DEFINISI
KLASIFIKASI
Nyeri Primer
yang
Dismenore
dirasakan
biasanya berada pada
panggul
yang
dirasakan
selama
menstruasi.
Umumnya terjadi pada
remaja
yang
baru
mengalami
menstruasi. Selain itu,
seiring nya bertambah
usia akan semakin
berkurang.
Dismenore Sekunder
Etiologi
Penyebab Dismenorea
Primer
Faktor endokrin
Kelainan organic
Faktor kejiwaan atau
gangguan psikis
Faktor konstitusi
Faktor alergi
Menurut Harlow
(1996),
1. Menstruasi pertama pada usia
amat dini (earlier age at
menarche)
2. Periode menstruasi yang lama
(long menstrual periods)
3. Aliran menstruasi yang hebat
(heavy menstrual flow)
4. Merokok (smoking)
5. Riwayat keluarga yang positif
(positive family history)
Patofisiologi
Dismenorea Sekunder
(secondary dysmenorrhea)
Dapat terjadi kapan saja
setelah menarche (haid
pertama), namun paling
sering muncul di usia 20-an
atau 30-an, setelah tahuntahun normal, siklus tanpa
nyeri
Manifestasi Klinis
Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373)
Dimenore primer
Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
Timbul setelah terjadinya siklus haid yang
teratur
Sering terjadi pada nulipara
Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus
dan spastic
Nyeri timbul mendahului haid dan
meningkat pada hari pertama atau kedua
haid
Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
Hanya terjadi pada siklus haid yang
ovulatorik
Sering memberikan respon terhadap
pengobatan medikamentosa
Pemeriksaan pelvik normal
Sering disertai nausea, muntah, diare,
kelelahan, nyeri kepala
Dismenore sekunder
Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25
tahun
Cenderung timbul setelah 2 tahun
siklus haid teratur
Tidak berhubngan dengan siklus
paritas
Nyeri sering terasa terus menerus dan
tumpul
Nyeri dimulai saat haid dan meningkat
bersamaan dengan keluarnya darah
Berhubungan dengan kelainan pelvic
Tidak berhubungan dengan adanya
ovulasi
Seringkali memerlukan tindakan
operatif
Terdapat kelainan pelvik
Pemeriksaan Penunjang
Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted
diseases.
Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi.
Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan
kehamilan ektopik.
Sedimentation rate.
Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang
terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena
nilai prediktif negatifnya yang relatif rendah.
Laparoscopy
Hysteroscopy
Dilatation
Curettage
Biopsi Endomentrium
Penatalaksanaan
Keperawatan
Kompres bagian bawah abdomen dengan botol
berisi air panas atau bantal pemanas khusus
untuk meredakan nyeri
Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah
pembengkakan dan retensi air
Olahraga secara teratur bermanfaat untuk
membantu mengurasi dismenore karena akan
memicu keluarnya hormon endorfin yang dinilai
sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri
Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat
besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Jangan
mengurangi jadwal makan
Istirahat dan relaksasi dapat membantu
meredakan nyeri
Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres,
misalnya pijat,yoga, atau meditasi, untuk
membantu meminimalkan rasa nyeri
Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi
pinggul melebihi posisi bahu untuk membantu
meredakan gejala dismenore
Cara mengurangi
nyeri pada
penderita gangguan
menstruasi
(dismenore) yaitu:
Olahraga
Berendam
Istirahat cukup
Relaksasi
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Biodata
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
Keluhan utama:
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai
dengan mual muntah, pusing dan merasakan badan lemas.
Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal
partus
Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan, hasil laboraturium : USG , darah,
urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
Diagnosa
keperawatan
Nyeri
Intoleransi
Aktivitas
Ansietas
Dx : nyeri
TUJUAN DAN KH
Setelah dilakukan keperawatan
selama .... masalah nyeri teratasi,
dengan Criteria hasil :
1. Tingkat Kenyamanan : Tingkat
Persepsi positif terhadap
kemudahan fisik dan psikologis
2. Pengendalian Nyeri : Tindakan
individu untuk mengendalikan
nyeri
3. Tingkat Nyeri : Keparahann
nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan
INTERVENSI
1. Manajemen Nyeri :
Meringankan atau
mengurangi nyeri sampai
pada tingkat kenyamanan
yang dapat diterima oleh
pasien
2. Pemberian Analgesik :
Penggunaan agens
farmakologis untuk
meredakan atau
menghilangkan nyeri
3. Peningkatan Koping :
Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan
persepsi stressor,
perubahan, atau ancaman
yang menghambat
pemenuhan tuntutan dan
Dx : intoleransi aktivitas
TUJUAN DAN KH
Setelah melakukan
keperawatan ..... jam masalah
Klien mampu beraktivitas
mandiri
1. Berpartisipasi pada aktivitas
yang diinginkan, memenuhi
kebutuhan perawatan diri
sendiri
2. Mencapai peningkatan
toleransi aktivitas yang dapat
diukur.
3. Mentoleransi aktivitas yang
biasa dilakukan , yang
dibuktikan oleh toleransi
aktivitas
INTERVENSI
1. Toleransi Aktifitas :
Respon fisiologis terhadap
gerakan yang memakan energi
dalam aktivitas sehari-hari
2. Kebugaran fisik:
Pelaksanaan aktivitas fisik yang
penuh vitalitas
3. Manajemen Energi : Atur
penggunaan energi untuk
mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan
fungsi
Dx: ansietas
TUJUAN DAN KH
Setelah melakukan
keperawatan ..... jam
masalah Ansietas
teratasi
Dengan Kriteria Hasil :
Ansietas berkurang,
dibuktikan oleh bukti
Tingkat Ansietas hanya
ringan sampai sedang,
dan selalu
menunjukkan
Pengendalian-Diri
terhadap Ansietas,
Konsentrasi, dan
koping
INTERVENSI
1. Penurunan Ansietas :
Meminimalkan
kekhawatiran, perasaan
tidak tenang yang
berhubungan dengan
sumber bahaya.
2. Peningkatan
Koping : Membantu
pasien untuk
beradaptasi dengan
persepsi stressor
3. Dukungan Emosi :
Memberikan
penenangan,
penerimaan, dan
bantuan/ dukungan
selama masa stres.
Kolaboratif : Berikan