Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit dan
eritrosit. (Evelyn C. Pearce, 2006) Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah
yang mengandung hemoglobin merupakan komponen hematologi utama dari
transport oksigen. ( A. V. Hoffbrand dan J. E. Pettit, 1992 ) Hemoglobin adalah
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. ( Evelyn C.
Pearce, 2006 )
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan
laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering
digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin. ( Fakultas Kedokteran UI, 2000 ). Di
laboratorium kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai cara.
Internasional Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan
pemeriksaan hemoglobin melalui metode cyanmethehemoglobin. Cara ini mudah
dilakukan karena mempunyai standart yang stabil dan dapat mengukur semua
jenis hemoglobin kecuali sulf hemoglobin. Metode Sahli yang berdasarkan
pembentukan asam hematin tidak dianjurkan lagi, karena mempunyai kesalahan
yang sangat besar, alat tidak bisa distandarisasi dan tidak semua jenis
hemoglobin2
diubah menjadi hematin asam seperti karboksi hemoglobin dan sulf hemoglobin.
(
Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996 )
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan
langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi
(pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah
kapiler.
( Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan, 1996 )
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk

ke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2.
Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah
dapat
mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada
umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara langsung
berhubungan
dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat makanan
merembes kecairan jaringan antar sel. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena
berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah
diberikan
kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan
warnanya karena terjadinya pertukaran gas. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan Apakah ada
perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmeth antara
darah3
kapiler dan vena pada mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum untuk mengetahui perbedan hasil pemeriksaan kadar
Hemoglobin darah kapiler dan darah vena.
Tujuan khusus :
1) Mengukur kadar hemoglobin darah kapiler dengan metode cyanmeth pada
mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
2) Mengukur kadar hemoglobin darah vena dengan metode cyanmeth pada
mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
3) Membandingkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode
cyanmeth antara darah kapiler dan vena pada mahasiswa Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1) Menambah ketrampilan dalam pengambilan sampel.
2) Menambah ketelitian dalam melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
metode cyanmeth.

3) Dapat lebih berhati-hati dalam memilih sampel darah untuk sebuah


pemeriksaan, khususnya pemeriksaan kadar hemoglobin metode
cyanmeth.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-fajarmardh-5335-1bab1.pdf
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan
sel darah.
Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
darah secara
keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter.
Sekitar 55% adalah
plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce,
2006)
B. Hemoglobin
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas
(daya
gabung) terhadap oksigen. Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru
-paru ke jaringanjaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah kira -kira
15 gram setiap 100 ml darah,
dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen. (Evelyn C. Pearce, 2006)
a. Struktur Hemoglobin
Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin)
dan
empat gugus haem yang masing-masing mengandung sebuah atom besi. (Adji
Darmawan, 1985)
b. Fungsi Hemoglobin
1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringanjaringan tubuh.
2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh
jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.3) Membawa
karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.
4) Kelainan metabolisme hemoglobin.
C. Darah Kapiler

Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang sangat kecil
dimana
tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin menghilang ketiga lapis
dindingmya sehingga
ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis
saja, yaitu lapisan
endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar
membentuk
cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui
pertukaran gas
antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan
menyingkirkan bahan
buangan termasuk karbondioksida. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Factor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah kapiler :
1) Cara penusukan jari yang tidak terlalu dalam, seh ingga jari harus ditekantekan
menyebabkan darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan
menjadi encer.
2) Saat penusukan masih ada sisa alkohol 70% yang belum kering, sehingga
akan
mempengaruhi kadar hemoglobin.
D. Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa
darah miskin
akan oksigen menuju ke jantung.
Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan
tengah
berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari
pada arteri. Padaumumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya
superficial dapat dipergunakan
pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena
difosa cubiti.
Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena
femoralis,
bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena :
1) Cara pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi
hemolisis.

2) Terjadi pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan yang


kurang
baik.
3) Cara pemipetan yang kurang tepat, dilihat dari kualitas alat maupun
kemampuan
pemeriksa.
E. Pemeriksaan Hemoglobin Metode Cyanmeth
Hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan yang
berisi
Kaliumferisianida dan Kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang
gelombang 546
nm. Larutan drabkin yang dipakai dalam larutan ini mengubah hemoglobin,
oksihemoglobin,
methehemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi cyanmethemoglobin.
Sulfhemoglobin tidak
berubah karena tidak ikut diukur.
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk
penetepan
kadar hemoglobin dengan teliti. Kadar standar cyanmethemoglobin yang
ditanggung kadarnya
bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian metode ini mencapai kurang dari 2%.
Laporan
pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode ini hanya boleh menyebut satu
angka atau digit
di belakang tanda desimal, melaporkan dua digit ses udah angka desimal
melampaui ketelitian
dan ketepatan yang dapat dicapai dengan metode ini. Variasi -variasi fisiologi
juga menyebabkandigit kedua di belakang tanda desimal menjadi tanpa makna.
Kekeruhan dalam suatu sample
darah mengganggu pembacaan dalam fotocolorimeter dan menghasilkan
absorbansi dan kadar
hemoglobin yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini
antara lain karena
leukositosis, lipemia dan adanya globulin abnormal seperti pada
makroglobulinemia. ( R.
Gandasoebrata, 2006 )
Sumber Kesalahan :

