Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ilmu Biologi Perspektif Islam
Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia
melalui suatu proses pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan
data dan berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan. Inilah yang diberi istilah intizhar suatu kajian yang
ada hubungannya dengan nazhar, yang bunyi dan artinya dekat dengan nalar. Ciri
khas dan sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap gejala-gejala
alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan merupakan hasil konsensus
masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Bila ditelusuri ayat-ayat Alquran, akan dijumpai 854 kali kata ilmu disebut
dalam berbagai bentuk dan arti. Antara lain sebagai proses pencapaian pengetahuan
dan objek pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan kealaman berkembang secara
induktif dan intizhar, maka dengan semakin dewasanya sains natural itu sendini dan
matematika, ia dapat berkembang secara deduktif. Dengan matematika dapat
dirumuskan model-model alam atau gejala alamiyah yang sifat dan kelakuannya
dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak model yang dapat
direkayasa, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai dengan gejala alamiyah yang
teramatilah yang dapat diterima oleh masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Intizhar akan melahirkan teori-teori baru, kemudian menghasilkan teknologi
sebagai penerapan sains secara sistematis untuk mengubah/ rnempengaruhi alam
rnateri di sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Teknologi pembuatan mesin, pembuatan
obat-obatan, pembuatan beraneka ragam bahan, termasuk bahan makanan, dan
sebagainya adalah hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu
kealaman yang sesuai.
Aya-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi
sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan kepentingan ilmu
pengetahuan. Bahkan salah satu pembuktian tentang kebenaran Alquran adalah ilmu
pengetahuan dan berbagai disiplin yang diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian
banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak
dikenal pada masa turunnya, namun terbukti kebenarannya di tengah-tengah
perkembangan ilmu, seperti: (a) Teori tentang expanding universe (kosmos

mengembang), QS: 51: 47), (b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan
bulan adalah pantulan cahaya matahari. (QS: 10 5), Bumi bergerak mengelilingi
matahari ...(QS: 27: 88), (c) Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah
tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga
menghasilkan energi (QS: 36: so). Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar alakhdhar(pohon yang hijau) justru lebih tepat dan istilah klorofil (hijau daun), karena
zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun, tetapi di semua bagian pohon, dan (d)
Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan setelah fertilisasi
(pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS:86: 6 dan 7; 96: 2).
Banyak lagi yang lain tidak mungkin dikemukakan satu persatu, sehingga
tepat sekali kesimpulan yang dikemukakan Dr. Murice Bucaille, bahwa tidak satu
ayat pun dalam Alquran yang bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam, Muhammad Abduh
mengatakan, Islam adalah agama yang rasional, agama yang Sejalan dengan akal,
bahkan agama didasarkan atas akal. Pemikiran rasional merupakan dasar pertama dari
dasar-dasar Islam yang lain. Pemikiran rasional menurutnya adalah jalan untuk
memperoleh iman sejati. Iman, tidaklah sempurna, kalau tidak didasarkan atas akal.
Alquran antara lain menganjurkan untuk mengamati alam raya, melakukan
eksperimen dan menggunakan akal untuk memahami fenomenanya, yang dalam hal
ini ditemukan persamaannya dengan para ilmuan, namun di lain segi terdapat pula
perbedaan yang sangat berarti antara pandangan atau penerapan keduanya. Dibalik
alam raya ini ada Tuhan yang wujud-Nya dirasakan di dalam diri manusia, dan bahwa
tanda-tanda wujud-Nya itu akan diperlihatkan-Nya melalui pengamatan dan
penelitian manusia, sebagai bukti kebenaran Alquran. Hal ini dapat dibuktikan dengan
memperhatikan bagaimana Alquran selalu rnengaitkan perintah-perintah-Nya yang
berhubungan dengan alam raya dengan perintah pengenalan dan pengakuan atas
kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bahkan, ilmu dalam pengertian yang umum sekalipun
oleh wahyu pertama Alquran (iqra'), telah dikaitkan dengan bismi rabbika. Ini
memberi isyarat bahwa ilmu tidak dijadikan untuk kepentingan pribadi, regional,
atau nasional, dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan lainnya.
Ilmu pada saat dikaitkan dengan bismi rabbika kata Prof. Dr.
Abdul Halim Mahmud, syaikh Jami Al-Azhar- menjadi demi karena
Tuhan Pemeliharamu, sehingga harus dapat memberikan manfaat kepada pemiliknya,
warga masyarakat dan bangsanya. Juga kepada manusia secara umum. Ia harus

membawa bahagia dan cahaya keseluruh penjuru dan sepanjang masa.


