Anda di halaman 1dari 26

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA Nn.

FATIA
DENGAN DIARE AKUT TANPA TANDA
DEHIDRASI DAN GASTRITIS
Disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik Ilmu Kedokteran Keluarga
KlinikKita Tembalang

Disusun Oleh :
Gharini Sumbaga Narhadina
H2A009020

KEPANITERAAN KLINIK
STASE ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn. F


DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
DIARE AKUT TANPA TANDA DEHIDRASI DAN GASTRITIS
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
A. IDENTITAS KK& PASANGANNYA
Nama Kepala Keluarga : Tn.Alip (47 Th)
Alamat Lengkap

: Banyumanik, Semarang

Bentuk keluarga

: Nuclear family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


Nama
Tn. A
Ny. N
Nn. F

An. N

Kedudukan
dlm keluarga
Kepala
keluarga
Istri
Anak
kandung
Anak
kandung

47

Pendidikan
terakhir
S1

PNS (Guru) -

P
P

45
21

S1
SMA

PNS (Guru) Mahasiswa Pasien

14

SD

Pelajar
SMP

L/P

Umur

Pekerjaan

Status

keterangan

Diare
akut
tanpa
tanda
dehidrasi
&
gastritis

Kesimpulan tahap I :
Keluarga Nn. F berbentuk nuclear family, didapatkan pasien atas nama Nn.
F usia 21 tahun, pendidikan SMP, seorang mahasiswa dengan penyakit
diare akut tanpa tanda dehidrasi dan gastritis.
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Nn. F

Umur

: 21 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Banyumanik, Semarang

Status Perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

B.

Pendidikan Terakhir

: SMA

Pekerjaan

: Mahasiswa

Tanggal periksa

: 25 November 2013

ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Nyeri perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak setahun lalu, pasien mulai sering mengalami nyeri uluhati akibat
gangguan asam lambung. Keluhan sering timbul tertama saat pasien telat
makan, kelelahan dan banyak tugas kuliah. Keluhan biasanya hialang
dengan minum Mylanta.
Tiga hari yang lalu pasien merasa nyeri perut terutama di uluhati. Nyeri
terjadi setelah makan-makanan yang pedas di rumah dan terlambat
makan. Pasien merasa nyeri perut sepanjang hari dan bertamabah saat
ditekan di uluhati. Pasien tidak dapat tidur dan mengganggu aktivitas.
Selain nyeri pasien juga mengeluh mual, muntah 3x/hari muntahan
seperti apa yang dimakan. Untuk mengurangi gejala nyeri perut pasien
sudah minum mylanta. Setelah meminum obat, nyeri perut sedikit
mereda namun mual dan muntah belum hilang. Pasien juga mengeluh
berak 3x/hari encer, tidak berdarah dan berlendir. Berak cair terjadi
setelah nyeri perut, mual dan muntah. Pasien juga mengeluhkan demam
naik turun tidak teratur, tidak sampai menggigil, nafsu makan menurun,
kembung dan lemas. Pasien tidak mengeluh rasa pada dada, kehausan
atau malas minum, dan penurunan kesadaran.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa

: disangkal

Riwayat gangguan magh

: diakui sejak setahun lalu

Riwayat alergi

: disangkal

Riwayat mondok

: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat sakit serupa

: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: diakui, bapak (terkontrol dan tidak sampai

minum obat)
Riwayat Alergi

: diakui, kakek pasien dari bapak

5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok

: disangkal

Riwayat minum alkohol

: disangkal

Riwayat olah raga teratur

: disangkal

Kebiasaan telat makan

: diakui

Kebiasaan tidur larut

: diakui

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang mahasiswa teknik geologi semester 5. Pasien
tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru PNS dan
seorang adik laki-laki yang duduk di bangku SMP. Penghasilan perbulan
kedua orang tua lebih dari Rp. 5.000.000,00. Pasien mendapat uang saku
perbulan sekitar per bulan Rp. 1.000.000,00. Seluruh keluarganya
ditanggung ASKES.
Kesan ekonomi : cukup
7. Riwayat gizi
Pasien makan 2 kali sehari dengan menu makanan berganti-ganti karena
lebih sering makan di sekitar kampus, pasien sering mengkonsumsi buahbuahan. Kesan gizi cukup
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : sadar, tampak kesakitan
1. Tanda vital

