Anda di halaman 1dari 159

Petroleum Komprehensif

1.

2.

3.

4.

5.

fluid flow through porous media, aliran


fluida melalui media berpori yg mengikuti polapola tertentu, lazimnya pola aliran radial paling
sering digunakan.
infinite acting reservoir, kondisi dmn
kelakuan reservoir seolah-olah menguras daerah
yg tidak memiliki batas
line source solution, karena kondisi
reservoir yg infinite acting maka perbandingan rw
thdp re yg tak terhingga sangatlah kecil, oleh
karena rw dpt diabaikan shg dianalogikan sebagai
sebuah garis saja.
Ei function Ei solution, fungsi exponential
integral yg digunakan sebagai solusi thdp reservoir
infinite acting, tetapi pd kondisi r = rw argument
fungsi Ei sgt kecil shg digunakan pendekatan
logaritmik
transient condition, kondisi pd periode
awal yg bersifat sementara

6.

semilog straight line, plot antara Pwf dan


log t yg menunjukkan periode / regime aliran
(transient, late transient, PSS) yg terjadi pd saat
sumur diprodusi dengan rate tertentu
7.
dimensionless variabel, varieable2 tdk
berdimensi (P , t , r , Q ) untuk
menyederhanakan / mempermudah solusi dari
sebuah model reservoir.
8.
bounded reservoir, reservoir yg memilki
D

batas jari2 pengurasan


9.
PSS condition, keadaan dmn efek dari
kondisi batas reservoir mulai terasa.
10.
liquid filled pore volume, jumlah fluida
yang mengisi pori
11.
drainage radius, radius pengurasan yaitu
sejauh mana (jarak dari lubang bor) minyak yg
dapat dikuras / diambil dr reservoir
12.
radius of investigation, menggambarkan
sejauh mana (jarak dari lubang bor yg diuji)
pencapaian transient tekanan ke dalam formasi

apabila diadakan gangguan keseimbangan tekanan


akibat suatu produksi atau penutupan sumur.
13.
dietz shape factor, factor yg digunakan utk
mempelajari berbagai regime aliran dgn
memperhtungkan bentuk dr suatu reservoir
14.
const press at outer boundary keadaan
dmn system akan mencapai keadaan steady state
murni
15.
steady state condition, keadaan dimana
perubahan tekanan tidak bergantung terhadap
perubahan waktu.
16.
radial flow regime, pola aliran radial
17.
1.15 slope, slope yang terbentuk antara kurva
log t vs P pada periode infinite acting
18.
radial darcy equation ,
19.
skin factor, suatu besaran dimensionless yg
menyatakan besarnya tingkat kerusakan formasi
20.
damage vs stimulated well, damage
adalah kerusakan formasi yang menyebabkan
fluida mendapatkan restriksi ketika akan
mengalir ke wellbore. Solusi dari damage adalah
D

stimulasi sumur yaitu dengan membuat pathway


baru yang melewati zona damage sehingga
fluida tidak mengalami restriksi lagi.
21.
Wellbore storage coefficient, suatu
koefisien yang menyatakan banyaknya minyak
yang terangkat pada pressure drop tertentu.
1.
dimensionless wellbore
storage, konstanta WBS yang dapat digunakan
untuk mengetahui periode berlangsungnya WBS
2.

Duration of transient condition, periode


waktu untuk berlangsungnya periode transient
yang dapat diketahui dari penentuan t dari t dan
Dietz shape factor.
3.
duration to reach PSS condition, periode
waktu dimana periode PSS dimulai. Caranya sama
dengan diatas
4.
Late transient condition, periode waktu
transisi yang terjadi diantara transisi transient dan
PSS
5.
Type curve, log-log plot, log-log plot
digunakan untuk menganalisa akhir waktu dari
DA

efek WBS sehingga pengkarakteran reservoir


dapat dengan benar dilakukan. Type curve-nya
dapat menggunakan type Agarwal, Al-Hussainy
dan Ramey.
6.
Unit slope and its duration, unit slope
adalah periode terjadi pengaruh dari WBS dan
durasinya biasanya 1-1.5 log cycle.
7.
Agarwal-Ramey type curve, suatu metode
yang dipublish oleh Agarwal untuk mengetahui
besaran t , C dan S dengan mencocokkan kurva
log t vs log P .
8.
Effect of skin and WBS to test time, efek
dari skin akan memperlama periode WBS t = (60
+ 3.5S) C
9.
1-1.5 log cycle rule, pada umumnya periode
WBS terjadi selama 1-1.5 log cycle
10.
Pressure drop due to skin, pressure drop
karena skin akan semakin besar untuk
memperoleh q yang tetap
Total skin factor,
s : damage skin
D

