Anda di halaman 1dari 8

Februari 2015

PBB DI INDONESIA
Kesehatan dan
Kebahagiaan
Dengan dukungan dari
WHO, UNICEF dan mitramitra pemerintah, Program
Imunisasi Aceh dan
pengawasan terhadap
pertumbuhan bayi
melindungi generasi
berikutnya yang sedang
berlangsung.

UNCG Indonesia/Dru Maasepp

2015 Saatnya untuk Aksi Global

Jakarta | Kemajuan pesat telah dibuat demi meraih


MDGs. Kemiskinan dunia terus menurun. Semakin
banyak anak mengikuti pendidikan dasar. Jumlah
kematian anak telah berkurang secara drastis. Akses
terhadap air minum yang aman meluas dengan sangat
pesat. Pendanaan yang ditujukan untuk memerangi
malaria, AIDS, dan TBC telah menyelamatkan jutaan
jiwa.

kenyataan menjadi hidup yang bermartabat bagi


semua orang, tanpa terkecuali.
Dru Maasepp/UNCG Indonesia

Disini di Indonesia, PBB sedang membangun


kerjasama dengan Pemerintah pada kerja untuk tahun
2016-2020 dalam mendukung tujuan pembangunan
Indonesia. Merupakan bagian penting dari tugas
kami akan mendukung Indonesia dalam
melaksanakan dan mengukur kemajuan SDGs
Tetapi dengan berakhirnya agenda MDGs pada akhir sebagai agenda pembangunan baru yang berlaku
tahun 2015, Para pemimpin dunia telah menyerukan saat ini, ucap Koordinator Residen Douglas
agenda ambisius baru untuk meningkatkan kehidupan Broderick.
manusia dan melindungi bumi bagi generasi masa
depan.
Kerja PBB di Indonesia adalah sebuah bagian penting
dari upaya globalnya dalam berkolaborasi dengan
Pasca agenda pembangunan 2015, yang dikenal pemerintah, masyarakat sipil dan mitra-mitra lainnya
dengan istilah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk membuat momentum yang dihasilkan MDGs
(SDGs), diharapkan dapat menanggulangi berbagai and melanjutkannya dengan Agenda Pembangunan
masalah, termasuk menghapuskan kemiskinan dan Berkelanjutan Pasca-2015 yang diharapkan dapat
kelaparan, memajukan kesehatan dan pendidikan, diadopsi oleh Negara Anggota PBB KTT khusus
membangun kota-kota secara berkelanjutan, Pembangunan Berkelanjutan di bulan September
memerangi perubahan iklim serta melindungi samudera 2015.
dan hutan.
Kita berada di ambang pintu tahun terpenting bagi
pembangunan sejak pendirian PBB itu sendiri, Ungkap
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon saat peluncuran
laporan sintesis awal SDGs pada bulan Desember,
menyoroti bahwa tahun 2015 sebagai peluang
bersejarah dan kewajiban untuk bertindak, dengan
berani, penuh semangat dan cepat, untuk mengubah
1
2
2
3
3

2015: Saatnya untuk Aksi Global


Jalan Menuju Kehormatan 2030
PBB mencapai 70 Tahun
Memerangi AIDS: Indonesia diakui
1.8 Milyar Remaja: Peluang dan Tantangan

Baca Laporan Sintesis Sekretaris Jenderal


4 Aceh dan Tsunami setelah 10 Tahun
5 Seruan PBB dari Tsunami: Kritanto Sinandang
6 BAB Sembarangan: Indonesia Meningkatkan
Perlawanan
8 Kalendar PBB

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Mencapai Kehormatan Di 2030 Mengajukan


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Setelah lebih dari satu tahun perundingan konsultatif
yang inklusif dan intensif, Kelompok Kerja Terbuka
Majelis Umum untuk Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) mengajukan 12 tujuan spesifik
dengan 169 target yang saling berkaitan. Negaranegara Anggota PBB telah menyepakati bahwa
agenda yang disusun oleh Kelompok Kerja Terbuka

akan menjadi basis utama untuk proses antarpemerintah pasca-2015. Sekretaris-Jenderal telah
mengajukan 6 kerangka elemen SDGs: Kehormatan,
kesejahteraan, keadilan, kerjasama, bumi dan
manusia.
Platform Pengetahuan Pembangunan
Berkelanjutan: sustainabledevelopment.un.org