Di Italia pernah diadakan suatu permusyawaratan ilmiyah tentang cultural
relations for the future, yang kesimpulannya antara lain; Untuk menetralkan pengaruh
tenologi yang menghilangkan kepribadian, kita harus menggali nilai-nilai keagamaan
dan spiritual.
Muhammad Iqbal, pernah mengungkapkan senada dengan pernyataan di atas,
ketika ia menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi. Katanya;
kemanusiaan saat ini membutuhkan tiga hal, yaitu penafsiran spritual atas alam raya,
emansipasi spritual atas individu, dan satu himpunan asas yang dianut secara
universal yang akan menjelaskan evolusi masyarakat manusia atas dasar spiritual.
Sungguhpun ungkapan ini lebih dahulu dan pertemuan di Italia tersebut, namun
tujuannya sama yakni pentingnya nilai-nilai agama untuk pengendalian diri dan
pengaruh negatif yang timbul dan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Allah dalam ayat-ayat-Nya, disamping menggambarkan bahwa alam raya dan
seluruh isinya adalah intelligible, sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal dan daya
fikir manusia, juga rnenjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada dialam raya ini telah
dimudahkan untuk dimanfaatkan manusia. Dengan demikian, ayat ini dan ayat lain
yang senada dengan ini, memberi tekanan yang sama pada sasaran ganda: tafakkur
yang menghasilkan sains, dan tasykhir menghasilkan teknologi guna kemudahan dan
kemanfantan manusia. Ini memberi isyarat, bahwa Alquran membenarkan bahkan
mewajibkan usaha-usaha pengembangan ilmu dan teknologi, selama ia membawa
manfaat untuk menusia serta memberi kemudahan bagi mereka. "Tuhan
menginginkan kemudahan untuk kamu dam tidak menginginkan kesukaran". Dan
Tuhan tidak ingin menjadikan sedikit kesulitan pun untuk kamu." Ini berarti bahwa
segala produk perkembangan ilmu dan teknologi dibenarkan oleh Alquran, selama
untuk kemudahan dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
Dalam bidang ilmu tumbuh-tumbuhan, Ibnu al-Baitar (wafat 1248), ia
meninggalkan sebuah risalah tentang obat-obatan. Ibnu al- Awwan dan Sevilla, telah
menulis buku yang menguraikan 585 jenis tanam-tanaman, dan cara pembiakan,
pengolahan, serta menguraikan gejala-gejala penyakit tanaman lengkap dengan cara
pemberantasannya.
Teori evolusi Darwin (1804-1872) yang dianggap sebagai penemuan terbesar
dan mengagumkan, padahal Abdu al-Rahman Ibn Khaldun (1532-1406), lima abad
sebelum Darwin, telah menulis dalam bukunya tentang hal yang sama. Apa yang telah
penulis kemukakan merupakan bukti sikap positif Islam terhadap ilmu pengetahuan.

Umat Islam adalah yang pertama menyatukan seluruh ilrnu pengetahuan warisan
kemanusiaan, kemudian dikembangkan dengan menambah berbagai unsur yang kelak
menjadi benih-benih ilmu pengetahuan moderan seperti aljabar, penemuan lensa
tentang cahaya kimia, dan menciptakan berbagai instrumen teknis seperti alembic (alanbiq) untuk distilasi parfum. Oleh karena itu tidak benar penilaian subyektif
beberapa sarjana Barat bahwa kaum muslim dahulu kurang/kekurangan kreatifitas
dan orisinalitas dalam ilrnu pengetahuan. Memang diakui sumbangan kekayaan
falsafah Yunani juga dan yang lain, namun dalam ilmu pengetahuan empiriklah Islam
memberikan kontribusi yang amat menentukan.
B. Perkembangan Ilmu Fisika Perspektif Islam
Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah.
dan Al-Qur'an merupakan Kalamullah.Pengetahuan tentang zat, energi, ruang waktu
dan interaksi benda-benda di alam ini sering disebut dengan fisika.
Untuk ilusterasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya (geosentris), bahkan alam semesta ,
karena di Al Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat menyatakan bumi
beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yg beredar (QS 13:2, 14:33). Teori
ini bahkan didukung seorang syeikh terkemuka dari Arab Saudi, yg memfatwakan
bahwa percaya kepada teori heliosentris bisa menjerumuskan pada kemusrikan.
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai pembangkit energi yg tak ada
habisnya, dengan dalil QS 57:25 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan besi
yg di dalamnya terdapat kekuatan yang hebat, yang ia tafsirkan sebagai energi.
3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun dari langit QS 35:27 sedangkan
Allah menciptakan tujuh langit QS 41:12, sehingga hujan itu terjadi pada lapis
langit pertama.
Dengan melihat teori dan klaim tersebut, sepertinya mereka mengulang apa yg
pernah dilakukan kaum mutakalimin (Pencipta filsafat) di amsa lalu, yg mencari-cari
suatu kesimpulan hanya berdasarkan asumsi, sekalipun asumsi itu berasal dari suatu
ayat Qur'an yg ditafsirkan secara subyektif.Tentu saja, cara berpikir mutakalimin
seperti ini tidak pernah menghasilkan terobosan ilmiah yang hakiki, apalagidapat
dipakai untuk keperluan praktis.
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah orang-orang yang
dididik dari awal dengan aqidah Islam,rata2 mereka hapal Qur'an sebelum
baligh.Mereka sagat memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang
obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag sabar melakukan pengamatan

