Anda di halaman 1dari 1

BAB 10

DAULAT DAN PEDULI SI NASIB


Suatu hari, saat Nasib dan teman-teman nya baru pulang dari sekolah, tuan Nah-Wah
datang ke rumah. Mereka mampir karena melihat mobil tuan Nah-Wah yang parkir di
depan halaman rumah Pak Teguh. Mereka duduk berhadapan di sebuah meja. Pak Teguh
terlihat santai-santai saja sebaliknya dengan tuan Nah-Wah yang terlihat tegang. Hatinya
berdebar-debar. Belum pernah Pak Teguh melihat tuan Nah-Wah bersik demikian. Tidak
lama, nasib dan teman-teman nya datang menyap Tuan Nah-Wah. Lalu setelah bertegur
sapa dan minum, teman-teman Nasib pulang. Setelah mereka pulang, Nasib berbincangbincang dengan Tuan Nah-Wah. Ia berkata, contoh sarang burung layang-layang yang ia
bawa tempo hari lalu ternyata laku dengan harga yang cukup tinggi. Tetapi, Nasib dan
keluarga nya harus bersabar dan menjaga burung layangnya agar tidak berkurang
jumlahnya. Nasib pun sangat terkejut sekaligus senang mendengarnya. Ia pun sangat
bersemangat menjalankan apa yang di katakan oleh Tuan Nah-Wah. Lalu, Tuan Nah-Wah
pun memberi Nasib sebuah amplop yang berisi uang dan langsung pulang ke rumah.
Alangkah senangnya hati Nasib menerima uang yang berjumlah cukup banyak itu. Lalu
ia menunjukan uang yang diterimanya kepada Inilah dengan bangga. Nasib pun
menceritakan kegiatan belajarnya di kelas. Inilah pun berpesan, Nasib harus terus rajin
belajar dan bersekolah. Karena, mereka susah-payah mencari nafkah agar anak-anaknya
dapat bersekolah. Dan kedua orang tua, pasti mengharapkan anaknya menjadi pandai.
Mendengar kata-kata kakak nya itu Naisb merasa kagum sekaligus setuju. Lalu, mereka
pun pergi tidur. Keesokan paginya, saat nasib hendak berangkat sekolah, ia pun
berbincang sebentar dengan ayahnya yang akan berangkat ke sawah. Nasib meminta izin
kepada ayahnya, jika seandainya, sarang burung layang-layang ini laku, ia ingin
mengajak keempat teman nya untuk membantunya menjaga sarang burung layanglayang. Ayahnya pun setuju dengan ide Nasib tersebut. Lalu ia mengajak keempat teman
nya untuk menjaga sarang burung layang-layang. Nasib pun menceritakan keuntungankeuntungan apabila mereka berhasil menjaga sarang burung tersebut. Awalnya, Adi,
teman Nasib merasa ragu-ragu. Menurutnya, anak di bawah umur tidak boleh
dipekerjakan. Tetapi karena Adi adalah teman yang baik, mereka pun setuju untuk
membantu Nasib menjaga sarang burung tersebut. Nasib pun merasa beruntung memiliki
teman-teman yang baik, jujur dan setia. Lalu mereka berlima pun berpelukan erat.

Anda mungkin juga menyukai