1. Statis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobi n


menjadi
lebih rendah dari seharusnya, karena pada darah vena membawa darah yang
miskin akan
oksigen oleh sebab itu darah lebih banyak mengandung karbondioksida sehin
gga
mengakibatkan kdar hemoglobin lebih rendah. S ebaliknya penggunaan darah
kapiler
menyebabkan kontaminasi cairan jaringan yang menyebabkan kadar hemoglobin
lebih
rendah dari seharusnya.
2. Terjadinya bekuan darah.
3. Tidak mengocok darah sewaktu mengambil bahan untuk pemeriksaan.
4. Menggunakan reagen atau larutan standar yang tidak baik lagi.
5. Menggunakan pipet 20 ul atau 5 ml yang tidak akurat, untuk itu perlu
dilakukan kalibrasi
pipet.
6. Cara memipet yang tidak tepat, baik sewaktu mengambil darah dengan pipet
20 ul
maupun sewaktu mengambil reagen dengan pipet 5,0 ml.
7. Spektrofotometer yang kurang baik, misalnya pengaturan panjang gelombang
yang tidak
tepat. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang. Perubahan pada
spektrofotometer mengharuskan kita untuk membuat kurve standar baru.
8. Perubahan tegangan listrik akan mempengaruhi pembacaan serapan.9. Darah
yang lipemik dapat menyebabkan hasil yang lebih tinggi dari seharusnya.
10. Adanya leukositosis berat ( lebih dari 50.000/ul ) menyebabkan hasil
pengukuran kada r
hemoglobin lebih tinggi dari sebenarnya. ( Arjatmo Tjokronegoro, Hendra Utama,
1996 )
F. Keterkaitan Hemoglobin Vena dan Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan di situ arteri berakhir dan
vena
mulai. Kapiler membentuk jaringan pembuluh darah dan bercabang-cabang di
dalam sebagian
besar jaringan tubuh. Oleh sebab itu, darah dalam kapiler terus menerus
berubah susunan dan

warnanya karena terjadinya pertukaran gas. Sedangkan vena membawa darah


ke arah jantung,
maka dari itu darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu karena banyak dari
oksigennya sudah
diberikan kepada jaringan. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
Pada dasarnya darah vena dan kapiler sama, berada dalam satu siklus peredaran
darah
yang saling berkaitan dan keduanya dapat digunakan s ebagai sampel
pemeriksaan hematologi (
khususnya pemeriksan kadar hemoglobin ). Maka dari itu, peneliti ingin
mengetahui apakah
perbedaan susunan dan warna yang terdapat pada darah kapiler maupun vena,
berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan kadar hemoglobin darah.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-fajarmardh-5682-210.bab-a.pdf
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik.
B. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dan pengambilan sampel pemeriksaan dilakukan di
laboratorium klinik
DIII Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS, jalan Wonodri Sendang Raya No. 2A
Semarang.
Waktu penelitian pada tanggal 14 April 2010 sampai bulan Juni.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Analis Kesehatan semester III
Universitas Muhammadiyah Semarang. Sampel diambil dengan teknik simple
random sampling,
sebanyak 30 sampel.
Perhitungan sampel menurut Slovin (1960) sebagaimanaa dikutip oleh Husein
Umar
(1997:49-50) adalah menggunakan rumus sebagai berikut :
N n : jumlah sampel yang diambil
n = ________ N : jumlah populasi sampel

1 + N e2
e : toleransi timgkat kesalahan (5%)
D. Bahan dan Alat
Bahan : alkohol 70%, antikoagulan EDTA, kapas/tissue, samp el darah kapiler dan
vena,
larutan drabkin.Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, dapat dipakai
antikoagulan yang tidak
menyebabkan pengenceran darah. Antikoagulan yang dapat dipakai adalah EDTA
sebanyak
1-1,5 mg/ml darah atau dalam larutan 10% dengan perbandingan 20 ul / ml
darah. Darah dan
antikoagulan harus dicampur hingga merata.
Reagen :
Untuk pemeriksaan kadar hemoglobin cara cyanmethhemoglobin dipakai larutan
Drabkin dengan formula sebagai berikut :
a. Sodium bikarbonat (NaHCO3) 1,0 g
b. Kalium sianida (KCN) 0,05 g
c. Kalium ferrisianida (K3Fe(CN)6) 0,20 g
d. Aquadest 1000 ml
Reagen Drabkin harus disimpan dalam botol berwarn a coklat. Dalam bentuk
larutan,
stabil bila disimpan selama 1 bulan. ( Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan,
1996 )
Alat :
Alat yang diperlukan adalah :
a. Pipet volumetric 5,0 ml
b. Pipet mikro 20 ul
c. Spektrofotometer.
Spektrofotometer yang dipakai sebaiknya dikontrol panjang gelombangnya yang
harus berada pada panjang gelombang 546 nm, program menggunakan C/F,
dengan faktor
36,77. ( Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996 )
E. Prosedur Penelitian1) Pengambilan Darah Kapiler
Kulit setempat ditegangkan dengan memijatnya antara dua jari. Jari yang akan
ditusuk harus didisinfektan dahulu dengan alkohol 70% tunggu sampai kering.

