Anda di halaman 1dari 19

q

25/021201s

DM Komplikasi PJK

Pemeriksaan Laboratorium
Pada Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Syaharuddin Kasim
Bagian Kimia Klinik
Fakultas Farmasi Unhas

Pemeriksaan Laboratorium untuk


DM Komplikasi PJK

Glukosa Puasa

HbAlc
MAU
Profil Lipid
(Chol T, LDL, HDL, TG, Apo B)

25102120ts

Glukosa
Glukosa puasa : Pemeriksaan glukosa yang dilakukan
dengan syarat pasien harus puasa L2 - 14 jam sebelum

pengambilan darah
Glukosa 2 jam PP (post prandial) : pemeriksaan yang
dilakukan setelah pasien makan sesuai porsi biasa dan
sebelumnya telah puasa selama t2 14 jam
Glukosa sewaktu : pemeriksaan glukosa yang dilakukan
sewaktu-waktu

Test toleransi glukosa oral (TTGO) digunakan untuk


menilai adanya gangguan toleransi glukosa. Pengambilan
darah dilakukan 2 kali:

Puasa

2 jam setelah pemberian larutan glukosa 75 g dalam 200 mL air

Persyaratan Spesimen
o Sampel

- Darah
o

:
:

Plasma vena atau serum

o Darah kapiler (whole blood)


o Volume : 0.5 mL

o Antikoagulan : Heparin
o Stabilitas Sampet:
Serum/plasma heparin/EDTA

Suhu15-25oC:8jam
Suhu2-8oC :72jam
Plasma Fluoride/iodoacetat
Suhu 15

25 o C

:24 jam

Urine Sewaktu : Segera dikerjakan

- Urin
o

Urin post prandial

o Urin sewaktu
o Volume : 10 mL

EDTA

Fluoride

2sl02l20ts

Penanganan spesimen
Sentrifugasi spesimen darah harus dilakukan
maksimal 1 jam setelah pengambilan spesimen
Jika tidak dapat dipenuhi waktu pemisahan
spesimen maka digunakan pengawet yaitu
sodium iodoacetat atau sodium fluoride (NAF)
Untuk pemeriksaan dengan sampel urine 24
jam, ditambahkan pengawet asam asetat glasia!
sebanyak 5 mL pada wadah penampung
sebelum penampungan urin

Metode Pemeriksaan Glukosa


Metode

- Darah

o Kimia : metode ortho-toluidin


o Enzimatik : glucose oxidase / glucose hexokinase

- Urin

o Carik celup
o Konvensional

(metode reduksi/Benedict)

o Metode yang direkomendasikan

- Metode glucose oxidase (GOX)


- Metode hexokinase

enzimatik

-25102120ts

Metode Heksokinase
Glucose + ATp

-Ht."kt'""-

Glucose-6-phosphate + ADp

G.6-PD

Glucose-6-phosphate

{\,/\

6-phosphogluconate

-/\

NADP*
- *r
( orNAD

NADPH+H*
*)
( orNAD

Metode Heksokinase
o Metode rutin.
o Sampel dideproteinasi
o

o
o

dengan penambahan larutan

Ba[OH], & ZnSOo


Supernatan dicampur dengan reagen yang mengandung
ATP, NAD+, heksokinase, dan G-6-PD
Diinkubasi pada 250 C dan diukur hingga reaksi komplit
dan NADH diukur.
Pengukuran pada panjang gelombang 340 nm.

2510212015

Metode Heksokinase
Sampel hemolisis (Hb > 0.5 g/dl) tidak dapat digunakan
karena adanya ester fosfat dan enzym yang dihasilkan
oleh eritrosit yang mengganggu pengukuran
Reaksi menghasilkan produk yang benruarna yang diukur
dengan sistem spektrofotometri. Sistem oksidasi
reduksi mengandung phenazine methosulfat (PMS) dan
senyawa subsitusi tetrazolium, 2 -(p-iodophenyl)-3(pnitrophenyl-5-phenyltetrazlium chloride (INT) yang
beraksi dengan NADPH yang dihasilkan.

