Anda di halaman 1dari 5

PRINSIP DEMOKRASI DALAM PELASANAAN PEMILIHAN UMUM

Pemilihan Umum merupakan salah satu tolak ukur tingkat demokratisasi


suatu negara. Negara demokrasi pasti akan menjalankan pemilu yang bersifat
kompetitif, yaitu pemilu yang dijalankan bersifat persaingan atau kompetisi
antarbeberapa partai politik peserta pemilu.
Pemilu kompetitif memiliki ciri:
1. Ada pengakuan terhadap hak pilih universal, seperti hak pilih dan memilih
dalam pemilu.
2. Ada kebebasan membentuk lembaga penyalur aspirasi masyarakat.
3. Ada kebebasan pemilih untuk berdiskusi dan menentukan pilihan.
4. Ada kebebasan peserta pemilu untuk bersaing secara sehat.
5. Ada panitia pemilu yang bersifat indepeden.
6. Ada birokrasi yang bersifat netral tidak memihak.
Fungsi utama pemilu sebagai sarana demokrasi politik yaitu:
1. Pemilu sebagai prosedur atau cara rakyat untuk memilih pemerintah dan
para wakilnya yag akan memimpin dan mengawasi jalannya pemerintahan
(Fungsi Perwakilan).
2. Pemilu sebagai sarana legitimasi politik, yaitu pemerintahan yang terbentuk
melalui pemilu akan memiliki keabsahan sehingga kebijakan yang dibuat
akan ditaati rakyat.
3. Pemilu berfungsi sebagai mekanisme bagi pergantian elit yang berkuasa.
4. Pemilu berfungsi sebagai pendidikan politik rakyat yang bersifat langsung,
terbuka, dan massal.
Pelaksanaan pemilu di Indonesia sebagai salah satu perwujudan prinsip
demokrasi mensyaratkan adanya kepastian hukum, misalnya tata cara pemilu,
pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil, pelaksanaan perhitungan suara,
serta pelanggaran beserta sanksinya.
Pemilu di Indonesia telah berlangsung beberapa kali, yaitu:
1. Pemilihan Umum Tahun 1955 (Masa Orde Lama)
Pemilu ini merupakan pemilu pertama pada masa sistem
pemerintahan demokrasi parlementer dengan konstitusi UUDS 1950. Pemilu
dilaksanakan pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap. Pemilu ini dilakukan
dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pada tanggal 29 September 1955
untuk memilih anggota parlemen, dan tahap kedua pada tanggal 15
Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante.
2. Pemilihan Umum 1971-1997 (Masa Orde Baru)
Pemilu pada masa Orde Baru berlangsung sebanyak enam kali, yaitu
sebagai berikut:
a. Pemilu tahun 1971

b.
c.
d.
e.
f.

Pemilu
Pemilu
Pemilu
Pemilu
Pemilu

tahun
tahun
tahun
tahun
tahun

1977
1982
1987
1992
1997

3. Pemilihan Umum Tahun 1999, 2004, dan 2009 (Masa Reformasi)


a. Pemilu 1999
Pemilu pada tahun ini merupakan awal dari demokratiasi dan asas
keadilan. Khususnya, mulai diterapkannya asas LUBER dan JURDIL
(pada pemilu sebelumnya hanya berasas LUBER). Selain itu ada beberapa
hal yang dilaksanakan secara demokratis :
- Penyelenggaraan pemilu diserahkan kepada KPU yang terdiri atas
unsur partai politik dan pemerintah
- Pelaksanaan pemilu dilaksanakan pada hari libur atau diliburkan
pemerintah
- Pemilu diikuti oleh 48 partai dengan asas yang berbeda-beda
- PNS tidak diperkenankan menjadi pengurus partai politik, kecuali
mengajukan pengunduran diri terlebih dahulu
- Pejabat negara yang menjadi pengurus partai politik tidak boleh
menjadi juru kampanye partai
- Pembentukan badan pengawas pemilu untuk menjamin pemilu tetap
jurdil.
b. Pemilu 2004
Pemilu 2004 berbeda dengan pemilu sebelumnya karena presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu 2004
dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama untuk memilih anggota
DPRD, DPR, dan DPD pada tanggal 5 April 2004. Tahap kedua tanggal 5
Juli 2004 untuk memilih presiden dan wakil presiden. Tahap ketiga adalah
putaran kedua pemilihan presiden dan wakil presiden karena pada
pemilihan sebelumnya belum ada yang memenuhi suara 50% + 1
c. Pemilu 2009
Pemilu 2009 dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama
tanggal 9 April 2009 untuk memilih DPR, DPRD dan DPD. Tahap kedua
tanggal 8 Juli 2009 ntuk memilih presiden dan wakil presiden.

PELAKSANAAN YANG MENDUKUNG TERHADAP TEGAKNYA PRINSIP


DEMOKRASI
Prinsip demokrasi adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
Nilai-nilai demokrasi adalah adil, terbuka, menghargai, mengakui perbedaan, anti
kekerasan, damai,tanggung jawab, dan kerja sama.
Henry B. Mayo merinci beberapa nilai yang terdapat dalam budaya
demokrasi ,yaitu sebagai berikut :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Prinsip-prinsip demokrasi sendiri berusaha ditegakkan oleh penyelenggara
negara yang berkeinginan membentuk negara demokratis. Untuk merealisasikan itu
semua,masyarakat Indonesia harus dapat membudayakan perilaku yang
mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi. Adapun perilaku-perilaku yang
dapat ditunjukkan adalah sebagai berikut.
1. Bersikap terbuka dan transparandalam kehidupan bermasyarakat akan
menghilangkan rasa saling curiga dan memupuk rasa saling percaya.
2. Sikap untuk terbiasa melakukan dialog dalam setiap menyelesaikan masalah
sehingga menimbulkan rasa toleransi dan saling pengertian.
3. Sikap menghargai pendapat orang lain.
4. Bersikap mau belajar menerima keberagaman.
5. Bersikap menghargai kelompok minoritas.
6. Bersikap mengutamakan kepentingan umum.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi,
diantaranya melalui hal-hal berikut :
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.

2. Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan


mengadakan pengawasan.
3. Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari :
1. Menjunjung tinggi persamaan : Menjunjung tinggi persamaan mengandung
makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat,
keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban : Dalam kehidupan
bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa hakhak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku dapat
dipatuhi.
3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil : Bijak dan adil dalam makna yang
sederhana adalah perbuatan yang benar-benar dilakukan dengan
perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain
,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan
kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.
4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan :
Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan
kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam
memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagaimana
kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara,
betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan profesi
yang kita miliki.
Selain itu, menurut Rusli Karim, perilaku dan ciri-ciri seseorang yang
mempunyai kepribadian yang demokrasi adalah :
1. Inisiatif
2. Disposisi
3. Toleransi
4. Kecintaan terhadap keterbukaan
5. Komitmen dan tanggung jawab
6. Kerja sama keterhubungan

Anda mungkin juga menyukai