Anda di halaman 1dari 15

I.

ACARA : GRAVITY SAND FILTER


II. TUJUAN : Mengetahui bagian-bagian dari alat filtrasi gravity sand filter dan
cara kerjanya.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Filtrasi merupakan proses pemisahan suatu cairan dengan padatannya,
misalnya kotoran, dengan cara penyaringan. Ada bermacam-macam alat yaitu
plate and frame filter yang digunakan dalam pengolahan tebu, rotary vaccum
filter yang banyak digunakan pada pembuatan gula bit dalam sekala besar dan
gravity sand filter yang digunakan untyk menjernihkan air. Pada praktikum
kali ini akan diperkenalkan alat filtrasi gravity sand filter. Alat ini terdiri atas
tangki kaca atau bahan lain yang diisi dengan pecahan batu dan pasir yang
disusun secara berlapis. Masing-masing lapisan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda dalam proses penyaringan (Anonim, 2012).

gambar/skema saringan air


Sand filter ( penyaring pasir ) adalah alat yang digunakan untuk
pemurnian air . Momen yang pas saat ini untuk murnikan air karena kemarau
panjang di Ketaling air bersih sulit didapat sungai pun sudah berubah Hitam
airnya (dari dulu juga sunge ketaling udah hitam karena tanah gambut).
Ada tiga type dari sand filter yaitu :

1. Gravity sand filter


2. Uplow sand filter
3. Slow sand filter ketiganya banyak digunakan pada industri - industri air di
seluruh dunia. Dua yang pertama memerlukan bahan kimia Flokulan agar
dapat bekerja efektif sementara yang ketiga penyaringan lambat dapat
menghasilkan air berkualitas tinggi bebas dari patogen, rasa dan bau tanpa
bahan kimia (Anonim, 2012a).
Dalam filtrasi terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :
1. Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang akan
dipisahkan mengalami gaya gravitasi dan kecepatan pengendapan partikel
sehingga partikel mengendap dan berkumpul pada permukaan media filter.
2. Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air
berukuran besar sehingga akan terperangkap, menempel dan dapat
menutupi permukaan media filter.
3. Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel yang
berukuran kecil seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak secara
random (gerak brown), karena terdapat perbedaan kecepatan maka
partikel tersebut bergesekan dan menempel dalam media filter. Mekanisme
ini hanya terjadi untuk partikel berdiameter < 1 mikron.
4. Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan berat
jenis yang berbeda sehingga kecepatan partikel dalam aliran air berbedabeda, akibatnya partikel akan menempel pada permukaan media karena gaya
inersia, mekanisme ini terjadi jika partikel yang berukuran lebih besar
bergerak cukup cepat dan berbenturan serta menempel dalam media filter.
Berdasarkan mekanisme tersebut, efektivitas filtrasi akan meningkat
dengan meningkatnya ukuran partikel hal ini terjadi karena dalam filtrasi
terjadi mekanisme intersep dan sedimentasi, tetapi dapat pula terjadi
sebaliknya dimana efektivitas filtrasi akan meningkat dengan menurunnya
ukuran partikel hal ini dapat terjadi karena dalam filtrasi terjadi proses
difusi(Anonim, 2012c).

Berdasarkan jenis filter, flitrasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) yaitu :


1. Filtrasi lambat (slow sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir
halus (fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan
yang tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang mengakibatkan aliran air
melewati media filter menjadi lambat. Partikel menumpuk pada bagian atas
pasir dan dibersihkan dengan mensecrap lapisan atas pasir yang mengandung
partikel.
2. Filtrasi cepat (rapid sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media pasir
berukuran besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi ini padatan
yang tersisihkan berada disela-sela (pori-pori) media filter yang dilaluinya.
Pembersihan partikel dilakukan dengan metode backwashing dengan air
untuk mengeluarkan partikel dalam media filter.
3. Multimedia fliter (multimedia filters) , pada filtrasi ini dipergunakan dua atau
lebih jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media filter mempunyai
berat jenis yang berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit (batu bara),
pasir, dan kerikil. Penggunaan media filter yang berbeda memberikan hasil
yang lebih baik dibanding satu jenis media filter, dan berat jenis yang berbeda
akan menempatkan kembali media filter pada posisi yang semula pada saat
dilakukan pencucian dengan metode backwashing (Anonim, 2012c).

