Anda di halaman 1dari 15

BAB VII

UNIT PENGOLAHAN BIOLOGIS


Pengolahan Biologis (Secondary Treatment) dilakukan untuk memisahkan
bahan organik dan padatan tersuspensi yang dapat terdegradasi secara biologis.
Pengolahan tahap ini memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk
memisahkan kontaminan-kontaminan dalam air limbah. Target utama pengolahan
ini adalah penurunan kandungan organik (biasanya diukur dalam BOD atau COD,
padatan tersuspensi dan mikroorganisme patogen). Prinsip Desain bangunan
secondary treatment yaitu Rasio F/M dan beban organik (Mass Balance) yang
masuk ke dalam unit pengolahan. Debit yang digunakan dalam perhitungan
bangunan pengolahan biologis adalah Qaverage karena waktu detensi setiap
bangunan lebih lama dari pengolahan lainnya. Bangunan Secondary Treatment
dalam perencanaan ini terdiri dari :
1.
2.

Oxidation Ditch
Bak Pengendap II (Secondary Clarifier)

7.1 Oxidation Ditch (OD)


Oxidation Ditch merupakan parit berbentuk oval/ellips dilengkapi dengan
mammoth rotor untuk aerasi jangka panjang. Proses yang terjadi di dalam oxydation
ditch merupakan proses kontinyu, dimana pertumbuhan biologis yang terfluktuasi
akan dicampurkan dengan air buangan dan kemudian di aerasi secara terus
menerus, selanjutnya diikuti pengendapan untuk memisahkan biomass dari air
buangan yang telah terolah. Pada Oxidation Ditch dilakukan resirkulasi lumpur
untuk menjaga kestabilan F/M Rasio sehingga pengolahan air limbah dapat
mencapai tingkat yang optimum. Bangunan Oxidation Ditch selalu diikuti dengan
Bak Pengendap II (Secondary Clarifier) dan saling berkaitan satu sama lain dalam
desain maupun perhitungan.

Gambar 7.1 Flow Process Oxidation Ditch Treatment

Tabel 7.1 Kriteria Desain Oxidation Ditch


Kriteria Desain
Range
Tipikal
Sumber
L. K. Wang and N.
Kemiringan Ditch (Derajat 0)
45 - 90
90
C. Pereira,1986
Metcalf & Eddy,
Konsentrasi MLSS (TSS) (mg/L)
1500 - 5000
4500
1991
C. P. L. Grady, Jr.,
Rasio Resirkulasi
0,5 2,0
0,5
G. T. Daigger,
1999
3
Aerator Loading (kg/m .hr)
0,1 0,5
0,5
US EPA,2000
G.L Karia and R.A
Nilai Yield (kg.VSS/kg.BOD5)
0,4 0,8
0,8
Christian, 2006
G.L Karia and R.A
Nilai Kd (hari)
0,04 0,075
0,075
Christian, 2006
Japan Sewage
Kedalaman Ditch (m)
1,0 5,0
3,0
Works Association,
2013
Metcalf & Eddy,
Efisiensi Proses (%)
85 - 95
95
1991
Waktu retensi hydraulic/Periode
L. K. Wang and N.
18 - 36
36
Aerasi (jam)
C. Pereira,1986
Kebutuhan Rasio (F/M)
L. K. Wang and N.
0,025 - 0,15
0,15
(kg.BOD/kg.MLVSS.hari)
C. Pereira,1986
Waktu retensi solids/umur lumpur
WEF and ASCE
20 - 30
30
(hari)
1992
Metcalf &
Kecepatan Aerator (m/s)
0,25 - 0,40
0,40
Eddy, 1991
Volumetric Loading
L. K. Wang and N.
0.08 - 0.48
0,45
(kg.BOD/m3.hari)
C. Pereira,1986
Direncanakan :
- Jumlah oxydation ditch
=
8 bak
(pemilihan jumlah bak disesuaikan dengan debit air limbah yang akan diolah,
karena debit mempengaruhi dimensi dari unit pengolahan. Dengan
perencanaan 8 bak diharapkan mampu mengolah air limbah dengan debit yang
ada)
- Debit rencana (Q average)
=
16848 m3/hari
=
0,195 m3/dtk
- Debit masing-masing bak
= Debit rencana/Jumlah bak
=
0,195/8
=
0,0244 m3/detik
=
2106 m3/hari
- Umur lumpur (c)
=
30 hari
- Rasio F/M

