Lembagapendidikanislam 131021091637 Phpapp01
Lembagapendidikanislam 131021091637 Phpapp01
Dosen
2013
KATA PENGANTAR
pendidikan
Islam
awal
seperti,
zawiyah
kuttab
dan
lain
sebagainya.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada dosen
kami Bapak Drs. Anang Rohwiyono, M.Ag yang telah memberi kami
kesempatan untuk menyusun dan membahas makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna terutama
mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur isi makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Jakarta, 17 Oktober 2013
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
....
....
ii
Bab I Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
1
I.3
Rumusan
Masalah .......................................................................................
I.2. Tujuan
..
2
Bab II Pembahasan
II.1
Sejarah
II.2
Model
Pendidikan
atau
metode
Dakwah
Masa
Rasulullah
Pengertian
Pendidikan
Nabi
5-7
Lembaga
Islam........................................................
II.
pada
3-5
Muhammad........................
II.3
Islam
Pendidikan
7-8
Institusi
Awal...........................................................................
Pendidikan
8-28
Daftar Pustaka
...
32
BAB I
I. PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Ini
dengan
lembaga-lembaga
pendidikan
karena
suatu
penjaganya
malaikat-malaikat
yang
kasar,
keras,
dan
tidak
tampaknya
sangat
berperan
dalam
penyelenggaraaan
I.2
Perumusan Masalah
2. Bagaimana
model
pembelajaran
Rasulullah
dalam
pendidikan ?
3. Apa perbedaan dan persamaan model pendidikan zaman
Rasulullah dengan sekarang ?
4. Apa itu lembaga pendidikan Agama Islam ?
5. Apa saja lembaga-lembaga pendidikan Agama Islam pada
periode awal ?
I.3
Tujuan
4.
Rasulullah
BAB II
II. PEMBAHASAN
II.1
periode:
A.
B.
Periode Makkah
Periode Madinah
A.
dan
Tuhanmu
agungkanlah!
dan
pakaianmu
lengan
baju
untuk
memberi
peringatan
dan
Metode Levelisasi
Penyampaian materi pelajaran yang dilakukan Nabi Muhammad
sering berbeda antara orang satu dengan orang yang lain. Hal ini
beliau lakukan, karena beliau sangat memperhatikan level-level
atau peringkat dan kemampuan kecerdasan intelektual seseorang
dalam menangkap sebuah pelajaran. Demikian dilakukan dengan
tujuan agar materi yang disampaikan beliau benar-benar bias
diterima oleh peserta didik. Terkadang Rasulullah berbicara tidak
hanya
memperhatikan
tingkat
kecerdasan
seseorang
saja,
dalam
menyampaikan
kehidupan
kepada
peserta
sehari-hari,
didik,
sebelum
terlebih
dahulu
beliau
beliau
6 Mustafa Yaqub Ali, Sejarah dan metode Dakwah nabi, Jakarta: Pustaka Firdaus,
1997. Hal. 133
karena
dianggap
perlu
dan
penting
untuk
dilakukan
dialog, Tanya jawab. Dalam hal ini Rasul, berperan sebagai penanya
dan pendialog. Sementara peserta didiknya yang diajak dialog.
Dengan metode ini, Beliau membentuk peserta untuk melakukan
perubahan yaitu dari tidak tahu menjadi mengetahui, kemudian dan
memahami, dan yang selanjutnya sampai ke posisi meyakini.
Metode ini banyak mewarnai system pendidikan Islam pada masa
Rasulullah.
Metode Cerita
Islam
kepada
peserta
didik,
Rasul
seringkali
bahasa
Inggris
lembaga
disebut
institute
(dalam
disebut
institution
yaitu
suatu
system
norma
untuk
terminology
menurut
Hasan
Langgulung,
Lembaga
dapat
disimpulkan
bahwa
lembaga
pendidikan
itu
yang
abstrak,
dengan
adanya
norma-norma
dan
II.4
11
dan
menulis
merupakan
sarana
utama
dalam
kelahiran
Islam
pada
masa
Jahiliyah
institusi
pendidikan kuttab teah berdiri. Teori asal usul kuttab memang masih
diperdebatkan oleh Asma Hasan Fahmi menurut beliau lembaga
pendidikan kuttab ini didirikan oleh orang Arab pada masa
kekhalifahan Abu Bakar. Sementara menurut Ahmad Syalabi kuttab
telah hadir sebelum Islam datng tetapi ketika itu belum masih
terkenal.
Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika masyarakat
muslim telah menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak
dengan bangsa-bangsa daerah dan menjalin knontak dengan
bangsa-bangsa yang telah maju.
Materi yang diajarkan untuk kuttab adalah belajar membaca
dan menulis, membaca Al-quran dan menghafal, belajar poko-pokok
Agama Islam.13
Pengajaran Al-quran sejak awalnya juga telah memerlukan
kepandaian baca tulis ini, demikian pula pengembangan al-quran,
pada
akhirnya
tulis. Walaupun
juga
sangat
pada
mulanya
memerlukan
Rasulullah
kepandaian
baca
melarang
untuk
juga
pengetahuan-pengetahun
dasar
lainnya.
Dengan
beberapa
mata
pelajaran
yang
lain.
Imam
Ghazali
Dengan
berlangsungnya
demikian
Zawiyah
pengajian-pengajian
merupakan
yang
tempat
mempelajari
dan
halaqah
dzikir
dan
tafakur
untuk
mengingat
dan
termasyhur
pengetahuan
dan
yang
bertugas
mengasingkan
untuk
diri
untuk
menyiarkan
ilmu
beribadat.
Pada
3) Al-Ribath
Al-Ribath
merupakan
lembaga
pendidikan
yang
secara
khusus dibangun untuk mendidik para calon sufi atau guru spiritual.
Di dalam Al-Ribath terdapat berbagai aturan yang berkaitan
dengan urutan jabatan dalam pendidik mulai dari yang terendah
sampai yang tinggi yakni mulai dari al-mufid (fasilitator), al-muid
(asisten),
al-mursyid
(lektor/guru),
sampai
kepada
al-syaikh
4) Khanaqah
Asma
Hasan
Fahmi
menambahkan
lembaga-lembaga
digunakan
sebagai
kegiatan
transfer
ilmu
pengetahuan
sarana
untuk
Majis
ini
diselenggarakan
sebagai
sarana
untuk
diberikan
sambil
menunggu
kehadiran
guru.
Pada
yang terkenal.
Majlis al-fatwa dan al-Nazar
Majlis ini merupakan sarana
keputusan
suatu
maslaah
di
pertemuan
bidang
untuk
hukum
mencari
kemudian
menyiapkan
agar
anak-anak
sejak
kecil
sudah
barasal
dari
adab,
yang
berarti
budi
pekerti
atau
bersangkutan,
dan
selaras
dengan
keinginan
untuk
karena
Janganlah
akupun
engkau
telah
bersandar
menyerahkan
kepada
sepenuhnya
kepada kecakapanmu.
2.
Sesungguhnya
Amirul
Mukminin
telah
memberikan
ketaatannya
kepadamu
wajib.
Janganlah
berdosa
kepadanya
memulainya.
Laranglah
bagaimana
dia
ketawa
menyusun
kecuali
perkataan
pada
dan
tempatnya.
tentara,
bila
mereka
menghadiri
majlisnya.
Jangan
pendapat
lain
mengatakan
bahwa
latar
belakang
fungsinya
memberikan
kepada
murid-murid
sejenis
mulanya
pengetahuan
dan
masa
kebudayaan
Islam
sudah
ilmu
tumbuh
dan
mencari
keuntungan
dan
laba,
akan
tetapi
Demikian
pula
dengan
kedai
menjadi
gelanggang
pada
umumnya
disebabkan
para
ulama
dan
ahli
yang
fasihi, Yaqub ibnu kilis, Wazir kholifah al aziz billah al fatimi, dan
lainnya.
Selanjutnya
Ahmad
Salabi
mengemukakan
bahwa
Beliau-beliau
kenamaan
maka
dikenal
kelompok
sebagai
pelajar
guru
tetap
dan
ulama
yang
mengunjunginya
di
al
rasyidin
yang
biasanya
memberikan
fatwa
dan
saja, melainkan
juga
berbagai
titik
persamaan
antara
majelis-majelis
telah
berbakti
terhadapa
perkembangan
kecerdasan
sewaktu-waktu
dia
kehendaki,
menurut
Badiah
(Padang pasir,
Dusun
Tempat
Tinggal
Baduwi)
Secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat mengajarkan
bahasa Arab asli, yaitu bahasa Arab yang belum tercampur oleh
pengaruh berbagai dialek bahasa asing.
