Anda di halaman 1dari 28

RESUME

BLOK 3 SKENARIO 2
BIOLOGI MOLEKULER
Oleh kelompok A:
Jasmine Fachrunnisa

(122010101001)

Retno Arun

(122010101008)

Ardi Perkasa

(122010101011)

Zuliyatul Masnunah

(122010101016)

Lucky Puspitasari

(122010101028)

Raditya Rangga Pratama

(122010101033)

Farmitalia Nisa Tristianti

(122010101037)

Dimes Atika Permanasari

(122010101045)

Laily Rahmawati

(122010101054)

Ivan Kristantya

(122010101064)

Irania Ayunani

(122010101065)

Anggita

(122010101076)

Bakhtiar Yusuf Habibi

(122010101079)

Dear Farah Sielma

(122010101092)

Lutfiana Kolopaking

(082010101022)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

SKENARIO 2
BIOLOGI MOLEKULER
Skenario dalam bentuk video
I.

Klarifikasi Istilah / Konsep


(-)

II.

Rumusan Masalah
1.

Biologi Molekuler
a.
b.
c.

2.

Dogma Sentral
a.
b.
c.
d.

3.

Struktur
Sifat
Macam

Rekayasa Genetik
a.
b.
c.

Definisi
Macam
Dampak

5.

Mutasi genetik

6.

Jejas
a.
b.

7.

8.

Definisi
Jenis Stimulus

Adaptasi
a.
b.

III.

Definisi
Replikasi
Transkripsi
Translasi

Enzim
a.
b.
c.

4.

Definisi
Ruang lingkup
Substansi genetik

Definisi
Macam

Kematian sel

Tujuan Belajar
1.

Dasar biologi molekuler

2.

Sintesis protein

IV.

3.

Mutasi genetik

4.

Rekayasa genetik

5.

Jejas, adaptasi, dan kematian sel

6.

Dasar dasar enzim

Analisis Masalah
1.

BIOLOGI MOLEKULER
a. Definisi
Biologi molekular adalah studi biologi pada tingkat molekuler. Bidang ini
bertumpang tindih dengan bidang biologi dan kimia, terutama genetika dan
biokimia. Biologi molekuler terutama berkutat memahami interaksi antara
berbagai sistem sel, termasuk interaksi antara DNA, RNA dan protein
biosintesis dan juga belajar bagaimana interaksi ini diatur.
b. Ruang Lingkup
Biologi molekuler meliputi bidang-bidan keilmuan yaitu :

'' Biokimia '' adalah studi zat kimia dan proses penting yang terjadi dalam
organisme hidup. Ilmuwan fokus berat pada peran, fungsi, dan struktur
biomolekul. Studi kimia di belakang proses-proses biologis dan sintesis
molekul biologis aktif adalah contoh biokimia.

'' Genetika '' adalah studi tentang efek perbedaan genetika pada organisme.
Sering ini dapat disimpulkan oleh tidak adanya komponen normal
(misalnya gen). Studi "mutan"-organisme yang kekurangan satu atau lebih
komponen fungsional dengan menghormati apa yang disebut "wild type"
atau normal fenotipe. Genetik interaksi (epistasis) dapat sering
memalukan interpretasi yang sederhana seperti "knock-out" studi.

'' Biologi molekuler '' adalah studi tentang dasar-dasar molekul proses
replikasi, transkripsi dan translasi bahan genetik. Dogma sentral dari
biologi molekuler di mana materi genetik ditranskripsi menjadi RNA dan
kemudian diterjemahkan ke dalam protein, meskipun gambaran yang
disederhanakan biologi molekular, masih menyediakan titik awal yang
baik untuk memahami bidang. Gambar ini, namun, sedang mengalami
revisi dalam terang dari peran novel muncul untuk RNA.

Semakin banyak loop biologi memfokuskan diri pada molekul, baik secara
langsung mempelajari interaksi mereka sendiri seperti pada biologi sel dan

biologi perkembangan, atau secara tidak langsung, di mana teknik biologi


molekular digunakan untuk menyimpulkan ciri-ciri historis populasi atau
spesies dalam bidang biologi evolusioner seperti genetika populasi dan
filogenetika.
c.

Substansi Genetik

Gen
Gen adalah Molekul DNA dan RNA yang membawa informasi urutan Asam
Amino dari protein yang lengkap atau yang menentukan struktur T. RNA /
R. RNA (Buku Biologi Molekular)
Gen adlah satuan informasi genetic yang terdiri atas urutan nukleotida
spesifik dalam DNA (atau RNA,pada beberapa virus) (Buku Biologi,
Campbell et. All. Ed. V)

Genom
Genom adalah komplemen lengkap gen gen suatu organism (Buku
Biologi, Campbell et. All. Ed. V)

Kromosom
Kromosom adalah pembawa gen yang mirip benang yang terdapat di dalam
nucleus. Masing masing kromosom terdiri atas satu molekul DNA / RNA
yang sangat panjang dan protein terkaitnya. Kromosom dibentuk saat
pembelahan sel pada fase Profase. ((Buku Biologi, Campbell et. All. Ed. V)

DNA
DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN)
merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.
a.

