Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Penyaliran
Penyaliran adalah suatu cara untuk mengeringkan atau mengeluarkan air
yang terdapat atau menggenangi suatu daerah tertentu. Sedangkan
penyaliran tambang adalah upaya mencegah atau mengeluarkan air yang
memasuki daerah tambang yang dapat mengganggu aktifitas penambangan.
Penanganan masalah air dalam tambang terbuka dapat dibedakan menjadi :
yang dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi
bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja.
Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya
pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.
2.2
Sirkulasi Air
Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi yaitu
suatu
siklus
yang
dikenal
dengan
siklus
hidrologi
Presipitasi
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan atmosfer ke permukaan
bumi. Presipitasi dapat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Infiltrasi
Curah hujan yang mencapai permukaan tanah akan bergerak
sebagai
limpasan
permukaan
atau
infiltrasi.
Faktor-faktor
yang
Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi
persatu satuan luas permukaan pada suatu jangka waktu tertentu . Curah
hujan merupakan uap air atmosfer yang terkondensasi dan jatuh dalam
bentuk tetesan air. Besar kecilnya curah hujan dapat dinyatakan sebagai
volume air hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu dalam jangka waktu
relatif lama, oleh karena itu besarnya curah hujan dapat dinyatakan dalam
mm, secara umum dinyatakan dalam tinggi air (mm). Curah hujan 10 mm
berarti tinggi hujan yang jatuh pada areal seluas 1 m2 adalah 10 liter.
Angka-angka curah hujan yang diperoleh sebelum diterapkan dalam
rencana pengendalian air permukaan harus diolah terlebih dahulu. Data
curah hujan yang akan dianalisis adalah Curah hujan harian maksimum
dalam satu tahun selama 10 sampai 20 tahun.
Persamaan Distribusi Probabilitas Gumbel tersebut adalah sebagai berikut:
Xt = X + S x K (2.1)
Keterangan
Xt = Hujan rencana atau debit dengan periode ulang tertentu T (mm/hari)
X = Curah hujan rata-rata (mm)
S = Standar deviasi dari data curah hujan
(2.2)
Dimana, n = jumlah sampel
K = Faktor Frekuensi Gumbel : K = (Yt-Yn)/Sn....(2.3)
Yt = Reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada PUH
Yt = -ln ((-ln T-1))/T.(2.4)
Yn = Nilai rata-rata dari reduksi variat, tergantung dari jumlah data
Sn = Reduksi standart deviasi
Tabel 2.1
Nilai Reduced standart deviation (Sn) dan Nilai Reduced Mean (Yn)
10
Sn
Yn
10
0.9497
0.4952
60
15
1.021
0.5128
70
20
1.063
0.5236
80
25
1.091
0.539
90
30
1.112
0.5362
100
35
1.128
0.5403
200
40
1.141
0.5436
500
45
50
1.152
1.161
0.5463
0.5485
1000
Sn
1.17
5
1.18
5
1.19
4
1.20
1
1.20
6
1.23
6
1.25
9
1.26
9
Yn
0.552
1
0.554
8
0.556
7
0.558
6
0.56
0.567
2
0.572
4
0.574
5
11
Periode ulang
hujan
0,5
2 dan 5
5 dan 10
10 dan 25
25
100
2.3.3
12
Intensitas Curah
Hujan (mm)
Keadaan
Curah hujan
Hujan sangat
ringan
1 jam
24 jam
<1
<5
Hujan ringan
15
520
Hujan normal
510
2050
Hujan lebat
1020
50100
Hujan sangat
lebat
>20
>100
Kondisi
Tanah agak basah atau
dibasahi sedikit
Tanah menjadi basah
semuanya
Bunyi curah hujan
terdengar
Air tergenang diseluruh
permukaan tanah
dan bunyi keras
kedengaran dari genangan
Hujan seperti di
tumpahkan
13
Rt 24
I
24 t
2/3
Dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
Rt = Curah hujan maksimum (mm)
t = Lama hujan (jam)
2.3.4
14
Air Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena
curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik
yang disebabkan karena intensitas curah hujan atau factor lain misalnya
kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
1) Aspek-aspek yang berpengaruh
a. Curah hujan = Curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi
b.
c.
d.