Tekanan Darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Frekuesni napas

: 24x/menit, reguler

Suhu

: 37,30 C (aksiler)

2. Status Gizi

BB

: 50 kg

TB

: 160 cm

BMI

: 19,5 (normal)

3. Pemeriksaan Psikiatri
a. Penampilan

: wanita sesuai umur, perwatan diri cukup

b. Kesadaran

: compos mentis, GCS E4V5M6

c. Afek

: appropriate

d. Psikomotor

: normoaktif

e. Proses pikir

: bentuk:

f. isi

: waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

g. arus

: koheren

h. Insight

: baik

realistik

4. Kepala

: Mesosefal

5. Mata

: Konjungtiva palpebra anemis (-)

6. Hidung

: Discharge -/-

7. Telinga

: Discharge -/-

8. Mulut

: Anemis (-) T1 1 , faring hiperemis (-)

9. Leher

: pembesaran KGB (-)

10. Thoraks
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak Nampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid

clavicula sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas noemal
Auskultasi
: suara dasar I II reguler, bising (-)

Paru :

Inspeksi : simetris, hemithoraks dextra = sinistra


Palpasi : stem fremitus dextra = sinistra
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

11. Abdomen :
Inspeksi : datar, venektasi (-)

Palpasi

: supel (+), turgor <2, Nyeri tekan hipokondrium sinistra

dan epigastrium (+)


Perkusi

: hipertimphani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)

Auskultasi: peristaltic (+) meningkat


12. Ekstremitas

Ekstremitas
Sianosis
Akral dingin
Edema
Capillary refill

Superior
-/-/-/< 2 detik

Inferior
-/-/-/< 2 detik

13. Pemeriksaan Neurologis


a. Fungsi Luhur

dalam batas normal

b. Fungsi Vegetatif :

dalam batas normal

c. Fungsi Sensorik

dalam batas normal

d. Fungsi motorik

i. Kekuatan

e. Refleks Fisiologis

Tonus

2 2
2 2

NN
N N

f. Refleks Patologis

D. RESUME
Satu tahun lalu, pasien mulai sering mengalami gastritis. Tiga hari yang lalu
pasien merasa nyeri epigastrium setelah makan pedas dan terlambat makan.
Keluhan mengganggu aktivitas. Keluhan lain naussea, vomittus 3x/hari..
Pasien sudah minum Mylanta dan nyeri epigastrium sedikit mereda. Pasien
mengeluh defekasi 3x/hari encer, febris remiten tidak teratur, anoreksia, dan
lemas. Riwayat gangguan magh (+) sejak setahun lalu.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sadar dan tampak sakit. Nyeri
tekan abdomen bagian epigastrium dan hipokondrium sinistra, hipertimpani
(+).
E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
Diagnosis holistik
Pasien Nn. F usia 21 tahun, nuclear family, parotitis. Status gizi normal.
Hubungan keluarga baik dan dekat, pasien adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Selain itu, hubungan dengan masyarakat sekitar baik. Status
ekonomi cukup
1. Diagnosis biologis
Diare akut tanpa tanda dehidrasi dan gastritis
2. Diagnosis psikologis
Pasien bersama orangtua dan seorang adik, hubungan orang tua dengan
pasien dan adik dengan pasien sangat dekat walaupun pasien lebih sering
menghabiskan waktu di kampus. Pasien sangat terbuka dengan keluarga
dan paling dekat dengan ibu pasien. Hubungan dengan keluarga dan
lingkungan sekitar baik. Pasien memiliki beberapa teman dekat di kampus
dan tidak memiliki masalah dalam perkuliahan. Jadwal kuliah dan
praktikum pasien penuh dari pagi sampai malam. Pasien terkadang merasa
jenuh dan banyak pikiran tentang tugas-tugas kuliahnya
3. Diagnosis sosial, ekonomi, dan budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, kurang berperan aktif dalam
anggota kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status
ekonomi cukup.
F. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Edukasi kepada pasien untuk memperbanyak istirahat
b. Refreshing untuk mengurangi beban pikiran
c. Minum obat teratur

d. Menjaga pola makan teratur dan makanan yang dimakan, hindari pedas,
asam/ kecut, makanan berlemak, berminyak.
e. Minum air putih lebih banyak.
f. Edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.
2. Medikamentosa
a. Ranitidin 2 x 1 tab sesudah makan
b. Zink 1 x 1 tab
c. New diatabs 2 tab setiap BAB
G. FOLLOW UP
Tanggal 26 November 2013
Subjektif

