Unlock Jtptunimus GDL Yayukekaku 5196 3 Bab2 PDF
Unlock Jtptunimus GDL Yayukekaku 5196 3 Bab2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan pustaka, dengan
penekanan pembahasan pada tinjauan teori tentang: perilaku hidup bersih sehat,
perilaku, dukungan keluarga, anak Sekolah Dasar, kerangka teori, kerangka
konsep, variabel penelitian, hipotesis.
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Perilaku adalah
apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara
langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2003). Menurut Skiner
(1938) dalam (Notoatmodjo, 2003) merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Bila dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) yaitu :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktek. Yang demikian mudah diamati atau dilihat
oleh orang lain
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku,
menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) adalah:
a. Faktor-faktor Pendukung (Predisposing Factors)
Faktor pendukung adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap
perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku mencakup :
pengetahuan, sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
masyarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai
yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan , tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya. Faktor-Faktor ini terutama yang positif mempermudah
terwujudnya perilaku maka sering disebut faktor pemudah.
b. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, lingkungan fisik misalnya : air
bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
8
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan
sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan saran dan
prasarana pendukung. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini
disebut faktor pemungkin.
c. Faktor-faktor Pendorong (Reinforcing Factors)
Faktor-faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas
termasuk petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang,
peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan
kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas
kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
2. Teori Perubahan Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003), teori-teori yang berhubungan
dengan perubahan perilaku antara lain :
a.
b.
c.
Teori Fungsi
Teori ini menyatakan bahwa perubahan perilaku tergantung pada
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti
dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
d.
10
b.
c.
4. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungan, khususnya menyangkut pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan, serta tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner perilaku kesehatan adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2002).
11
dari
pelaksanaan
program
PHBS
adalah
untuk
13
14
16
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan
untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di tempat umum misalnya,
direksi atau pemilik baik pemerintah atau swasta.
e. Tatanan institusi kesehatan
Sasaran PHBS di tatanan institusi kesehatan (puskesmas, rumah sakit,
klinik, dan lain-lain) adalah semua orang dewasa atau remaja dan terbagi
dalam :
1). Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam Tatanan institusi kesehatan yang akan
dirubah perilakunya adalah pasien dan keluarga atau pengunjung yang
bermasalah.
2) Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam tempat
umum yang bermasalah misalnya, petugas kesehatan.
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan
untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di tempat umum misalnya,
pimpinan, direktur atau pemilik baik pemerintah atau swasta.
17
Tatanan PHBS
RUMAH
TANGGA
Sasaran
sekunder
Sasaran tersier
Prioritas
ibu
Kepala keluarga
INSTITUSI
PENDIDIKAN
Seluruh siswa
Guru, karyawan,
OSIS
Kepala sekolah
atau pengelola
atau pemilik
Kesling,
gaya
hidup, sarkes atau
JKPM
TEMPAT
KERJA
Seluruh
karyawan
Pengurus atau
serikat pekerja
Direksi
pemilik
atau
TEMPAT
UMUM
Pengunjung
atau pengguna
jasa
Pasien
atau
pengunjung
Pegawai
karyawan
Direksi
pemilik
atau
Pimpinan
direktur
atau
Kesling,
gaya
hidup, KIA, gizi
INSTITUSI
KESEHATAN
atau
Petugas
kesehatan
4. Strategi PHBS adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan PHBS. Dalam hal ini ada tiga strategi utama dalam melakukan PHBS.
Dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2 : Strategi PHBS menurut Depkes RI (1997)
Strategi
PEMBERDAYAAN
(EMPOWERMENT)
Sasaran
Primer
PEMBINAAN
SUASANA
(SOCIAL
SUPPORT)
PENDEKATAN
PIMPINAN
(ADVOCACY)
sekunder
tersier
Tujuan
Peningkatan
pengetahuan,
sikap
dan
perilaku
(PHBS)
Pengembangan
pendapat
umum, opini,
norma
Persetujuan,
dukungan
18
5. Tatanan PHBS
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2006) program perilaku
hidup sehat (PHBS) dilakukan berbagai tatanan, seperti tatanan rumah
tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum, institusi kesehatan.
