Anda di halaman 1dari 14

I.

JUDUL
Pengukuran Faktor Daya Lampu Ballast Konvensional Dengan Kapasitor

II.

TUJUAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu :
1. Mengetahui

besarnya

daya

pada

lampu

TL

dengan

ballast

konvensional.
2. Mengetahui factor daya pada rangkain lampu TL tersebut.
3. Mengetahui cara memperbaiki factor daya pada rangkain lampu TL
tersebut.
III. DASAR TEORI
Lampu tabung Neon (Fluorescent Lamp) adalah lampu tabung yang
terbuat dari kaca yang didalamnya berisi gas argon dan dikedua ujungnya
terdapat filamen elektroda. Untuk menyalakan lampu neon ini dibutuhkan
alat

yang

disebut

Ballast.

Pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal Ballast konvensional


yang terbuat dari lempengan besi yang didalamnya terdapat kumparan
kawat tembaga/spul. Namun ballast jenis konvensional ini banyak
kelemahannya.
Belasan tahun yang silam, para ahli elektronika telah menemukan
suatu sistem penyalaan lampu neon dengan menggunakan frekuensi
tinggi yang kemudian dikenal dengan nama Ballast Elektronik. Saat ini
sudah banyak lampu yang sudah dilengkapi dengan ballast elektronik
namun

terbatas

pada

jenis

lampu-lampu

SL,

PLE-C,

PLE-T

untuk

penerangan biasa seperti pemasangan di rumah dengan daya kecil yang


dipasang langsung ke fitting misalnya fitting E27. Lalu bagaimana dengan
lampu TL untuk di perkantoran, gedung-gedung dan industri yang masih
menggunakan Ballast konvensional dan Starter sebagai pemicunya?
Berikut adalah kelemahan dari Ballast Konvensional:

Pemborosan Arus ( 0,45 Ampere / 40 Watt).

Umur neon lebih pendek akibat banyaknya flicker dan arus picu
pada filamen.

Tidak akan menyala sempurna pada tegangan rendah (dibawah


200V).

Sering timbul suara dengung.

Adanya flicker/kedipan pada lampu yang mengganggu penglihatan


dan memperpendek umur lampu neon.

Harus memakai Starter.

Pada saat saklar dinyalakan lampu neon tidak langsung menyala


melainkan

harus

dipicu

terlebih

dahulu

sehingga

terdapat

kedipan/flicker yang dapat memperpendek umur neon (pada bagian


ujung lampu neon biasanya berwarna hitam).

Arus dan Tegangan tidak stabil akibat induksi medan magnet pada
kumparan ballast. Cos phi (power factor) sangat rendah 0,48
(dibawah standar PLN yaitu 0,85), hal ini yang menyebabkan listrik
menjadi boros.

Faktor daya ini terjadi akibat adanya konsumsi daya listrik oleh bebanbeban induktif seperti motor, lampu TL, selenoid, trafo, dan lain-lain.
Beban-beban induktif ini mengakibatkan pergeseran fasa pada arus
sehingga bersifat lagging (arus tertinggal dari tegangan). Oleh karena
itu

untuk

memperbaiki

faktor

daya

diperlukan

beban

kapasitif.

Pemasangan beban kapasitif ini menyebabkan arus leading (arus


mendahului tegangan). Sehingga mampu memperkecil sudut akibat
pergeseran fasa arus lagging yang disebabkan oleh beban-beban
induktif.
IV.

ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Satu set lampu TL beserta bllast konvensional dan stater


2. Voltmeter
3. Ampermeter

V.

( 1 buah )
( 1 buah )

4. Wattmeter

( 1 buah )

5. Multimeter

( 1 buah )

6. Kapasitor 3,5F,2,5 F, 5 F

( 1 buah )

7. Kabel

( secukupnya )

GAMBAR RANGKAIAN

1. Tanpa kapasitor

2. Dengan kapasitor 2,5F/, 3,5 F/, 5 F

3. Dengan kapasitor hubung seri 2,5F, 3,5 F, 5 F

4. Dengan kapasitor hubung pararel 2,5F// 3,5 F// 5 F.

5. Dengan kapasitor hubung seri+pararel 2,5F + 3,5 F// 5


F.

2,5
F
3,5
F

VI.

LANGKAH KERJA

1. Merangkai rangkaian seperti pada gambar rangkaian 1 tanpa


kapasitor
2. Meng-ON-kan sumber tegangan AC 220 V
3. Mencatat hasil pengukuran pada alat ukur Volt,Ampere, serta
Wattmeter.
4. Meng-OFF-kan sumber tegangan.
5. Merangkai

rangkaian

seperti

pada

gambar

dengan

memberikan kapasitor 2,5F.