Penusukan dilakukan dengan gerakan yang cepat, tetapi tepat sehingga terjadi
luka yang
dalamnya kurang lebih 3 mm. setelah darah keluar, tetesan pertama harus
dibuang
terlebih dahulu dengan cara dihapus dengan kapas kering dan bersih karena ini
mungkin
tercampur dengan alkohol. Tetesan darah berikutnya baru dapat digunakan.
2) Pengambilan Darah Vena
Tourniquet dipasang pada lengan atas untuk mengambil darah vena dalam fossa
cubiti, orang yang akan diambil darahnya diminta mengepal dan membuka
tangannya
berkali-berkali agar vena dapat teraba dengan jelas. Lokasi yang akan ditusuk
dengan
spuit dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan dibi arkan sampai kering.
Setelah itu
spuit ditusukkan pada vena mediana cubitis secara aseptis dengan arah lubang
spuit
menghadap ke atas. Apabila darah sudah terambil , hisap darah sampai volume
3 ml
setelah itu ikatan tourniquet dilepas, kemudian pada bagian bekas tusukan
ditekan dengan
menggunakan kapas alkohol 70% selama beberapa menit agar darah dapat
berhenti.
Jarum spuit dilepas dan darah dituang ke dalam tabung melalui dinding tabung
yang telah
terisi antikoagulan EDTA sebanyak 3 tetes.
3) Prinsip Pemeriksaan Hemoglobin
Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethhemoglobin (hemoglobinsianida)
dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi
larutan
diukur pada gelombang 546 nm. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini
mengubahhemoglobin, methehemoglobin, dan karboksihemoglobin menjadi
sianmethemoglobin.
Sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak ikut diukur . (R. Gandasoebrata,
2006)
4) Cara pemeriksaan
a. Menyiapkan 2 tabung, memasukkan 5 ml larutan drabkin pada masing-masing
tabung.

b. Menambahkan 20 ul darah kapiler / darah vena yang mengandung


antikoagulan
(EDTA) ke dalam tabung-tabung yang telah berisi larutan Drabkin sampai semua
darah keluar dari pipet.
c. Mencampur larutan tersebut dan biarkan pada suhu kamar selama paling
sedikit
10 menit untuk memberi kesempatan kepada darah tersebut untuk membentuk
sianmethemoglobin.
d. Memindahkan campuran tersebut ke dalam kuvet dan baca dengan fotometer
pada
panjang gelombang 546 nm, faktor 36,77 dan program C/F. (Pendidikan Ahli
Madya Analis Kesehatan, 1996)
F. Analisa Data
Data yang dipakai berupa data primer yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
langsung
kadar hemoglobin metode cyanmeth antara darah kapiler dan vena pada
mahasiswa Analis
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Kemudian ditabulasikan
(dihitung mean,
median, modus) dan dilakukan uji beda uji t dependent.
G. Hipotesa
Ho : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan hemoglobin metode cyanmeth
antara darah
kapiler dan darah vena.Ha : Ada perbedaan hasil pemeriksaan hemoglobin
metode cyanmeth antara darah kapiler
dan darah vena.
H. Definisi Operasional
Darah adalah sampel pemeriksaan yang dapat diambil dari dua pembuluh darah
manusia,
yaitu pada pembuluh darah vena dan pembuluh darah kapiler.
Darah Vena adalah darah yang digunakan sebagai sampel , diambil pada
pembuluh darah
vena sebanyak 3 ml. Kemudian ditambah antikoagulan EDTA 10%.
Darah Kapiler adalah sampel pemeriksaan yang diambil dari pembuluh darah
kapiler
yaitu terletak pada jari tengah tangan orang dewasa, sebanyak 20 ul.

Pemeriksaan Hemoglobin Cyanmeth adalah metode pemeriksaan kadar


hemoglobin yang
prinsipnya hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan
yang berisi
Kaliumferrisianida dan Kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang
gelombang 546
nm.
Mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang adalah
mahasiswa
Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang semester III, diambil
sebanyak 30
sampel secara acak (simple random sampling).

Anda mungkin juga menyukai