dan penelitian dengan sangat cermat.


Ibnu Al-Haytsam (al-Hazen) adalah pioner modern ketika menerbitkan
bukunya pada tahun 1021 M.Dia menemukan bahwa proses melihat adalah jatuhnya
cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman
Aristoteles.Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai cara untuk membuat
teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Perlu diketahui bahwa al-haytsam melakukan eksperimen optiknya pada saat
ia mengalami tahanan rumah, setelah gagal memenuhi tugas Amir Mesir untuk
mewujudkan proyek bendungan sungai Nil.Dia baru dilepas setelah penemuan
optiknya dinilai impas untuk investasi yg telah dikeluarkan sang Amir.
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji
sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap bapak metode
ilmiah eropa di zaman rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam dimulai dari
pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesisi,uji hipotesis,dgn
eksperimen,analisis hasil eksperimen,interprestasi data dan formulasi kesimpulan, dan
diakhiri dengan publikasi.
Publikasi kemudaian dinilai dengan peer-review yg memungkinkan setiap
orang melacakdan bila perlu mengulangiapa yg dikerjakan seorang peneliti.Proses
peer review telah mjd tradisi dalam dunia medis sejak Ishaq bin Ali al Rahwi (854931 M) Ibnu Sina atau Avecenna (980-1037 M) setuju bahwa kecepatan cahaya pasti
terbatas.Abu Rayhan al-Biruni (973-1048) juga menemukan bahwa cahaya jauh lebih
cepat dari suara. Qutubuddin al-Syirazi (1236-1320) dan Kamaluddin al-Farisi (12601320) memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi.
Fisikawan terbesar sepanjang sejarah. Begitulah Charles C Jilispe,
editorDictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, al-Khazini.
Parasejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam
posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke12 M tepatnya 1115-1130 M itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi
perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. al-Khazini
merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi,
kimia, matematika serta filsafat.
Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. alKhazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains
seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi;
perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak gravitasi.

Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong


penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar
sepanjang masa, ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul alKhazini yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII.
Sejatinya, al-Khazini bernama lengkap Abdurrahman al-Khazini. Menurut
Irving M Klotz, dalam tulisannya bertajuk Multicultural Perspectives in Science
Education: One Prescription for Failure, sang ilmuwan hidup di abad ke-12 M. Dia
berasal dari Bizantium atau Yunani, tutur Klotz. al-Khazini menjadi budak Dinasti
Seljuk Turki, setelah kerajaan Islam itu menaklukkan wilayah kekuasaan Kaisar
Konstantinopel, Romanus IV Diogenes.
Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada
Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai seorang budak,
nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama al-Khazin, ia diberi
pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan filsafat.
Tak cuma itu, al-Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada seorang ilmuwan
dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, dia
mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld
(1994) dalam bukunya Abul-Fath Abd al-Rahman al-Khazini, saat itu Omar
Khayyam juga menetap di kota Merv.Berbekal otak yang encer, al-Khazini pun
kemudian menjelma menjadi seorang ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang
matematikus terpandang yang langsung berada di bawah perlindungan, Sultan Ahmed
Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya, kisah dan perjalanan hidup al-Khazini
tak banyak terekam dalam buku-buku sejarah.
Salah Zaimeche PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv menuturkan, alKhazini adalah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat
dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, alKhazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas
(dinar) dari seorang istri Emir Seljuk.
Ia hanya merasa cukup dengan uang tiga dinar dalam setahun, papar
Zaimeche.
Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat
dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi,
Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran alKhazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam.
Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory

Choniades astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M.