Struktur DNA
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk
DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari
tiga gugus molekul, yaitu :
Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)
Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin =
A) dan guanin (guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu

b.

sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T)


Gugus fosfat
Fungsi DNA
Secara umum terdapat tiga fungsi dari DNA, yaitu:
1) Pembawa informasi genetis.

DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi


genetik
2)

makhluk

hidup.

DNA

membawa

instruksi

bagi

pembentukan ciri dan sifat makhluk hidup.


Berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat.
Oleh karena DNA mengandung semua informasi sifat makhluk
hidup, ia juga harus memiliki informasi bagi perbanyakan diri
(replikasi). Replikasi DNA memberikan jalan bagi DNA untuk

diwariskan dari satu sel ke sel lainnya.


3) Ekspresi informasi genetic
Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu.
Proses ini terjadi melalui mekanisme sintesis protein. Proses
pembentukan protein ini terjadi melalui proses transkripsi DNA
menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai polipeptida.

RNA
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul
yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA
sebagai penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus,
terutama golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur informasi genetik
misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein.RNA juga dapat
berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNAnya sendiri atau molekul RNA lain.
a. Struktur RNA
RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap ribonukleotida
terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :

5 karbon

Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan
DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan
Urasil (U)

Gugus fosfat
Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu
molekul yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang
merupakan prekursor dasar untuk sintesis DNA.Ribonukleosida
yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida
atau ribonukleotida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu

fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih


pendek dibandingkan DNA.
b. Tipe RNA
RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu:
1) RNAd
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan
salah satu urutan basa rantai DNA.RNAd membawa pesan atau kode
genetik (kodon) dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di
sitoplasma).Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan
utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai
polipeptida.RNAd berupa rantai tunggal yang relatif panjang.
2) RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam
ribosom.Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 46% molekul RNAr
dan 70 80% protein.
3) RNAt
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke
ribosom.Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian baa
pendek ( disebut antikodon ).Suatu asam amino akan melekat pada
ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon.Pelekatan
ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino
spesifik yang nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu
pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada RNAd.
Perbedaan DNA dan RNA

NO OBJEK
1
Letak

DNA
Inti sel

RNA
Inti sel,

2
3

Bentuk
Komponen

Pita spiral ganda


Deoksiribosa

ribosom
Pita tunggal
Ribosa

4
5

gula
Ukuran
Basa nitrogen

Sangat panjang
Pendek
Purin : Adenin, GuaninPirimidin : Sitosin, Purin
Timin

Kadar

Fungsi

Adenin,

GuaninPirimidin

Sitosin, Urasil
Tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis Berubah-ubah
protein

sitoplasma,

menurutkecepatan

sintesis protein
Mengendalikan faktor keturunan dan Sintesis protein
sintesis protein

2.

DOGMA SENTRAL
a. Definisi
Dogma sentral bilogi molekuler berarti semua informasi terdapat dalam DNA
yang kemudian akan digunakan untuk menghasilkan molekul RNA melalui
proses transkripsi, dan semabian informasi pada RNA tersebut akan digunakan
untuk menghasilkan protein melalui proses translasi.
b. Replikasi
Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai unggal oleh
enziim helikase dengan bantuan topioomerase yang mengurai tegangan untai
DNA. Untaian DNA tunggal dilekati ole protein-protein engikat untaian
tunggal untuk mencegahnya membentuk heliks ganda kembali. Polimerase
membentuk oligonukleotida RNA yang di sebut rimer dan molekul DNA
polymerase melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak sepanjang untai
tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang
disebt leading strand dan lagging strand. DNA polymerase yang mementuk
lagging strand harus mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu
(disebut fragmen oazaki). Enzim DNA ligase kemudian menyambung
potongan-potongan
Jenis-Jenis
a. Konservatif

lagging

Strand

tersebut

Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk
tetap tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua pita double
heliks DNA yang baru.
b. Semikonservatif
Replikasi semikonservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk
terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru dengan cara melengkapi
(komplementasi) pada masing-masing pita DNA induk tersebut.
c. Dispersif
Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk terputus
membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru, kemudian segmen pita DNA
induk akan disambung dengan segmen pita DNA baru. Sehingga pada
peristiwa ini hasil akhirnya adalah segmen pita DNA induk dengan segmen
pita DNA yang baru yang tersebar pada pita double heliks DNA yang
terbentuk.

c.

d. Transkripsi
Transkripsi berarti ahli aksara/ penyalinan. Menurut definisinya traskripsi
berarti rangkaian ekspresi genetik yakni proses penyalinan kode-kode genetik
yang ada pada urutan DNA menjari RNA. RNA dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
a) RNA duta (RNAd)
RNA duta disebut juga messenger RNA (mRNA). RNA duta merupakan
RNA yang urutan basanya berpasangan dengan salah satu urutan basa

rantai DNA. RNA duta dibentuk oleh DNA di dalam inti sel, fungsi dari
RNA duta adalah menyampaikan informasi genetik dalam bentuk kodekode genetik dalam inti ke ribosom dan sebagai pola cetakan dalam
membentuk polipeptida. RNA duta ini dibentuk bila diperlukan dan jika
tugasnya selesai, maka akan dihancurkan dalam plasma. Rantai tunggal
RNA duta cukup panjang seperti terlihat pada Gambar 3.18 di bawah ini.

b) RNA ribosom (rRNA)


RNA ribosom dibentuk oleh DNA dan terdapat di dalam ribosom. Fungsi
dari RNA ribosom adalah sebagai mesin perakit dalam sintesis protein
yang bergerak ke satu arah sepanjang RNA duta. Di dalam ribosom
c)

molekul rRNA ini mencapai 30-46%.