TUJUAN 1

TUJUAN 2

TUJUAN 3

TUJUAN 4

TUJUAN 5

Menghapus
kemiskinan
dalam segala
bentuknya di
manapun

Mengakhiri kelaparan,
mencapai keamanan
pangan dan perbaikan
gizi, dan memajukan
pertanian
berkelanjutan

Memastikan hidup
yang sehat dan
memajukan
kesejahteraan
bagi semua orang
di semua usia

Memastikan kualitas
pendidikan yang inklusif
dan adil serta
mempromosikan
kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua

Mencapai kesetaraan
gender dan
memberdayakan
semua perempuan
dan anak perempuan

TUJUAN 6

TUJUAN 7

TUJUAN 8

TUJUAN 9

Memastikan
ketersediaan dan
pengelolaan air dan
sanitasi bagi yang
berkelanjutan bagi
semua

Memastikan akses ke
energi yang
terjangkau, dapat
diandalkan,
berkelanjutan dan
modern bagi semua

Mempromosikan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan,
dan inklusif, kesempatan kerja
yang penuh dan produktif serta
pekerjaan yang layak bagi
semua

Membangun infrastruktur yang


tangguh, menggalakkan
industrialisasi yang
berkelanjutan dan inklusif dan
mengembangkan inovasi

TUJUAN 10

TUJUAN 11

TUJUAN 12

TUJUAN 13

TUJUAN 14

Mengurangi
ketimpangan di
dalam dan di
antara Negaranegara

Membuat kota
dan permukiman
manusia menjadi
inklusif, aman,
tangguh dan
berkelanjutan

Memastikan pola
konsumsi dan
produksi yang
keberlanjutan

Mengambil tindakan
segera untuk
memerangi perubahan
iklim dan dampakdampaknya

Menghemat dan menjaga


kesinambungan dalam
menggunakan samudera,
laut dan sumber daya untuk
pembangunan yang
berkelanjutan

TUJUAN 15

TUJUAN 16

TUJUAN 17

Melindungi, memulihkan dan meningkatkan


pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat,
mengelola hutan secara berkelanjutan,
memerangi desertifikasi, dan menghentikan
degradasi tanah cadangan serta menghentikan
hilangnya keanekaragaman hayati

Mendorong kehidupan masyarakat yang


damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses
terhadap keadilan bagi semua, dan
membangun institusi yang efektif,
akuntabel dan inklusif di semua tingkatan

Memperkuat sarana
pelaksanaan dan
merevitalisasi kemitraan
global untuk pembangunan
berkelanjutan

PBB mencapaitahun
ke-70
70 tahun lalu, pada 24 Oktober
1945, Piagam PBB mulai
diberlakukan dan PBB lahir.
Tahun ini, untuk memperingati
ulang tahun yang ke-70 nya,
PBB hendak memberikan
penghormatan atas sejarah
panjang perkembangan

organisasi, kerja di bidang


keamanan dan hak asasi
manusia, dan terutama,
menyatukan komunitas
inter nasional dalam tujuan
umum untuk memungkinkan
PBB yang kuat dalam rangka
mewujudkan dunia yang lebih
baik.
Di Indonesia, peringatan akan
diadakan sepanjang tahun untuk

menegaskan kembali prinsipprinsip universal yang menjadi


dasar didirikannya PBB. PBB di
Indonesia juga akan
memperingati ulang tahun ke-70
PBB dengan memperingati
peran Indonesia di PBB, dan
menyoroti kisah-kisah sukses.

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Memerangi AIDS Indonesia Diakui pada Dua


Penghargaan Global
pengalaman substansial dan kapasitas di antara
kelompok-kelompok di Indonesia dan bahwa mereka
telah mencapai tingkat kedewasaan yang bahkan
diakui secara global.
Sebuah panel global dari perwakilan masyarakat sipil
memilih finalis-finalis dari sebuah daftar singkat yang
ditentukan oleh panelis regional, dengan lebih dari
1.000 nominasi. Setiap organisasi yang menang
menerima dana sebesar 10.000 USD dan diundang
untuk berpartisipasi dalam AIDS 2014.
Jakarta | Jaringan kelompok pengguna narkoba
Indonesia adalah peraih Penghargaan Bergengsi Pita
Merah, penghargaan terdepan dunia untuk hasil kerja
komunitas yang inovatif dan mengagumkan dalam
tindakan terhadap epidemi AIDS.