0,15 kg BOD5/kg MLVSS.hari

Aerator Loading
MLSS direncanakan
Periode Aerasi (td)
Rasio Resirkulasi (Qr/Q)

=
=
=
=

0,5 kg/m3.hari
4500 mg/L
36 jam
0,5

Volumetrik Loading
Efisiensi proses
Kedalaman bak
Freeboard
BODinf (effluen dari BP I)
Konsentrasi N
Konsentrasi TSS (eff BP I)
BOD effluen
Rasio MLVSS/MLSS
Yield Value (Y)

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

0,45
95%
3,0
0,5
456
0,8
189
45,6
0,8
0,8

kg BOD5/m3.hari
M
M
mg/L
Mg/L
mg/L
mg/L
Kg.VSS/kg.BOD5

Perhitungan :
Perhitungan Lumpur
Konsentrasi BOD5 Terlarut dalam Effluen
Biological solid
=
65 % biodegradable
1 gr biodegradable
=
1,42 gr BODu
BOD5

0,68 BODu

BOD5 solid

=
=
=

65 % x BODeff x konversi ke BOD5


65 % x 45,6 mg/L x 1.42 x 0.68
28,62 mg/L

BOD5 terlarut

=
=

(45,6 28,62) mg/L


17 mg/L

Efisiensi Proses
Removal BOD5 terlarut = [(BOD5inf-BOD5 terlarut)/BOD5inf] x 100 %
= [(456 17)/456] x 100 %
= 96,3 %
Overall efisiensi

= [(BOD5inf-BOD5eff)/BOD5inf] x 100%
= [(456 45,6)/456] x 100 %
= 90 %

Nilai Tipikal Koefisien Kinetik untuk Proses Oxidation Ditch


Y
kd
Rasio MLVSS/MLSS
MLSS

=
0,6 kg VSS/kg BOD5
= 0,05 per hari
=
0,5
= 4500 mg/L

MLVSS

Yobs

=
=
=
=
=
=

0,5 x MLSS
0,5 x 4500 mg/L
2250 mg/L
Y/(1+(kd x c)
0,6/[1+ (0,05/hari x 30 hari)]
0,24

Peningkatan Massa MLVSS


Px = Yobs x Qbak x (So-S)
3
= 0,24 x 2106 m /hari x (456 -17) mg/L
= 221,9 kg.VSS/hari
Peningkatan MLSS

= Px : 0.5
= 221,9 : 0.5
= 443,8 Kg.VSS/hari

Volume reaktor (V)

= (Qbak x c x Y x (So-S)) / (MLVSS(1+kd. c))


(2106 m3/hari x 30 hari x 0.6 x (456 - 17) mg/L)
=
/(2250 mg/L(1+(0,05/hari x 30 hari)
= 2959 m3

Perhitungan Mass Balance


Qinfluen = 2106 m3/hari
Xinfluen = Y x BODinf
= 0,6 kg.VSS/kg.BOD5 x 456 mg/L
= 273,6 mg/L
Qr/Q
= 0,5
Qr
= 0,5 x Q
= 0,5 x 2106
= 1053 m3/hari
Xr
= [(Qbak + Qr) x MLVSS (Qbak x Xinf)]/Qr
= [(2106 + 1053) x 2250 (2106 x 273,6)]/1053
= 6202,8 mg/L
Sludge Wasting
Qw

Maka konsentrasi MLSS sludge

=
=
=
=
=

Px (TSSeff x Qbak)/Xr
(221,9 (0,189 x 2,106)/6,203
35,71 m3/hari
6202,8/0,5
12405,6 mg/L

Cek periode aerasi

Cek F/M ratio

= Volume/Q
= (2959 m3 x 24 jam/hari) / 2106 m3/hari
= 33,72 jam

= Q x (So-S) / (V x MLVSS)
= 2106 m3/hari x (456 17)/(2959 m3 x 2250 mg/L
= 0,14/hari

