,
drowsiness, ataxia, confusion, sulit konsentrasi,
baal, lemah, nyeri extremitas
Rx hipersensitivitas: demam, pruritus, urtikaria,
rash, eosinofilia, jarang: hemolisis,
hemoglobinuria, hematuria, insuf renal, ARF
Trombositopenia, transient leukopenia & anemia
Rifamycin lain
RIFABUTIN
Turunan Rifampin
< poten menginduksi CYP
I: TBC, pasien HIV yg dith/ dg protease inhibitor
ES: polymilagia & uveitis anterior
RIFAPENTINE
T > panjang 1x/mgg
Induksi CYP diantara Rifampin & rifabutin
Ethambutol
Menghambat arabinosyl transferase
biosintesis ddg sel
Farmakokinetik:
Ethambutol
I: TBC (kombinasi dg INH)
ES:
Streptomicyn
In Vitro : bakteriostatik / bakterisid terhadap TBC
In vivo: tdk membunuh kuman di tuberkel krn tdk
masuk ke sel hidup tdk membunuh mikroba
intrasel
Resistensi: tjd pd th/ jangka panjang
I: TBC berat (disseminated disease/ meningitis)
IM tiap 12 jam
ES:
Pyrazinamide
In vitro: aktiv bakterisidal pd pH yg sdkt
asam, membunuh basil tuberkel yg ada di
dalam makrofag
Pirazinamid dihdrolisis oleh enzim
pirasinamidase menjadi asam pirazinoat
Resistensi: jk digunakan sendiri
Farmakokinetik:
Pyrazinamide
I: TBC, kombinasi dg obat2 lain, aman &
efektif jk diberi 2-3x/mgg, max. 2 bulan
ES:
nd
line drugs
Digunakan jika
Resisten thd 1st line
Respon klinis thd th/ konvensional (-)
ES obat serius & tdk dpt ditoleransi
Dokter siap memonitor efek toksik obat
Quinolones
Ciprofloxacin, levofloxacin, gatifloxacin &
Moxifloxacin
Utk multidrug-resistant TBC gatifloxacin
& Moxifloxacin paling aktif
Resistensi dpt tjd jk digunakan sendiri
dapat dikombinasi dengan OAT lain yang
masih aktif
Ethionamide
Menghambat sintesis ddg sel (m.k ~INH)
Resistensi: jk digunakan sendiri, tms crossresistance thd INH
Fkinetik:
Ethionamide
ES:
Anorexia, mual, muntah, iritasi lambung
Gej neurologik: depresi, drowsiness, asthenia,
kejang, neuropati perifer (jarang)
Ggn olfactory, pandangan kabur, diplopia,
dizziness, parestesia, sakit kepala, gelisah &
tremor
Beri B6
Alergi kulit: rash, purpura, stomatitis,
ginekomastia, impotensi, menorrhagia, acne &
alopecia
Hepatotoksik (Hepatitis ~5% kasus)
Asam Paraaminosalisilat
Baktriostatik
In vitro: M.tbc sensitif
Mek kerja = Sulfonamid
Resistensi: lambat
Fkinetik:
Abs GI baik
Dist: seluruh cairan tubuh [ ] tinggi pd cairan
pleura & jar kaseosa, kadar CSF rendah
T 1 jam, [ ] plasma 4-5 jam
80% dieks di urine
ES:
GI problems (anorexia, mual, nyeri epigastrium,
diare)
Rx hipersensitivitas
Demam, malaise, arthalgia, sore throat, rash
Ggn hematologik: leukopenia, agranulositosis,
eosinofilia, limfositosis, atypical mononucleosis,
trombositopenia, anemia hemolitik
Cycloserine
AB spektrum luas
Digunakan jk obat lain gagal/resisten
Hambat M.tbc in vitro
M.k: inhibitor sintesis ddg sel
Tdk ada cross-resistance dg obat lain
Fkinetik:
PO abs 70-90%
Dist ke seluruh jar & cairan tubuh
[ ] CSF ~ plasma
50% dieks di urin dlm btk utuh 12 jam pertama
Insuff renal [ ] toksik!!