Dalam penghargaan lain, tim UN Cares Indonesia


telah memenangkan Penghargaan UN Cares 2014
untuk keberhasilan mereka dalam mempromosikan
pengujian HIV dan pentingnya mengetahui status
HIV seseorang.

Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI)


adalah jaringan nasional terdepan yang mewakili 25
kelompok mandiri pengguna obat-obatan terlarang
di seluruh Indonesia. Memenangkan kategori hak
asasi manusia, kerja organisasi ini mengangkat
stigma, kekerasan, diskriminasi dan pelanggaran
hak asasi manusia lainnya terhadap pengguna
narkoba yang sedang berusaha melawan AIDS.

Dalam ucapan selamatnya kepada para pemenang,


Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menekankan
peran penting yang dimiliki oleh PBB dalam
memerangi HIV/AIDS.

Organisasi berbasis komunitas telah menunjukkan


pada dunia tentang bagaimana memobilisasi
perubahan untuk bertindak terhadap AIDS dan
Penghargaan Pita Merah mengakui pencapaian
transformatif mereka, ucap Cho Kah Sin, Direktur
UNAIDS untuk Indonesia.
Pemilihan PKNI sebagai salah satu pemenang Pita
Merah dalam program penghargaan dunia ini
menunjukkan bahwa sudah ada pengalaman-

HIV/AIDS masih menjadi masalah besar yang


penting bagi PBB, seperti halnya di seluruh dunia,
ucapnya. Saat saya meluncurkan UN Cares pada
tahun 2008, saya ingin PBB menjadi sebuah model
tempat kerja dalam menangani tantangan tersebut.
Saya terus berusaha agar organisasi ini dapat
melakukan segalanya yang bisa dilakukan untuk
membantu mereka yang terkena HIV.
UN Cares adalah program kerja seluruh sistem PBB
mengenai HIV/AIDS yang memastikan PBB
mempraktikkan apa yang disampaikan pada saat
mengurangi dampak HIV di tempat kerja.

1.8 Milyar Pemuda


Kesempatan & Tantangan
Jakarta | Negara-negara berkembang dengan
populasi pemuda yang besar dapat melihat ekonomi
mereka melambung tinggi, asalkan mereka banyak
melakukan investasi pada pendidikan dan kesehatan
anak-anak muda serta melindungi hak-hak mereka,
menurut The State of World Population (SWOP)
2014, yang diterbitkan oleh UNFPA, Badan PBB
untuk Populasi pada bulan November.

Dengan kebijakan dan investasi yang tepat pada


sumber daya manusia, Negara-negara tersebut
dapat memberdayakan generasi muda untuk
mendorong pembangunan ekonomi dan sosial serta
meningkatkan pendapatan per-kapita, ucap Jose
Ferraris, representatif UNFPA di Indonesia.
Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Prof. Fasli Jalal bahwa
pemerintah sedang menyesuaikan program yang

memperlengkapi pemuda dengan pendidikan dan


keterampilan yang tepat, kesadaran untuk tetap
sehat, pengetahuan untuk pengambilan keputusan,
begitu juga dengan kesempatan yang lebih luas
untuk berkembang.
Melakukan investasi-investasi ini terhadap anak
muda merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Ini
juga merupakan tindakan bijak, untuk berbagai
alasan. Sebagai contoh, berinvestasi terhadap anak
muda dapat memungkinkan negara-negara
berkembang untuk menuai demografi, yang juga
akan membantu mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan standard hidup, tambah Jose
Ferraris.
Baca laporan lengkapnya di: www.unfpa.org/swop