RNA transfer (tRNA)
RNA transfer dibentuk oleh DNA dan terletak di dalam sitoplasma. RNA
transfer berfungsi mengangkut asam-asam amino ke ribosom sesuai
dengan kode yang terdapat dalam RNA duta, serta menerjemahkan kodekode yang dibawa oleh RNA duta.
Enzim yang berperan dalm proses Transkripssi adalah RNA polimerase
yang bergerak sepanjang gen dari promotornya sampai tepat di belakang
terminatornya. RNA polimerase menyusun molekul RNA dengan urutan
nukleotida yang berkomplenter dengan untai cetakan tersebut((Misalnya
DNA memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan pasangan komplemen

memiliki urutan C-T-C-T-G-A).


Ada 3 tahap dalam proses transkripsi DNA, yaitu:
inisiasi(permulaan)
setelah terikat dengan promoter RNA polimerase mengulur/melepaskan
untai DNA(cetakan) dan memulai sintesis RNA pada titik awal(start) pada
untai DNA. urutan Nukleotida promoter menentukan ke arah mana RNA
polimerase itu menghadap dan oleh karena itu menentukan untai mana

yang di gunakan sebagai cetakan


elongasi(pemanjangan)
RNA polimerase bekerja dari hulu ke hilir (downstream), berawal dari
promotor, mengulur DNA dan memanjangkan RNA pada arah 5' 3'.

Bersamaan setelah transkripsi untai DNA membentuk double-heliks

kembali.
terminasi(pengakhiran)
saat RNA polimerase menerjemahkan terminator yaitu urutan nukleotida
yang mengkode akhir proses transkripsi . segera setelah itu RNA nya
terlepas dan RNA polimerase berpiisah dari DNA.

e.

Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada
transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini
memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom
selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit

ribosom. mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam celah ribosom. Ketika
mRNA masuk ke ribosom, ribosom membaca kodon yang masuk.
Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya.
Sebagai catatan ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak
hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom
membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah mRNA
dan daging adalah ribosomnya. Dengan demikian, proses pembacaan
kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom
(misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam
amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik
antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub
unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA
ribosomal.
Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan
satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser
agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II
UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil
membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG,
segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino
glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan
dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida.
Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di
dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna
dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon
molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.
Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke
sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul
rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu

mengkatalisis

pembentukan

ikatan

peptida

yang

menggabungkan

polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.


Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon
stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan
UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak
sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian
3.

diproses menjadi protein.


ENZIM
Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk
mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa memengaruhi
keseimbangan reaksi (protein yang bertindak sebagai biokatalisator).
a. Struktur
Komponen utama enzim adalah protein
Protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural
Tidak semua protein bertindak sebagai enzim
Umumnya berbentuk protein globular
Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen apoenzim (berupa protein)
dan komponen lain yang disebut gugus prostetik (nonprotein). Gugus prostetik
(kofaktor) dibedakan menjadi kofaktor logam (gugus anorganik yang biasanya
berupa ion-ion logam) dan koenzim (gugus organik yang pada umumnya
merupakan vitamin).
1.

Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan
berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang

2.

sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.


Koenzim

Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim.
Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim.
Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat.
Koenzim ini berupa molekul organic. Misalnya adalah NAD+, NADP+.

Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP


(Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah
dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen. Koenzim
juga dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti NAD atau
donor dari gugus kimia, seperti ATP (Adenosin Tri Phosfat).

Ikatan enzim-koenzim
Kovalen : koenzim = ggugus prostetik. Contoh: Biositin pada enzim
asetil-KoA karboksilase
Nonkovalen: koenzim = kosubstrat
Contoh:
TPP (tiamin pirofofat = vitamin B1)
FAD (flavin adenin dinukleotida = vitamin B2)
NAD (nikotinamid adenin dinukleotida)
Biositin (pembawa gugus CO2)
Koenzim A (pembawa gugus asil R-COO-).
3. Kofaktor Logam
Senyawa lain bukan protein berupa logam yang diperlukan oleh enzim agar dapat

melaksanakan fungsi katalitiknya


Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dengan kofaktor disebut holoenzim

b. Sifat
Enzim merupakan salah satu bentuk dari protein, jadi sifat enzim tidak jauh
dari sifat-sifat perotein, yaitu:
Mengkatalis reaksi yang spesifik
Sebagai biokatalisator
Bekerja reversible (dapat bekerja bolak-balik)

Sebagian berbentuk tidak aktif (untuk mengidentifikasi berbagai penyakit)


Menentukan langkah selanjutnya dalam proses reaksi
Ikut bereaksi
Mempercepat reaksi dan tercapainya keseimbangan

Tidak merubah keseimbangan equilibrium dan perubahan energi bebas


(G)
Tidak mempunyi hubungan stoikiometrik
Pada akhir reaksi didapat kembali dalam bentuk semula
Beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya (endoenzim) maupun di tempat
yang lain diluar tempat sintesisnya (eksoenzim), sebagian besar enzim
bersifat endoenzim
Bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil
Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion
Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi
protein misalnya suhu, pH dll
Enzim dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya
Enzim bekerja pada pH dan suhu tertentu
c.

