Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku
Perilaku adalah aktifitas organisme yang dapat diamati secara langsung maupun secara tidak
langsung, dengan kata lain perilaku merupakan respon organisme terhadap rangsangan dari luar.
Respon tersebut memiliki dua bentuk, respon internal dan eksternal. Respon internal terjadi di
dalam diri individu dan tidak dapat dilihat langsung oleh orang lain seperti berpikir, sikap batin
dan pengetahuan (covert behavior). Respon eksternal berbentuk aktif, perilaku itu jelas dapat
diobservasi secara langsung oleh orang lain yang tampak dalam bentuk tindakan yang nyata
(overt behavior) (Notoatmodjo, 2003; Taufik, 2010).
Menurut Green & Krauter (1991) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah:
1. Faktor predisposisi, yaitu faktor pencetus timbulnya perilaku seperti pikiran dan motivasi
untuk berperilaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai dan persepsi yang berhubungan dengan motivasi individu untuk berperilaku.
Variabel demografi seperti status sosial ekonomi, umur, gender dan jumlah anggota keluarga
juga penting sebagai faktor predisposisi.
2. Faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang memungkinkan suatu motivasi atau
aspirasi terlaksana menjadi perilaku, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah keterampilan,
sumber daya pribadi di samping sumber daya komuniti, keterjangkauan (biaya, jarak,
transportasi) sarana dan prasarana.
3. Faktor penguat, yaitu faktor penyerta perilaku yang memberi ganjaran, insentif atau hukuman
atas perilaku dan berperan bagi menetap atau lenyapnya perilaku itu, yang termasuk dalam
faktor ini adalah sikap dan perilaku (tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, petugas, guru
atau teman), manfaat sosial, ganjaran nyata ataupun tidak nyata yang pernah diterima pihak
lain, undang-undang dan peraturan.

Perilaku Seksual
Brown et al (2001) mendeskrispsikan perilaku seksual terjadi sejak saat masa pacaran (dating
behaviors) hingga perkosaan (coerced sexual experiences) dan penggunaan kontrasepsi.
1. Masa Pacaran
Masa pacaran dijalani oleh sebagian besar remaja Asia. Aktifitas yang dilakukan selama
masa pacaran bervariasi. Pada umumnya remaja suka mengobrol saat pacaran, sebagian
lagi berpegangan tangan, berciuman, dan dalam propori yang lebih kecil lagi petting dan
bersenggama. Remaja laki-laki pada umumnya lebih aktif secara seksual dibandingkan
remaja wanita. Masa pacaran biasanya dilakukan di tempat-tempat umum, seperti bioskop,
dikotik, karaoke dan pub. Sebagian lagi suka berpacaran di rumah sendiri arau di rumah
teman.
2. Masa seksual aktif
Sebagian mengenal masa seksual aktif sebagai perlaku seks pranikah. Perilaku seksual pra
nikah terbagi dalam beberapa tipe :
1. Cium basah
Cium basah merupakan aktifitas seksual berupa sentuhan bibir dengan bibir.
Aktivitas ini menimbulkan sensasi seksual yang kuat yang membangkitakan
dorongan seksual hingga tidak terkendali (Imran, 2000). Dampak yang terjadi
antara lain: jantung menjadi lebih berdebar-debar, menimbulkan sensasi seksual
yang kuat, tertular virus atau bakteri dari lawan jenis, ketagihan, kelenjar-kelenjar
tiroid menjadi aktif dan memperbanyak produksi air liur.
2. Meraba-raba bagian sensitif
Merupakan kegiatan meraba bagian-bagian sensitif rangsang seksual meliputi
payudara, leher, paha atas, pantat, alat kelamin dan lain-lain. Bila kegiatan ini
dilakukan maka seseorang akan terangsang secara seksual sehingga melemahkan
kontrol diri dan akal sehat (Imran, 2000). Dampak yang ditimbulkan antara lain:
perasaan ketagihan, terangsang secara seksual dan muncul perasaan dilecehkan.

3. Oral seks
Yaitu memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis. Jika yang
melakukannya laki-laki disebut cunnilungus dan jika yang melakukannya
perempuan disebut fellatio (Imran, 2000) Dampak yang ditimbulkan adalah:
terkena bibit penyakit, ketagihan, dan sanksi moral atau agama, dapat berlanjut ke
intercouse, memuaskan kebutuhan seks serta penyimpangan seksual.
4. Petting
Merupakan keseluruhan aktifitas seks non intercouse hingga menempelkan alat
kelamin. Dampak yang ditimbulkan: ketagihan, kehamilan, tertular PMS atau HIV,
dapat berlanjut ke intercouse, sanksi moral dan agama, kebutuhan seks terpuaskan
dan robeknya selaput dara.
5. Intercourse
Intercourse merupakan aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin lakilaki
ke dalam alat kelamin perempuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Pranikah


Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja pranikah berkaitan dengan
lingkungan sosiodemografi dan perilaku (behavioral). Faktor sosiodemografi terkait latar
belakang pendidikan orang tua remaja yang kurang, terutama apabila orang tua tidak
mengenyam bangku sekolah, dan pada remaja yang tidak diberi uang saku atau jumlah uang
saku yang kurang.
Faktor perilaku yang berperanan yaitu remaja yang tidak pernah bercerita tentang aktifitas
seksual dan pubertas pada orang tuanya, remaja yang memiliki kebiasaan minum minuman
keras, remaja yang gemar menonton tontonan porno dan remaja yang tidak pernah mendapat
pelajaran tentang kesehatan reproduksi. Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan
tingginya angka perilaku seksual remaja pranikah. Remaja dengan uang saku yang sedikit
memiliki resiko 90% lebih besar utnuk meningkatkan perilaku seksual pranikah, sementara

remaja yang meminum alcohol dan menonton tontonan porno memiliki resiko 2,63 kali dan
4,03 kali lebih besar untuk meningkatkan perilaku seksual pranikah (Endazenaw & Abebe,
2015).

Bibliografi
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Green L, dan Krauter M. (1991). Health Promotion Planning an Educations and
Environmental Approach. London. Mayfield Publishing Company
Imran. (2000). Perkembangan Seksualitas Remaja. Modul 2. Jakarta. PKBI, IPPF, BKKBN,
UNFPA
Endazenaw, G. (2015). Assessment of Premarital Sexual Practices and Determinant Factors
Among High School Students in West Shoa Zone, Oromia Regional State, Ethiopia. Science
Journal of Public Health, 3(2), p.229.
Taufiq, M. (2015). ANALISIS PENYEBAB PERILAKU HUBUNGAN SEKSUAL PRA
NIKAH

PADA

REMAJA

Universitas Indonesia.

DI

KOTA

PONTIANAK

(STUDI

KUALITATIF).

Master.

Anda mungkin juga menyukai