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Indonesia mengenang
10 Tahun Tsunami Aceh
Aceh | Beribu orang berkumpul di lapangan Blang
Padang di Banda Aceh untuk peringatan 10 tahun
tsunami 2004, pada peringatan yang khidmat untuk
mengenang peristiwa yang menghancurkan tersebut,
dan memberi penghormatan kepada para korban dan
upaya pemberian bantuan serta rehabilitasi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga merupakan Wakil
Presiden pada saat itu (dibawah pimpinan mantan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), menekankan
pentingnya usaha bantuan internasional, termasuk
pesatnya penyampaian bantuan, pencarian korban,
dan distribusi logistik.

pemerintah Aceh untuk pengurangan resiko bencana


yang sekarang telah termasuk dalam rencana
pembangunan jangka medium kami.
Kata-katanya diucapkan kembali oleh Margateta
Wahlstrm, kepala dari UN Office for Disaster Risk
Reduction (UNISDR) yang menekankan bahwa sejak
bencana tersebut, dunia telah mengambil aksi
signifikan untuk memastikan mereka lebih siap
terhadap bencana seperti itu.
Sejak tsunami Samudera India dan adopsi dari

Ribuan mayat tergeletak di lapangan ini ucap Bapak


Kalla. Ada perasaan bingung, terkejut, kesedihan,
ketakutan, dan penderitaan. Kami berdoa

Tsunami merupakan sebuah peringatan


dan telah membuat kita mengerti
bagaimana rapuhnya kita terhadap
bahaya. Kita tidak dapat menghindari
bencana-bencana alam, tetapi kita cukup
mengerti, tentunya, mencegah bencanabencana tersebut untuk menjadi petaka

WFP/Rein Skullerud

Margareta Wahlstrm, Head of the UN Office for


Disaster Risk Reduction (UNISDR)

Mustahil bagi pemerintah untuk merehabilitasi area


yang terkena dampak tanpa bantuan internasional.
Selama 10 hari, kami mengadakan pertemuan tingkat
tinggi PBB di Jakarta, dan dalam beberapa jam pada
pertemuan tinggi tersebut, semua telah berjanji untuk
memberikan sebesar 5 Milyar USD untuk membiayai
proses rehabilitasi dan rekonstuksi di Aceh, ucapnya,
menambahkan bahwa uang tersebut dipakai untuk
membangun kembali jalan-jalan, rumah sakit, rumahrumah, dan mesjid.

WFP/Rein Skullerud

Kerangka Kerja Aksi Hyogo (Hyogo Framework) pada


tahun 2005, telah terdapat perubahan substansial
dalam pemikiran global mengenai perihal pengurangan
risiko. Tsunami merupakan sebuah peringatan dan
membuat kita mengerti bagaimana rapuhnya kita
terhadap bahaya. Kita tidak dapat menghindari bahaya
alam, tetapi kita cukup mengerti, untuk tentunya,
Setela tsunami, PBB memegang peranan penting mencegah mereka untuk menjadi bencana. ucapnya.
dalam respon darurat, diikuti oleh investasi strategis
dalam pembangunan jangka panjang propinsi yang Sekarang kita memiliki sistem peringatan dini yang
didasari oleh prinsip Membangun Kembali dengan lebih efisien dan prosedur evakuasi yang lebih baik di
tempat. Ini juga merupakan pengertian yang lebih baik
Lebih Baik.
dan kesadaran global terhadap kerusakan luas yang
Peringatan ini juga merefleksikan pelajaran berharga dapat ditimbulkan oleh bencana pada masyarakat
dari suatu peristiwa yang menghancurkan tersebut, kita.
yang sangat penting untuk Indonesia dengan
pertimbangan frekuensi bencana alamnya. Tidak ada Baca lebih lanjut mengenai peran PBB pada
pelajaran yang lebih besar dari hilangnya lebih dari bantuan, pemulihan, dan rehabilitasi Aceh:
100,000 orang, ucap gubernur Aceh Zaini Abdullah. unic-jakarta.org/aceh-10
Hal tersebut telah menjadi dasar dari program

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Suara PBB dari Tsunami Tanya-Jawab


dengan Krisanto Sinandang dari UNDP
Saat Aceh dilanda oleh Tsunami pada tahun 2004,
Kristanto Sinandang sedang bekerja dengan UNDP
pada Unit Pencegahan Krisis dan Pemulihan terkait
isu-isu manajemen bencana. Ia berbicara tentang
bagaimana rasanya bekerja di lapangan di salah
satu operasi bantuan kemanusiaan terbesar dalam
sejarah.