Macam
RNA polymerase : enzim yang berperan saat proses transkripsi.
DNA polymerase : enzim yang berperan saat proses replikasi DNA
Helikase : memutus ikatan kimia dalam proses replikasi pertama kali dimulai untuk
membentuk dua rantai DNA baru.
DNA polymerase I dan DNA ligase akan diperoleh sebuah rantai DNA baru dari
rantai dasar (template) ke dua.
DNA Polymerase III : Membantu proses terbentuknya ikatan basa-basa. Enzyme ini
hanya bekerja dari ujung 5 ke ujung 3 dari rantai DNA.
RNA primase : perannya membuat RNA Primer sebagai jembatan awal bagi enzim
polimerase III bekerja pada rantai dasar (template) kedua, karena proses replikasi oleh
enzyme polymerase III hanya berlangsung dari ujung 5 ke ujung 3
Berdasar jenis atau tipe reaksi yang dikatalisnya dibedakan menjadi 7 golongan,
yakni:
Osidoreduktase (Nitrat Reduktase) : memisahkan atau menambahkan elektron atau
hidrogen.
Transferase (kinase) : memindahkan gugus senyawa kimia.
Hidrolase (Protease, Lipase,Amilase) : memutuskan ikatan kimia dengan
penambahan air.
Liase (Fumarase) : membentuk ikatan rangkap dengan melepaskan satu gugus
kimia.
Isomerase ( epimerase ) : mengkatalisis perubahan isomer.
Ligase/ sintetase (tiokinase) : menggabungkan dua molekul yang disertai dengan
hidrolisis ATP
Polimerase (tiokinase) :menggabungkan monomer monomer sehingga terbentuk
polimer

4.

REKAYASA GENETIK

a.

Definisi
Rekayasa genetika adalah gambaran dari bioteknologi yang di dalamnya
meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi
genetik, dan genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi,
replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun

organ (Karp, 2002; Nicholl, 2002).


b. Macam
Transplantasi gen
Konsep dari teknik ini adalah dengan menyisipkan sekuen DNA pada
plasmid bakteri, sehingga ketika bakteri bereplikasi, bakteri tersebut tetap
akan membawa sifat dari DNA yang ditransplantasikan.

Prosesnya, secara garis besar, plasmid bakteri dipotong dengan enzim


restriksi (misal: Eco R1), setelah itu sekuen DNA asing pembawa sifat
disisipkan dan di-lem dengan DNA ligase. Kemudian, bakteri dikultur di
medium.
Metode ini telah digunakan untuk membuat insulin dan vaksin heepatitis
Hibridoma
Hibridoma adalah peleburan dua sel berbeda menjadi suatu kesatuan
tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli.
Pada peleburan sel limfosit manusia dengan sel kanker pada tikus, sel
limfosit manusia akan membawa sifat antibodi dan sel kanker tikus akan

membawa sifat pemebelahan yang cepat sehingga hibridoma yang


dihasilkan membawa sift antibodi dan dapat membelah dengan cepat.

Kloning
Kloning merupakan proses pemindahan inti sel tubuh ke dalam sel telur
tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan membelah diri dan
menjadi embrio.

c.

Dampak
Dampak positif
1. Biaya lebih terjangkau
Misalnya pada produksi insulin, dulu insulin diproduksi dengan mengekstrak hepar sapi, tapi sekarang bisa diproduksi dengan menyisipkan

sekuen DNA yang membawa sifat produksi insulin pada bakteri E.coli yang
cepat bereplikasi sehingga biaya produksi lebih murah.
2. Dapat digunakan untuk analisis genetik
Para ahli genetika menggunakan teknik-teknik DNA rekombinan untuk
kepentingan analisi genetic (Klug, dkk, 1994). Teknik-teknik itu
memungkinkan pengadaan suatu kumpulan klon yang meliputi keseluruhan
klon, demikian pula memungkinkan pemetaan genetic maupun fisik yang
lengkap, serta memungkinkan penetapan urutan nukleotida dan keseluruhan
kromosom
3. Diagnosis molekuler pada penyakit manusia
Teknologi DNA rekombinan sudah terbukti menjadi suatu alat yang sangat
sensitive dan teliti untuk mendeteksi kelainan-kelainan genetic (Klug dkk,
1994). Pemanfaaan urutan DNA yang diklon memungkinkan pengamatan
langsung terhadap genotip daripada pengamatan atas suatu produk gen yang
belum dikenal atau yang tidak terekspresi. Sebagai contoh deteksi
molekuler dapat dilakukan atas Thalessemia dan Sickle cell anemia.
4. Terapi gen
Kemampuan mengisolasi dan mengklon gen-gen spesifik manusia yang
pada mulanya dikembangkan sebagai suatu kegiatan penelitian, sekarang
sedang digunakan dalam bidang kedokteran secara operasional untuk
menangani kelainan-kelainan menurun, dan cara yang ditempuh adalah
mengganti gen cacat dengan salinan gen normal (Klug dkk, 1994)
Dampak negatif
1. Ada kemungkinan muncul reaksi alergis bila mengkonsumsi makanan
hasil rekayasa genetik dan efek samping lain yang sampai saat ini
2.
5.

masih terus diteliti.