Sejak
berkembang
luasnya
Islam,
dan
bahasa
Arab
Mereka
mengadakan
berbagai
penelitian
dan
20
12)
Perpustakaan / Al-Maktabat
Pada
zaman
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
merupakan
sumber
informasi
berbagai
macam
ilmu
dengan
mudah
dapat
belajar
dan
mengajarkan
ilmu
sarana
utama
dalam
usaha
pengembangan
dan
kepada
para
penuntut
ilmu
untuk
belajar
di
21
yang
berminat
kemudian
mengambil
tempat
duduk
sebagaimana
yang
dikutip
Hasan
Asari
pendidikan
yang
unik
karena
memakai
spiritual
peserta
didik.
Adalah
merupakan
kebiasaan
sebab
dengan
sendirinya
posisi
sangat
signifikan.
Meskipun
tidak
ada
muslimin.
Ia
menjadi
tempat
bermusyawarah,
tempat
lainnya
dan
tempat
menyelenggarakan
ilmu
pengetahuan,
terutama
yang
bersifat
dari
ulama
(halaqoh);
tempat
yang
untuk
merupakan
berdiskusi
atau
kelompok-kelompok
munadzarah
dalam
dengan
buku-buku
dari
berbagai
macam
ilmu
Madrasah
proses
dari
perkembangan
sebelumnya
yaitu
25 Dr. Ahmad, Muhammad Uf, Al Azhar fi alf Am, Cairo: Majma Al-Buhuts AlIslamiyah, 1982 hlm 67
26 Ali Djumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam, Terj. H.M. Arifin,
Jakarta:Rineka Cipta, 1987, hlm. 27.
27 J. Pedersen dan G. Makdisi, Madrasa, Tulisan dalam C.E. Bosworth dkk., The
Encyclopedia of Islam, E.J. Brill, Leiden, 1986, hal. 1123-1125
sebagai
konsekuensi
logis
dari
semakin
ramainya
madrasah
sebagai
lembaga
pendidikan
dan
didalam
menentukan
tujuan,
kurikulum,
tenaga
pengajar,
informasi
tentang
permasalahan
tersebut
kurang
lengkap.
Lebih lanjut secara kuantitatif madrasah di Mekah lebih banyak
dibandingkan di Madinah. Diantara madrasah Abu Hanifah, Maliki,
madrasah ursufiyah, madrasah muzhafariah, sedangkan madrasah
megah yang dijumpai di Mekah adalah madrasah qoiit bey,
didirikan oleh Sultan Mamluk di Mesir.
15)
Universitas / al-Jamiat
Pada tahun 859 masehi Fatimah al Fihri mendirikan Jamiah alQarawiyyin atau Universitas Qarawiyyin di kota Fas, Maroko.
Universitas ini merupakan universitas pertama dan tertua di dunia. 30
Di susul kemudian oleh Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir yang
didirikan pada tahun 959 masehi.
Zamiyya atau Universitas Nizamiyyah Baghdad, Irak didirikan
pada 1091 M, yang merupakan universitas terbesar dunia pada
abad pertengahan. Disusul kemudian oleh Universitas Mustansiriya
30 The Guiness Book of records, 1998, p. 242
ini
selain
mengajarkan
bidang-bidang
BAB III
III.1 KESIMPULAN
b.
Rasulullah
mengajarkan
tauhid
kepada
keluarga
Pendidikan
pada
berkembangnya
periode
Madinah
pendidikan
Islam
ditandai
dan
mulai
dengan
mulai
bermunculan
Metode Cerita
pendidikan
yang
secara
khusus
sejumlah
aktivitas
pengajaran
berlangsung
6. Pendidikan rendah Istana / Al-Qushur
atau
diskusi
Lembaga
yaitu
tempat
belajar
dan
pengembangan
ilmu
pengetahuan.
9. Salon Kesusastraan / al-Shalunat al-Adabiyah (sanggar sastra)
: tempat untuk melakukan kegiatan pertunjukkan pembacaan
dan pengkajian sastra atau sebagai sanggar / teater budaya.
10.
Badiah (Padang pasir, Dusun Tempat Tinggal Baduwi) :
tempat mengajarkan bahasa Arab asli, yakni bahasa Arab
yang belum tercampur oleh pengaruh berbagai dialek bahasa
asing.
11.
Rumah Sakit / Al-Maristan
lembaga
ilmiah
yang
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Prof. Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT.
Hidakarya Agung, 1992.
Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
cet.9, 2008.
Toha, 2009.
Mustafa Yaqub Ali, Sejarah dan metode Dakwah nabi, Jakarta:
Cet.I, 2004.
Ajid Thohir, perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,