UNDP Indonesia

UNDP bukanlah sebuah badan bantuan seperti itu,


jadi bagaimana Anda bisa berada di Aceh setelah
tsunami?
Mempertimbangkan dampak yang besar dari bencana
tersebut, UNDP memutuskan untuk tidak hanya ikut
s e r t a d a l a m b i d a n g k o o rd i n a s i n a m u n j u g a
berkonsentrasi di progam pemulihan dini. Pimpinan
UNDP menyadari pentingnya kehadiran UNDP di Aceh
dan menunjuk saya untuk bekerja di sana. Target saya
pada enam bulan pertama di Aceh adalah untuk
mendirikan dan memulai sebuah kantor sementara di
Aceh, dan untuk mengkoordinasi dukungan dari kantor
UNDP di Jakarta.

dan memberikan bantuan langsung. Tantangan lainnya


muncul juga berhubungan dengan masalah-masalah
pribadi dari personel kami karena kami bekerja di
situasi yang sulit dimana kami harus tinggal di tenda,
yang membutuhkan stamina yang kuat dan kondisi
kesehatan yang ideal, dan juga situasi keamanan
terkadang mengancam kami.
Secara keseluruhan, pelajaran apa saja yang dapat
dipelajari selama pemulihan dan rekonstruksi di
Aceh?
Aceh adalah salah satu cerita sukses dimana
dukungan pembangunan telah diberikan. Pemerintah
Indonesia telah mendirikan Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi, yang dapat mengkoordinasi
pengambilan keputusan secara langsung di Aceh.
Kerja sama semacam ini mendorong negara-negara
lain untuk mengadopsi mekanisme tersebut. Kita juga
dapat melihat ini sebagai pelajaran dalam manajemen
bencana dimana koordinasi pengambilan keputusan
lebih mudah diambil apabila ada badan koordinasi
nasional. Indonesia juga belajar mengenai kohesi
sosial, dimana bencana alam nasional menjadi
landasan dari kohesi sosial diantara semua pelaku
yang terlibat. Sebaliknya, untuk PBB sendiri ini adalah
pelajaran dalam konteks pendekatan seperti apa yang
memungkinkan untuk perihal manajemen bencana.
Dari prespektif hukum, tsunami Aceh digunakan
sebagai momentum agar UNDP dapat mendorong
realisasi dari hukum manajemen bencana yang
sebelumnya telah didiskusikan dengan Bakornas.

Apa saja tantangan-tantangan terberat yang Anda


hadapi?
Tantangan muncul sebagian besar karena situasi di
wilayah tersebut yang menyebabkan halangan dalam
mobilitas. Bahkan, ketegangan dari konflik Aceh pada
saat itu juga mempengaruhi situasi, jadi kami tidak
dapat bergerak bebas untuk merespon pada situasi

Indonesia juga belajar mengenai kohesi


sosial, dimana bencana alam nasional
menjadi landasan dari kohesi sosial
diantara semua pelaku yang terlibat
Kristanto Sinandang, UNDP
UNCG Indonesia/Dru Maasepp

PBB DI INDONESIA Februari 2015

BAB Sembarangan Indonesia


Meningkatkan Pemberantasan
Jakarta | Bintang rock dan aktivis
kemanusiaan Melanie Subono
bergabung dengan UNICEF
indonesia dalam rangka
melakukan pemberantasan BAB
(Buang Air Besar) Sembarangan
dengan kampanye Tinju Tinja
(Punch the Poo), yang
diluncurkan pada Hari Toilet
Dunia.
Kampanye ini selaras dengan
Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) untuk mengurangi hingga
setengah dari jumlah penduduk
pada tahun 2015 yang tidak
memiliki akses berkelanjutan
terhadap air minum yang aman
dan sanitasi dasar, dan juga
gerakan global PBB untuk
mengakhiri BAB sembarangan
pada tahun 2025.
Ada hubungan antara BAB
sembarangan dengan banyak
penyakit yang dapat dicegah
namun berpotensi mematikan
seperti diare dan radang paruparu - penyumbang utama untuk
lebih dari 370 kematian anakanak di bawah 5 tahun per hari di
Indonesia.
Tugasnya adalah bersuara agar
bangsa ini duduk bersama,
memberikan perhatian kepada
permasalahan
BAB
sembarangan, dan bergabung
dalam upaya-upaya untuk
membuat Indonesia bebas BAB
sembarangan, ucap Dr. Aidan
Cronin, Kepala Program Air,
Sanitasi dan Kebersihan, UNICEF
Indonesia.