: mual masih dirasakan, nyeri perut berkurang, perut


kembung dan belum buang air besar, tidak nafsu makan

Objektif

1. Tanda vital

TD

: 100/80 mmHg

Nadi

: 80 x/mnt,

RR

: 22x/mnt

: 37C

2. Kepala

: mesosefal

3. Mata

: Konjungtiva palpebra anemis (-)

4. Hidung

: Discharge -/-

5. Telinga

: Discharge -/-

6. Mulut

: Anemis (-) T1 1 , faring hiperemis (-)

7. Thoraks

Jantung :
Inspeksi
Palapsi

: ictus cordis tidak nampak


: ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid

clavicula sinistra
Perkusi
: konfigurasi jantung dalam batas noemal
Auskultasi : suara dasar I II reguler, bising (-)

Paru :

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: simetris, hemithoraks dextra = sinistra


: stem fremitus dextra = sinistra
: sonor di seluruh lapang paru
: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

8. Abdomen
Inspeksi

: datar, venektasi (-)

Palpasi

: supel (+), turgor <2, Nyeri tekan hipokondrium sinistra


dan epigastrium (+)

Perkusi

: hipertimphani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)

Auskultasi : peristaltic (+) normal


9. Ekstremitas

Ekstremitas
Sianosis
Akral dingin
Oedem
Capillary refill
Assesment
: Dispepsia
Planning

Superior
-/+/+
-/< 2 detik

Inferior
-/+/+
-/< 2 detik

a. Medikamentosa

Ranitidin 2 x 1 tab sesudah makan


Zink 1 x 1 tab
b. Non medikamentosa :
Edukasi kepada pasien untuk memperbanyak istirahat
Refreshing untuk mengurangi beban pikiran
Minum obat teratur
Menjaga pola makan teratur dan makanan yang dimakan, hindari
pedas, asam/ kecut, makanan berlemak, berminyak.
Minum air putih lebih banyak.
Edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.
Tanggal 27 November 2013
Subjektif

: mual berkurang, sudah ada nafsu makan, buang air besar

1x seperti biasa, kembung sudah berkurang

Objektif

1. Tanda vital

TD

: 110/80 mmHg

Nadi

:76x/menit

RR

: 22x/mnt

: 37C

2. Kepala

: mesosefal

3. Mata

: Konjungtiva palpebra anemis (-)

4. Hidung

: Discharge -/-

5. Telinga: Discharge -/6. Mulut

: Anemis (-) T1 1 , faring hiperemis (-)

7. Thoraks
Jantung :
Inspeksi
Palpsi

:
: ictus cordis tidak nampak
: ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid

clavicula sinistra
Perkusi
: konfigurasi jantung dalam batas noemal
Auskultasi : suara dasar I II reguler, bising (-)

Paru :

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

8. Abdomen

: simetris, hemithoraks dextra = sinistra


: stem fremitus dextra = sinistra
: sonor di seluruh lapang paru
: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
:

Inspeksi

: datar, venektasi (-)

Palpasi

: supel (+), nyeri tekan epigastrium (+) berkurang, hepar

ataupun lien tidak teraba,

Perkusi

Auskultasi : peristaltic (+) normal

9. Ekstremitas
Ekstremitas
Sianosis
Akral dingin

: tymphani, pekak sesisi (-), pekak alih (-)