1. Pemikiran
Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang
fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom. Buku yang
ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam
buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail pemikiran dan teori yang
diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan kegunaan, serta
teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika.
Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga
menguraikan perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang
sezaman dengannya. Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa
peralatan yang diciptakan ilmuwan pendahulunya seperti araeometer buatan
Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni.

Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial
tentang mekanika dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam
buku itu pula, al-Khazini mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat
ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut
K Ajram dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad ke 20 M. AlBiruni and al-Khazini merupakan dua ilmuwan Muslim yang pertama kali
mengembangkan metode ilmiah dalam bidang ilmu keseimbangan atau statika dan
dinamika. Metode itu dikembangkan untuk menentukan berat yang didasarkan pada teori
kesembangan dan berat. Al-Khazini dan ilmuwan pendahulunya menyatukan ilmu statika
dan dinamika ke dalam ilmu baru bernama mekanika.
Al-Khazini wafat pada abad ke-12 M. Meski begitu, pemikiran-pemikiran yang
telah diwariskannya bagi peradaban dunia hingga kini masih tetap abadi dan dikenang.
heri ruslan/desy susilawati
2. Sumbangan Sang Ilmuwan
Al-Khazini sungguh luar biasa. Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu
tak hanya mencetuskan sejumlah teori penting dalam fisika dan astronomi.
Namun, dia juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan penting untuk
penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh
peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting.
Ketujuh peralatan yang diciptakannya itu dituliskannya dalam Risala fil-

alat atau Manuskrip tentang Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah
triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan
asli tentang refleksi.
Selain berjasa mengembangkan fisika dan astronomi, al-Khazimi juga
turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang
evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan transmutasi unsur dengan
transmutasi spesies.
Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi berat.
Menurut dia, berat merupakan gaya yang inheren dalam tubuh benda-benda padat
yang mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus
terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada
gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.
Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur
terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan
cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis
tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini lebih dahulu
telah mendalaminya.
Al-Khazini pun telah banyak melakukan observasi mengenai kapilaritas
dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan
temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca
untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu.
C. Perkembangan Ilmu Kimia Perspektif Islam
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para
kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan
sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para
kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama
Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah
pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa
tedeng aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith,
juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang
meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan
oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita
ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya.

Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang


tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak
hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan
revolusi dalam bidang kimia.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah
industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia,
Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk
dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia
mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak
terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa
penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para kimiawan
Muslim. Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad
kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi.
Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu
membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri
farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga
militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi
para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina,
dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi
sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia. Jabir (721 M-815 M),
misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras
mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah
satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim
berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia,
seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Cendekiawan-cendikiawan Barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721815 H.) adalah orang yang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan
penelitiannya dalam bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan Barat diambil dan
dikembangkan menjadi apa yang dikenal sekarang sebagai ilmu kimia. Jabir, di Barat
dikenal Geber, adalah orang yang pertama mendirikan suatu bengkel dan
mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi dan
mineral-mineral itu zat-zat kimiawi serta mengklasifikasikannya.
Muhammad Ibnu Zakaria, al-Rozi (865-925), telah melakukan kegiatan yang

lazim dilakukan oleh ahli kimia dengan menggunakan alat-alat khusus, seperti
distilasi, kristalisasi, dan sebagainya. Buku al-Razi (Razes), diakui sebagai buku
pegangan laboratorium kimia pertama di dunia.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun tercatat
berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu, dia
pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan,
kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian.Berkat
jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap.
Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam
asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi
alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah
mendirikan industri parfum.
Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa
melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya
berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang sangat
bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian,
tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya.AlRazi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia
bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat
itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. "Al-Razi
merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern," ungkap
Anawati dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih
tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia
sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya,
Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti
(950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku
kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata
cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang
membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad berikutnya
dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M)
dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan),
dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga

menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan


Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
Dulu dunia islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu
kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, science,
filsafat dll semua ada di perpustakaan baghdad irak.
dimana selama masa perang salib, banyak buku2 islam yang diambil, dan
dibawa oleh pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib. karena pada
saat terjadi serangan pasukan salibis, buku2 di perpustakaan baghdad dibakar dan
dibuang ke sungai tigris. Jadi hampir semua teknologi dan science yang ada di tangan
orang2 barat berasal dari kebudayaan Islam

KETERKAITAN MATEMATIKA DENGAN ISLAM


1.