s : skin karena partial completion dan slanted well


s : skin karena perforation
s : skin karena perubahan fasa dan rate
1.
skin due to formation damage, skin yg
disebabkan karena terjadi kerusakan pd formasi,
yaitu terjadi bila konduktivitas fluida di sekitar
formasi berkurang akibat turunnya permeabilitas
di sekitar sumur dari harga mula-mula di
formasinya. Type penyebabnya adalah : clay
c+

pseudo

swelling; particle plugging; pengendapan


asphaltene atau paraffin
2.
skin due to partial perforation, skin yg
disebabkan oleh perforasi sumur yang tidak
meliputi semua sisi sehingga menyebabkan aliran
turbulen
3.
skin due to partial completion, skin yg
ditimbulkan oleh partial completion sehingaa
minyak berebut untuk masuk ke lubang bor &
menyebabkan turbulence, sehingga ratenya
berkurang

4.

skin due to turbulent rate, semakin dekat


lubang bor maka rate minyak semakin cepat,
akibatnya minyak berebut untuk masuk ke lubang
bor & menyebabkan turbulence, sehingga ratenya
berkurang
5.
skin due to slanted well, skin yang
dihasilkan karena sumur yang slanted/miring
sehingga nilai skinnya negative karena densitas
perforasi menjadi semakin besar
6.

skin due to horizontal well, skin ini juga


bernilai negative karena fluida lebih mudah masuk
ke wellbore
7.
skin due to condensate build up, jika
terjadi kenaikan tekanan (build up) maka
condensate akan tetap dlm fasa cair, shg jika
permeabilitas formasi sgt kecil mk condensate dpt
menutup pori dan rate gas akan menurun atau sm
sekali tdk bs diproduksi.
8.
pressure drawdown test, pengujian yg
dilaksanakan dgn cara membuka sumur &
mpertahankan laju produksi tetap selama

pengujian berlangsung. Sebaiknya sebelum diuji


seluruh sumur ditutup utk sementara waktu agar
tekanan reservoirnya seragam.
Output : permeabilitas formasi, Skin, volume pori
1.

2.

early times region(PBU), periode awal pd


kurva horner (Pws vs log ), dmn terjadi
penyimpangan garis lurus horner yg disebabkan
karena pengaruh skin , gas hump atau efek WBS.

middle transition region, periode


pertengahan pd kurva horner dmn terbentuk garis
lurus dgn kemiringan tertentu & dpt digunakan
utk menentukan karakterisasi sumur (k, S)
3.
late times region, segmen waktu terakhir
dmn terjadi penyimpangan garis horner yg
diakibatkan oleh pengaruh batas reservoir atau
pengaruh sumur lain disekitar sumur penguji.
4.
permeability, kemampuan suatu batuan
untuk mengalirkan fluida dalam pori2nya (md)

5.

Extended Muskat analysis, analisa


pressure drawdown pada periode transient lanjut
dimana kita harus menentukan dengan trial-error.
6.
Reservoir limit testing, analisa pressure
drawdown pada periode PSS yang dapat
digunakan untuk menentukan volume reservoir.
7.
Reservoir shape
estimation, penentuannya menggunakan data
pada periode infinite acting dan PSS
1.

superposition in time, metode pada


pressure build-up
2.
superposition in space,
3.
Duhamel principle,
4.
Pressure build-up, teknik pengujian sumur
yang dianalisa dengan kenaikan pressure terhadap
waktu akibat ditutupnya sumur.
5.
Horner plot, plot antara vs Pws
Horner time,
1.
P*, adalah pendekatan nilai tekanan apabila
sumur baru dibuka atau untuk sumur yang masih

bersifat infinite acting. Nilai P* untuk sumur ini


akan sama dengan tekanan rata-rata.
average reservoir pressure, atau adalah tekanan
rata-rata yang dapat digunakan untuk karakterisasi
reservoir, penentuan cadangan dan peramalan
kelakukan reservoir tersebut.
P , tekanan dimensionless pada penentuan
tekanan rata-rata menggunakan metode MatthewsBronz-Hazebroek yang diperoleh dari grafik dengan
DMBH

input t dan reservoir shape.


