Anda di halaman 1dari 2
Sekapur Sirih Ketua & Sekretaris Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan Lima tahun untuk manusia, adalah usia anak balita. Bagi sebuah program studi lima tahun mungkin juga terasa singkat. Namun bagi Program Kajian Pengembangan Perkotaan, lima tahun adalah usia yang lumayan, membuktikan kalau —meski dengan susah payah—tetap bisa berkontribusi dalam mengembangkan ilmu dan seni dalam engembangan perkotaan dan mengentaskan 60 mahasiswa yang berminat dalam bidang int Enam puluh alumni perkotaan adalah jumlah yang banyak. Namun jumlah itu tidak ‘akan berarti banyak, kalau mereka bethenti berkarya dan berprestasi.. Profesi perkotaan adalah profes yang cukup tua, namun profesi perkotaan dengan peminatan, keilmuan dan karya yang interdisiplin adalah sebuah arena yang baru. Oleh karena itu engembangan profesi ini akan sangat bergantung pada seberapa jauh alumni ikut menanam benih di ladang profesi ini dan membesarkannya dengan karya dan prestasi imiah. Oleh karena itu, Kami menghargai usaha alumni program kajian ini untuk ‘membuat bunga rampai tentang temuan yang dinasitkan dari tesis yang pernah mereka buat. Bunga Rampai ini adalah bagian dari diseminasi dari apa yang pernah mereka pikirkan secara mendalam. Ternyata lintas topiknya juga amatlah luas, mulai dari isyu yang akrab seperti tata ruang, kawasan perumahan sampai ke sosiologi, ekonomi ‘maupun lingkungan perkotaan.” Paling tidak lvasnya pilinan isyu ini menunjukkan luasnya minat peserta di program studi ini, Tentang mutunya, Kami serahkan kepada anda semua, silahkan baca dan berharap masyarakat bisa belajar sesuatu darinya dan mendapatkan manfaat, Selain sebagai wujud tanggung jawab untuk mendiseminasikan imu pengetahuan, Bunga rampai ini disusun juga sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban (Ketua & Sekretaris Program Studi) selama mengelola Program Kajian ini. Kami ucapkan terimakasih kepada para lulusan yang telah bekerja keras sehingga bunga rampai int dapat terwujud, terutama Hendricus Andy Simarmata, ST, MSi, Muhamad Nur Kamaluddin, ST, MSi, serta para mahasiswa, terutama Syarifah F. Syaukat SSi. Semoga semangat kalian dapat lebih memperkuat Program Kajian dan mengembangkan organisasi alumni. Kami betharap, alumni program kajian pengembangan perkotaan terus_membuat karya-karya untuk menghidupkan dan mengembangkan profesi ini. Terus dan terus. Jakarta, 21 September 2006 Purnawan Junadi & Widyawati Akses masyarakat terhadap kegiatan perkotaan yang juga dibahas adalah akses tethadap kegiatan ekonomi perkotaan. Secara khusus, Arif Rohman‘® meneliti tetang kehidupan ekonomi orang gelandangan di Senen, yaitu suatu kajlan tentang strategi engorganisasian ekonomi informal gelandangan dalam mempertahankan kelangsungan sahanya. Menurut Arif, gelandangan dapat terus melangsungkan usahanya dalam perdagangan informal karena adanya pengorganisasian dalam perdagangan informal ddan kemampuannya dalam menciptakan pola hubungan sosial yang mendukung usaha mereka. Arif juga menemukan jiwa enterpreneur yang digunakan dalam engorganisasian kegiatan perdagangan mereka, batk itu dari perdagangan barang, penentuan segmen pasar, dan penentuan harga jual dan pendistribusiannya, Kemampuan menciptakan hubungan sosial balk dengan aparat maupun masyarakat setempat dalam suatu jaringan sosial dimana didalamnya terdapat hubugnan patron Klien juga merupakan jawaban mengapa kegiatan perdangan mereka dapat terus lestari, Patron-patron tersebut _mempunyai_ Kepentingan, yaitu mendapatkan keuntungan dari praktek perdagangan informal ini. Oleh sebab itu, patron-patron tersebut berupaya menciptakan keteraturan sostal dan justru melindungal keglatan perdagangan ini. Selain itu, tingginyaminat masyarakat kita terhadap barang-barang yang diperdagangakn mengindikasikan berlakunya hukum supply dan demand dalam egiatan perdagangan ini, Secara otomatis, Kegiatan ini tidak akan gulung tikar atau tutup selama permintaan atas barang-barang yang diperdagangkan tidak pernah susut. Oleh karena itu, Arif Rohman menyarankan kepada Pemerintah Kota dan LSM-LSM tidak memberikan stigma negatif pada para pemukim liar yang melakukan praktek perdagangan informal tersebut. Perlu éikembangkan image positif pada keberadaan mereka (community image) dengan memberikan penghargaan-penghargaan pada jerih payah mereka dan seraya tidak menguciikan mereka "art Rahman, Kehidupan Exon Orang Gelagangan Dt Senen, Yat Sats Kaan Tertang Stat PengorganiasianExonan Informal Gelandangan alam Mempertahanan Kelanguingan Usahanya, Tes SZ ian Pengemaargsn Perktaan, Program Paseasrjane Ul, Jka, 2004 66

Anda mungkin juga menyukai