Banyak pro-kontra masalah etik

MUTASI GENETIK
Mutasi merupakan peristiwa berubahnya susunan materi genetika (DNA) yang
berakibat berubahnya fenotipe suatu makhluk hidup. Makan mutasi dapat
menyebabkan keanekaragaman materi genetika makhluk hidup. Agen yang
menyebabkan mutasi disebut Mutagen, sedangkan makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut Mutan. Pada umunya gen yang telah bermutasi tidak
dapat bermutasi kembali (stabil).
Mutasi dapat dibedakan atas beberapa macam berdasarkan tpe sel, factor kejadian
atau tingkatannya.:
1.Mutasi berdasarkan tipe sel yang mengalami

a.

Mutasi germinal
merupakan tipe mutasi yang terjai pada sel kelamin (gamet) bersifat

heritableataumewariskan.
Mutasi Somatis
adalah tipe mutasi yang terjadi pada sel-sel tubuh tidak bersifat keturunan.
2. Mutasi berdasarkan faktor kejadian
a. Mutasi alami
merupakan tipe mutasi yang terjadi secara alami, tanpa dapat diidentifikasi
b.

penyebabnya. Oleh karena itudapat disebut sebagai Mutasi Spontan. Mutagen


dapat berupa sinar ultraviolet ,radiasi radioaktif dan sinar kosmis.
b. Mutasi Buatan (mutasi induksi)
Mutasi yang disebabkan oleh campuran tangan manusia bertujuan mendapat
genotipe baru. Contoh dar E.Mc.Fadden dalam ciptaan gandum baru
3.Berdasarkan tingkatannya
a. Mutasi Gen
Merupakan tipe mutasi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada
gen atau uurtan basa pada Dna di dalam kromosom. Perubahan tersebut dapat
berakibat terjadinya perubahan protein dan fenotipe makhluk hidup.
1.Mutasi gen akibat kesalahan selama penggandaan DNA oleh mutagen
Pada saat DNA polimerase akan mengopi setiap pita DNA untuk membentuk
double helix maka pada saat itu faktor men menyebabkan kesalahan dalam
pasangan basa nukleotida.
2. Terputusnya ikatan oksigen fosfat
Bagian pangkal DNA terputus karena terputusnya juga ikatan antara oksigen dan
kelompok fosfat.Akan kembali tersambung tetapi dengan DNA lain.
3. Substitusi pasangan basa
Peristiwa penggantian satu pasangan nukleotida oleh pasangan nukleotida lain.
4.Perubahan jumlah basa
Akibat perubahan jumlah basa, baik melalui peristiwa adisi, insersi atau delesi.
5. Perubahan letak urutan basa
Akibat perubahan letak urutan basa, maka letak urutan basa tertentu tertukar
tempat dengan basa lain.Dengan demikian terjadi perubahan asam amino pada
urutan tempat basa.
b. Mutasi Kromsom
adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam
kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit
dalam mitosis
a. Euploidi. Euploidi merupakan mutasi yang melibatkan pengurangan atau
penambahan dalam perangkat kromosom (genom). Jenis-jenis euploidi, sebagai
berikut

1)Monoploidi
Organisme monoploidi memiliki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Hal itu terjadi pada sebagian besar bakteri, fungi, alga, lumut, dan
serangga Hymenoptera. Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril
karena kromosom homolog tidak memiliki pasangan selama meiosis
2) Diploid
Organisme diploidi memiliki dua genom (2n kromosom) pada setiap sel somatis.
Keadaan ini sangat menunjang fertilitas, keseimbangan pertumbuhan, adaptasi, dan
kemampuan hidup
3) Poliploidi
Organisme poliploidi memiliki kromosom lebih dari dua genom (2n kromosom).
Misal, triploid (3n), tetraploid (4n), dan pentaploid (5n). Pengaruh poliploidi
terhadap sel atau individu, antara lain:
a)terjadinya pertumbuhan raksasa;
b) jumlah kandungan vitamin pada tumbuhan poliploidi lebih banyak;
c) kesuburan atau fertilitas umumnya berkurang.
b. Aneuploidi. Aneuploid merupakan mutasi kromosom yang tidak melibatkan
perubahan pada seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada salah satu kromosom dari
genom. Beberapa macam aneuploidi sebagai berikut
1.)Monosomik
Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom
homolog dengan rumus genom (2n 1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet,
yaitu (n) dan (n1)
2)Nulisomik
Nulisomik adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus
genom (2n2). Organisme yang mengalami nulisomik menunjukkan ciri-ciri
kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah
3)Trisomik
Trisomik adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau
tambahan dengan rumus genom (2n + 1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah
(n + 1) dan (n)
4.)Tetrasomik
Jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom
organisme dengan rumus genom (2n + 2) disebut tetrasomik
5)Trisomikganda
Trisomik ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda
masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n + 1 + 1)
Perubahan struktur kromosom.