:
Superior
-/+/+

Inferior
-/+/+

Oedem
Capillary refill

-/< 2 detik

Assesment

: Dispepsia

Planning

-/< 2 detik

a. Medikamentosa :
Ranitidin 2 x 1 tab sesudah makan
Zink 1 x 1 tab
b. Non medikamentosa
Edukasi kepada pasien untuk memperbanyak istirahat
Refreshing untuk mengurangi beban pikiran
Minum obat teratur
Menjaga pola makan teratur dan makanan yang dimakan, hindari
pedas, asam/ kecut, makanan berlemak, berminyak.
Minum air putih lebih banyak.
Edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.
H. FLOW SHEET
Nama

: Nn. F (21 tahun)

Diagnosis : parotitis et causa virus, gizi kurang


Tabel 2. Flowsheet Pasien
Tanggal
26-11-

Tanda vital
TD : 100/80

Keluhan
mual masih

Rencana terapi
Medikamentosa :

Target
Mual dan

13

mmHg,

dirasakan,

Ranitidin 2 x 1 tab

kembung

HR :80

nyeri perut

sesudah makan

berkurang.

x/mnt, RR:

berkurang,

22x/mnt, T:

perut

37C

kembung

Zink 1 x 1 tab

Nafsu

Non medikamentosa

makan

Minum obat teratur,

kembali

dan belum

istirahat

buang air

diperbanyak

besar, tidak

10

nafsu

Menjaga pola

makan

makan teratur dan


makanan yang
dimakan, hindari
pedas, asam/ kecut,
makanan berlemak,
berminyak.
Minum air putih

27-11-

TD :

mual

lebih banyak.
Medikamentosa :

13

110/80

berkurang,

Ranitidin 2 x 1 tab

mmHg, HR :

sudah ada

sesudah makan

79 x/mnt, RR:

nafsu

Zink 1 x 1 tab

22x/mnt,

makan,

Non medikamentosa

T: 37C

buang air

Minum obat teratur,

besar 1x

istirahat

seperti
biasa,
kembung

diperbanyak
Menjaga pola
makan teratur dan

sudah

makanan yang

berkurang

dimakan, hindari
pedas, asam/ kecut,
makanan berlemak,
berminyak.
Minum air putih
lebih banyak.

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis

11

Mengembali
kan nafsu
makan

Dari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan informasi


bahwa pasien sering mengalami gastritis, terakhir kali dua minggu yang
lalu dan belum pernah mengalami diare. Pasien mengalami keluhan
sekarang setelah makan makanan yang pedas.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal di rumahnya bersama kedua orang tua dan seorang adik
laki-laki. Hubungan pasien dengan keluarga baik dan sangat dekat. Pasien
merupakan mahasiswa fakultas teknik geologi semester lima, pasien
masuk fakultas ini berdasarkan keinginan sendiri. Jadwal kuliah dan
praktikum pasien penuh dari pagi sampai malam. Pasien terkadang merasa
jenuh dan banyak pikiran tentang kegiatan dan tugas-tugas kuliahnya.
3. Fungsi Sosial Budaya
Pasien dapat diterima dengan baik di lingkungan rumah maupun
lingkungan perkuliahannya. Pasien cukup berperan aktif dalam dunia
perkuliahan dan mengikuti salah satu organisasi di universitasnya.
Hubungan pasien dan teman-teman kuliah cukup baik dan memiliki
beberapa teman dekat. Pasien jarang turut serta dalam kegiatan disekitar
rumahnya karena kesibukan kuliah.
4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Orang tua pasien bekerja sebagai guru PNS dengan pendapatan per bulan
lebih dari Rp. 5.000.000,00. Uang saku setiap bulan sekitar Rp.
1.000.000,00 dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan makan
dan minum kadang dirumah dan lebih sering beli di sekitar kampus.
Kendaraan sehari hari menggunakan motor.
5. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan sedang berkulih di teknik
geologi universitas dipenogoro semarang dan pendidikan kedua orang tua
pasien S1, adik laki laki sedang bersekolah di bangku SMP.
6. Fungsi Religius

12

Pasien memeluk agama Islam. Setiap hari shalat lima waktu dan membaca
Al-Quran di kamar. Ada kegiatan untuk pendalaman agama. Saat
menghadapi suatu permasalahan setiap anggota keluarga selalu berusaha
memecahkan

masalah

dengan

berlandaskan

nilai-nilai

keagamaan

sehingga tidak mudah menyerah jika menghadapi suatu permasalahan.


B. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel .3. APGAR score keluarga Nn. F
KODE
A

APGAR
Tn. N
Saya puas bahwa saya dapat kembali
2
ke keluarga saya bila saya mendapat
masalah
P
Saya puas dengan keluarga saya
2
membahas dan membagi masalah
dengan saya
G
Saya puas dengan cara keluarga saya
2
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
A
Saya puas dengan cara keluarga saya
2
mengekspresikan kasih sayangnya
dan merespon emosi saya seperti
kemarahann, perhatian, dll
R
Saya puas dengan cara keluarga saya
2
dan saya membagi waktu bersamasama.
Total (konstribusi)
10
Rata rata APGAR score keluarga Nn. F = 38

Ny.N Nn.F
2
2

An. N
2

10

= 38/4 = 9
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga Nn. F baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis Nn. F
Sumber
Social

Patologi
Interaksi kurang aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan dan lebih sering menghabiskan
waktu di kampus

13

Keterangan
+

Cultural

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya


baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap
ajaran agama, ketaatan, ibadah cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan
Education Tingkat pendidikan keluarga baik, banyak
kegiatan dan tugas kampus yang menjadi beban
pikiran
Medikal Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup
baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter,
puskesmas, atau rumah sakit

+
-

D. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram keluarga Nn. F

Keterangan :
: laki-laki

: penderita asma

: perempuan

: pasien

: laki-laki, perempuan meninggal

: tinggal serumah

E. POLA INTERAKSI KELUARGA


Ny.
N

Tn.
A

Keterangan ;
: hubungan baik
: hubungan tidak baik

Nn.
F

An.
N

14

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Nn. A


Kesimpulan : pola interaksi dua arah antar keluarga berjalan baik dan
harmonis.
F. FAKTOR PERILAKU
1. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini cukup, pendidikan terakhir pasien SMA
dan sedang melanjutkan kuliah di teknik geologi, sedangkan kedua orang
tua pasien yaitu berpendidikan S1 dan adik masih dibangku kuliah.
Pengetahuan pasien tentang kesehatan dan pola hidup sehat cukup baik
tetapi masih harus ditingkatkan.
2. Sikap
Pasien dan keluarganya memiliki kesadaran pentingnya kesehatan namun
belum menerapkan pola hidup sehat dapat dilihat antara lain dengan tidak
adanya kebiasaan olah raga setiap hari.
3. Tindakan
Pasien dan keluarga sering berobat ke klinik jika sakit. Pasien hanya
memeriksakan diri ke dokter jika sakit.
G. FAKTOR NON PERILAKU
1. Lingkungan
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya. Keadaan di dalam
dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah,
sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik dan ventilasi dan
pencahayaan cukup. Kondisi rumah rapi dan di halaman terdapat beberapa
pot tanaman hias dan pepohonan yang rindang.
2. Keturunan

15

Tidak terdapat faktor keturunan yang berkaitan dengan penyakit pasien


sekarang. Namun, riwayat kakek pasien dengan asma meningkatkan resiko
pasien untuk mengalami alergi.
3. Pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit
adalah dokter keluarga. Pasien memilki asuransi kesehatan yaitu ASKES.
H. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Nn. F tinggal dirumah berukuran 18x10 m 2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu, tiga kamar
tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan dapur, satu gudang,
satu mushola, dua kamar mandi dan satu WC terpisah. Lantai rumah telah
dilapisi keramik. Atap rumah tersusun dari genting dan ditutup langit-langit.
Rumah pasien terdiri dari empat pintu keluar yaitu pintu depan, samping
kanan dan kiri, dan pintu belakang. Ventilasi dan pencahayaan cukup.
Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak.
Perabotan rumah tangga cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup
baik. sehari hari keluarga memasak menggunakan kompor gas. Sumber air
untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari sumur dengan pompa sendiri.
I. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah pasien terletak di perkampungan dan dengan halaman yang cukup
luas dengan pagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias dan
G rumah Halaman
tempatUduduk dan meja. Di samping
terdapat dua kolam ikan yang
belakang