MBH method, metode untuk menentukan tekanan
rata-rata dengan asumsi bahwa mobilitas dan
kompresibilitas fluida tidak bervariasi sampai sebatas
radius pengurasan; dengan kata lain tidak ada variasi
sifat-sifat fluida dan batuan reservoirnya.
1.
Early times effect on Horner plot, dari
analisa early time ini dapat diketahui efek dari
besar-kecilnya WBS, fracture dan skin
distance to fault,
DA

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Late times effect on Horner plot, dari late


times dapat diketahui pengaruh dari sumur lain
terhadap sumur yang di tes ini
Spherical flow plot,
Multiphase flow well testing,
Phase distribution in wellbore,
Fairs type curve,
Multirate testing, test pada suatu sumur
yang dilakukan dengan laju aliran yang bervariasi

two rate testing, merupakan sultiple-rate testing


yang terdiri dari hanya 2 harga laju alir
1.
Type curve matching, metode yang
digunakan untuk menganalisa hasil test tekanan
pada suatu sumur untuk mendapatkan k, s, sifatsifat antar sumur
2.
Pressure derivatives type curve, metode
yang dapat digunakan untuk menganalisa adanya
double porosity
3.
Transmissibility, parameter yang
menunjukkan kemampuan reservoir untuk
mendeliver fluida sampai ke wellbore

1.

Porosity-compressibility
product, kemampuan reservoir untuk
menyimpan fluida dalam kondisi dinamis
2.
Diagnostic plot,
3.
Multiple well testing, sekurang-kurangnya
diperlukan satu sumur aktif (produksi atau
injeksi) dan satu sumur pengamat
4.
Interference test, suatu test yang
mengikutsertakan lebih dari satu sumur pada
waktu pengujian untuk menentukan apakah
antara dua sumur atau lebih mempunyai
komunikasi tekanan sehingga dapat diperkirakan
k dan C dari sumur yang di test.
5.
Horizontal pulse testing,
6.
Vertical pulse testing,
7.
Theis curve,
8.
Kamal-Brigham method,
9.
Falade-Brigham method,
10.
Interwell properties,
11.
Storativity, kemampuan reservoir untuk
menyimpan fluida pada pori batuannya

12.
13.
14.
15.
16.

Transmissivity,
Injection pulse-Stegemeir case,
Pulse period,
Pulse cycle,
Time lag, yaitu lamanya waktu dari
berakhirnya suatu pulsa kepada waktu terjadinya
tekanan maksimum
17.
pulse amplitude,
18.
variable injection tes, uji tekanan dengan
merubah-rubah injection rate pd suatu sumur
injeksi pd interval waktu lebih dr 30-40 mnt &
mencatat tekanan pd tiap akhir waktu yg konstan.
19.
interference test in bounded
reservoir, interference test pd sumur terbatas
dmn pegujian dilakukan dgn memproduksi atau
menginjeksi ke sekurang-kurangnya 1 buah sumur
aktif & mengamati respon tekanan dasar sumur pd
sumur lain (observation well). Dianalisa dgn
menggunakan data tekanan yg tak berdimensi yg
dikembangkan oleh earlougher & ramey

20.

hydraulically fractured well test, uji


tekanan yg diakukan pd sumur dgn hydraulic
fracturing
21.
linear flow regime, flow regime, pd
log-log plot P vs t slope garis pd saat awal
bernilai , ini menunjukkan adanya aliran linear
pd vertically fractured well
22.
pseudo radial flow regime,
23.
infinite conductivity fractures, anggapan
bahwa fracture memilki permeabilitas yg tdk
terbatas
24.
uniform flux fractures, anggapan bahwa
fluida memasuki fracture dgn laju aliran yg
seragam, persatuan luas permukaan fracture
tersebut. (
pd saat awal mperlihatkan aliran linear.
25.
finite conductivity fractures, anggapan yg
memperhitungkan adanya pressure drop yg terjadi
sepanjang bidang rekahan
26.
finite flow capacity fracture, SDA istilah
lainnya aja

27.
28.

