Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SITI RUKMANA

NIM

:60800112009
SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Sumber pembiayaan pembangunan ada bermacam macam, antara lain

tabungan domestik, hasil ekspor, bantuan luar negeri dan investasi asing ( PMA).
Padamasa orde baru, minyak bumi, dan perekonomian indonesia seperti segetiga
sama sisi, karena ketiganya saling berkaitan. Sejak krisi ekonomi pada tahun 1996
dan permulaan pemerintah orde baru bantuan luar negeri merupakan sumber
penerimaan sumber devisa. Sedangkan arus modal asing menyumbang sekitar 10
% dari penerimaan devisa, dan selebihnya berasal dari bantuan luar negeri dan
ahasil ekspor non migas.
A. Tabungan Domestik
Tabungan
domestik

merupakan

sumber

pembiayaan

pembangunana yang diperoleh dari dari sektor pemerintah dan asektor


masyarakat. Tabungan pemerintah yang dimakasud adalah tabungan
pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang
merupakan selisish antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran
rutin. Sedangkan tabungan masyarakat adalah merupakan alumulasi
simpanan masyarakat dibank yang berupa tabungan pembanguanna
nasional (Tabanas), tabungan berjangka ( Taska) dan deposito berjangka.
Tabungan ini sangat dinutuhkan untuk membiayai investasi
kesenjangan anatara tabungan dengan investasi ditutup dengan masuknya
arus modal asing kesektor pemerintahan maupun swasta. Perkembangan
tabungan, investasi dan dan investmen gab sebagai proposaterhadapa
pendapatan domestik bruto (PBD). Secara umum saving-invesment gab
nilainnya negative. Namun bila ditelusuri lebih dalam sumber defesitnya
berasal dari sektor swasta dan BUMN. Pemerintah pusat kota pada
awalnya selalu dapat membiayai investasi dari tabungan, namunj setelah
terjadi krisis ekonomi tahun 1997 maka pemerintah pusat juga sellalu
mengalami defisit untuk emmebiayai investasinya. Bahkan untuk

membiayai investasinya pemerintah pusat harus melakukan privatisasi


BUMN, dan bahkan sebagian dari BUMN ada yang diswastakan.
B. Hasil Ekspor
Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, maka llaulintas
perdagangan internasional berperan penting dalam perekonomian dan
pembangunan diindonesia. Besarnya peran perdagangan luar negeri dapat
terlohat rasio antara ekspor ditamnah impor terhadap PDB. Yang hanya
19,6 % pada tahun 1969 meningkat menjadi menjadi 42,7 % pada tahun
1989. Sementara peranan ekspor terhadap PDB melonjak dari 10,2
persenpada tahun 1969 menjadi 26,1 persen pada tahun 1984
Pada tahun 1970 an, ekspor non migas merupakan sumber utama
penerimaan devisa indonesia, yang menyumbang hampir 60 % dari
penerimaan ekspor. Nsmun dengan adanya lonjakan harga minyak yang
pertama 1974, telah mengubah profil ekspor secara drastis. Meskipun
ekspor non migas meningkat duakali lipatnilainya dalam kurun waktu
1971-1975, namun presentase ekspor menurun menjadi sekitar 25 %.sejak
itu kondisi perekonomian indonesia dan prospeknya demikian tergantung
dengan perkembangan pasar minyak. Peran minyak dan gas sebagai
sumber penerimaan negara berlangsung hingga 1981. Setelah tahun 1981
kontribusi migas mulai menurun hingga tahun 1985 menjadi 68,8 % dari
total ekspor. Dilain pihak peranan ekspor nonmigas kembali meningkat
akibat penurunanya harga minyak dan volume produksi. Pada tahun 1985
ekspor nonmigas meningkat lebih dari 31% dari total penerimaan ekspor.
C. Bantuan Luar Negeri
Pada masa awal orde baru, para pembuat kebijakan mengahadpi
kelangkaan modal san sumber pembiayaan pembangunana. Tabungan
domestik pada saat itu masih rendah dan tidakdapat diharapkan meningkat
dalam waktu singkat. Maka jalan keluarnya adalah membiayai
pembangunan dari sumber-sumberluar negeri, dalam bentuk bantuan luar
negeri dan penanaman modal asing. Dengan demikian mengalirlah
bantuan luar negeri baik dalam bentuk pinjaman lunak atau hibah, serta
investasi asing ke indonesia. Dalam neraca pembayaran, bantuan luar

neegri tercatat sebagai pemasukan modal pemerintah. Sedangkan investasi


asing dimasukkang sebagai pemasukan modal swasta.
Bantuan luar negeri yang masuk ke indonesia ditinjau dari macamnya
dapat nerupa
1. Bantuan program yang terdiri atas bantuan devisa kredit dan bantuan
pangan. Penjualan devisa serta komiditi pangan dan non pangan yang
berasal dari bantuan program dipergunakan untuk mencapai sasaran
stabilitas ekonomi jangka pendek, baik untuk mengendalikan inflasi
maupun untuk stabilitas kurs rupiah. Hasil penjualan tersebut setelah
dikurangi biaya pemasaran, merupakan penerimaan dari bangtuan
program
2. Bantuan proyek dengan syarata syarat pelunasan lunak yang digunakan
untuk pembiayaan berbagai proyek prasarana dibidang ekonomi dan
sosial. Sebagian dari bantuan proyek ini merupakan jasa konsultan dan
tenaga teknisi yang membantu merencanakan dan melaksanakan
pembanguanna proyek
3. Pinjaman setengah lunak dan komersial, termaksud didalamnnya kredit
ekspor
4. Pinjaman tunai, berupa pinjaman obligasi dan pinjaman dari kelompok
bank
D. Invesatasi asing
Pembiayaan pembangunaan indonesia selama masa orde baru
hampir sebagian besar didapatkan dari penanaman modal asing. Dengan
demikian indonesia telah menjadi importie modal. Arus masuk modal
asing ke indonesia meningkat dari US 300 juta dollar pertahun pada akhir
tahun 1960 an hingga mencapai lebihdari US 3 milyar dollar pada tahun
1984. Selama kurun waktu tersebut hanya satu kali terjadi arus modal
keluar. Pada tahun 1975 seiring dengan adanya krisis dipertamina. Pada
umumnya porsi terbesar PMA dialokasikan disektor pertambangn dan
minyak, sedang peringkat kedua disektor manufaktur (hill 1996). Selama
periode 1967-1985 sektor migas menerima 78% dari investasi total,
sementara disektor manufaktur hampir mecapai 20 %. Investasi disektor

pertanian dan ajsa relatif sangat kecil karena terbatasnya pemodal asing
melirik disektor ini.

Anda mungkin juga menyukai