Relasi
Pada matematika simbol X dan Y, biasanya digunakan untuk penyimbolan
pada fungsi maupun himpunan, X untuk daerah asal (domain) dan Y daerah
kawan (kodomain).
Disini saya akan menggunakan simbol X dan Y untuk menyimbolkan laki
laki dan Perempuan.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa kesamaan antara agama Islam dan
Matematika secara satu persatu.
Relasi berasal dari kata bahasa Inggris relation yang berarti hubungan. Dalam
dunia Islam hubungan antara umat islam dengan umat islam yang lain (yang
saya maksud disini antara pria dan wanita yang belum menikah) selama tidak
menimbulkan fitnah dan tidak keluar dari jalur syariat maka diperbolehkan,
bahkan bergaul dengan umat yang berbeda agamapun diperbolehkan. Dengan
kata lain adalah hubungan yang sehat, tidak saling bertukar virus lewat cairan
dan sebagainya. Tiap orang boleh berteman dengan satu orang, dua orang dan
banyak orang tidak dibatasi.
Bahkan seseorang dapat memilih untuk tidak bergaul dengan orang lain
(mungkin orang yang akan diajak bergaul,tersebut membawa pengaruh buruk
dalam lingkungan)
Seperti yang diterangkan dalam QS Al Insaan ayat 24 :
Maka Bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan
janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar
mereka.( QS.Al Insaan: 24)
Dalam matematika juga terdapat istilah Relasi yang artinya tidak jauh beda
dengan arti relasi di atas.

Semisal ada himpunan X={1,2,3,4} dan Y= {a,b,c}


Salah satu relasi yang dapat dibuat dari X dan Y dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Contoh relasi disamping menghubungkan
antara sebagian anggota X ke sebagian
anggota Y, yaitu 1 dengan a, 2 dengan b,2
dengan c, 4 dengan a,dan 4 dengan c.
Jadi relasi dalam matematika tidak
membatasi anggota X dalam menjalin
hubungan dengan anggota Y, boleh hanya
satu relasi, dua relasi, tiga relasi, dan bahkan tidak melakukan hubungan pun
juga diperbolehkan.
Dapat disimpulkan, relasi dalam Islam dan relasi dalam matematika
mempunyai persamaan.
Seperti yang diterangkan Dalam Alqur'an :
yang
artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
dan
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
Mengawasi kamu. ( QS Annisaa' : 1)

2.

Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu matematika yang berkaitan
dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan
informasi yang berguna, berkenaan dengan bagaimana data dapat
digambarkan dideskripsikan atau disimpulkan baik secara numerik (missal
menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk
tabel atau grafik) untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data

tersebut sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna. Statistika deskriptif


hanya memberikan informasi mengenai data dan tidak pas digunakan untuk
mengambi keputusan.
Sebagai contoh, misalnya: terdapat sebuah keluarga yang terdiri dari
anggota keluarga, yaitu Bapak, Ibu, dan tiga anak. Setiap hari mereka rutin
membaca AL Qur'an. Bapak biasa membaca AL Qur'an 30-60 ayat/hari, ibu
biasa membaca AL Qur'an 45-100 ayat/hari, anak pertama biasa membaca AL
Qur'an 20-50 ayat/hari, anak kedua biasa membaca AL Qur'an 10-30 ayat/hari,
dan anak yang terakhir hanya mampu membaca maksimal 5-10 ayat/hari
karena ia masih dalam proses belajar membaca AL Qur'an.
Amalan-amalan yang dilakukan oleh keluarga diatas bisa di sajikan
dalam tabel seperti dibawah ini:

No

AnggotaKeluar
ga

1.
2.
3.
4.
5.