Erf & Erfc function,


1/4 slope regime, kemiringan garis pd plot
log P vs log t ternyata sm dgn (diselidiki oleh
cinco-ley et.al) bukan .
bilinear flow suatu kondisi dmn aliran terjadi
secara linear, baik pd saat fluida mengalir ke fracture
maupun dr fracture ke lubang bor.
1.
dimensionless time fracture,e
2.
dimensionless fracture conductivity,
3.

fracture length, panjang rekahan yaitu jarak


dari ujung rekahan yg satu ke yg lainnya (2X )
fracture conductivity,
Gringarten type curve,
Agarwal-Carter-Polloc Type curve,
massive hydraulic fracturing,
Mc. Kinley type curve, bertujuan untuk
menganalisa kerusakan formasi batuan disekitar
sumur dari data yang diperoleh dari uji tekanan
drawdown atau buildup
Earlougher & Kersch type curve, dapat
digunakan untuk menganalisa data tekanan yang
f

4.
5.
6.
7.
8.

9.

diperoleh dari drawdown dan buildup pada sumur


yang mempunyai wellbore storage dan skin
A.
Burdet & Gringarten type curve,
B.
Compressible fluid well testing,
C.
Al-Hussainy Real gas pseudo
pressure method,
D.
Pressure method approximation,
p
p
1

diperoleh
1.
Pressure square approximation,
p
p
diperoleh
1.
Laminar-Inertial-Turbulent,
2.
Back pressure test, test dimana sumur tidak
pernah ditutup. Sumur akan dibuka untuk rate
tertentu hingga stabil
3.
Isochronal test, test dimana sumur akan
ditutup hingga tekanannya stabil dan dibuka
rata-rata

2
1

2
2

rata-rata

4.
5.
6.

7.

untuk tiap rate pada periode tertentu. Harus ada


data extended flow.
Modified isochronal test, periode buka dan
tutup sumur sama. Harus ada data extended flow.
Well test design,
AOFP, kemampuan produksi maksimal
sumur yang di test dengan membuka tekanan
wellhead hingga sama dengan tekanan atmosfir.
Drill stem test, suatu temporary

completion yaitu, pengujian produktivitas


formasi sewaktu pemboran masih berlangsung,
pemboran dihentikan dan fluida formasi
dimasukkan melalui pipa bor. Tujuannya
mengetahui kandungan HC suatu lapisan &
menentukan karakteristik formasi (k, S, damage
ratio)
8.
repeat formation test, alat yang digunakan
untuk mengambil data dari sumur berupa
tekanan, sample dan kedalaman dengan cara
memasukkan alat kedalam sumur

9.

horizontal well test, pengujian yg dilakukan


pd sumur horizontal, karena memilki 2 pola aliran
yg berbeda (vertical radial flow & horizontal
pseudoi radial flow) maka cara analisis transient
tekanannya akan menyipang dr pola aliran radial
yg konvensional
10.
vertical radial flow regime, regime aliaran
radial pada lubang bor secara vertical yg terjadi pd
saat2 awal
11.

horizontal pseuodo radial flow, aliran


pseudo radial dari formasi dgn bidang masuk
lubang bor horizontal, terjadi pd saat lanjut.
12.
vertical permeability, permeabilitas
batuan pd arah bidang vertical
13.
geometric skin factor,
14.
mechanical skin factor, skin yang
disebabkan oleh partial completion dan perforasi.
15.
horizontal well type curve,
16.
length of horizontal section, panjang
seluruh bagian horizontal dari sumur horizontal

1.

Resources : Kandungan mineral yang


mungkin ada di dalam perut bumi yang terdiri
dari discover dan undiscover
Discovered, resources yang sudah ditemukan
tetapi belum yahu apakan bisa diproduksikan atau
tidak.
undiscovered, resources yang belum ditemukan
1.
reserves, cadangan HC yg telah ditemukan
dan masih tertinggal di dlm reservoir, dibagi
2.
3.
4.

5.
6.
7.

menjadi : proven, probable, possible


contingent resources,
prospective resources,
reservoir, media berpori permeable di dalam
tanah & ditudungi oleh lapisan impermeable,
tempat dmn HC terjebak & terakumulasi secara
alami setelah migrasi dari batuan induk.
field, daerah tempat terdapatnya beberapa
sumur yg memproduksi minyak / gas bumi.
structure, bentuk dan kondisi wadah dari
akumulasi minyak
layer, lapisan susunan batuan.