IV. ALAT DAN BAHAN


A Alat :
1

Toples

: 4 buah

Botol aqua

: 4 buah

Gunting

: 1 buah

Ember

: 1 buah

Gayung

: 1 buah

B Bahan :
1

Batu krikil

: secukupnya

Air kotor

: secukupnya

Ijuk

: secukupnya

Pasir

: secukupnya

IV. CARA KERJA


A Teoritis
1

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti toples, botol
aqua, batu krikil, air kotor, ijuk dan pasir. Bagian bawah botol aqua
dipotong terlebih dahulu supaya mudah untuk memasukkan bahan.

Memasukan bahan bahan tersebut kedalam botol aqua dengan 4


perlakuan yaitu
a. Ijuk pasir batu krikil
b. Ijuk batu krikil pasir
c. Batu krikil ijuk pasir
d. Batu krikil pasir ijuk

Memasukkan air kotor kedalam masing masing botol aqua sehingga


air akan turun dari bahan padatan dan bahan-bahan padatan akan
disaring oleh batuan dan pasir lalu air ditampung ditoples.

Menyaring kembali air saringan tadi dengan cara yang sama. Diamati
hasil filtrasi dari alat gravity sand filter dengan menghitung padatan
tersuspensinya.

B Skematis
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan seperti toples, botol aqua, batu
krikil, air kotor, ijuk dan pasir. Bagian
bawah botol aqua dipotong terlebih dahulu
supaya mudah untuk memasukkan bahan.

2. Dimasukkan

bahan

bahan

tersebut

kedalam botol aqua dengan 4 perlakuan


yaitu
a. Ijuk pasir batu krikil
b. Ijuk batu krikil pasir
c. Batu krikil ijuk pasir
d. Batu krikil pasir ijuk

3. Memasukkan air kotor kedalam masing


masing botol aqua sehingga air akan turun
dari bahan padatan dan bahan-bahan padatan
akan disaring oleh batuan dan pasir lalu air
ditampung ditoples.

4. Menyaring kembali air saringan tadi dengan


cara yang sama. Diamati hasil filtrasi dari
alat gravity sand filter dengan menghitung
padatan tersuspensinya.

VI. HASIL PENGAMATAN


Tabel 1. Hasil Pengamatan
No
1
2
3
4

Lapisan
Ijuk Pasir Batu krikil
Ijuk Batu krikil Pasir
Batu krikil Ijuk Pasir
Batu krikil Pasir Ijuk

Awal
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat

Keterangan:
-

: Jernih tidak ada endapan

: Agak keruh sedikit endapan

++

: Keruh ada endapan

+++

: Sangat keruh banyak endapan

Warna
Akhir
Jernih
Agak keruh
Kruh
Sangat keruh

Keterangan
+
++
+++

VII. PEMBAHASAN
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair
maupun gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori lain
untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi
dan koloid. Pada pengolahan air minum, filtrasi digunakan untuk menyaring
air dari hasil proses koagulasi flokulasi sedimentasi sehingga dihasilkan
air minum yang berkualitas tinggi. Disamping mereduksi kandungan zat
padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri, menghilangkan rasa,
warna, bau,