Metode Glucose Oxidase


Glucose

2H2O +

20 "'""tt ".t'^:

Gluconic acid 2H2o2

Peroxidase

o.Dianisidi11g*H2O2+oxidizedo-Dianisidine*Hz

(colorless)

(colored)

2st02/20t5

Metode Glucose Oxidase


Glukosa oksidase sangat spesifik terhadap B-D-glucose
a Glukosa terdiri dari 360/o o- dan 640/o
B-, maka untuk reaksi
komplit dibutuhkan mutarotation bentuk o- ke bentuk p-.
Secara komersial glukosa oksidase menga'ndung enzim,
mutarotase yang mempercepat reaksi ini.
o

Reaksi kedua melibatkan peroksidase yang kurang spesifik


dibanding glukosa oksidase. Banyak substrat yang dapat

menghambat reaksi ini (mis : asam urat, asam askorbat,


bilirubin, hemoglobin, tetrasiklin, dan glutation (menghambat
pada reaksi kromogen dengan HzOJ sehingga menghasilkan
nilai yang lebih kecil,
Glucose oxidase cocok untuk pengukuran glukosa CSF

Metode Glucose Dehydrogenase

,n

Glucose dehydrogenase

Glucose

NAD

D-Glucono-6-lactone

NADH+H*

I
2510212,015

Metode Glucose Dehydrogenase


Enzym glukosa dehidrogenase (p-D-glucose: NAD
oxidoreductase) mengkatalisa oksidasi glukosa
menjadi gl uconolactone.

Mutarotase ditambahkan untuk mempercepat


terjadinya keseimbangan reaksi. Jumlah NADH
yang dihasikan proporsional dengan kadar glukosa.
Reaksi ini sangat spesifik terhadap glukosa, tidak
ada interference dari antikoagulan umumnya, dan
memberikan hasil yang pada akhirnya sesuai
dengan prosedur heksokinase.

PEMERIKSAAN PENYARING
(GLUKOSA DARAH SEWAKTU & PUASA
SEBAGAI PATOKAN PENYARING DM)

iB.ill
[-r-il
I lpastiDMll-l

E-,n,;l
DM
onsentrasi glu
darah sewa

(mg/dl)

- plasma vena
- darah kapilar

f. rlol lili-ree

l.qol I

Konsentrasi slukosa
darah puasa(mg/dl)
- plasma vena
- darah kapilar

I I'lm

so-rqsl l>zool

fuulrsIa;lr,6]|

Fo-ror-lE

2s1021201s

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
L.

q
glukosa sewaktu 7200 mgldL q

Parameter: glukosa

puasa

>--126

mg/dl

DM
DM

2. Spesimen : darah vena (plasma / serum)

- sentrifugasi (< I jam)


- waktu pemeriksaan

kecepatan

{ 7 mgldLljam

{
3.

Metoda

(suhu kamar)

2 mgldLljam (4 "C)
: hexokinase

4. Tempat pemeriksaan : Laboratorium

PEMERIKSAAN PEMANTAUAN
PENGENDALIAN
Tujuan untuk memantau keberhasilan Terapi nn$
mencegah terjadi penyulit kronis
aran puasa
(plasma vena,

mg/dl)

aran z Jam pp
(plasma vena, mgidl,)

tB",kl

fs-.d"El tn*"il

Fo-rorl tllo-rxl a;G1

FGi4

[l4s-r?r] ttrso

-l

HbAlc (%)

tzs-l FF-8-l Fill

Chol. Total (mg/dl)

I. rool lrouxrl a;uo 1

2sl02120rs

tB"tkl F.d",,s-l E"",k

@
@

t.rool

[trol

tioclrrl

t,4s_-]

t.rso] Fso-rrtl a;:,nil


lnur(rgmz) I lrs,s-zz,gll zs-zs l[=r3-l
lrekanan darah (mmHg

| @rl

-_
I trolao - | Fr+onol

- I r+orgo

Self Monitoring of Blood Glucose


Test Strips
o Perlu dilakukan oleh pasien diabetes untuk
Mengontrol kadar glukosa darah.
o Penggunaan test strips :Simpel dan praktis
o Metode : bahan celup yang berwarna karena
adanya reaksi kromogenik oksidase
peroksidase.

o Pengamatan warna dilakukan dengan


membandingkan secara visual antara strips
dengan warna chart pada desain meter khusus.