8.

range of uncertainity, range nilai yang


menyatakan apakah itu proven, probable atau
possible
9.
10. prospect, daerah yg eksplorasinya sudah
bias dilanjutkan utk tahap pengeboran
10.
11. lead,
11.
12. play,
12.
13. proved reserves, jumlah hidrokarbon
yang berdasarkan data geologi dan data engineer
dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian yang
pantas dan dapat diambil dengan menggunakan
teknologi yang ada.
13.
14. Proved:
Developed, yaitu untuk daerah dimana instalasi
fasilitas produksi dan transportasi sudah pasti dapat
dilakukan.
Undeveloped, yaitu untuk daerah dimana lokasinya
berbatasan langsung dengan daerah proved producing
yang dapat dikembangkan dengan menambah sumur
1.
15. Proved developed :

Producing, yaitu suatu daerah yang sudah


melakukan operasi produksi dengan fasilitas yang
sudah dibangun sebelumnya
Unproducing,
1.
16. Monte Carlo simulation,suatu simulasi
yang dapat menentukan cadangan dengan
menggunakan random number. Terdiri atas
distribusi segitiga dan segiempat.
2.
17. Unproved reserves: jumlah
hidrokarbon sebagai tambahan pada proved
reserves, yang berdasarkan data geologi dan
engineer mempunyai kemungkinan dapat diambil
secara komersial.
Probable, jumlah hidrokarbon yang berdasarkan
data geologi dan engineer mempunyai kemungkinan
terambil lebih besar dari kemungkinan tidak terambil
secara komersial.
Possible, jumlah hidrokarbon yang berdasarkan
data geologi dan engineer mempunyai kemungkinan
terambil secara komersial lebih rendah dari tingkat

kemungkinan terambil secara komersial dari probable


reserve.
1.
18. Reservoir types, yaitu black oil, volatile
oil, dry gas, wet gas dan retrograde
2.
19. P-T diagram of multi component
system,
3.
20. Bubble curve, kurva disebelah kiri dari
titik kritik
4.
21. Dew curve, kurva disebelah kanan titik
kritik
5.
22. Two phase region, adalah daerah
didalam envelope dimana terdapat fasa gas dan
minyak
6.
23. Fluid sampling, dapat berasal dari
sampel dari bottomhole dan sampel dari
separator. Analisa yang dilakukan dapat berupa
flash vaporization, differential vaporization dan
separator flash.
7.
24. Reservoir performance, dapat berupa
eksponensial (b=0) sangat pesimis; harmonik

(b=1) sangat optimis dan hiperbolik (0<b<1)


moderat
8.
25. Depletion strategy,
9.
26. Material Balance, withdrawal =
expansion + influx
10.
27. Decline curve analysis, yaitu
eksponensial, hiperbolik dan harmonik
dan
1.
28. Phase envelopes,
2.
3.
4.

29. Cricondenbar, see FR no 17


30. Cricondentherm, see FR no 18
31. retrograde condensation, proses
kondensasi pd FR jenis retrograde dimn apabila
tekanan diturunkan terus (akibat produksi) maka
sebagian HC akan berubah dari fasa gas menjadi
fasa cair kemudian menjadi fasa gas kembali
5.
32. equation of state, see FR no 61
6.
33. critical point, see FR no 15
7.
34. gas reservoir, reservoir yg pd saat
ditemukan HCnya berada dalam fasa gas (Pr <

Pb), dan tidak ada perubahan fasa smp


diproduksikan.
8.
35. gas condensate reservoir, reservoir yg
pd saat ditemukan HCnya berada dalam fasa gas,
tetapi ketika diproduksi (tekanan turun) sebagian
HC akan terkondensasi & membentuk condensate
di reservoir.
9.
36. GOC, perbatasan antara permukaan gas
dengan minyak
10.

