Anda di halaman 1dari 3

Posisi Mantap

Posisi miring mantap adalah suatu posisi yang diberikan kepada korban /
pasien yang tidak sadar namun terdapat nadi dan pernafasan spontan.
Posisi ini merupakan kelanjutan dari tindakan BHD (bantuan hidup dasar)
dimana tindakan BHD telah berhasil dilakukan sehingga kembalinya
denyut nadi dan korban bernafas secara spontan. Posisi ini dilakukan
pada pre hospital (di lapangan) yang bersifat sementara hingga bantuan
medis / petugas ambulans datang untuk memberikan pertolongan lebih
lanjut.
Tujuan posisi miring mantap :
1. Mencegah terjadinya aspirasi
2. Memberikan posisi yang stabil terhadap korban agar kita bisa
menolong korban lainnya (jika korban berjumlah lebih dari satu)
Prosedur memberikan posisi miring mantap :
1. Korban tidur terlentang pada posisi supine, penolong berlutut di sisi
kanan korban
2. Tangan kanan korban diluruskan di sisi kepala korban.
3. Tangan kiri korban ditekuk menyilang dada hingga posisi telapak
tangan berada dibahu kanan korban.
4. Lutut kaki kiri korban ditekuk ke kanan
5. Posisi tangan kiri penolong di bahu kiri korban, tangan kanan
penolong di lipatan lutut kiri korban

6. Tarik korban dengan kedua tangan bersamaan ke kanan hingga


korban miring kanan (90 derajat) tahan badan korban dengan kedua
kaki penolong agar korban tidak terguling.
7. Secara pelan-pelan miringkan lagi tubuh korban (disangga oleh
kedua paha penolong) hingga korban berada pada posisi miring.
8. Cek kembali nadi karotis dan pernafasan korban, jika masih ada
baru korban bisa ditinggalkan
9. Evaluasi kembali nadi dan pernafasan korban hingga petugas
ambulans datang.

Kadar Magnesium pada Pasien Tenggelam di Air Laut


Air

laut

bersifat

sangat

hipertonik

terhadap

darah,

menyebabkan

penarikan cairan yang dari darah ke alveoli dan elektrolit (sodium, klorida,
magnesium) yang berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Sehingga pada
pasien yang tenggelam di air laut biasanya ditemukan kadar natrium dan

magnesium yang tinggi tetapi jarang memerlukan pengobatan. Pada


pasien

yang

tenggelam

di

air

laut

juga

dapat

mengalami

hemokonsentrasi, hipovolemi, dan hipernatremia.

Daftar Pustaka
Audrey Farrugia and Bertrand Ludes (2011). Diagnostic of Drowning in
Forensic Medicine, Forensic Medicine - From Old Problems to New
Challenges, Prof. Duarte Nuno Vieira (Ed.), ISBN: 978-953-307-262-3,
InTech,

Available

from:

http://www.intechopen.com/books/forensic-

medicine-from-old-problems-to-newchallenges/diagnostic-of-drowning-inforensic-medicine

Anda mungkin juga menyukai