Khusus untuk Provinsi Jawa Tengah menfokuskan pada 3 jenis tatanan yaitu
tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan dan tatanan tempat
umum. Pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut didasarkan pada
pertimbangan bahwa ketiga tatanan tersebut mempunyai daya ungkit yang
besar dalam pencapaian derajat kesehatan.
a. Tatanan Rumah Tangga
Rumah tangga adalah wahana atau wadah dimana orang tua (bapak
dan ibu) dan anak serta anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan
kehidupan
sehari-hari.
Selain
itu
PHBS
adalah
upaya
untuk
c. Tempat umum
Tempat ibadah adalah saran yang digunakan untuk kegiatan
keagamaan atau ibadah bagi masyarakat sesuai dengan agama yang
dianut. PHBS ditempat ibadah merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan pengurus maupun
pengunjung dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
6. Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kebersihan Dan Kesehatan Pribadi
Menurut Ananto (2006), memelihara kebersihan dan kesehatan
pribadi adalah salah satu upaya pendidikan kesehatan yang diberikan kepada
peserta didik di Sekolah atau Madrasah dan di rumah. Melalui peningkatan
kebersihan dan kesehatan pribadi kesehatannya menjadi lebih baik,
Kebersihan pangkal kesehatan. Slogan ini tidak dapat kita pungkiri
kebenarannya, oleh sebab itu hendaknya setiap orang selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan taraf kebersihan pribadinya, anatara lain
dengan cara-cara berikut.
a. Membiasakan hidup bersih dan sehat.
Kebiasaan yang baik maupun yang buruk, biasanya terjadi tampa
disadari oleh yang memilki kebiasaan itu. Hal ini di sebabkan karena
kebiasaan merupakan hal yang terbentuk dalam jangka waktu yang cukup
lama, sehingga kebiasaan tersebut seolah-olah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari orang yang memilikinya. Contoh kebiasaan negative
(buruk) misalnya, meludah atau membuang sampah disembarang tempat,
menggigit-gigit jari atau benda dan sebagainya. Contoh kebiasaan yang
20
positif (baik) misalnya, teliti dalam memilih sesuatu, selalu tepat dalam
waktunya (tidur, bangun pagi, berangkat ke sekolah, atau berolahraga
secara teratur). Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari sangat sukar diubah.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990), ada lima pesan utama
dalam membiasakan hidup bersih sehat pada kehidupan sehari-hari
diantaranya :
1) Mencuci tangan yang benar pada saat sebelum makan atau minum,
sebelum menyiapkan atau memegang makanan, setelah buang air
besar yang dapat mencegah penularan penyakit.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat
mematikan kuman yang melekat di tangan. Hal ini membantu
mencegah masuknya kuman ke dalam mulut. Anak-anak sering
sekali mempunyai kebiasaan memasukkan jari tangan ke mulut, oleh
karena itu sangat penting mencuci tangan anak sebelum makan dan
setelah buang air besar guna mencegah penularan penyakit.
2) Penggunaan jamban yang sehat untuk keperluan buang air besar
dapat mencegah penyebaran penyakit.
Tindakan yang penting dan dapat dilakukan oleh keluarga
untuk mencegah penyebaran penyakit terutama penyakit diare adalah
membuang kotoran manusia secara aman yaitu di jamban. Kuman
dapat tertelan oleh manusia melalui air minum, makanan dan alat
makan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut : gunakan jamban
21
untuk buang air besar, jamban harus dibersihkan secara teratur dan
bersih dari lalat dan amankan sumber air bersih dari pencemaran
atau kotoran manusia dan kotoran hewan.
3) Memanfaatkan air bersih yang sehat dapat mencegah penularan
penyakit.