Organic Loading

= (So x Q)/V
= (456 mg/L x 2106 m3/hari)/2959 m3
= 324,59 gr/m3.hari

Perhitungan Kebutuhan Oksigen


Kebutuhan Oksigen Teoritis
O2 kg/hari

= [(Q x (So-S))/(BOD5/BODL)]-1.42 x Px
[(2106 m3/hari x (456 - 17)mg/L x (10-3kg)/(0,68)] 1,42 x 221,9
=
kg.VSS/hari)
= 1044,58 kg/hari

Standard Oxygent Requirement (SOR)


Dari data diketahui :
N
= Kebutuhan Oksigen Teoritis Yang Ditransfer ke Limbah
= 1044,58 kg/hari
C'sw

= Konsentrasi O2 Pada Suhu Dan Tekanan Standar


= 8,24 (25 0C, 760 mmHg)

Csw

=
=
=
=
=
=

C
b

Konsentrasi O2 yang Digunakan


9,08 (20 0C, 760 mmHg)
Level DO Saat Operasi
2,0 mg/L
Rasio Saturasi Limbah Terhadap Saturasi Air
0,9

= Rasio Transfer O2
= 0,9

Fa

=
=
=
=

faktor koreksi kelarutan O2


1 - (ketinggian (m)/9450)
1 - (10/9450)
1,0

Temperatur diasumsikan (T)


SOR

=
=
=
=

Volume Udara yang dibutuhkan


Berat udara
=

30 0C
N / [(C'sw.b.Fa-C)/Csw] (1,024)T-20 a
1044,58/[((8,24 x 0,9 x 1)-2)/9,08] (1,024) 30-20 0,9
1537 kg/hari

1,121 kg/m3

O2 dalam udara
Kebutuhan udara teoritis

= 23,2 %
= 1537 kg/hari /(1,121 kg/m3 x 0,232 g O2/g udara)
= 5910,73 m3/hari udara
Karena kebutuhan oksigen teoritis rencana (1044,58 kg/hari) < (1537 kg/hari) Standard
Oxygent Requirement (SOR), maka kebutuhan oksigen teoritis yang direncanakan
mencukupi. (Oke!)
Diasumsikan :
Efisiensi aerator udara
Maka udara yang dibutuhkan
Udara yang disediakan
Total kebutuhan udara

Volume udara/BOD5 removal

Volume udara/air limbah terolah


Volume udara/m3 volume OD

=
=
=
=
=
=
=

10 %
5910,73 m3/hari / 0.1
59107,3 m3/hari
130% dari kebutuhan udara teoritis
130 % x 5910,73
51226,35 m3/hari
35,57 m3/menit
=
=
=
=
=
=

(51226,35 m3/hari x 1000 g/kg)/((456 17) mg/L x 2106 m3/hari)


55,41 m3/kg
51226,35 m3/hari / 2106 m3/hari
24,32 m3/m3
m3/m3
51226,35 m3/hari / 2959 m3
17,31 m3/m3
m3/m3

Perhitungan Desain Aerator


Direncanakan aerator yang digunakan adalah Mammoth Rotor
Volume tiap ditch
= 2959
m3
= 781685 gallon
Digunakan rotor dg diameter
= 42
inchi
= 1,067
m
Kedalaman rotor terendam
= 0,356
m
= 0,360
m
Panjang tiap rotor
= 5,0
m
= 16,4
ft

Kemampuan rotor
= 16000 gal/ft (volume OD > 60000 gallon)
Maka rotor mampu mengaerasi = 16000 gal/ft x 16,4 ft
= 262464 gallon
Kebutuhan rotor tiap ditch

= volume tiap ditch/kemampuan aerasi rotor


= 781685 gal/262464 gal
= 2,978 unit ~ 3,0 unit

Kapasitas transfer O2 tiap rotor

= SOR/jumlah rotor
= 1537 kg/hari / 3 unit
= 512 kg/hari

Untuk tiap ft panjang rotor/jam

(512 kg/hari x 2,2046 lb/kg)/(16,4 ft x 24


jam/hari)