dibersihkan tiap sebulan sekali, satu pohon rambutan dan beberapa pot
km w

M
tanaman bunga.Halaman
Di belakang rumah
terdapat tanaman yang dapat digunakan
samping
untuk memasak.
Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah
kolam

tetangga. Di depan rumahkolam


terdapat selokan dengan aliran lancar.
Gambar rumah

km

RT

K
Halaman
depan

16
Jalan Kampung

KU

Keterangan:
KU : kamar utama

RT

: Ruang Tamu

: kamar

: Dapur

: Mushola

: Gudang

km

: kamar mandi

: WC

: pintu

: pagar

J. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial)
2. Fungsi Fisiologis (APGAR)
3. Fungsi Patologis (SCREEM)

: baik
: baik
: terdapat fungsi patologis pada

sosial dan edukasi


4. Fungsi Genogram Keluarga

: ada penyakit asma yang diturunkan

5.
6.
7.
8.
9.

dari kakek
Fungsi Pola Interaksi Keluarga
Fungsi Perilaku Keluarga
Fungsi Non Perilaku Keluarga
Fungsi Lingkungan Indoor
Fungsi Lingkungan Outdoor

: baik
: cukup
: baik
: baik
: baik

K. DAFTAR MASALAH
1. Masalah medis

17

a. Diare akut tanpa tanda dehidrasi dan gastritis


2. Masalah non medis
a. Diet dan gaya hidup tidak sehat yaitu makan sembarangan dan sering
telat makan.
b. Kurangnya kesadaran penderita untuk mencegah timbulnya penyakit
c. Tingginya aktivitas paseien yang menyebabkan kejenuhan dan beban
pikiran.
L. PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No .
1

2
3

Daftar masalah
Diet dan gaya hidup tidak
sehat yaitu makan
sembarangan dan sering telat
makan
Kurangnya kesadaran
penderita untuk mencegah
timbulnya penyakit
Tingginya aktivitas paseien
yang menyebabkan
kejenuhan dan beban pikiran

P
5

I
S
5

SB
5

T
4

Mn
4

R
Mo
4

Ma
4

JUMLAH
IxTxR
720
(I)

624
(II)

567
(III)

Keterangan :
I

: importancy (pentingnya masalah)

: Prevelence (besarnya masalah)

: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB

: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

: Technology (teknologi yang tersedia)

: Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn

: Man (tenaga yang tersedia)

Mo

: Money (sarana yang tersedia)

I
: Material
(peralatan/bahan yang
tersedia)
Nn. F
Diet dan gaya hidup
dengan
tidak sehat yaitu makan
diare
akut
sembarangan dan sering
M. DIAGRAM
PERMASALAHAN
PASIEN
dan
telat makan

Ma

gastritis

III
Tingginya aktivitas
paseien yang
18
menyebabkan
kejenuhan dan beban
beban pikiran

II
Kurangnya
kesadaran penderita
untuk mencegah
timbulnya penyakit

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien


TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
DENGAN DIARE AKUT TANPA TANDA DEHIDRASI DAN GASTRITIS
Diare adalah suatu keadaan kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja,
sehingga terjadi perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair). Hal ini disebabkan
oleh hipersekresi ataupun gangguan absorpsi . diare akut tanpa tanda dehidrasi
secara epidemiologi berarri buang air besar lembek sampai cair sebanyak 3 kali
dalam 24 jam yang berlangsung < 7 hari. Penyebab diare dapat akibat infeksi
mikroorganisme, malabsorbsi makanan, intoleransi zat atau penyebab lain diluar
sistem pencernaan. Diare pada orang dewasa lebih sering diakibatkan penularan
fekal oral, melaui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropantogen,
kontak langsung dengan dengan penderita diare, makanan yang mengiritasi
mukosa saluran pencernaan, atau kebersihan yang kurang. Faktor resiko diare
adala 4F (finger, flies, fluid, food) yang dipengaruhi lingkungan, perilaku hidup
bersih dan sehat, pengetahuan, gaya hidup, imunitas tubuh dan nutrisi.
Gastritis, masyarakat sering mengatakan dengan sebutan maag, adalah peradangan
pada mukosa lambung akibat iritasi (obat-obatan, bahan korosif, peningkatan
asam lambung, infeksi, makanan). Faktor pencetus antara lain makan yang
merangsang asam lambung, kondisi stress/ psikologis, konsumsi obat-obatan anti
inflamasi, makan tidak teratur dan konsumsi alkohol atau merokok. Gastritis dapat