besi dan mangan. Perencanaan suatu sistem filter unutk

pengolahan air tergantung pada tujuan pengolahan dan pre-treatment yang


telah dilakukan pada air baku sebagai influen filter (Anonim, 2012).
Air merupakan sumber kehidupan dan merupakan kebutuhan seharihari kita. sering kita mengalami masalah dengan air di rumah kita. Bila air
cuma sedikit keruh atau tidak terlalu jernih masih dapat diatasi dengan
menggunakan cara penyimpanan air untuk mendapatkan air bersih atau
dengan menggunakan saringan kain katun atau metode penyaringan air
sederhana lainnya. Tapi bila air di rumah anda keruh, kotor atau berbau
maka kita terpaksa harus menambahkan atau menggunakan bahan kimia
campuran pada air seperti AGS dan tawas ataupun dengan menggunakan
bahan alami seperti biji kelor. Selain dengan menambahkan bahan campuran
pada air, sebenarnya kita juga dapat mengatasinya dengan membuat saringan
air sederhana. Walaupun sederhana, saringan dimaksud harus efektif untuk
mengatasi masalah bau dan warna yang ada pada air sumber. Salah satu
kelebihan dari penggunaan saringan air ini adalah kita tidak menggunakan
bahan kimia seperti AGS ataupun tawas (Anonim, 2012a).
Pada praktikum kali ini akan diperkenalkan alat filtrasi gravity sand
filter. Untuk pembuat saringan air gravity sand filter dibutuhkan bahanbahan seperti ijuk, pasir, dan batu kerikil. Adapun cara pembuatan saringan
ini cukup mudah. Pertama-tama tentukanlah tempat / wadah / penampung
untuk saringan yang akan dibuat. Wadah yang digunakan dapat berupa tong /
drum bekas, ember plastik/karet, ember bekas cat tembok, beberapa kaleng

atau botol plastik bekas yang disambung menjadi satu. Syarat utama dari
wadah saringan ini adalah memiliki ketinggian yang cukup untuk
menampung bahan-bahan saringan yang akan kita pakai (ijuk, pasir, batu
krikil). Berikutnya isikan lapisan saringan berturut-turut lapisan pertama
ijuk pasir batu, lapisan kedua Ijuk batu krikil pasir, lapisan ketiga
Batu krikil ijuk pasir dan lapisan keempat Batu krikil pasir ijuk.
Setelah saringan dibuat, masukkan air kedalam 4 lapisan.
Mekanisme atau proses gravity sand filter adalah memasukkan air
kotor kedalam media yang digunakan (botol yang telah terisi ijuk, pasir, dan
batu krikil), selama proses filtrsi berlangsung, partikel yang terbawa air akan
tersaring di media filter. Sementara itu air terus mengalir melewati media
batu krikil, pasir, dan ijuk masuk ke lubang botol dan akhirnya keluar
menuju bak penampung. Kemudian air di bak penampung akan dituangkan /
dialirkan lagi ke media tersebut untuk memperoleh air yang jernih. Partikel
yang tersaring di media lama kelamaan akan menyumbat pori pori media
sehingga terjadi penyumbatan. Peyumbatan ini akan meningkatkan headloss
aliran air di media. Peningkatan headloss dapat lihat dari meningkatnya
permukaan air diatas media atau menurunya debit filtrasi. Unutk
menghilangkan penyumbatan dilakukan pencucuian media (Anonim, 2012b).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Pada lapisan pertama ijuk
pasir batu mula mula air berwarna coklat setelah dilakukan dua kali
penyaringan air menjadi jernih tidak terdapat endapan, lapisan kedua Ijuk
batu krikil pasir mula mula air berwarna coklat setelah dilakukan dua
kali penyaringan air berubah menjadi agak keruh ada sedikit endapan,
lapisan ketiga Batu krikil ijuk pasir warna awal berwarna coklat setelah
dilakukan dua kali penyaringan air menjadi keruh terdapat endapan, pada
lapisan terakhir yaitu lapisan keempat Batu krikil pasir ijuk mula mula
air berwarna coklat setelah dilakukan dua kali penyaringan air menjadi
sangat keruh dan banyak endapan.
Saringan yang kita buat dengan bahan dan alat-alat sederhana tadi
ternyata mampu secara efektif mampu mengubah air yang tadinya keruh,