6. Mencatat hasil pengukuran pada alat ukur Volt,Ampere, serta
Wattmeter dengn besar kapasitor yang lain 3,5 F dan, 5 F.
7. Mengulangi langkah 2 hingga 4 dengan merangkai seperti
pada gambar 3 dimana besar kapasitor dihubung secara Seri
2,5F + 3,5 F + 5 F.

8. Mengulangi

langkah

hingga

dengan

sebelumnya

merangkai seperti pada gambar 4 dimana besar kapasitor


dihubung secara Pararel 2,5F // 3,5 F // 5 F.
9. Mengulangi

langkah

hingga

dengan

sebelumnya

merangkai seperti pada gambar 5 dimana besar kapasitor


dihubung secara Seri dan Pararel 2,5F + 3,5 F // 5 F.
10.

VII.

NO

Merapikan peralatan kembali.

DATA PERCOBAAN

KAPASITOR

ARUS

( F)

(A)

TEGANGA
N

DAYA

COSH PHI

(W)
(V)

0,3

2,5

0,5

210

30

0,476

40

0,38

45

0,49

50

0,47

15

0,147

15

0,142

10

0,095

210
210
3

3,5

0,43

0,5

2,5 + 3,5 + 5

0,49

210
210
210
6

2,5 //3,5// 5

0,5

2,5 + 3,5 // 5

0,5

210

VIII. Analisa perhitungan


Tanpa Kapasitor

P = 30 W
V = 210 V
I = 0,3 A
P = V I Cos phi
Cosh phi = P : ( V x I )
= 30 : ( 210 x 0,3 )
= 0,476

Dengan Kapasitor (2,5 F)


P

= 40 W

= 200 V

= 0,4 A

= V I Cos phi

Cosh phi = P : ( V x I )
= 40 : ( 210 x 0,5 )
= 0,38

Besar Total Kapasitor saat :


Hubung Seri 2,5F, 3,5 F, 5 F
1
Ctot

1
1 1
+
+
2,5 3,5 5

17,5+12,5+ 8,75
47,35

Ctot =

47,35
38,75

= 1,12 F

Hubung Pararel 2,5F,//3,5 F// 5 F

Ctot = 2,5F+3,5 F,+5 F

= 11 F

Hubung Seri + Pararel 2,5F+3,5 F// 5 F

Ctot =

IX.

1
+(3,5+5)
2,5

1 8,5
+
2,5 1

22,25
=8,9 F
2,5

ANALISA
Setelah melakukan percobaan mengenai pengukuran factor
daya dengan kapasitor baik dihubung seri , pararel maupun
seri+pararel didapatkan data nilai tegangan (V), daya (P), arus
(I). Ketiga data tersebut digunakan untuk mencari nilai cos phi
dari rangkaian lampu TL (Tube Luminescent / Lampu Tabung ) dengan

menggunakan rumus perhitungan

Cos = P : (V x I) sehingga

dengan adanya nilai cos phi yang dicari dapat diketahui


pengaruhnya terhadap daya

nyata yang dihasilkan. Besarnya

suplai tegangan yang telah diukur sebesar AC 210 volt.


Dari serangkaian percobaan baik semua kapasitor yang diuji
serta

divariasi

nilai

kapasitor

setelah

dilakukan

proses

perhitungan rata-rata besar factor daya masih jauh dari standart


dari PLN sebesar 0,85 , dikemungkinkan terjadinya kesalahan
pada factor human sendiri dalam melakukan percobaan atau
bahkan kondisi dari ballast yang sebelumnya sendiri dalam
kondisi tidak baik. Beban yang dibawa ballast sendiri yang berupa
lilitan menjadikan beban induktif sehingga dierlukan kapasitor
agar besar factor daya dapat diperbaiki atau mendekati 1.
Pada percobaan besarnya factor daya saat tanpa penambahan
kapasitor dengan menambah kapasitor dengan nilai tertentu
terlihat terdapat perbedaan kenaikan nilai besar factor daya
sendiri, atau dapat dikatakan sebagai berikut :
-saat tanpa kapasitor besar I = 0,3 A dengan P= 30 watt
sehingga besar factor daya 0,476
-saat penambahan kapasitor 2,5F besar I= 0,5 A dengan
P=40 diperoleh factor daya 0,38
-saat penambahan kapasitor 3,5F besar I= 0,3 A dengan
P=45 diperoleh factor daya 0,49
-saat penambahan kapasitor 5F besar I= 0,5 A dengan P=50
diperoleh factor daya 0,47
-saat penambahan kapasitor 2,5 + 3,5 + 5 (F) besar I= 0,49
A dengan P=15 diperoleh factor daya 0,147
-saat penambahan kapasitor 2,5 // 3,5 // 5 (F) besar I= 0,5 A
dengan P=15 diperoleh factor daya 0,142