2)
hujan
Tanah
= Jenis dan bentuk topografi
Tutupan
= Kepadatan, jenis dan macam vegetasi
Luas daerah aliran
Perkiraan debit air limpasan
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional, yaitu :
Qt = 0,278 . C . It . A..(2.7)
Keterangan :
Qt = Debit air limpasan maksimum dengan periode ulang hujan tertentu
(m3/detik)
15
C = Koefisien limpasan
It = Intensitas curah hujan dengan periode ulang hujan tertentu (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
Pengaruh rumus ini, mengasumsikan bahwa hujan merata diseluruh
daerah tangkapan hujan, dengan lama waktu (durasi) sama dengan waktu
konsentrasi (tc).
3) Koefisien limpasan (C)
Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan
perbandingan besarnya limpasan permukaan, dengan intensitas curah
hujan yang terjadi pada tiap-tiap daerah tangkapan hujan.
Dalam penentuan koefisien limpasan faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah :
a. Kerapatan vegetasi
Daerah dengan vegetasi yang rapat, akan memberikan nilai C yang
kecil, karena air hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai
tanah, melainkan akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan
tanah yang gundul akan member nilai C yang besar.
b. Tata guna lahan
Lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan nilai C yang kecil
daripada daerah hutan atau perkebunan, karena pada daerah
persawahan misalnya padi, air hujan yang jatuh akan tertahan pada
petak-petak sawah, sebelum akhirnya menjadi limpasan permukaan.
c. Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%), akan memberikan nilai
C yang kecil, daripada daerah dengan kemiringan tanah yang sedang
sampai curam untuk keadaan yang sama.
Tabel 2.4 Beberapa Harga Koefisien Limpasan
16
Kemiringan
Datar kemiringan <
3%
Agak miring
(3-15%)
Curam Kemiringan
> 15%
Kegunaaan Lahan
Koefisien
Limpasan
0,2
0,3
0,4
0,4
0,5
0,6
0,7
Hutan
Pemukiman
Vegetasi ringan
Tanah gundul,
penambangan
0,6
0,7
0,8
0,9
2.4
Saluran Penyaliran
Saluran penyaliran berfungsi untuk menampung dan mengalirkan
air ke tempat pengumpulan (kolam penampungan atau saluran) atau
tempat lain. Bentuk penampungan saluran, umumnya dipilih berdasarkan
debit air, tipe material serta kemudahan dalam pembuatannya. Sumber air
utama pada tambang terbuka adalah air hujan, walaupun kadang kontribusi
air tanah juga tidak dapat diabaikan dalam menetukan debit air. Dalam
merancang bentuk saluran penyaliran, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain, dapat mengalirkan debit air yang direncanakan
17
dan mudah dalam penggalian saluran serta tidak lepas dari penyesuaian
dengan bentuk topografi dan jenis tanah. Bentuk dan dimensi saluran juga
harus memperhitungkan efektifitas dan ekonomisnya.
2.5
Sumuran (Sump)
Sumuran tambang berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air dan lumpur sebelum dipompa ke luar tambang. Sumuran
tambang dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumuran tambang
permanen dan sementara. Sumuran tambang permanen adalah sumuran
yang berfungsi selama penambangan berlangsung, dan umumnya tidak
berpindah tempat. Dimeni sumuran tambang tergantung pada kuantitas
(debit) air limpasan, kapasitas pompa, volume, waktu pemompaan, kondisi
lapangan seperti kondisi penggalian terutama pada lantai tambang (floor)
dan lapisan batubara serta jenis tanah atau batuan di bukaan tambang.
Volume sumuran ditentukan dengan menggabungkan grafik intensitas
hujan yang dihitung dengan teori Mononobe versus waktu, dan grafik
debit pemompaan versus waktu.
Setelah ukuran sumuran diketahui tahap berikutnya adalah
menetukan lokasi sumuran di bukaan tambang (Pit). Pada prinsipnya
sumuran diletakkan pada lantai tambang (floor) yang paling rendah, jauh
dari aktifitas penggalian batubara, jenjang disekitarnya tidak mudah
longsor, dekat dengan kolam pengendapan, mudah untuk dibersihkan.
2.6
Pompa
18