= 3 lb O2/ft.rotor.jam
Untuk rotor dengan diameter 42 inchi, karakteristiknya sebagai berikut :
Kecepatan rotor
= 60 rpm
Kebutuhan power
= 0,25 kW/ft. rotor
= 0,25 x 16,4 ft kW/rotor
= 4,10 kW/rotor
Kebutuhan power total
= Jumlah ditch x jumlah rotor/ditch x kebutuhan power/rotor
= 8 ditch x 3 rotor/ditch x 4.10 kW/rotor
= 98,42 kW
Perhitungan Dimensi Oxidation Ditch
Volume tiap ditch
= 2959 m3
Perbandingan lebar ditch dengan panjang rotor = 2
Lebar OD
= 2 x panjang rotor
= 2 x 5,0 m
= 10 m
Kedalaman ditch
= 3,0 m
Luas penampang (A cross)

=
=
=

1/2 x (lebar OD) x tinggi


1/2 x 10 x 3
15 m2

Total panjang ditch

=
=
=

Volume/Across
2961 m3 / 15 m2
197,4 m

Jari-jari belokan

=
=
=
=

Diameter belokan

1/2 x ((2 x 10 m) + 5,0 m)


12,5 m
2 x 12,5 m
25 m

Panjang belokan

=
=
=
=

Keliling 2 setengah lingkaran

= 2 x 39,25 m
= 78,5 m

Panjang ditch lurus

Luas lahan

keliling 1/2 lingkaran ujung ditch


1/2 x x D
1/2 x x 25 m
39,25 m

[(total panjang) (keliling 2 setengah lingkaran)]/2


(197,4 78,5)/2
59,45 ~ 60 m
jumlah ditch x panjang total x lebar OD
8 x 197,4 x 10
15792 m2

=
=
=
=
=
=

Perhitungan Hidrolis
Kecepatan aliran di OD

=
=
=
=

Headloss kecepatan

(Panjang OD/Periode aerasi)


(197,4 m /33,71 jam
5,85 m/jam
1,35x10-7 m (diabaikan)

Saluran Inlet (pembawa ke OD)


=
=
=
=

0,0244 m3/det
0,0003
0,4 m/dtk
Q/v

0,061 m2

1/4 x x D2

0,061 m2 =
D =
Cek kecepatan (v)
=

1/4 x x D2
0,30 m
Q/Across

Q saluran
Slope direncanakan (S)
v (kecepatan)
A (luas permukaan)
Diameter pipa

=
=

0,0244/(1/4 x 3,14 x (0,3)2


0,40 m/dtk (Oke!)

Panjang saluran direncanakan


Headloss

= 5m
= SxL
= 0,0015 m

Saluran Outlet (pembawa menuju Secondary Clarifier)


=
=
=
=

0,024 m3/det
0,0003
0,4 m/dtk
Q/v

0,061 m2

Diameter pipa

1/4 x x D2

0,061 m2
D

=
=
=
=

1/4 x x D2
0,279 m
0,273 m (diameter pipa dipasaran)
Q/Across

=
=

0,0244/(1/4 x 3,14 x (0,273)2


0,42 m/det (oke!)

Q saluran
Slope direncanakan
v (kecepatan)
A (luas permukaan)

Cek kecepatan (v)

Panjang saluran direncanakan


Headloss

7.2

= 5m
= SxL
= 0,0015 m

Bak Pengendap II (Secondary Clarifier)

Fungsi utama dari secondary clarifier adalah pengendapan akhir, dimana


terjadi proses pemisahan padatan (solids-separation) dan terjadi proses
pengendapan pada biological floc dari air buangan. Partikel lumpur akan
mengendap pada bagian dasar tangki kemudian dalam underloaded dan kritis
lumpur akan diinjeksikan kembali pada pengolahan biologis sebelumnya untuk
proses suspended growth mikrobiologi.
Fungsi kedua adalah untuk menyimpan lumpur selama periode debit puncak
(Qpeak). Jika clarifier gagal dalam salah satu dari fungsi-fungsi ini, kinerja proses
biologis mungkin akan terpengaruh. Selain itu, jika zat organik ataupun TSS tidak
terendapkan dengan efisien memungkin effluen limbah tidak memenuhi baku mutu.