Perubahan struktur kromosom merupakan penyimpangan yang terjadi di dalam


kromosom (intrakromosom). Ada jenis-jenis perubahan struktur kromosom, sebagai
berikut
a.Defisiensi(delesi)
Delesi terjadi ketika kromosom kehilangan sebagian segmennya. Defisiensi ini
mempunyai pengaruh genetis, antara lain efek letal (kematian) dan pseudodominan
(pemunculan fenotipe sifat resesif, seperti sifat dominan)

b. Duplikasi
Duplikasi terjadi jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen kromosom
lainnya. Duplikasi mempunyai efek genetis, antara lain melindungi pengaruh gen resesif
yang merugikan untuk evaluasi materi genetik, dan menghasilkan efek posisi
(menghasilkan fenotipe baru)

c. Inversi
Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya
kromosom pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan kromosom ini
sulit diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen menjadi terbalik yang
disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian, bagian tengahnya menyisip
kembali dalam urutan terbalik

d.Translokasi
Translokasi adalah pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog
lainnya sehingga menghasilkan efek posisi
6. JEJAS
a.

Definisi
Jejas merupakan suatu keadaan jika stimulus atau rangsangan yang diberikan

melebihi daya adaptasi suatu sel atau tidak dapat beradaptasi.


b. Jenis Stimulus
Jenis stimulus JEJAS

Kekurangan oksigen

Hipoksia : defisiensi oksigen


merupakan penyebab umum terjadinya jejas sel yang dikarenakan sel
mengalami kekurangan O2, disebabkan oleh gangguan aliran arteri /vena,
kegagalan kardiorespirasi, dan kemampuan mengangkut oksigen turun
(anemia, keracunan CO)

Oksigenase inadekuat : gangguan sistem kardiorespirasi


Kapasitas transport oksigen : anemia, keracunan CO
Iskemia : hilangnya suplai darah pada jaringan karena gangguan aliran
arteri/berkurangnya drainase vena

Agen fisik

Trauma mekanik
Suhu dingin : vasokonstriksi,vasodilatasi, beku intravask, kristalisasi intrasel
Suhu tinggi : hipermetabolisme, penimbunan asam metabolit, pH turun.
Perubahan tekanan atmosfir mendadak : penyelam, pekerja tambang peny,

caisson
Radiasi : ionisasi intrasel (radikal panasmerusak sel), mutasi (sel kanker,

kematian sel)
Tenaga listrik luka bakar, aritmia jantung
Agen infeksi
Virus dan ricketsia:

- Parasit yg kelangsungan hidupnya hanya dalam sel hidup.


- Virus penumpang (pasenger virus) : tidak mempengaruhi sel
- Virus yg merusak 1.kematian sel 2. sel tumor
Kuman:
- Kuman komensal: tidak berbahay dan membantu manusia
- Kuman yg menimbulkan penyakit
- Melepas eksotoksin/endotoksin, melepas enzim reaksi imunologis
Jamur
- Reaksi kepekaan: histoplasma,coccidiodes,blastomyces
Protozoa: amoeba, malaria, toksoplasma
Cacing: trichina, filaria

Agen kimia dan obat-obatan


Setiap bahan kimia dan obat dapat menimbulkan jejas terhadap sel karena
menyebabkan perubahan fungsi vital sel : permeabilitas, gangguan osmosa,
enzim, kofaktor.
Racun merusak permeabilitas membran sel, mengganggu homeostasis
osmotik/integritas enzim kematian sel
Bersifat spesifik dan selektif pada sel tertentu:
- Barbiturat : sel hati
- HgCl : lambung, usus besar dan ginjal

Reaksi imunologis
Mekanisme imun
Antigen+antibodi

reaksi

hipersensitivitas

penyakit

autoimun/

hipersensitifitas
Shock anafilaktik : shock yang terjadi secara akut yang disebabkan oleh reaksi
alergi atau reaksi hipersensitivitas
Penyakit autoimun: timbul dari respon kekebalan terlalu aktif dari tubuh
terhadap zat dan jaringan biasanya hadir dalam tubuh. Dengan kata lain, tubuh
justru menyerang sel sendiri.

Gangguan genetik: cacat genetika/ cacat sejak lahir


Penyebab:
- diturunkan sebagai sifat keluarga
- mutasi
- penyimpangan kromosom

Ketidakseimbangan nutrisi
Defisiensi nutrisi kerusakan sel
- Defisiensi protein-kalori
- Defisiensi vit, avitaminosis

Kelebihan nutrisi penyakit & kematian


- Obesitas
- Aterosklerosis stroke
Aging (proses penuaan)
Perubahan struktur & fungsi mengurangi kemampuan sel bereaksi terhadap
jejas kerusakan sel sampai kematian sel.
Penyebab:
Setiap sel secara genetik mempunyai batas jangka waktu hidup.
Jejas yg berulang & terus menerus.
Morfologi:
Sel membesar, inti lebih dari 1, vakuol2
Pada otak: sel neuron berkurang, degenerasi neufibril dimensia, penyakit
alzheimer.
7. ADAPTASI
a.