Meskipun lebih lazim terjadi di


daerah pedesaan, BAB
sembarangan juga terjadi di kota-kota, dalam laporan terbaru
diperkirakan bahwa 18 juta orang
yang tinggal di daerah perkotaan
di Indonesia masih buang air
besar di tempat terbuka.

Meskipun kemajuan yang dibuat


melalui upaya-upaya di lapangan
oleh UNICEF dan Pemerintah
Indonesia, ada sebuah
kebutuhan yang kuat untuk
partisipasi aktif masyarakat luas
adalah salah satu alasan
mengapa Subono termotivasi
untuk bergabung dengan
kampanye ini.
UNICEF Indonesia

Dr. Cronin juga menyoroti bahwa


BAB sembarangan memiliki
implikasi yang luas, bahkan untuk
mereka yang memiliki akses
terhadap sanitasi yang memadai.
BAB sembarangan tidak hanya
berdampak pada mereka yang
tidak memiliki toilet, tetapi juga
kepa-da mereka yang
memilikinya, karena semua orang
dapat terkena penyakit dari
kotoran yang ada di lingkungan
sekitar, ujarnya.
Secara global, sekitar 1.9 juta
orang telah memperoleh akses
terhadap sanitasi yang baik sejak

Laporan terbaru yang diterbitkan


oleh UNICEF dan WHO
menemukan bahwa 55 juta orang
di Indonesia melakukan BAB
sembarangan, menjadikan
Indonesia sebagai negara kedua
terbanyak pelaku BAB
sembarangan setelah India.

1990. Akan tetapi, kemajuan


yang terjadi tidak seimbang
dengan pertumbuhan penduduk
dan target terhadap sanitasi dari
Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs), yang kemungkinannya
tidak dicapai pada tahun 2015
jika melihat kemajuan yang ada
sekarang.

Perang melawan BAB


sembarangan, dan juga
kampanye untuk gaya hidup
sehat
untuk
semua,
membutuhkan partisipasi dari
publik, khususnya anak muda
yang menciptakan tren dan
mempengaruhi pembuat
kebijakan, ucapnya.
Untuk
menunjukkan
dukunganmu, sampaikan
melalui kicauan Twitter dengan
tagar #tinjutinja, atau kunjungi:
www.tinjutinja.com

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Kalendar PBB
Februari
TBC

Komisi ke-53 untuk Pembangunan Sosial, New York

TBC

Laporan Perempuan Dunia 2015, New York

TBC

Perangkat untuk Penyesuaian Panduan IWRM untuk Keamanan Air di Asia dan Pasifik: Tantangan dan Peluang

untuk HELP dan Ekohidrologi, Jakarta/Medan [UNESCO Jakarta]

Debat Tematik Tingkat Tinggi dalam rangka pelaksanaan agenda pembangunan pasca 2015, New York

2-3

Forum Pemuda ECOSOC - Transisi dari MDGs ke SDGs - Melibatkan Pemuda, New York

2-8

Minggu Harmoni Lintas Keyakinan Dunia

Hari Kanker Dunia

4-5

Forum Netexplo 2015, Paris [UNESCO]

Hari Internasional tentang Toleransi Nol terhadap Mutilasi Alat Kelamin Perempuan

13

Hari Radio Dunia [UNESCO]

20

Hari Dunia untuk Keadilan Sosial

21

Hari Bahasa Ibu Internasional [UNESCO]

25-26 Workshop ASEAN-PBB: Dialog Regional II tentang Kerjasama Politik-Keamanan: Kolaborasi ASEAN-PBB dalam

mendukung Institusi untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi ASEAN, Nay Pyi Taw, Myanmar

Maret
1

Hari Tanpa Diskriminasi [UNAIDS]