Perlindungan terhadap sumber air bersih sangat penting
untuk mencegah penyebaran kuman penyakit yakni dengan cara :
menjauhkan jarak sumber air bersih dari jamban dan buangan air
limbah, menjaga kebersihan peralatan penyimpanan air bersih
(gentong, ember, dan sebagainya), menjaga agar binatang jauh dari
sumber air bersih. Keluarga dapat menjaga agar air tetap bersih di
rumah dengan : menyimpan air minum dalam wadah yang bersih dan
tertutup, mengambil air dengan gayung yang bersih, melarang
minum langsung dan mencegah agar tanggan tidak masuk dalam
wadah air, serta menjauhkan binatang dari rumah. Air yang diminum
harus dimasak duhulu dan dimasukkan dalam tempat (teko, cerek,
kendi, gelas) yang bersih. Hal ini sangat penting terutama bila
diberikan kepada anak-anak balita karena daya tahan tubuh mereka
terhadap kuman penyakit masih rendah dibanding orang dewasa.
4) Pengolahan makanan atau minum yang bersih dan sehat dapat
mencegah penularan penyakit.
Kuman dalam makanan dapat masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan orang sakit. Tetapi makanan dapat dijaga tetap aman
22
24
ketiak, lipatan paha, jari kaki atau tangan dan muka) sampai
kotoran hilang.
d) Setelah digosok dengan sabun pada seluruh permukaan tubuh atau
kulit kemudian disiram dengan air bersih.
e) Keringkan seluruh permukaan tubuh atau kulit dengan handuk
pribadi atau milik sendiri yang bersih dan kering.
f) Sesudah mandi memakai pakaian yang bersih
2) Memelihara kesehatan kaki dan tangan (kuku)
Menutut Tim Pembina UKS Prop. Jawa Barat (2004), kaki dan
tangan merupakan bagian dari anggota gerak yang banyak sekali
dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari dan fungsi yang cukup
penting, karena tangan selalu dipakai memegang sesuatu, maka tangan
akan cepat kotor, demikian juga kaki karena letaknya langsung
dipermukaan tanah, maka kaki juga mudah kotor. Kuku yang kotor
dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat ditularkan
kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu,baik kuku jari tangan
maupun jari kaki harus selalu diperlihara kebersihanya (Ananto,
2006). Ciri-ciri kuku yang sehat adalah kuku tumbuh dengan baik,
kuat, bersih dan halus.
Menjaga
kesehatan
kaki
dan
tangan
dengan
cara
menjaga
kebersihannya :
a) Mencuci tangan setelah selesai memegang sesuatu yang kotor
25
26
Menurut
Ananto
(2006),
untuk
menjaga
kebersihan
atau
ditularkan penyakit dan kutu rambut. Maka sisir yang baik adalah
sisir yang tidak terlalu jarang dan tidak terlalu rapat, lentur serta
menpunyai ujung yang tumpul. Apabila sisir kotor harus
dibersihkan lebih dahulu sebelum dipakai kembali (Tim Pembina
UKS Prop. Jawa Barat, 2004).
4) Memelihara kebersihan dan kesehatan mata.
Indera penglihatan merupakan bagian tubuh manusia yang
mempunyai fungsi sangat penting untuk memungkinkan manusia
tersebut menerima informasi dari lingkungan kehidupan sekitarnya.
a) Mata sebaiknya di bersihkan setiap hari atau sewaktu-waktu
sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi oleh air
yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapu kapas mulai
dari pinggir mata terus kearah tengah (menuju hidung), lakukan hal
ini berulang-ulang hingga mata terasa bersih.
b) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau
saputangan yang kotor atau saputangan orang lain.
c) Periksakan mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke
petugas kesehatan.
d) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak
antara mata dan objek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
e) Biasakan makan makanan yang banyak mengadung vitamin A.
f) Berikan istirahat secukupnya.
28
29
30
berbicara
sewaktu
sedang
makan,
karena
dapat
31
kesediaan,
kepedulian
dari
32
orang-orang
yang
dapat
2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut model Friedman (1998) sebagai berikut :
a
Fungsi afektif
Fungsi afektif (fungsi pemeliharan kepribadian): untuk stabilitas
kepribadiaan kaum dewasa, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para anggota keluarga, untuk memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
untuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, untuk saling
menghargai dan kehangatan didalam keluarga.
