untukmeningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiaporang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satuunsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tenaga
Kefarmasian
sebagai
salah
satu
tenaga
kesehatan
pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penti
ngkarena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan Kefarmasian. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi. Pelayanan Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Medication error). Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) merupakan salah satu subsistem pelayanan yang berorientasi pada pasien. Pelayanan kefarmasian ini mengarahkan pasien tentang kebiasaan/pola hidup yang mendukung tercapainya keberhasilan pengobatan, memberi informasi tentang program pengobatan yang harus dijalani pasien, memonitor hasil pengobatan dan bekerja sama dengan profesi lainnya untuk mencapai kualitas hidup yang optimal bagi pasien. Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang professional. Pada pengelolaan Apotek, Apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik, dan mampu mengelolah SDM secara
efektif. Dari uraian diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai sumber daya manusia dalam asuhan kefarmasian.
I.2. Rumusan Masalah
Bagaimana keterkaitan antara sumber daya manusia dan asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care)? I.3
Tujuan Mengetahui keterkaitan antara sumber daya manusia dan asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care)