Oleh
Akhmad Miftahul Huda
NIM 122310101061
berat
biasanya
b.
c.
2.1 Pathway
Factor kromosom
(genetik)
Factor endometrium
Endometrium belum
siap menerima hasil
konsepsi
Pendeknyajarak
jarak
Pendeknya
kehamilan
kehamilan
Radiasi, rokok,
alcohol, obat-obatan
Rahim belum
pulih dengan baik
Belum matur
Kehamilan usia
tua (>30th)
Fungssi
Fungssi organ
organ
menurun
menurun
System transfer
plasenta belum efisien
Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi
Penyakit kronik
Kelainan plasenta
Uterus berkontraksi
Nyeri akut
Abortus
Abortus iminens
Abortus insipien
Ansietas
Abortus inkomplet
Pengeluaran sebagian
hasil konsepsi
Abortus komplet
Manifestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang
akibat kontraksi uterus.
Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus Provokatus : Disengaja, digugurkan.
a. Abortus Provokatus artifisial atau abortus therapeutic : Pengguran
kehamilan biasanya menggunakan alat-alat dengan
alasan, bahwa
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati
2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion Data
laboratorium tes urine, hemoglobin dan hematokrit, menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
5. Pemeriksaan Ginekologi:
a. Inspeksi vulva
1) Perdarahan pervaginam sedikit atau banyak
2) Adakah disertai bekuan darah
3) Adakah jaringan yang keluar utuh atau sebagian
4) Adakah tercium bau busuk dari vulva
b. Pemeriksaan dalam speculum
1) Apakah perdarahan berasal dari cavum uteri
2) Apakah ostium uteri masih tertutup / sudah terbuka
3) Apakah tampak jaringan keluar ostium
4) Adakah cairan/jaringan yang berbau busuk dari ostium.
c. Pemeriksaan dalam/ Colok vagina
1) Apakah portio masih terbuka atau sudah tertutup
2) Apakah teraba jaringan dalam cavum uteri
3) Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari usia
4)
5)
6)
7)
kehamilan
Adakah nyeri pada saat porsio digoyang
Adakah rasa nyeri pada perabaan adneksa
Adakah terasa tumor atau tidak
Apakah cavum douglasi menonjol, nyeri atau tidak
Penatalaksanaan
1. Abortus iminens.
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang
b.
mekanik berkurang.
Periksa denyut nadi dan suhu badan 2 kali sehari bila pasien tidak
c.
sudah mati.
d. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens
belum
pada
persesuaian
faham.
Sebagian
besar
ahli
tidak
10
e.
f.
c.
11
hegar kemudian ambil hasil konsepsi dengan cunam ovum dan kuret
tajam.
d. Kehamilan lebih dari 12 minggu berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg
infus oksitosin 10 IU dalam Dekstrose 5%sebanyak 500 ml dan 20
tetes permenit kemudian naikkan dosis sampai uterus berkontrasi
e. Bila tinggi fundus uteri ebih dari 2 dari bawah pusat, hasil konsepsi
keluarkan dengan menyuntikkan larutan garam 20% dalam cavum
uteri dinding perut.
6. Abortus serfikalis
Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan
untuk mengeluarkan hasi konsepsi dari kanalis servikalis.
7. Abortus habitualis
penangannya terdiri atas; memperbaiki keadaan umum, pemberian
makanan yang sempurna, anjuran istirahat sangat banyak, larangan koitus
dan olah raga, terapi dengan hormone progesteron, vitamin, hormone
tiroid dan lainnya mungkin mempunyai pengaruh psikologis karena
penderita mendapat kesan bahwa ia diobati.
8. Abortus infeksiosus (Septik)
a. Kepada penderita dengan abortus infeksiosus yang telah mengalami
banyak perdarahan hendaknya diberikan infuse dan tranfusi darah.
b. Pasien segera diberi antibiotika
c. Kuretase dilakukan dalam 6 jam dan penanganan demikian dapat
dipertanggungjawabkan
karena
pengeluaran
sisa-sisa
abortus
12
13
14
Umur
: 41 tahun
Alamat
: Curah Jeru
Tanggal
: 26 Mei 2015
Tanggal MRS/Jam : 26 mei 2015/16.35 WIB
2. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan
3. Riwayat Kesehatan, terdiri dari:
a. Kesehatan sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan sendiri. Pasien mengatakan
datang ke RS karena perdarahan vagian tadi malam (senin, 25 Mei
2015) dan tadi pagi (selasa, 26 Mei 2015) dan ini kehamilan kedua.
Perdarahan bercampur gumpalan-gumpalan darah, mulas (+), pusing
(+)
b. Kesehatan masa lalu
Bidan pasien dan pasien mengatakan bahwa kehamilan ini kehamilan
ke 2. Pasien pernah mengalami keguguran.
4. Riwayat Antenatal
Pasien mengatakan sudah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6
kali ke bidan.
5. Riwayat Pembedahan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami proses pembedahan dalam
persalinan.
6. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menurun, menular, dan
menahun.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga ada yang pernah mengalami
hipertensi dan asma.
8. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas
G4P50004
Persalinan 1: Intra Uterin Fetal Death (IUFD), usia kehamilan 9 bulan
Persalinan 2: Kehamilan ini, keguguran.
9. Riwayat seksual
Pasien mengatakan pernah menggunakan KB pil 6 tahun.
10. Riwayat pemakaian obat
Pasien mengatakan bahwa mengggunakan pil KB.
11. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola Nutrisi : tidak terkaji
b. Pola Istirahat : tidak terkaji
c. Pola Eliminasi : tidak terkaji
d. Pola Seksual : tidak terkaji
e. Pola Kebersihan : pasien terlihat bersih dan rapi
15
f. Pola Psikososial
1) Psikologis : cemas dengan keadaannya saat ini
2) Sosial : tidak terkaji
g. Latar belakang budaya : tidak terkaji
12. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
cukup
b. Tanda-tanda vital
TD: 130/90 mmHg
N: 74 x/menit keras, reguler
RR: 22 x/menit
Suhu: 360 derajat celcius
TBJ : 3410gr
Usia kehamilan: 41-42 minggu
c. Inspeksi
Wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda, tidak ada perdarahan
pervagina, ada oedem.
d. Palpasi
Dilakukan vagina toucher dengan hasil buka 3 cm.
Leopold I
: ball (+)
Leopold II
:
Leopold III
:
Leopold IV
:
Perkusi
e. Auskultasi
DJJ:
13. Pemeriksaan psikososial
a. Respon dan persepsi keluarga
tidak terkaji
b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi
tidak terkaji
NO DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
16
S :
pasien
telat
syok
hemorrhagic
bulan,mengeluarkan darah
syok
Pasien mengeluarkan
darah.
S:
Perdarahan
Intoleransi aktivitas
Biasanya pasien
Anemia
merasa lemas
O:
Kelemahan
terlihat pucat
Intoleransi aktivitas
3
S:
Keguguran janin
pasien
nyeri
mengeluh
diperut dan
Rangsangan
O:
P = Aborsi
uterus
Q = Severe pain
R = Abdomen
S = (skala 8)
T = Current
Prostaglandin
pada
Nyeri
17
Dilatasi serviks
Nyeri
4
S:
Keguguran janin
px
Cemas
biasanya
mengatakan
ketakutan tidak
bisa
Terganggunya
psikologis ibu
memberi keturunan
O:
px
gelisah
terlihat Kecemasan
akan
dan
akralnya
dingin
C.
Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko
syok
hemorrhagic
b.d
perdarahan
2.
3.
Nyeri
b.d
kerusakan
jaringan
intrauteri
4.
18
D.
b.d volume
cairan, 1.
seimbang
antara Circulation
intake
output 2.
dan
Rasional
Sebagai pertolongan pertama pada
keadaan syok
Mencegah
gangguan
perfusi
baik jumlah maupun yaitu posisi telentang biasa dengan serebral dan untuk auto Lransfuse
kualitas
jam
4.
3.
Pengeluaran
akibat
cairan
pervaginal
abortus
memiliki
karekteristik bervariasi
Kolaborasi :
1.
4.
Berikan
sejumlah
Jumlah
cairan jumlah
plasma
dan
cairan
kebutuhan
jumlah
ditentukan
harian
cairan
dari
ditambah
yang
hilang
transfusi pervaginal
darah
2.
1.
19
3.
Untuk
mencegah
atau
menanggulangi asidosis
2
dapat Mandiri :
Pantau
tingkat
kemampuan 1.
Monitor
pengaruh
perubahan
aktivitas Lransf
perlu
tetapi
perdarahan
diwaspadai
untuk
vaskularisasi
dan
pulsasi
organ
klilen
secara
kondisi
klien,
berarti,
optimal
Evaluasi
kemampuan
aktivitas
Mengistiratkan
perkembangan
klien
melakukan 4.
Mengoptimalkan
20
sangat diperlukan
5.
3
Nyeri
b.d
Kerusakan Klien
jaringan intrauteri
beradaptasi
dapat Mandiri :
dengan 1.
dialami klien
Cemas
b.d
pengetahuan
kurang Tidak
kecemasan,
pengetahuan
dan
Kolaborasi
analgetika
terjadi Mandiri :
1.
dapat
dengan
pemberian
21
terhadap
meningkat
penyakit 2.
Monitor
derajat
kecemasan 2.
Kecemasan
menyebabkan
yang
tinggi
penurunan
dapat
penialaian
penyebab kecemasan
masalah
4.
Asistensi
klien
berkontibusi
menurunkan
menentukan kecemasan.
Konseling
diperlukan
bagi
bagi
klien
klien
pengetahuan
sangat
untuk
dan
22
Diagnosa
Resiko syok hemorrhagic 1.
Implementasi
Mengkaji Airway, Breathing, and Circulation
b.d Perdarahan
Memposisikan
2.
pasien
trendelenburg,
yaitu
Evaluasi
S: Pasien mengatakan masih lemas
posisi O: Turgor elastik , membran mukosa
3.
4.
P: Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi :
1.
3.
penurunan 1.
2.
S
: Pasien mengatakan
kondisi melakukan aktivitas ringan
pengaruh
aktivitas
terhadap
uterus/kandungan
3.
mampu
23
sehari-hari
4.
Mengevaluasi
perkembangan
kemampuan
klien
melakukan aktivitas
Nyeri
b.d
Kerusakan Mandiri :
jaringan intrauteri
1.
Edukasi:
A: Masalah teratasi
2.
P: Intervensi dihentikan
Kolaborasi :
Cemas
b.d
pengetahuan
3.
Mengkolaborasikan pemberian analgetika
kurang Mandiri :
1.
24
2.
3.
4.
Mengasistensi
klien
menentukan
tujuan
perawatan
bersama.
Edukasi :
1.
keluarga
25
DAFTAR PUSTAKA
di ambil di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31675/4/chapter
%20ii.pdf pada tanggal 21 maret 2013 jam 16.00 wita
Herdman, TH. 2012. NANDA International Diagnosa Keperawatan. EGC :
Jakarta.
Hidayat, A.A. 2006. Kebutuhan dasar manusia 1. salemba medika: Jakarta
Nursalam. 2001. Proses & dokumentasi keperawatan. salemba medika: Jakarta
Sastrawinata, s. 2005. Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. 2nd ed. Egc :
Jakarta
Wilkinson, judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC : Jakarta