BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini
kebutuhan gula dipenuhi oleh industri gula (penggiling tebu). Industri kecil
seperti gula merah dan gula aren. Gula dapat berupa glukosa, sukrosa,
fraktosa, sakrosa dll. Glukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam
makanan, minuman, es krim dll.
Glukosa dapat dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada reaksi
hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan katalisator asam seperti
HCl (asamsulfat). Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati.
Di indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanamantanaman itu seperti seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren dan
sebagainya.
I. 2. Tujuan Percobaan
1.Mempelajari pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati.
2.Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh
variabel terhadap konstanta kecepatan reaksi.
I. 3. Manfaat Percobaan
1.Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap reaksi hidrolisa pati.
2.Dapat mengetahui konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa
pengaruh jenis katalis terhadap konstanta kecepatan reaksi.
Hidrolisa Pati 2
BAB II
LANDASAN TEORI
H2O
( x + 1 ) C6H12O6
k. C pati. C air
...(1)
karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama
perubahan reaksi sama dengan k, dengan besarnya k :
k
k . Cair
...(2)
sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k. C pati dari persamaan
kecepatan reaksi ini, reaksi hidroisis merupakan reaksi orde satu. Jika harga rA =
-dCA/dt maka persamaan 2 menjadi :
...(3)
Apabila CA = CA0 (1-xA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi t1, CA0
...(4)
Dimana xA = konversi reaksi setelah satu detik.
Hidrolisa Pati 3
dan x = t2.
Hidrolisa Pati 4
3. Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaikbaiknya perlu adanya pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat
dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk, 1973).
Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka pecampuran
dilakukan dengan cara mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk
olakan.
Hidrolisa Pati 5
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Indikator MB
Tepung tapioka
Fehling A dan B
NaOH
Aquades
HCl
b) Alat
Gelas ukur
Buret
Termometer
Erlenmeyer
Labu takar
6
5
7
4
3
2
1
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbatch
Hidrolisa Pati 6
Hidrolisa Pati 7
Hidrolisa Pati 8
Dimana :
kadar HCl = 0,25untuk 25%
0,37untuk 37%
grek HCl
=1
=2
Dimana :
Prosedur titrasi
5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar
(jika ada hasil hidrolisa, prosedur diatas ditambah 5 ml sampel hasil hidrolisa)
Hidrolisa Pati 9
2 menit kemudian dititrasi dengan glukosa standar, catat volume titran (titrasi
dijalankan maks 1 menit)
Catatan : titrasi dilakukan diatas kompor (dalam keadaan mendidih)
Hidrolisa Pati 10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
t (menit)
0
12
16
20
M (ml)
M1 =12,8
M2 =12,6
M3 =12,6
Mrata2 =12,6
M1 = 11,2
M2 = 10,5
M3 = 10,7
Mrata2 = 10,6
M1 = 9,5
M2 = 9,3
M3 = 9,0
Mrata2 = 9,4
M1 = 9,0
M2 = 9,4
M3 = 8,9
Mrata2 = 8,95
M1 = 7,9
M2 = 7,2
M3 = 6,2
Mrata2 = 7,55
M1 = 7,0
M2 = 6,3
M3 = 6,8
Mrata2 = 6,9
k = 0,009
Xp
XA
-In (1xA)
0,039
0,012
0,012
0,238
0,073
0,076
0,356
0,110
0,117
0,401
0,124
0,132
0,539
0,166
0,181
0,604
0,186
0,206
Hidrolisa Pati 11
Variabel II
t (menit)
12
16
20
M (ml)
M1 =11,5
M2 =13,5
M3 =16,8
Mrata2 =12,0
M1 = 10,1
M2 = 10,4
M3 = 12,9
Mrata2 =
10,25
M1 = 9,4
M2 = 9,2
M3 = 9,0
Mrata2 = 9,2
M1 = 8,0
M2 = 8,8
M3 = 8,5
Mrata2 = 8,65
M1 = 7,7
M2 = 7,0
M3 = 7,4
Mrata2 = 7,55
M1 = 6,5
M2 = 6,1
M3 = 7,4
Mrata2 = 6,3
k = 0,004
Xp
XA
-In (1xA)
0,047
0,015
0,015
0,129
0,040
0,041
0,178
0,055
0,057
0,204
0,063
0,065
0,256
0,079
0,082
0,314
0,097
0,102
Hidrolisa Pati 12
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pengaruh Kadar Suspensi terhadap Konversi
Pada
hasil
percobaan
variabel
(10%
suspense
pati)
.(1)
(2)
Hidrolisa Pati 13
yang
dihasilkan
lebih
sedikit
daripada
variabel
(10%suspensi pati).
Semakin banyak tumbukan maka harga k yang dihasilkan juga
semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan:
k=
Hidrolisa Pati 14
Oleh karena itu jika factor tumbukan semakin besar maka besar
konstanta kecepatan reaksi juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan
hasil percobaan.
( Mastuti, Endang dan Ardiana, Dwi. 2010.Jurnal Pengaruh Variasi
Temperatus dan Konsentrasi Katalis. Pada Kinetika Reaksi Hidrolisa
Tepung Kulit Ketela Pohon, Universita Sebelas Maret )
http://wenimandasari.blogspot.com/2012/07/tetapan-laju-reaksi-danenergi-aktivasi.html
Hidrolisa Pati 15
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
1.
2.
V.2
Saran
1.
2.
3.
4.
5.
Hidrolisa Pati 16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Khalaf, A.M., Chemical Engineering Education, 28 (1), 48. 1994
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., Applied Mathematics in Chemical
Engineering 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New York
Februadi, Hidrolisis Pati, diunduh pada 11 November 2011 pukul 22.00 WIB
Hill, G.C., An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor
Design. 1nd ed, John Willey, New York, N.Y, 1977
Levenspiel. O., Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo, 1970
Mastuti, Endang., Pengaruh Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Katalis Pada
Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Kulit Ketela Pohon, 2010, hal. 2
Yuniwati, Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk Dengan Katalisator
Asam Chlorida, 2011, hal. 4
Hidrolisa Pati 17