Anda di halaman 1dari 5

Bab 1: Sasaran penipuan

Penipuan seperti sebuah pertarungan kecerdasan


antara sang penipu dengan korbannya, namum kenapa
korban yang acapkali memiliki latar belakang pendidikan
yang lebih baik bisa juga termakan dalam jebakan seorang
penipu ? Korban penipuan selalu mengatakan mereka
tidak sadar, pikiran mereka seperti tidak berjalan, mereka
seolah terhipnotis oleh kata-kata manis dari para penipu.
Apakah para penipu ini menguasai ilmu hipnotisme,
yang notabene bisa membuat orang menjadi tidak sadar
akan perbuatannya dan menuruti kemauan sang pemberi
sugesti ? Bisa dikatakan iya, penipu memberikan sugesti
pada para korbannya, dan menyerang titik-titik lemah
dalam pertahanan mental seseorang.
Saya ingat dalam suatu acara, bagaimana Rommy
Rafael dapat mempengaruhi begitu banyak orang hanya
dengan kata-kata, tidak perlu mengayunkan bandul,
membakar tisiue ala Uya Kuya, ataupun teknik-teknik lain
untuk membawa pemirsa disana untuk masuk kealam
relaksasinya.
Kabar baiknya, para penipu tidak sehebat sang master
hipnotis. Kabar buruknya saat titik-titik lemah kita
diserang, maka dengan mudah

kita bisa dikendalikan.


11

Lalu bagaimana cara mengatasinya ? Hanya satu,


pengetahuan. Jadilah lebih pintar dari para penipu,
sehingga anda bisa segera sadar saat sedang dijebak.
Para penipu biasa menyerang korbannya di berbagai
titik lemah, sehingga dampaknya semakin besar. Serangan
tidak hanya dalam bujukan, atau penawaran, namum juga
bisa dari pujian, celaan, bahkan fakta dan perbandingan
yang telah diatur sedemikian rupa. Kebohongan yang
sempurna

adalah

kebenaran

yang

diubah

cara

pandangnya.
Didalam bab ini, saya akan membahas titik-titik lemah
yang

kerapkali

digunakan

para

penipu

untuk

mempengaruhi korbannya, tempat diamana ular-ular ini


menaruh madu beracun. Daftar ini kelak akan terus
bertambah, karena para penipu selalu menemukan cara,
celah, serta kombinasi baru untuk mengelabui korban.

1. Keserakahan
Sebagaian besar umpan yang diberikan para penipu
adalah berkaitan dengan keserakahan. Keserakahan bisa
diaplikasikan dalam banyak hal, entah itu hadiah gratis,
uang mudah, harga murah, uang muka. Dalam umpan ini

12

para penipu memberikan tambahan harta pada korbannya


dengan berbagai keuntungan kemudahan.
Para

penipu

akan

memfokuskan

pikiran

para

korbannya dengan umpan itu, sehingga mereka tidak akan


keberatan saat diminta untuk mengorbankan sebagian
harta untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih besar.
Semakin korban teriming-iming, semakin tidak bekerja
akal sehatnya. Berbagai pertanyaan yang seharusnya
dipertanyakan, atau berbagai kejanggalan yang seharusnya
disadari lenyap begitu saja.
Ketika

seseorang

telah

menjadi

buta

karena

keserakahan, ia cenderung tidak akan mendengarkan


pendapat orang lain, ia menaruh filter di telinganya
sehingga hanya kata-kata yang ingin didengar yang bisa
masuk. Adakalanya para korban malah menyangka para
pengingatnya berusaha untuk menahannya untuk maju,
atau iri hati.

2. Kepraktisan
Bila ada yang mudah, untuk apa yang sulit ? Inilah
pola pikir yang sering dimanfaatkan para penipu, mereka
memberikan banyak penawaran instant untuk mencapai
hasil maksimal. Korban tidak perlu susah payah, tidak
13

perlu menderita, tidak perlu lelah, dan semua hasil


fantastis itu sudah ditangan dengan sedikit usaha, atau
sedikit biaya.
Para penipu disini berusaha menjebak para korban
dalam

hasil

impian,

dan

membuat

korban

mempertahankan pikirannya disana, lalu menekankan


dengan betapa mudahnya untuk mendapatkan semua itu.
Apabila
mimpinya,

korban
mudah

sudah
saja

terhanyut

bagi

para

dalam
penipu

alam
untuk

memberikan pengaruh tambahan untuk mempercepat


korban memberikan yang diinginkan penipu. Sedikit
testimonial yang dirangkai secara cerdik, jaminan
kepuasan palsu, ataupun bukti-bukti tidak sesungguhnya
tidak relevant bisa menjadi penutup yang sempurna.

3. Cinta
Cinta itu buta, itu adalah ungkapan yang menjelaskan
apabila perasaan yang satu ini disalah gunakan bisa
menjadi sangat berbahaya. Dimana yang benar menjadi
salah, dan salah menjadi benar. Dimana logika tidak bisa
berjalan karena ditekan oleh emosi yang berbunga-bunga
dan kebahagiaan.

14

Para penipu ini memberikan perasaan kasihnya,


perhatian, bahkan tubuhnya untuk membuat korban yakin
bahwa ia sungguh mencintai korban. Dan bagai kerbau
yang dicocok hidungnya, korban akan menuruti apa saja
yang diinginkan para penipu, tanpa perhitungan atau
banyak protes. Pertanyaan seperti, apa kau tidak
mencintaiku lagi ? Kamu nggak percaya sama aku ya ?
Sedikit ngambek dan cemberut, bisa dengan segera
melarutkan akal sehat.

4. Rasa Kasihan
Semua agama, serta semua ajaran moral di dunia,
mengajarkan untuk berbagi dengan sesama, khususnya
yang tidak mampu, atau tertimpa kesulitan. Membantu
orang-orang bisa memberikan kebahagaiaan tersendiri
bagi seseorang, dan para penipu mengetahui itu.
Para penipu akan mengekspos kesusahan orang lain,
atau cerita karangan dirinya atau keluarganya, dengan
berbagai bumbu yang membuat orang terenyuh dan
merasa kasihan. Mereka bisa menipu orang asing, atau
sengaja menjalin pertemanan dulu sebelum mengeluarkan
kulit aslinya.

15

Anda mungkin juga menyukai