Abdul Kti Bab III
Abdul Kti Bab III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit dan
eritrosit. (Evelyn C. Pearce, 2006) Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah
yang mengandung hemoglobin merupakan komponen hematologi utama dari
transport oksigen. ( A. V. Hoffbrand dan J. E. Pettit, 1992 ) Hemoglobin adalah
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. ( Evelyn C.
Pearce, 2006 )
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan
laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering
digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin. ( Fakultas Kedokteran UI, 2000 ). Di
laboratorium kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai cara.
Internasional Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan
pemeriksaan hemoglobin melalui metode cyanmethehemoglobin. Cara ini mudah
dilakukan karena mempunyai standart yang stabil dan dapat mengukur semua
jenis hemoglobin kecuali sulf hemoglobin. Metode Sahli yang berdasarkan
pembentukan asam hematin tidak dianjurkan lagi, karena mempunyai kesalahan
yang sangat besar, alat tidak bisa distandarisasi dan tidak semua jenis
hemoglobin2
diubah menjadi hematin asam seperti karboksi hemoglobin dan sulf hemoglobin.
(
Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996 )
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan
langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi
(pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah
kapiler.
( Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan, 1996 )
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk
ke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2.
Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah
dapat
mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada
umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara langsung
berhubungan
dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat makanan
merembes kecairan jaringan antar sel. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena
berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah
diberikan
kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan
warnanya karena terjadinya pertukaran gas. ( Evelyn C. Pearce, 2006 )
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan Apakah ada
perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmeth antara
darah3
kapiler dan vena pada mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum untuk mengetahui perbedan hasil pemeriksaan kadar
Hemoglobin darah kapiler dan darah vena.
Tujuan khusus :
1) Mengukur kadar hemoglobin darah kapiler dengan metode cyanmeth pada
mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
2) Mengukur kadar hemoglobin darah vena dengan metode cyanmeth pada
mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
3) Membandingkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode
cyanmeth antara darah kapiler dan vena pada mahasiswa Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1) Menambah ketrampilan dalam pengambilan sampel.
2) Menambah ketelitian dalam melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
metode cyanmeth.
Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang sangat kecil
dimana
tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin menghilang ketiga lapis
dindingmya sehingga
ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis
saja, yaitu lapisan
endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar
membentuk
cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui
pertukaran gas
antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan
menyingkirkan bahan
buangan termasuk karbondioksida. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Factor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah kapiler :
1) Cara penusukan jari yang tidak terlalu dalam, seh ingga jari harus ditekantekan
menyebabkan darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan
menjadi encer.
2) Saat penusukan masih ada sisa alkohol 70% yang belum kering, sehingga
akan
mempengaruhi kadar hemoglobin.
D. Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa
darah miskin
akan oksigen menuju ke jantung.
Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan
tengah
berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari
pada arteri. Padaumumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya
superficial dapat dipergunakan
pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena
difosa cubiti.
Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena
femoralis,
bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena :
1) Cara pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi
hemolisis.
1 + N e2
e : toleransi timgkat kesalahan (5%)
D. Bahan dan Alat
Bahan : alkohol 70%, antikoagulan EDTA, kapas/tissue, samp el darah kapiler dan
vena,
larutan drabkin.Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, dapat dipakai
antikoagulan yang tidak
menyebabkan pengenceran darah. Antikoagulan yang dapat dipakai adalah EDTA
sebanyak
1-1,5 mg/ml darah atau dalam larutan 10% dengan perbandingan 20 ul / ml
darah. Darah dan
antikoagulan harus dicampur hingga merata.
Reagen :
Untuk pemeriksaan kadar hemoglobin cara cyanmethhemoglobin dipakai larutan
Drabkin dengan formula sebagai berikut :
a. Sodium bikarbonat (NaHCO3) 1,0 g
b. Kalium sianida (KCN) 0,05 g
c. Kalium ferrisianida (K3Fe(CN)6) 0,20 g
d. Aquadest 1000 ml
Reagen Drabkin harus disimpan dalam botol berwarn a coklat. Dalam bentuk
larutan,
stabil bila disimpan selama 1 bulan. ( Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan,
1996 )
Alat :
Alat yang diperlukan adalah :
a. Pipet volumetric 5,0 ml
b. Pipet mikro 20 ul
c. Spektrofotometer.
Spektrofotometer yang dipakai sebaiknya dikontrol panjang gelombangnya yang
harus berada pada panjang gelombang 546 nm, program menggunakan C/F,
dengan faktor
36,77. ( Arjatmo Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996 )
E. Prosedur Penelitian1) Pengambilan Darah Kapiler
Kulit setempat ditegangkan dengan memijatnya antara dua jari. Jari yang akan
ditusuk harus didisinfektan dahulu dengan alkohol 70% tunggu sampai kering.
Penusukan dilakukan dengan gerakan yang cepat, tetapi tepat sehingga terjadi
luka yang
dalamnya kurang lebih 3 mm. setelah darah keluar, tetesan pertama harus
dibuang
terlebih dahulu dengan cara dihapus dengan kapas kering dan bersih karena ini
mungkin
tercampur dengan alkohol. Tetesan darah berikutnya baru dapat digunakan.
2) Pengambilan Darah Vena
Tourniquet dipasang pada lengan atas untuk mengambil darah vena dalam fossa
cubiti, orang yang akan diambil darahnya diminta mengepal dan membuka
tangannya
berkali-berkali agar vena dapat teraba dengan jelas. Lokasi yang akan ditusuk
dengan
spuit dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan dibi arkan sampai kering.
Setelah itu
spuit ditusukkan pada vena mediana cubitis secara aseptis dengan arah lubang
spuit
menghadap ke atas. Apabila darah sudah terambil , hisap darah sampai volume
3 ml
setelah itu ikatan tourniquet dilepas, kemudian pada bagian bekas tusukan
ditekan dengan
menggunakan kapas alkohol 70% selama beberapa menit agar darah dapat
berhenti.
Jarum spuit dilepas dan darah dituang ke dalam tabung melalui dinding tabung
yang telah
terisi antikoagulan EDTA sebanyak 3 tetes.
3) Prinsip Pemeriksaan Hemoglobin
Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethhemoglobin (hemoglobinsianida)
dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi
larutan
diukur pada gelombang 546 nm. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini
mengubahhemoglobin, methehemoglobin, dan karboksihemoglobin menjadi
sianmethemoglobin.
Sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak ikut diukur . (R. Gandasoebrata,
2006)
4) Cara pemeriksaan
a. Menyiapkan 2 tabung, memasukkan 5 ml larutan drabkin pada masing-masing
tabung.