Definisi
Adaptasi sel adalah suatu keadaan sel antara normal (unstressed cell) dan
jejas/cedera sel (overstressed cell).

Sifat reversible / dapat kembali ke keadaan semula bila :


1. Rangsangan dihentikan
2. Belum terjadi cedera
Macam adaptasi ada 2 yaitu :
1. Adaptasi fisiologis : respon sel terhadap rangsang normal (hormon,
kemokin)
2. Adaptasi patologis : respon sel terhadap rangsang jejas atau untuk
mempertahankan diri
b. Macam
1. Atrofi
Pengerutan ukuran sel dengan dengan hilangnya substansi sel atau
pengecilan volume sel. Apabila mengenai sel dalam jumlah yang cukup banyak,
seluruh jaringan atau organ berkurang masanya maka akan menjadi atrofi.
Walaupun dapat menurun fungsinya sel atrofi tidak mati.

Penyebab atrofi antara lain :


a. Nutrisi kurang
b. Aliran darah terganggu (vascular atrophy)
c. Terganggunya syaraf (neurogenic atrophy)
d. Berkurangnya beban kerja (disuse atrophy)
e. Berkurangnya stimulus hormon (endocrine atrophy)
f. Proses ketuaan (aging process)
g. Penekanan (pressure atrophy)
Contoh Atrofi pada otak:

Penyakit yang bisa ditimbulkan akibat Atrofi:


a. Stroke
b. Polio
2. Hipertrofi
Penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ.
Peningkatan beban tugas, sedangkan sel tidak memiliki kemampuan untuk
membelah diri (mitosis). Terjadi pada otot bergaris (otot skelet & otot jantung).
Jadi hipertrofi berbeda dengan hiperplasia yang ditandai dengan
penambahan jumlah sel namun hipertofi dan hiperplasia dapat terjadi secara
bersamaan. Hipertofi bisa disebabkan oleh fisologik, patologik, peningkatan
kebutuhan fungsional atau dapat juga disebabkan oleh rangsangan hormonal
spesifik.
Salah satu contoh hipertrofi fisiologik yang terjadi bersamaan dengan
hiperplasia adalah pembesaran uterus selama kehamilan akibat rangsangan dari
hipertrofi otot polos dan hiperplasia otot polos.
Contoh hipertrofi sel fisiologik mencakup perbesaran jantung yang terjadi
akibat hipertensi atau penyakit katup aorta. Hipertrofi akibat peningkatan
kebutuhan fungsional misalnya terjadi pada sel otot jantung maupun sel otot rangka
pada orang dewasa.
Contoh Hipertrofi:
a. Pembesaran pada jantung
b. Pembessaran pada uterus
c. Pembesaran otot karna fitness

Hipertrofi pada jantung

Hipertrofi patologis

Hipertrofi fisiologis

3.

Hiperplasia
Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel sehingga merubah ukuran dari

organ,contohnya pembesaran dari epithelium sel mamae pada anak remaja putri
atau pada ibu hamil. (Pringgoutomo,2002)
Hyperplasia dapat fisiologik atau patogenik.
Hiperplasia fisiologik sendiri dapat dibagi menjadi:
1. Hiperplasia Hormonal
Contoh hiperplasia hormonal terjadi pada proliferasi sel epitel kelenjar
payudara perempuan pada saat masa pubertas dan selama kehamilan.
2. Hiperplasia Kompensatoris
Misalnya hiperplasia yang terjadi saat sebagian jaringan di buang atau rusak,
jadi hiperplasia yang terjadi sebagai kompensasi atau pengganti jaringan
yang rusak. Hiperplasia juga merupakan respon kritis sel jaringan ikat pada
penyembuhan luka
Hiperplasia patologi
- Contoh: stimulasi faktor pertumbuhan atau hormonal yang berlebih
- Jika rangsangan factor hormonal atau factor pertumbuhan hilang, hyperplasia
akan hilang,
Contoh hyperplasia :

4.

Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan satu jenis sel dewasa menjadi digantikan jenis

sel dewasa yang lain. Pada metaplasi, sel yang lebih sensitif terhadap tekanan atau
kondisi lingkungan tertentu digantikan dengan sel lain yang yang lebih mampu
bertahan pada kondisi tesebut.
Contoh: perubahan epitel silindris bersilia degan epitel gepeng pada saluran
nafas seorang perokok. Walaupun epitel metaplasi adaptif mempunyai keuntungan
dalam daya tahan hidup, tetapi mekanisme perlindungan yang penting akan hilang
seperti sekresi mukus dan pembersihan material berukuran partikel yang
merupakan fungsi dari epitel silindris bersilia.
5. Displasia
Displasia adalah sel yang abnormal (patologis) dimana terjadi banyak
mitosis yang susunan selnya menyimpang dari susunan sel normal.. Penyebab

displasia belum diketahui, kecuali displasia pada kanker leher rahim yang
disebabkan infeksi HPV (human papilloma virus).. Displasia biasanya termasuk
proses prakanker (permulaan dari kanker). Displasia sering terdapat dalam epitel
serviks uterus (leher rahim).
Displasia terbagi atas :
1. Displasia ringan
2. Displasia sedang
3. Displasia berat
Displasia ringan biasanya sembuh sendiri tanpa penanganan apapun namun
bisa berubah menjadi displasia sedang dan displasia berat sebelum berkembang
menjadi kanker.