-saat penambahan kapasitor 2,5 + 3,5 // 5 (F) besar I= 0,5A


dengan P=10 diperoleh factor daya 0,09
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan saat tanpa kapasitor
factor daya hanya 0,467 dengan beban induktif ditambah dengan
kapasitor nilainya menjadi lebih kecil dari semua variasi kapasitor
hal itu dapat terjadi dimana kapasitor yang bersifat

kapasitif

menyipan energy justru beban yang semula induktif lagging


menjadi membebani kapasitor yang nilainya melebihi kebutuhan
lampu untuk factor daya supaya mendekati 1. Sehingga saat
penambahan kapasitor yang dilakukan besarnya factor daya
diatas merupakan arus leading akibat kapasitor itu sendiri
sehingga yang seharusnya diharapkan mampu mendekati nilai
factor daya 1 atau standart PLN 0,85 justru terlampaui jauh
melewati

batas yang diharapkan. Karena nilai cosphi dari

beberapa data yang diambil jauh dari 1, maka lampu TL yang


dipakai kurang baik digunakan karena mempengaruhi nilai daya
nyatanya sehingga jika digunakan akan boros dayanya.

Oleh sebab itu diperlukan perhitungan yang tepat agar dapat


menentukkan besar kapasitor dengan nilai tertentu supaya factor
daya

yang

baik

mampu

dicapai.Dalam

percobaan

terlihat

kapasitor ada yang dihubung secara SERI,PARAREL,dan SERI dan


PARAREL. Besarnya kapasitor yang dihubung Seri totalnya lebih
kecil = 1,12 F dibanding dengan Hubungan pararel = 8,9 F.
Dengan mengetahui hubungan tersebut maka saat mengetahui
arus leading maka dapat dihubung seri kapasitornya sendiri
supaya dapat memperkecil arus sebaliknya saat beban terlalu
induktif maka dapat digunakan kapasitor hubung pararel. Untuk
Seri dan Pararel fleksibel sesuai kebutuhan nilai kapasitor yang
dikehendaki.

Secara teori apabila kapasitor yang digunakan semakin besar


nilainya maka nilai cos phi yang dihasilkan semakin besar juga,
itu artinya semakin baik karena cosphi yang baik adalah
mendekati

sebab

akan

lebih

hemat

daya

dalam

penggunaannya.
Adapun faktor kesalahan yang ada, mungkin dikarenakan
beberapa hal diantaranya:
1. Kesalahan praktikan dalam mengukur atau membaca
alat ukur ataupun perhitungan .
2. Lampu TL, trafo balast dan starter yang kurang
perawatan, sehingga kondisinya saat digunakan kurang
baik.

X.

KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengukuran daya pada lampu TL

dapat disimpulkan bahwa :


1. Salah

satu

cara

memperbaiki

factor

daya

adalah

dengan

penambahan kapasitor dengan nilai tertentu.


2. Beban induktif (tanpa kapasitor) maka nilai cosphinya lagging atau
tertinggal, sedangkan saat rangkaian menggunakan beban kapasitif
(dengan kapasitor) maka nilai cosphinya leading atau mendahului.
3. Nilai cosphi yang semakin mendekati 1 lebih baik digunakan karena
lebih hemat dalam penggunaan dayanya.
4. Hubung Seri kapasitor baik digunakan saat nilai cos phi Leadding
dan Hubung Pararel kapasitor baik digunakan
Lagging.

saat nilai cos phi

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
Pengukuran Faktor Daya Lampu Ballast Konvensional dengan kapasitor

Kelompok 2
Nama Pelapor

: Ekky Wahyu Prasetia

(07)

Nama Angota Praktikum

: Ahmad Nur Aziz.

(01)

Andhika Bayu O.

(03)

Aris Dwi Wibowo.

(05)

Faisal Arifin

(09)

Frankie Indrajati

(11)

Tanggal Praktikum

: 16 Desember 2014

Tanggal Penyerahan

: 23 Desember 2014

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014

Anda mungkin juga menyukai