Bapak
Ibu
Anak pertama
Anak kedua
Anak ketiga

Jumlahay
at
30-60
45-100
20-50
10-30
5-10

Rata-rata

45
72.5
35
20
7.5

Dalam kehidupan sehari-hari selama di dunia segala tindakan atau perbuatan


manusia baik kebaiakan maupun keburukan selalu dicatat oleh malaikat yang
bertugas mencatat amal baik dan amal buruk yaitu malaikat rakib dan atib. Dan
setiap orangpun belum tentu memiliki amalan-amalan yang sama dalam
kesehariannya.Kemudian catatan amalan-amalan itu dikumpulkan sampai pada hari
kiamat. Dan pada saat seluruh manusia dikumpulkan di yaumul mahsyar, catatan
amalan-amalan perbuatan itu dibuka kembali dan diperlihatkan kepada semua
manusia tentang amalan perbuatan mereka selama hidup didunia.
Hal ini sesuai dengan firman Alloh dalam surat AL Mujadilah ayat 6,yang Artinya

29. Dan segala sesuatu Telah kami catat dalam suatu kitab[1548].
[1548] yang dimaksud dengan kitab di sini adalah buku catatan amalan manusia.

3.

Konsep Limas Segi Enam Dalam Islam


Di dalam matematika kita mengenal bangun ruang limas segi enam
yang memiliki alas berbentuk segi enam dan memiliki sisi tegak yang
berbentuk segi tiga serta dalam Islam kita mengenal rukun iman yang terdiri
dari enam point. Bila kita lihat, keduanya saling berhubungan. Perhatikan
gambar barikut ini .
T = Iman
A = Beriman kepada Allah
B = Beriman kepada Malaikat
C = Beriman kepada Kitab-Kitab Allah
D = Beriman kepada Para Rasul
E = Beriman kepada Hari Akhir
F = Beriman kepada Takdir Allah
Dari gambar di atas limas segi enam mempunyai tujuh titik sudut
yaitu ABCDEF.T, T adalah titik puncak suatu limas segi enam yang
dimisalkan sebagai iman seseorang. Tanpa bermaksud untuk menyetarakan
kedudukan Allah dengan rukun-rukun iman yang lain, pokok bahasan ini akan
membahas pentingnya rukun iman sebagai pondasi iman seseorang. Sebelum
kita membahas rukun-rukun iman, sebaiknya kita mengerti dulu apa itu
pengertian iman.
Kata iman berasal dari bahasa arab yang artinya percaya. Menurut
ilmu Tauhid iman didefinisikan sebagai membenarkan dengan hati,
mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan tindakan.
Di dalam agama Islam limas Segi enam merupakan gambaran dari rukun iman
yang terdiri dari enam hal yaitu,

Iman Kepada Allah SWT


Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
ada dengan segala sifat keagungan-Nya, mengucapkan atau
mengikrarkan adanya Allah secara Islam, dan bersedia melakukan apa
yang telah dibenarkan dengan hati dan diucapkan secara lisan sebagai
konsekuensi keimanan seseorang.
Perintah beriman kepada Allah SWT merupakan perintah Allah kepada
umat manusia.
Firman-Nya dalam Al Quran :

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan

rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya


serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat
sejauh-jauhnya.( QS An-Nisaa' : 136)
Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah yakin dan percaya dengan sepenuh hati
bahwa malaikat merupakan makhluk Allah yang baik dan
mendapatkan tugas masing-masing sesuai dengan perintah Allah SWT.
Iman Kepada Kitab- Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini
dengan sepenuh hati bahwa Allah menurunkan wahyu-Nya kepada
para Rasul berupa kitab-kitab sebagai pegangan hidupnya dan
umatnya.
Kitab-kitab yang wajib diimani dan diketahui ada 4 yaitu, Taurat,
Zabur, Injil, Al Quran

Iman Kepada Rosul Allah


Iman kepada Rasul Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
rasul adalah orang yang telah menerima wahyu dari Allah untuk
disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman, selamat dan
bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir adalah yakin dan percaya dengan sepenuh hati
bahwa hari akhir itu ada dan pasti akan datang.

Iman Kepada Qodla dan Qodar


Iman kepada qadla dan qadar adalah percaya dan yakin dengan
sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu dan Dia

telah menyuruh dan melarang.


Dari ke-enam hal tersebut saling berhubungan untuk menuju ke
titik T sebagai iman, karena apabila kehilangan salah satu garis saja maka,
bangun limas segi enam tersebut tidak akan berdiri tegak. Hal ini sama
saja dengan keimanan seseorang, karena jika salah satu saja tidak
terpenuhi maka, keimanan seseorang tidak akan sempurna.

4.