kuning atau bahkan hitam dan berbau tak sedap sekalipun akan menjadi
jernih dan tanpa bau setelah melewati saringan ini. Memang pada awalnya
tidak terlalu jernih, tetapi lama-kelamaan air yang dihasilkan akan menjadi
jernih/bening.
Selama pemakaian saringan jagalah agar debit air yang masuk tidak
melebihi debit air yang keluar. Sebab jika tidak saringan akan penuh dan
bisa meluber keluar. Untuk mengatasinya anda harus melakukan trial dan
error. Hal ini bisa dilakukan dengan mengecilkan debit air yang masuk ke
dalam saringan, atau pilihan kedua : memperbesar debit air yang keluar dari
saringan. Sebagai masukan, kapasitas debit air yang keluar dari saringan
dipengaruhi juga oleh luas penampang saringan, ukuran besar/kecilnya
saluran

keluar

air

dan

bahan-bahan

saringan

yang

digunakan.

Sekalipun air hasil penyaringan telah jernih, bukan berarti air tersebut telah
bebas dari kuman penyakit. Sebelum air dikonsumsi sebaiknya air dimasak
hingga mendidih terlebih dahulu atau mungkin anda dapat melakukan
disinfeksi/menghilangkan kuman dengan cara sederhana lainnya (Anonim,
2012c).

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapat beberapa kesimpulan
diantaranya :
1. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun
gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori lain untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan
koloid.
2. Dalam filtrasi terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :
a. Sedimentasi (sedimentation)
b. Intersep (interception)
c. Difusi brownian (brownian diffusion)
d. Inersia (inertia),
3. Selama pemakaian saringan jagalah agar debit air yang masuk tidak
melebihi debit air yang keluar. Sebab jika tidak saringan akan penuh dan
bisa meluber keluar.
4. Mekanisme atau proses gravity sand filter adalah memasukkan air kotor
kedalam media yang digunakan (botol yang telah terisi ijuk, pasir, dan
batu krikil), selama proses filtrsi berlangsung, partikel yang terbawa air
akan tersaring di media filter. Sementara itu air terus mengalir melewati
media batu krikil, pasir, dan ijuk masuk ke lubang botol dan akhirnya
keluar menuju bak penampung. Kemudian air di bak penampung akan
dituangkan / dialirkan lagi ke media tersebut untuk memperoleh air yang
jernih.
5. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Pada lapisan pertama ijuk
pasir batu mula mula air berwarna coklat setelah dilakukan dua kali
penyaringan air menjadi jernih tidak terdapat endapan, lapisan kedua
Ijuk batu krikil pasir mula mula air berwarna coklat setelah
dilakukan dua kali penyaringan air berubah menjadi agak keruh ada
sedikit endapan, lapisan ketiga Batu krikil ijuk pasir warna awal
berwarna coklat setelah dilakukan dua kali penyaringan air menjadi
keruh terdapat endapan, pada lapisan terakhir yaitu lapisan keempat Batu

krikil pasir ijuk mula mula air berwarna coklat setelah dilakukan
dua kali penyaringan air menjadi sangat keruh dan banyak endapan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Praktikum Mesin dan Peralatan Industri.Institut
Pertanian STIPER, Yogjakarta.
Anonim, 2012a. Gravity Sand Filter. http://ketaling.blogspot.com/2011/10/sandfilter.html. 04 Mei 2012.
Anonim, 2012b. Gravity Sand Filter. http://mto2aerator.blogspot.com/p/sandfilter.html. 04 Mei 2012.
Anonim, 2012c. Pengolahan Air Limbah. http://ketutsumada.blogspot.com/
2012/03/pengolahan-air-limbah-secara-fisik.html. 04 Mei 2012.

Yogyakarta, 20 Desember 2012


Mengetahui

Praktikan

Co. Ass

( Sulistio Dwi Handoko )

( Muhammad Nur Irfan )

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


MESIN DAN PERALATAN INDUSTRI

DISUSUN OLEH :
NAMA

: MUHAMMAD NUR IRFAN

NIM

: 11/ 13933/ STIPP

ACARA

: GRAVITY SAND FILTER

CO. ASS

: SULISTIO DWI HANDOKO

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2012

Anda mungkin juga menyukai