25102120t5

Self Monitoring of BIood Glucose


Alat yang Portable
o Menggunakan reflectance photometer untuk mengukur
jumlah cahaya yang direfleksikan dari test pad yang
mengandung reagen
o Sampel diletakkan pada test pad yang dilekatkan pada
sandaran plastik.
o Test strip kemudian dimasukkan ke alat pengukur dan
hasil akan ditunjukkan pada digital display screen
o Beberapa alat menggunakan metode pengukuran
electrochemistry. Reaksi enzimatik terjadi dalam suatu
elektroda yang tergabung pada test strip menghasilkan
aliran elektron. Jumlah glukosa secara langsung
proporsional terhadap kadar glukosa sampel yang
kemudian dikonversi ke pembacaan digital.

Self Monitoring of Blood Glucose


Kedispilinan dalam menjalankan prosedur sangat penting
untuk mendapatkan hasil yang akurat
Waktu dan cara pembuatan hapusan pada strips adalah
faktor kritis yang harus diperhatikan
Penggunaan tenaga yang berlebihan saat pembuatan
hapusan dan blotting dapat menurunkan kadar glukosa
hingga 50%
Umumnya kesalahan yang sering terjadi dengan SMBG
berhubungan dengan penggunaan yang tepat, waktu
dan pemindahan sampel darah.

10

2sl02l20ts

PEMERIKSAAN HbAlc G1C)


. Merupakan senyawa yang terbentuk dari
ikatan antara GLUKOSA & HEMOGLOBIN

. Jumlah HbAlc yang terbentuk tergantung


pada kadar glukosa darah

. lkatan HbAlc stabil, dapat bertahan 2-3 bln


. Kadar HbAlc mencerminkan kadar glukosa
darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bln

MBG = (33,3 x Kadar HbAl c) - 86

PEMERIKSAAN HbAlc
(Memori Glukosa)

Normal

tr

Kontrol I

4s6
(minegu)

8 'l

Kontrol II

1t

2st02t20t5

MANFAAT
. Menilai kualitas pengendalian DM
. Menilai efek terapi atau perubahan
terapi setelah B-12 minggu
KELEBIHAN

.
.
.

Tidak perlu puasa sebelum pemeriksaan


Menggambarkan kadar glukosa darah
dalam jangka panjang
Hematbiaya

Interpretasi Hasi! Pemeriksaan


Kriteria pengendalian DM sesuai Konsensus
DM Indonesia tahun 2006 :
( 5.5olo
: baik

6.5-8.09/o :sedang
) 8o/o
: buruk

t2

2510212015

Persyaratan spesimen HbAIC


o Sampel : darah EDTA 300
o Stabilitas : 7 hari suhu 2-BoC
: 3 hari suhu 15 - 30oC
Metode
tr Metode Ion Exchange Chromatography
BMetode HPLC
BMetode agar gel eleKroforesis
tr Metode Immunoassay (EIA)
tr Metode Affinity Chromatography
trMetode Kolorimetri

Metode pemeriksaan HbAIC


Metode Ion Exchange Chromatography :
Harus dikontrol perubahan suhu reagen dan
kolom, kekuatan ion, dan pH dari bufer.
Interferens yang mengganggu adalah adanya HbS
dan HbC yang bisa memberikan hasil negatif palsu
Metode HPLC:
Prinsip sama dengan ion exchange
chromatography, bisa diotomatisasi, serta
memiliki akurasi dan presisi yang baik sekali.
Metode ini juga direkomendasikan menjadi
metode referensi

13

2510212015

Metode pemeriksaan HbAIC


o Metode agar gel elektroforesis:
Hasilnya berkorelasi baik dengan HPLC, tetapi
presisinya kurang dibanding HPLC. Hb F
memberikan hasil positif palsu, tetapi kekuatan
ion, pH, suhu, HbS, dan HbC tidak banyak
berpengaruh pada metode ini

o Metode Immunoassay (EIA):


