mengakibatkan
rendahnya
tingkta
perkembangan
biota
pengurai.
non-humat
yang
meliputi
senyawa
lignin,
selulosa,
hemiselulosa, lilin, suberin, dan sejumlah kecil protein. Sedangkan senyawasenyawa humat terdiri atas asam humat, himatomelanat, dan humin. Tanah
gambut mempuunyai tingkat kemasaman yang relative tinggi dengan kisaran pH
3-4. Tingkat kemasaman tanah gambut berhubungan erat dengan kandungan
asam-asam organik, yaitu asam humat dan asam fulvat (Hartatik dkk, 2004).
Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi mempunyai gugus reaktif
karboksil dan fenol yang bersifat sebagai asam lemah. Diperkirakan 85-95%
sumber kemasaman tanah gambut disebabkan karena kedua gugus karboksil dan
fenol tersebut. Kemasaman tanah gambut cenderung menurun seiring dengan
kedalaman gambut. Pada lapisan atas pada tanah gambut dangkal cenderung
mempunyai pH lebih tinggi dari gambut tebal. Pengapuran tanah gambut dengan
tujuan meningkatkan pH tidak terlalu efektif, karena kadar Al gambut yang
rendah. Umumnya pH gambut pantai lebih tinggi dan tanahnya lebih subur
dibandingkan dengan gambut pedalaman karena adanya pengayaan basa-basa dari
air pasang surut (Hartatik dkk, 2004).
Asam-asam fenolat tersebut berpengaruh menghambat perkembangan akar
tanaman dan penyediaan hara di dalam tanah. Asam-asam fenolat pada konsen-
trasi 250 M menurunkan sangat nyata serapan kalium oleh tanaman barley. Asam
salisilat dan ferulat menyebabkan terhambatnya serapan kalium dan fosfor oleh
tanaman gandum, serta asam ferulat pada konsentrasi 500-1.000M menurunkan
serapan fosfor pada tanaman kedelai. Konsentrasi asama fenolat sebesar 0,6-3,0
M dapat menghambat pertumbuhan akar padi sampai 50% sedangkan pada
konsentrasi 0,001 hingga 0,1 M dapat menggangu pertumbuhan beberapa
tanaman (Hartatik dkk, 2004).
Humin merupakan fraksi senyawa humat yang tidak larut dalam air pada
semua kondisi pH dan larutan alkali dengan warna hitam. Kompleks humin
merupakan senyawa dengan berat molekul yang tinggi jika dibandingkan dengan
kompleks karbohidrat. Humin dalam tanah lebih lama mengalami dekomposisi
jika dibandingkan dengan fraksi humat lainnya. Beberapa fungsi humin di dalam
tanah antara lain adalah untuk meningkatkan daya serap air tanah, menjaga
kestabilan tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan fungsi tersebut
di atas maka humin dapat dikatakan sebagai komponen dalam kesuburan tanah
Humin sendiri adalah residu padat yang terbentuk setelah adanya proses ekstraksi
humus dalam alkali. Untuk memisahkan komponen organik humin dari komponen
anorganiknya maka humin didekstruksi dengan menggunakan campuran hidrogen
fluorida dan asam klorida dimana komponen anorganiknya akan mengalami
dekomposisi namun komponen organiknya sendiri juga akan mengalami
perubahan secara signifikan (Nurmasari dkk, 2014).
III.
CARA KERJA
1. Sebanyak 400 gram tanah gambut dimasukkan ke dalam wadah plastik
V.
Langkah Kerja
Hasil Percobaan
.
1.
400 gram
2.
3.
4.
5.
akuades.
Endapan disaring menggunakan kertas saring
6.
2
x 100%
= 8,3975 %
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa analisa kimia
tanah itu dilakukan agar dapat mengetahui kadar pH. Pada percobaan ini, tanah
gambut yang diambil adalah tanah gambut di belakang RS Jiwa Sambanglihum.
Bentuknya halus dan berwarna cokelat pekat karena telah dikeringkan dan diayak.
Air tanah adalah air dibawah permukaan tanah dimana rongga-rongga
didalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kadar air tanah antara lain kedalaman lapisan tanah, semakin
dalam lapisan tanah maka ketersediaan kadar air juga semakin banyak. Kedua
adalah faktor iklim dan lingkungan tumbuhan mempunyai pengaruh berarti,
karena perubahan temperatur dan perubahan udara akan berpengaruh pada
efisiensi penggunaan air tanah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tekstur
tanah.
Larutan NaOH diketahui sangat efektif dalam mengekstrak senyawa humin,
dimana senyawa humin tidak larut dalam NaOH dan humin berada di fase
padatnya. Larutan 0,1 N NaOH lebih disukai karena sifat ekstraksinya tidak
terlalu kuat dibanding 0,5 N NaOH. Proses selanjutnya adalah pemurnian humin,
hal ini dilakukan dengan cara melarutkan humin hasil isolasi ke dalam larutan
campuran 0,1 N HCl dan 0,3 N HF. Kedua pereaksi tersebut berfungsi untuk
memisahkan kontaminan berupa bahan-bahan anorganik dari humin terutama
silika dan logam. Setelah itu baru endapan yang dihasilkan disaring dan dibilas
dengan akuades hingga endapan tersebut bebas dari Cl-. Endapan kemudian
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 70oC. Endapan kering yang
dihasilkan merupakan humin murni. Dari hasil percobaan berat asam humat murni
adalah 33,59 gram dan rendemennya sebesar 6,718 %.
Pemurnian antara HF dan HCl bertujuan untuk membebaskan humin dari
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Humin merupakan fraksi senyawa humat yang tidak larut dalam air pada
semua kondisi pH dan larutan alkali dengan warna hitam.
2. Dari hasil percobaan berat asam humat murni adalah 33,59 gram dan
rendemennya sebesar 6,718 %.
3. Pemurnian antara HF dan HCl bertujuan untuk membebaskan humin dari
pengotor bahan-bahan anorganik seperti lempung dan logam.
http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-Oxisol.
Diakses