Hubungan PHI dengan Al-Quran


Bagi orang muslim, Al-Qur'an adalah salah satu kitab suci yang memiliki
semua rahasia kehidupan. Dalam posting ini, saya akan membahas salah satu
ilmu pengetahuan yang ada di dalam Al-Qur'an yang mungkin tidak diketahui
semua orang, yaitu hubungan antara thawaf dengan ka'bah.
Thawaf merupakan salah satu rukun haji, yaitu mengelilingi ka'bah.
Firman Alloh SWT yang artinya:
29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran[987] yang ada pada
badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar
mereka[988] dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).
[987] yang dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong
rambut, mengerat kuku, dan sebagainya.
[988] yang dimaksud dengan Nazar di sini ialah nazar-nazar yang baik yang
akan dilakukan selama ibadah haji.
Dari 'Aisyah : " Bahwasaanya Nabi SAW ketika sampai di Makkah, adalah
pekerjaan yang mula-mula beliau kerjakan, ialah mengambil air sembahyang
kemudian beliau Thawaf". Riwayat Bukhari dan Muslim.
Sebagaimana kita ketahui, thawaf adalah berjalan keliling yang membentuk
lingkaran dan dilakukan sebanyak tujuh kali.
Sabda Rosululloh SAW :
Dari jabir : " Bahwasannya Nabi besar SAW, tatkala sampai mekah telah
mendekatkan ke hajar aswad, kemudian beliau sapu hajar aswad itu dengan
tangan beliau , kemudian beliau berjalan ke sebelah kanan beliau ; berjalan
cepat tiga kali berkeliling dan berjalan biasa empat kali berkeliling". Riwayat
Muslim dan Nasai.
Dari Abu Huraira, bahwasannya ia telah mendengar Nabi SAW bersabda :
"Barang siapa berkeliling ka'bah tujuh kali dan ia tidak berkata selain dari :
Maha Suci Alloh dan segala puli bagi Alloh, tidak ada Tuhan yang patut

disembah kecuali Alloh, Alloh Maha Besar dan tidak ada daya upaya dan
kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh. Orang yang membaca kalimat
tersebut, dihapuskan dari padanya sepuluh kejahatan, dan dituliskan sepuluh
kebaikan dan diangkat derajatnya sepuluh tingkat ". Riwayat Ibnu Majah.
Didalam rumus luasan atau kelilling lingkaran selalu digunakan alat ukur
yang disebut phi yang besarnya .
Angka 22 dan 7 mempunyai korelasi dengan ibadah haji dan rukun thawaf.
Surah yang artinya haji adalah Suarh ke- 22 yaitu Al-Hajj.
Thawaf membentuk lingkaran sebanyak tujuh kali. Lihat kombinasi
angkanya = 22 dan 7 . Persis sama dengan phi lingkaran yaitu .

5.

Diagram Venn
Dalam suatu diagram venn terdapat bagian-bagian. Didalamnya
terdiri dari himpunan- himpunan dan didalam himpunan tersebut terdapat
elemen-elemen. Himpunan-himpunan dalam diagram venn yang merupakan
himpunan semua obyek dari suatu pembicaraan disebut himpunan semesta.
Konsep diagram venn tersebut dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan manusia. khususnya untuk orang islam, karena di mata Allah SWT
terdapat beberapa golongan sesuai dengan tingkat keimanannya. Yakni
mutaqin, mukhsin, mukmin, muslim, dan kafir. Diagram venn tersebut dapat
digambarkan:

Keterangan:
S = Orang islam
M1: Muttaqin
M2 : Mukhsin
M3 : mukmin
M4 : Muslim
K : Kafir
Dari gambar diagram venn tersebut dapat dijelaskan bahwa di mata Allah SWT
orang islam dibagi dalam beberapa golongan sesuai dengan tingkat keimanannya.
Yakni: muttaqin, mukmin, mukhsin, muslim dan kafir. Dimana orang islam paling
sempurna ialah apabila ia telah mencapai tingkatan Muttaqin.
Muslim adalah orang yang telah bersyahadat, serta telah berserah diri dan dalam
hal ini berpasrah kepada tuhan.
Mukmin adalah seorang muslim yang istiqomah atau konsisten dan berpegang

teguh kepada nilai kebenaran,sampai pada hal-hal yang terkecil


Mukhsin adalah
Muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan
dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa' ayat 88

" Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan[328] dalam (menghadapi)
orang-orang munafik, Padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran,
disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada
orang-orang yang telah disesatkan Allah[329]? Barangsiapa yang disesatkan Allah,
sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya"

Anda mungkin juga menyukai