Gambar 7.2 Desain Secondary Clarifier


Tabel 7.2 Kriteria Desain Secondary Clarifier (Circular)
Kriteria Desain
Range
2
OFR (gal/ft .hari)
400 - 800
- Average
1000 - 1600
- Peak
Solid loading (lb/ft2.jam)
1,0 1,5
- Average
2,0
- Peak
12 - 20
Kedalaman (m)
3 - 60
Diameter (m)
> 1.5
Kedalaman zona settling (m)
2-6
Waktu Detensi (jam)
Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and
Operation.
Perencanaan :
- Jumlah bak clarifier
= 4 unit
- TSS Resirkulasi (Xr)
= 10000 mg/L
- MLSS
= 3000 mg/L ~ 3 kg/m3
- Nilai Solid Flux (SF)
= 6 kg/m2.jam (asumsi)
- Ruang lumpur dapat menampung lumpur selama 2 hari
Perhitungan :
Jumlah bak clarifier
Debit tiap clarifier (Qaverage)

=
=
=

4 buah
0,195 m3/dtk
0,049 m3/dtk = 175,5 m3/jam

Konsentrasi solid underflow (Xr)


Nilai solid flux (SF)
MLSS direncanakan
Luas area clarifier

Diameter

=
=
=
=
=
=

10000 mg/L
6 kg/m2.jam
3000 mg/L
(1 + Rasio Recycle) x Q x Xr)/ SF
(1 + 0,8) x 175,5 m3/jam x 3 kg/m3) / 6 kg/m2.jam
131,63 m2

= [(4 x A)/p]1/2
= [(4 x 131,63)/3,14]1/2
= 13 m

Cek OFR utk area clarification

= Q/A
= (0,049 m3/dtk x 86400 dtk)/131,63 m2
= 32,0 m3/m2.hari = 786,2408 gal/ft2.hari

Jika OFR = 32 m/hari = 1,33 m/jam , untuk MLSS sebesar 4500 mg/L
Karena MLSS rencana (3000mg/L) < 4500 mg/L, maka area clarification
mencukupi.
Cek solid loading

= (Q x Xr) / A
(0,049 m3/dtk x 3000 mg/L x 86400
=
detik/hari)/(1000 g/kg x 131,63 m2)
= 96 kg/m2.hari = 4 kg/m2.jam (<5 kg/m2jam)

Kedalaman Clear Water dan Settling Zone direncanakan = 1,5 m


Perhitungan kedalaman Thickening Zone
Konsentrasi sludge pada Zona Clarification
= 4500 mg/L
Konsentrasi sludge pada Zona Thickening
= 7250 mg/L
Total massa sludge pada Tangki
= 8875,939 kg
Total massa sludge pada Clarifier
= 2662,782 kg
Kedalaman pada zona thickening
= 2,8 m
Perhitungan kedalaman Sludge Storage Zone
Waktu penyimpanan lumpur
= 2 hari
Yobs
= 0,240
Q
= 2106 m3/hari
Removal BOD soluble = 439,02 mg/L
Faktor keamanan debit = 2,5
Faktor keamanan BOD5 = 1,5

Total Volatil Solid yang


= Yobs x Q x (So-S) x (103 g/kg)-1
diproduksi (MLVSS)
0,24 x 2106 m3/hari x 439,02 mg/L x 2,5 x 1,5 x
=
(103 g/kg)-1
= 832,12 kg/hari
MLVSS/MLSS
Total solid dalam clarifier

Kedalaman pada
penyimpanan lumpur

=
=
=
=

0,8
(waktu penyimpanan lumpur x MLVSS)/(ratio)
(2 hari x 832,12 kg/hari)/0,8
2080,298 kg

= total solid/(kons.sludge pd thickening x A)


= 2080,298/(7250 x 131,63)
= 2,2 m

Kedalaman total clarifier

= H clear water dan settling zone + H thickening +


H penyimpanan lumpur
= 1,5 + 2,8 + 2,2
= 6,5 m
= 0,5 m
= H total clarifier + freeboard
= 6,5 + 0,5
= 7m

Freeboard
Total ketinggian bak

Perhitungan waktu detensi


Volume total clarifier

Waktu detensi

Headloss pada clarifier

=
=
=
=
=
=
=

A x H total clarifier
131,63 x 7
917,47 m3
V/Q
917,47 m3/(175,5 m3/jam)
5,23 jam
33,847 m/jam = 0,0094 m/dtk

Saluran Inlet (pembawa ke Secondary Clarifier)


Q saluran
Slope direncanakan
V direncanakan
A (luas permukaan)