19

berulang terutama bila terdapat faktor pencetus dan menyebabkan keluhan yang
lebih berat.
Kejadian diare akut tanpa tanda dehidrasi

tidak diakibatkan gastritis namun

keduanya memiliki keluhan yang hampir sama yaitu sindroma dyspepsia.


Sindroma dyspepsia adala kumpulan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu
hati, mual, muntah, rasa cepat kenyang atau kembung, anoreksia. Faktor resiko
kedua penyakit ini juga memiliki kesamaan yaitu makanan, infeksi bakteri,
keadaan psikologis dan ketahanan tubuh namun resiko kekambuhan lebih tinggi
pada gastritis daripada diare akut tanpa tanda dehidrasi .
Pada Nn. F yang harus diatasi lebih dahulu adalah diare akut tanpa tanda dehidrasi
, untuk mencegah komplikasi diare yang lebih parah seperti dehidrasi. Sedangkan
untuk gastritis yang diderita Nn. F perlu dilakukan juga tindakan promotif dan
preventif untuk mencegah komplikasi kerusakan lambung yang lebih parah.
Kebiasan Nn. F yang sering makan sembarangan, sering telat makan juga perlu di
perbaiki. Edukasi yang diberikan kepada pada Nn. F antara lain, Edukasi kepada
pasien untuk memperbanyak istirahat, refreshing untuk mengurangi beban pikiran,
minum obat teratur, menjaga pola makan teratur dan makanan yang dimakan,
hindari pedas, asam/ kecut, makanan berlemak, berminyak, minum air putih lebih
banyak, dan edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Dagnosis Biologis
Diare akut tanpa tanda dehidrasi dan gastritis
2. Diagnosis Psikologis

20

Pasien terkadang merasa kejenuhan dalam tugas dan kegiatan perkuliahan


dan menjadi beban pikiran. Hubungan antar anggota keluarga dan antar
teman harmonis dan saling mendukung
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik maupun jarang
mengikuti kegiatan sekitar rumah. Kondisi lingkungan dan rumah cukup
sehat. Pendidikan pasien dan keluarga cukup baik. Pasien menyadari arti
pentingnya kesehatan. Kebutuhan dirinya dan keluarganya dapat dipenuhi
dengan baik
B. SARAN
Saran komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai
berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diare akut tanpa tanda
dehidrasi dan gastritis yang diderita Nn. F dan juga resiko kekambuhan
sehingga keluarga dapat membantu mengawasi dan mengontrol pola
makan dan gaya hidup Nn. F.
2. Preventif
a. Makan tepat waktu
b. Mengurangi makanan pedas, asam/ kecut, berminyak dan berlemak
c. Mengendalikan stress
d. Rutin refreshing atau olah raga
3. Kuratif
a. Ranitidin 2 x 1 tab sesudah makan
b. Zink 1 x 1 tab
c. New diatabs 2 tab setiap BAB
4. Rehabilitatif

21

Frekuensi makan sedikit-sedikit tapi sering, menghindari makanan yang


dapat memicu keluhan dan tidak terlalu memforsir tenaga

DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, Arif

W dkk. Ilmu penyakit Dalam jilid I edisi 1V.

Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992

22

2. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta:
Medika Aesculapicus, 2005
3. Endang & Puspadewi V.A. 2012. Penyakit maag dan gangguan pencernaan.
Yogyakarta: Kanisius

LAMPIRAN GAMBAR

23

Tampak depan dan halaman depan

Ruang ramu dan ruang keluarga

Kamar tidur dan kamar mandi

24

Ruang makan dan dapur

25

Anda mungkin juga menyukai