Cycloserine
ES:
CNS: somnolen, sakit kepala, tremor, disartria,
vertigo, Gangguan tingkah laku, parese, psikosis
akut, konvulsi (Grand mal/ Petit mal)
Neuropati perifer
atasi dg vit B6 150 mg/hr
KI:
riw epilepsi
Hati2 pd riw depresi / anxietas
Interaksi dengan alkohol meningkatkan terjadinya
konvulsi
Obat lain
Kanamycin, Amikacin, Capreomycin
Parenteral
Potensial ototoxic & nefrotoxic
Tdk boleh memberikan 2 obat bersamaan
Hrs dikombinasikan dg Streptomycin
AMIKACIN:
Aminoglikosida u/ M.tbc dan non TBC
M.K menghmabta sintesa protein
Utk Streptomycin resistant/multidrug resistant
strains
Resistensi silang dengan Kanamycin dan
Capreomycin
Tidak ada resistensi silang antara amikacin
dengan streptomycin
Obat lain
CAPREOMYCIN
Resisten jk digunakan sendiri
Resistensi silang dg kanamycin & Neomycin
Sbg tambahan dg OAT lain (Ethambutol dan
INH)
IM, nyeri
ES:
-ototoksik: hearing loss, tinnitus, ggn vestibuler
- nefrotoksik: proteinuria transient & azotemia,
gagal ginjal berat (jarang),
- eosinofilia, leukositosis, leukopenia,
Trombositopenia, Hipokalemia, gangguan fungsi
hati
Kondisi klinik
Regimen pengobatan
Fase awal
Fase lanjutan
Kategori I
2HRZE
Optional:
2(HRZE)3
atau 2HRZE
4HR atau
4(HR)3
Optional:
4(HR)3 / 6HE
Kategori
II
2HRZES/
1HRZE
Optional:
2(HRZE)3 /
1(HRZE)3
5HRE
Optional:
5(HRE)3
Kategori
III
2HRZE
Optional:
2(HRZE)3 /
2HRZE
4HR/ 4(HR)3
Optional:
4(HR)3 / 6HE
Kategori
IV
Regimen yg dirancang
khusus scr individual
Regimen TB pd anak
Klinis
Kategori II:
2RHZS/4RH
Kategori III:
2RHZ/4RH
Setiap hari atau 3x/minggu
Regimen intermitten
Tidak boleh diberikan pada fase awal
Dasar : Lag phase 2-3 x / minggu
E.S. : Lupa
Hanya diberikan dengan DOT / PMO
Fase Intensif
Tahap awal : 4 / 5 macam OAT/ hari selama
2 3 bulan
Dalam 2 minggu penularan
Akhir fase intensif (2 bln), BTA + BTA-,
bila distop relaps
Kemoterapi TBC
Utk mencegah resistensi beri min 2 mcm obat
Utk th/ 6 bln: 2RHZE +4RH
9 bln: 9RH
Pasien HIV:
Kegagalan th/
Terjadi jika:
Th/ inadekuat atau tdk teratur kuman
resisten/persisten atau ketaatan pasien <
Menggunakan 1 mcm obat, penghentian
obat krn toksisitas/hipersensitivitas
Regimen awal inadekuat
Resistensi primer dg mikroorganisme
Dinyatakan gagal setelah bln 5 BTA +
Mekanisme resistensi
Monoterapi fungsional
Perbedaan aktivitas bakterisid
Konsentrasi sub inhibitory
Perbedaan pada post antibiotic effect / lag
phase
Profilaksis TBC
Tujuan : Mencegah infeksi
Th/ profilaksis diberikan pada pasien dg:
TERAPI SIMPTOMATIK
BATUK
ANTITUSSIVE
Antitussive
Kodein
Dekstrometorfan
Difenhidramin
(DMP)
Kodein
Kodein opioid
Menekan batuk secara sentral
Oral : efektif untuk batuk yang
dihubungkan
dengan kuman penyakit
dan iritan
Umumnya dosis sebagai antitussive ditolerir
dengan baik
ES : nausea, vomiting, konstipasi, dizziness,
drawsiness, palpitasi, pruritus
Kodein
Th/ jangka pendek dan dosis kecil
menimbulkan ketergantungan
Over dosis depresi napas
Dekstrometorfan (DMP)
DMP penekan reflek batuk non opioid
Efektifitas = kodein, kecuali untuk batuk
hebat
Bekerja sentral mekan ambang
rangsang
batuk
Adiktif , sedasi , depresi napas , dan
efek analgesik
Dekstrometorfan (DMP)
ES : rngan, jarang (nausea, dizziness)
Dosis me / pada pasien dengan kelainan
fungsi pernapasan depresi CNS &
respirasi
Interaksi :
Kuinidin menghambat sitokrom P450 yang
memetabolisme
DMP
serum konsentrasi DMP me
Difenhidramin
Difenhidramin merupakan antihistamin
Dosis th/ efek mengantuk and antitusif,
efek SSP
Efek mengantuk dan antikolinergik
EKSPEKTORA
N
Ekspektoran
Ekspektoran
: merangsang
pengeluaran mukus dari saluran
napas
Glyseril
Guaikolat (GG)
Ipekak
Amonium
Klorida
transport mukus
Dosis : efek menguntungkan pada
pasien
asma, bronkhitis, dan kelainan
traktus respiratorius
ES : nausea, drowsiness (jarang)
Ipekak
Amonium klorida
Dosis > Asidosis metabolik
KI : kelainan fungsi hati, paru dan ginjal
MUKOLITIK
Mukolitik
: mengencerkan sekret
mudah dikeluarkan
MK : memecah benang2 mukoprotein
dan mukopolisakarida sputum
Mukolitik
Bromhexin
Ambroksol
Asetilsistein
Bromhexin
KI : ulkus peptikum
Ambroksol
Asetilsistein
MK : melepaskan ikatan disulfida mukus
viskositas sputum
Digunakan sebagai inhaler
ES : spasme bronkus
mual, muntah, stomatitis,
pilek, hemoptisis
I : keracunan asetaminofen
antidotum keracunan parasetamol
OBAT
Mukolitik
Antioksidan
Antiinflamasi
Bromhexin
Ambroksol
+/-
Asetilsistein
+/-
Endostein
Thank
you
Lake of Zurich, May 2009