Debat Tematik Tingkat Tinggi dalam meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam

agenda pembangunan pasca 2015, New York

Hari Margasatwa Dunia [CITES]

Peluncuran laporan tahunan Badan Pengendalian Narkotika Internasional, London

3-6

Workshop Regional dalam Sains Berkelanjutan, Kuala Lumpur, Malaysia [UNESCO Jakarta, Universiti

Kebangsaan Malaysia]

Hari Perempuan Internasional

9-17

Komisi Obat-obatan Narkotika, termasuk segmen khusus UNGASS, Vienna

9-20

Sesi ke-59 Komisi Status Perempuan: Kajian 20 Tahun tentang Platform Aksi Beijing, New York [UN Women]

10

Peringatan Beijing+20 [UN Women]

12-19 Kongres Kriminal PBB, Qatar


14-18 Konferensi Dunia Ketiga PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana, Kota Sendai, Jepang [UNISDR]
15

Hari Keluarga Internasional

18-22

Komisi Pencegahan Tindak Kriminal dan Peradilan Pidana, Vienna

21

Hari International Hutan dan Pohon

22

Hari Air Dunia

23

Hari Meteorologi Dunia [WMO]

24

Hari Tuberkulosis Dunia [WHO]

24

Hari Internasional untuk Hak atas Kebenaran terkait dengan Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia dan Martabat

Para Korban

24

Hari Internasional untuk Solidarias dengan Anggota Staf yang Ditahan dan Hilang

25

Hari Malaria Dunia

25

Hari Peringatan Internasional terhadap Korban Perbudakan dan Perdagangan Budak Transatlantik

PBB DI INDONESIA Februari 2015

Looking Ahead
Kalendar
Tanggal-tanggal Penting 2015
18 Apr

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung

23 May

Peringatan Keanggotaan Indonesia di WHO

TBC Jun

Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perdamaian, TBC, Indonesia

TBC Jul

Peluncuran laporan MDG 2015, New York

1-6 Aug

Pertemuan Menteri-menteri Luar Negeri ASEAN, ARF, dan Pertemuan tingkat tinggi Asia Timur, Malaysia

25-27 Sep

Pertemuan di tingkat HoSG untuk adopsi agenda pembangunan pasca 2015, perencanaan and

pengenalan bersama dengan UN70, New York

24 Oct

Hari PBB

30 Nov

Konferensi ke-21 Negara-negara pihak Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim

Saat ini, kita memiliki lebih dari 805 juta orang


menghadapi kelaparan dan malnutrisi. Pertumbuhan populasi membutuhkan kurang lebih
peningkatan sebesar 60 persen produksi makanan. Sebagaimana kita ketahui pangan kita
bergantung pada tanah, sangat mudah untuk
memahami betapa pentingnya untuk menjaga
produktivitas dan kesehatan tanah, ucap DirekturJenderal FAO Jose Graziano da Silva.
PBB telah mendeklarasikan 2015 sebagai Tahun
Tanah Internasional sebagai upaya untuk menyoroti
kebutuhan untuk tanah yang sehat, yang
membentuk pondasi dari makanan, bahan bakar,
serat, dan produk medis, juga esensial bagi
ekosistem kita, siklus karbon, penyimpanan, dan
penyaringan air, dan mengembangkan ketahanan
terhadap banjir dan kekeringan.

Di seluruh dunia sekarang ini, sumber tanah global


mengalami degradasi yang sangat buruk, pengaruh
manusia terhadap tanah dapat berdampak pada
hilangnya esensi dan fungsi tanah dalam beberapa
kasus. Seluruh komunitas PBB dianjurkan untuk
mengambil tindakan positif untuk membantu lebih
lanjut pengaruhnya terhadap tanah, dan
pembangunan berkelanjutan, di 2015.

Pandangan yang dinyatakan di dalam publikasi ini tidak selalu mewakili pandangan resmi atau kebijakan dari PBB.
Informasi di dalamnya dapat secara bebas diproduksi kembali. PBB DI INDONESIA dipublikasikan secara elektronik oleh
United Nations Information Centre, Jakarta.
Email: unic.jakarta@unic.org

Anda mungkin juga menyukai