Hanya mengukur HbA1C, tidak mengukur HbAIC
yang labil maupun HbAIA dan HbA1B,
mempunyai presisi yang baik

Metode pemeriksaan HbAIC


Metode Affi nity Chromatography:
Non-glycated hemoglobin sefta bentuk labil dari HbAIC
tidak mengganggu penentuan glycated hemoglobin, tak
dipengaruhi suhu. Presisi baik, HbF, HbS, ataupun HbC
hanya sedikit mempengaruhi metode ini, tetapi metode ini
mengukur keseluruhan glycated hemoglobin, sehingga hasil
pengukuran dengan metode ini lebih tinggi dari metode
HPLC

Metode Kolorimetri:
Waktu inkubasi (lama 2 jam), lebih spesifik karena tidak
dipengaruhi non-glycosylated ataupun glycosylated labil.
Kerugiannya waktu lama, sampel besar, dan satuan
pengukuran yang kurang dikenal oleh klinisi, yaitu mmofl

t4

25102120t5

MIKROALBUMINURIA (MAU)
ditemukan sejumlah kecil albumin
ffi* Berarti
di dalam urine

rffi" Merupakan indikasi gangguan filtrasi


glomerulus stadium dini (reversibel)
Diabetik dapat menyebabkan
gagal ginjal terminal ) hemodialisis

ffi*nefropati

'\ \
\ 1
\

rro-teintrrla I
| $Qrs,fts{vry*vis
' **#b

/ f*ffi_ffi;
I renaf d'iseas

=#
|

\l/*;--

ffi-

li*atural hist*ry sf, diahetic mephrapatf*y-

15

2s1021201s

Persyaratan Spesimen
o

Sampel

: Urine 24 jamlurine sewaktu 5 mL

Pengawet

Sampel disimpan pada suhu 2-BoC


Ditambahkan 5 mg asam borat untuk 30 mL urin

Stabilitas

7 hari suhu 20-25oC

lbulansuhu2-BoC
6 bulan suhu -20oC

Interferensi : bilirubin (> 25mgldL), Hb (>300 mgidl),


creatinin (>5 g/dl), aceton (>60 mmol/L), gula (>20
gldL), asam urat (>700 mg/dl), urea, urobiinogen
(>200 mg/dl)

Mikroalbuminuria: ekskresi albumin di urin sebesar


30-300 mgl24 jam atau sebesar 20-200 mg/menit
Mikroalbuminuria ini dapat berkembang menjadi
makroalbuminuria.
Peng u kuran mikroa lbumi nuria secara semi kuantitatif
dengan menggunakan strip atau tes latex
agglutination inhibition, tetapi untuk memonitor
pasien tes-tes ini kurang akurat sehingga jarang
digunakan.

t6

2st02/20rs

Yang sering adalah cara kuantitatif: metode


Radial Immunodiffusion (RID), Radio
Immunoassay (RIA), Enzym-linked
Immunosorbent assay (ELISA), dan
Immunoturbidimetry. Metode kuantitatif memiliki
presisi, sensitivitas, dan range yang mirip, serta
semuanya menggunakan antibodi terhadap
human albumin
o Sampel yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah sampel urine 24 jam.

Interpretasi Hasil pemeriksaan MAU


Berdasarkan konsensus DM Indonesia 2006

o Sampel urin 24 jam


Normal
30

- 299 mgl24 jam

> 300 mgl24 jam

Mikroalbuminuria
Ma

kroalbuminuria

T]

'=r-i-

2sl02l20ts

DIABETES MONITORING
Laboratory Tbsls,-

Blood Glucose
(Home (self) -Monitoring)
Blood Glucose

Fasting+2hrpp

. HBAIc or Fructosamine
. Lipid Profile
. IJreum, Kreatinin
. Microalbuminuria
. Fibrinogen
. PAI-I
. TAOS or OX-LDL

gr8phicsa rcEde,c

Wassalam...

18

25102120ts

Perhitungan Berat Badan


o BB Idaman = (TB

- 100) - L0 o/o
BB (kg)

o IMT

{(rB (m)}2

t9

Anda mungkin juga menyukai