Fungsi sosialisasi
Merupakan interaksi atau hubungan dalam keluarga bagaimana
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. Untuk
sosialisasi primer anak-anak yang bertujuan untuk membuat mereka
menjadi anggota keluarga masyarakat yang produktif dan juga sebagai
penganugrahan status anggota.
Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi bertujuan untuk menjaga kelangsungan generasi dan
juga untuk berlangsungnya hidup masyarakat.
Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi bertujuan untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi
yang memadai dan pengalokasian sumber-sumber tersebut secara
efektif.
33
34
dukungan
keluarga
yang
bisa
membuat
kita
36
37
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
c. Peran anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
D. Anak Usia Sekolah Dasar
1. Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar
Masa anak merupakan masa meletakkan landasan yang kokoh bagi
terwujudnya manusia seutuhnya, yang akan menjadi sumber daya insane
dan modal pembangunan bangsa. Kesadaran akan fungsi anak dan nilai
subtantifnya melatar belakangi dikembangnya berbagai upaya pembinaan
dan pengembangan anak, diantaranya upaya pembinaan kesehatan anak usia
Sekolah Dasar (Dinkes Prov. Jawa Tengah, 2004).
Menurut (Notoatmodjo, 2005) anak usia Sekolah Dasar (6 tahun18 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi dibanding dengan
40
kelompok umur yang lain. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang
sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan, karena
kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus
sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat. Sekolah merupakan komunitas
yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka
pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
Menurut Wong (2001), anak usia Sekolah Dasar dimulai saat anak
masuk Sekolah Dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun
merupakan
tanda
perkembangan
akhir
selama
masa
anak
kanak-kanak
mengembangkan
menengah.
kompetensi
Langkah
dalam
membedakan,
mengkategorikan,
menyelesaikan
masalah
dan
42
43
d) Perkembangan Spiritual
Pada usia ini anak-anak mulai berfikir tentang agama, mempunyai
keinginan besar untuk belajar sekitar Tuhan mereka dan mulai
membandingkan antara surga dan neraka (Whaley & Wong, 2001).
e) Perkembangan Psikososial
Menurut Patricia (2005), tugas perkembangan psikososial pada
anak usia Sekolah dasar adalah industri versus inferioritas. Selama
masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan
keterampilan yang penting bagi mereka untuk berfungsi sama seperti
dewasa, anak usia sekolah yang mendapat keberhasilan positif merasa
adanya perasaan berharga. Periode usia sekolah dasar merupakan
periode kritis untuk menerima latihan perilaku dan kesehatan menuju
kehidupan dewasa yang sehat sehinga perlu adanya promosi kesehatan
atau pendidikan kesehatan selama periode usia sekolah yang bertujuan
untuk meningkatkan penerimaaan pengetahuan dan keterampilam
untuk merawat diri yang kompeten dan menginformasikan pembuatan
keputusan tentang kesehatan.
Menurut Stanhope dan Lancaster (1998) perkembangan psikososial
berawal dari umur 6-12 tahun, anak-anak memperluas aspek-aspek
sosial dan kognitif mereka. Mereka belajar untuk mengkostribusi,
mengkolaborasi dan bekerjasama untuk menjadi anggota produktif
dari teman sebayanya. Perkembangan kesadaran membolehkan
44
45
E. Kerangka Teori
Predisposing factors
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Tradisi
- Nilai
- Tingkat pendidikan
- Sosial ekonomi, dll
Enabling factors
(ketersediaan sumber
fasilitas)
- Puskesmas
- Rumah sakit
- Poliklinik
- Posyandu
- polindes
Perilaku
kesehatan
Reinforcing factors
- Dukungan keluarga
- Dukungan teman
- Dukungan tenaga
kesehatan
Gambar 1.
Kerangka teori pendidikan kesehatan menurut model Preced dalam Notoatmodjo,
2003
46
F. Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Dukungan keluarga
H. Hipotesa
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah maka hipotesis yang dapat
dikemukakan adalah ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan perilaku hidup bersih sehat pada anak Sekolah Dasar se-Kecamatan
Pageruyung Kabupaten Kendal.
47