=
=
=
=

0,049 m3/dtk
0,0002
0,5 m/dtk
Q/V

= 0,049/0,5
= 0,098 m2

Diameter

= 1/4 x x D2

0,098 m2

=
=
=
=
=
=
=
=
=

Cek kecepatan (v)

Panjang saluran
Headloss

1/4 x x D2
0,35 m ~ 0,4064 m (diameter pipa pasaran)
Q/A
0,049/ (0,25 x 3,14 x 0,40642)
0,38 m/dtk (Oke!)
3m
LxS
3 x 0,0002
0,0006

Pelimpah
Keliling weir plate

=
=
=
Direncanakan v-notch dengan sudut =
Kedalaman v-notch direncanakan
=
Jarak antar v-notch (pusat ke pusat) =
Jumlah v-notch
=
=
=
Q keluar clarifier
=
Debit pada tiap v-notch
=
=
=
Tinggi air di atas v-notch (saat peak) =
=

x (D-1)
3,14 x (13-1)
37,52 m
900
8 cm
30 cm
Keliling/jarak antar v-notch
37,52 m/(30 cm/notch x (100 cm/m)-1)
125 buah
2106 m3/hari ~ 0,0244 m3/dtk
Q/jumlah notch
0,0244/125
0,00019 m3/detik.notch
0,029 m
2,9 cm

Q keluar clarifier jika 1 bak tidak beroperasi


Debit tiap v-notch jika 1 bak tidak beroperasi

= 0,195 m3/detik
= Q/jumlah notch
= 0,195/125
= 0,002 m3/detik.notch

Tinggi air di atas v-notch jika 1 bak tdk


beroperasi

= 0,0663 m

Cek weir loading

= 6,6 cm
= Qbak/keliling weir
= 2106/37,52
= 56,13 m3/m2.hari (Oke!)

Saluran outlet (keluaran Secondary Clarifier) :


Bak penerima limpahan sebelum pipa
= 1 m2
outlet
Tinggi air pada bak penerima limpahan = 0,068 m
Q saluran
Slope direncanakan
V direncanakan
A (luas permukaan)

=
=
=
=

0,02 m3/dtk
0,0002
0,6 m/dtk
Q/V

= 0,041 m2
Diameter

= 1/4 x x D2

0,005
D
Cek kecepatan (v)

=
=
=
=

Panjang saluran direncanakan


Headloss

=
=
=
=

1/4 x x D2
0,23 m ~ 0,2191 m (diameter pipa pasaran)
Q/A
0,65 m (Oke!)

5m
LxS
5 x 0,0002
0,001 m

Volume lumpur yang dikuras


Berat lumpur

= 1040,15 kg/hari

Temperatur

= 20 0C

air
Persentase SS dalam lumpur
Sg (SS)
Volume lumpur tiap clarifier

=
=
=
=

998,2 kg/m3
1%
2,65
Berat lumpur/(r air x % SS x Sg SS)

= 1040,15/(998,2 x 0,01 x 2,65)


Pengurasan dengan pompa
Volume lumpur total

=
=
=
=

39,32 m3/hari
4 unit
4 x 39,32 m3
157,29 m3/hari

Saluran lumpur (pembawa ke unit pengolahan lumpur)


Volume lumpur tiap clarifier = 39,32 m3/hari
Waktu detensi
= 5,23 jam
= 0,22 hari
V = Q x td
3
39,32 m /hari
= Q x 0,22
Q = 178,73 m3/hari

= 0,002 m3/dtk
= 0,6 m/dtk
= Q/V

Q
Direncanakan kecepatan (v)
A (luas permukaan)

= 0,0035 m2
A

= 1/4 x x D2

0,0035
D

= 1/4 x x D2
= 0,067 m ~ 0,075 m (diameter pipa pasaran)

Perencanaan pipa penguras


Q pengurasan

= 20 L/dtk
0,02 m3/dtk
5' - 12'
6'
16,83 cm

Diameter pipa
Diameter pipa yang dipakai

=
=
=
=

A pipa

= p/4 x D2
= 3,14/4 x (16,83)2

Waktu pengurasan

= 222,35 cm2
= Volume lumpur/Q pipa

Waktu pengurasan tiap ditch

=
=
=
=
=

(157,29 m3) / (0,02 m3/detik)


7864,34 menit
131,08 jam
5,5 hari
1,4 hari/bak

Anda mungkin juga menyukai