KEWARGANEGARAA
Peran Indonesia Dalam menciptakan Perdamaian Dunia
Melalui KAA
Penulis,
AGUNG MAHENDRA
10213349 (2EA32)
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya-lah kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul Peranan
Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui KAA sesuai waktu yang telah
diberikan. Tulisan ini disusun sebagai salah satu tugas berupa makalah individu pada mata
kuliah Soft Skill Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Gunadarma.
Dalam menyusun tugas makalah ini, saya banyak menerima bantuan baik dari
beberapa narasumber dan petunjuk dari berbagai pihak maupun literatur baik dari internet
maupun yang tertuang dalam buku. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan banyak
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah
banyak membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan menyadari masih banyak
kekurangan dari apa yang saya kerjakan dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun agar pada penulisan makalah selanjutnya dapat
menjadi lebih baik dan sempurna.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konferensi Tingkat Tinggi Asia - Afrika (KTT Asia - Afrika atau KAA) adalah sebuah
konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh
kemerdekaan. Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Konferensi
Asia - Afrika (KAA). Negara-negara tersebut berkumpul untuk menghasilkan beberapa
kesepakatan. Salah satunya adalah untuk memujudkan salah satu wujud politik bebas
aktif Indonesia dalam tingkat internasional. KAA merupakan salah satu upaya
memujudkan perdamaian dunia.
KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung
antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan
mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan
kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara imperialis
lainnya. Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia
pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka
pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan
dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang
Dingin
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika.
Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah
mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat
diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah
Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan.
Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan diharuskan memilih
menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan
dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan
Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga
ditandai dengan munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk
pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD
1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja
sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain
terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar
negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia
mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antar bangsa
dengan menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya bangsa Indonesia tidak
memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga
berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah
internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan
terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya
bebas aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan
adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika
Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni
Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia,
pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika.
Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia Afrika. Bangsa-bangsa Asia
Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis barat. Persamaan
nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia berakhir, banyak negara
di Asia Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India,
Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam dan Libya.
Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia Afrika belum
dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia Afrika yang telah merdeka juga
tidak melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib da sependeritaan. Apalagi
jika mengingat masih banayak negara di Asia Afrika yang belum merdeka. Rasa setia
kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA mempunyai arti
penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia Afrika pada khususnya maupun dunia pada
umumnya.
BAB II PEMBAHASAN
1. Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Politik luar negeri adalah arahan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya
dengan nengara lain. Politik luar negeri merupakan bagian dari kebijakan nasional yang
diabadikan bagi kepentingan nasional dalam lingkup duni internasional setiap negara
mempunyai kebijakan politik luar negeri yang berbeda beda .kebijakan suatu negara
dipengaruhi oleh factor luar negeri dan factor dalam negeri.
Dalam mengikuti peraturan dunia. Negara Indonesia menganut politik luar negeri
bebas aktif. Politik luar negeri pertama kali dicetuskan oleh Drs. Moh Hatta, wakili
presiden RI yang pertama. Dasar politik terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan ,
perdamaian abadi , dan keadilan social
Tujuan Politik Luar negeri Bebas aktif :
Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara
Memperoleh barang barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbaiki
kemakmuran rakyat
Salah satu yang telah menerima undangan dan menyatakan ingin menghadiri acara
yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung pada 22-24 April mendatang adalah
Yordania. Namun kepastian kehadiran Raja Yordania, Abdullah II belum bisa
dipastikan. Masih perlu menunggu konfirmasi dari pihak protokol kerajaan. Hal itu,
disampaikan Raja Abdullah II kepada Utusan Khusus Presiden RI, Alwi Shihab, di
Istana Hussainiya, Amman, Yordania, Rabu 18 Maret 2015. Pada pertemuan tersebut,
Raja Yordania dan Utusan Khusus Presiden RI juga mendiskusikan berbagai isu
penting di kawasan yang menjadi perhatian bersama. Salah satu isu yang mengemuka
adalah mengenai pentingnya pengembangan pemikiran dan pemahaman Islam yang
moderat di kalangan umat Islam. "Kedua pihak memandang bahwa langkah tersebut
dapat mendorong berkembangnya pemikiran dan gerakan umat Islam yang membawa
pesan damai dan manfaat bagi seluruh umat manusia," demikian dijelaskan pihak
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang diterima Jumat, 20/3/2015.
d. HasilPertemuanKAA2015
Pertama adalah Pesan Bandung 2015 yang berisi penguatan kerja sama selatanselatan untuk mendukung perdamaian dan kemakmuran.
Kedua, deklarasi penyegaran kemitraan strategis baru Asia Afrika. seluruh kepala
negara dan kepala pemerintahan berkumpul dan menyampaikan pandangannya
satu per satu. Pada intinya, mereka sepakat meningkatkan kerja sama selatanselatan dalam menjaga stabilitas kawasan hingga kemakmuran bagi seluruh
negara Asia-Afrik.
Ketiga, deklarasi tentang Palestina, Seluruh kepala negara dan kepala
pemerintahan juga sepakat untuk tetap memperjuangkan Palestina sebagai negara
merdeka.
1. Kesimpulan
a. KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika.
Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah
mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat
diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah
Indonesia
berhasil
mencapai
kesepakatan
mengenai
masalah
RRC
dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua,
RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
b. Salah satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah
dengan menggalangkan persatuan dengan negaranegara di kawasan asia dan afrika.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah
satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat
penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang
berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Dalam
pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting karena selain menjadi tempat
berlangsungnya konferensi tersebut, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang
ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang dan tidak ingin tertindas oleh
Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama. Dengan KAA
maka Indonesia dapat menunjukkan sikap dan niatnya untuk memerangi kolonialisme
sekaligus mencari dukungan dalam upaya mengembalikan Irian Barat.
DAFTAR PUSTAKA
o 24bit.wordpress.com/2010/03/04/konferensi-Asia-Afrika.
o http://www.mikirbae.com/2015/01/peran-indonesia-di-dunia-internasional.html
o Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Peran Indonesia for Bse Smp Kelas 9 - Ips
Sutarto//iniwebhamdan.wordpress.com/2012/07/12/peranan-politik-luar-negeri-indonesia/
o BSE: Perkembangan Lembaga-Lembaga Internasional dan Peran Indonesia dalam
Kerjasama Internasional.
o Kahin, George McTurnan. The Asian-African Conference: Bandung, Indonesia, April
1955. Ithaca: Cornell University Press, 1956.
o Mackie, Jamie. Bandung 1955: Non-alignment and Afro-Asian Solidarity. Singapore:
Editions Didier Millet, 2005.
o Ampiah, Kweku. The Political and Moral Imperatives of the Bandung Conference of
1955 : the Reactions of the US, UK and Japan. Folkestone, UK : Global Oriental, 2007