8. KEMATIAN SEL

Apoptosis
Apoptosis merupakan bentuk kematian sel yang sebenarnya telah diprogarm
oleh informasi genetik yang ada di dalam sel. Pada apoptosis, perubahan awal
terdiri atas kondensasi dan fragmentasi kromatin nuklear, diikuti kuncupkuncup (budding) sitoplamik dan fagositosi badan-badan apoptotik yang
ekstrufi.
Apoptosis diperlukan untuk perkembangan yang benar seperti pada mitosis.
Contoh :
Pembentukan jari tangan dan kaki janin yang meliputi pembuangan oleh
apoptosis pada jaringan diantara jari-jari tersebut.
Pengelipasan endometrium saat awal menstruasi.
Pembentukan sinapsi diantara neuron dalam otak.
Apoptosis juga perlu untuk menhancurkan sel-sel yang merupakan ancaman
bagi integritas organisme. Contoh :
Sel-sel yang terinfeksi oleh virus
Sel-sel sistem imun

Sel-sel dengan kerusakan DNA


Sel-sel kanker

Nekrosis
Nekrosis merupakan perubahan morfologi akibat dengan radiasi progresif oleh
enzim pada sel yang mengalami jejas letal.
Proses nekrosis :
Pencemaran enzim katalitik dari lisosom sel mati itu sendiri (autolisis_ atau
dari lisososm leukosit imigran (heterolisis)
Denaturasi protein
Umumnya, walaupun perubahan-perubahan lisis yang terjadi dalam jaringan
nekrotik

dapat

melibatkan

sitoplasma

sel,

paerubahan

paling

jelas

bermanifestasi pada inti menunjukan kematian sel, yaitu :


Piknosis : inti sel menyusut, memiliki batas yang tidak teratur dan berwarna
gelap.
Karioreksis : inti sel hancur dan membentuk fragmen-fragmen materi kromatin
yang tersebar di dalam sel.
Kariolisis : inti sel tidak dapat diwarnai lagi dan benar-benar hilang.
Jenis-jenis Nekrosis :
1. Nekrosis koagulatif
Nekrosis koagulatif merupakan jenis nekrosis yang paling sering dijumpai
dan khas intuk kematian sel karena hipoksia ataupun kurangnya suplai
darahpada semua jaringan kecuali otak. Nekrosis koagulatif ini terjadi
karena adanya jejas atau peningkatan asidosis intra sel sehingga
mendenaturasi protein struktural dan protein enzim sehingga menghambat
proteolisis selular. Contoh dari nekrosis koagulatif adalah infark
miokardinal dengan keadaan sel yang menggumpal tanpa inti.
2. Nekrosis liquefaktif
Nekrosis ini khas untuk kematian sel karena infeksi kuman. Pada beberapa
keadaan, jaringan nekrotik secara bertahap mengalami pencairan akibat
kerja enzim, sehingga menimbulkan abses. Keadaan ini tampaknya terjadi
di daerah otak yang nekrotik akibatnya ada lubang di daerah otak yang
berisi cairan.
3. Nekrosis kaseosa

Pada keadaan lain, sel-sel nekrotik itu hancur, tetapi pecahan-pecahan sel
yang terbagi menjadi fragmen-fragmen halus itu tetap selama berbulanbulan sampai bertahun-tahun.Hampir tidak dapat dicerna sehingga tampak
seperti keju. Keadaan standar yang menimbulkan nekrosis adalah TBC.
4. Nekrosis gangrenosa
Biasanya disebabkan oleh kurangnya suplai darah disertai pertumbuhan
bakteri saprofit yang berlebihan. Gangren terjadi di jaringan nekrotik yang
terpajan bakteri hidup. Sering terjadi pada ekstremitas (gangren kering) atau
pada usus, bagian dalam yang tidak bisa kering (gangren basah).
5. Nekrosis lemak
Terjadi akibat keluarnya sekresi pankreas ke jaringan sekitarnya. Sekresi itu
mengandung enzim hidrolisis yang kuat (lipase) yang memecah lipid dari
jaringan adiposa. Biasanya berupa endapan kuning berkapur.
V.

Simpulan
Biologi molekuler merupakan interaksi antara berbagai sistem sel, termasuk interaksi
antara DNA, RNA dan protein biosintesis dan juga belajar bagaimana interaksi ini
diatur. Sebagai seorang calon dokter, penting mengkaji ruang lingkup biologi molekuler
seperti biokimia, biologi sel, dan genetika untuk bekal pengetahuan kelak.

Anda mungkin juga menyukai