37. GWC, perbatasan antara permukaan gas


dengan air.
11.
38. associated gas, disebut jg gas ikutan,
yaitu gas yg terproduksi berbarengan dengan
minyak dr solution gas yg keluar menjadi fasa gas
12.
39. non associated gas, gas yg terproduksi
dr reservoir gas (dr dlm reservoir sudah berupa
gas), pd saat diproduksi bs saja menjadi fasa gas &
fasa cair.
13.
40. ideal gas, see FR no 26

real gas, gas nyata dimana parameter PVT dan n


terdeviasi sebesar z factor dr kondisi gas ideal pada P
& T tertentu.
1.
41. undersaturated reservoir, reservoir
dmn kodisi tekanannya diatas Pb, HC dlm fasa cair
belum tersaturasi oleh gas.
2.
42. saturated reservoir, reservoir dmn
kodisi tekanannya dibawah Pb, HC fasa cair
tersaturasi oleh gas.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

43. path of production,


Dry gas reservoir, see FR no 2-6
Wet gas reservoir, see FR no 2-6
Volatile oil reservoir, see FR no 2-6
Black oil reservoir, see FR no 2-6
48. compositional model, model yang
mengakibatkan adanya perubahan komposisi pada
fluida akibat berlangsungnya produksi (penurunan
tekanan) seperti pada condensate well.
9.
49. reservoir fluid composition,
10.
50. gas oil ratio, rasio antara volume gas
dengan volume minyak dalam scf/stb.

11.

51. water oil ratio, rasio antara volume air


dengan volume minyak dalam scf/stb
12.
52. Water cut, perbandingan antara
volumeair yg terproduksi dengan volume fluida yg
terproduksi secara keseluruhan, dimensionless.
13.
53. PVT data, data yg diperoleh dr hasil uji
PVT (diferential liberation, flash liberation, CCE,
CVD) berupa data tekanan, volume, serta
temperature dr masing2 percobaan uyg digunakan
menentukan parameter P , C , R , B , B
14.
54. conventional core analysis, analisa
core yg dilakukan untuk menentukan parameter
porositas, permeabilitas, dan saturasi dr suatu
core.
15.
55. special core analysis, analisa core yg
dilakukan untuk menentukan parameter
permeabilitas relative
16.
56. cap. Press curve,
17.
57. steady state relative permeability
curves,
unsteady state relative permeability curve,
b

1.
2.
3.
4.
5.
6.

58. FVF, see FR no 10 -11


59. sweet gas, see FR no 58
60. sour gas, see FR no 59
61. reservoir model,
62. reservoir management,
63. exploration, kegiatan yg dilakukan untu
mengetahui keberadaan HC (dlm reservoir) di
suatu tempat.
7.
64. discovery,
8.
9.
10.

65. delineation,
66. development,
67. primary recovery, minyak yg diperoleh
dgn memproduksi dr reservoir secara normal dgn
bantuan energi dr reservoir itu sendiri (tanpa
metode EOR)
11.
68. secondary recovery, perolehan minyak
yg diperoleh dgn menggunakan metode pressure
maintenance dengan kata lain secara mekanik saja
seperti injeksi air.
12.
69. tertienary recovery, perolehan minyak
yang diperoleh dengan menggunakan prinsip

mekanik dan kimiawi seperti injeksi air dengan


surfactant.
13.
70. enhanced oil recovery, metode utk
meningkatkan perolehan minyak dgn
menggunakan satu atau beberapa metode yg
menggunakan energi dr luar reservoir
14.
71. plan of development, suatu blue print
mengenai fasilitas dan skenario pengembangan
lapangan yang akan dibangun.
15.

72. Thief zone, zona yang dalam injeksi air


yang dapat memfasilitasi aliran air jauh lebih
mudah dibandingkan dengan zona lain
16.
73. Water coning, suatu proses
pengembangan air dari bottom reservoir karena
adanya pressure drop yang membentuk seperti
cone.
17.
74. Gas cap reservoir, reservoir dengan
adanya akumulasi gas pada puncak strukturnya
dan minyak dibagian bawahnya
18.
75. WOC, suatu batas antara minyak dan
water dimana nilai Pc-nya = 0

19.

76. IOIP, adalah sejumlah total minyak yang


terkandung di reservoir.
IGIP, adalah sejumlah total gas yang terkandung di
reservoir.
1.
77. Cumulative production, adalah suatu
rekaman data mengenai jumlah fluida yang telah
diproduksikan dari suatu sumur.
2.
78. Recovery factor, adalah persentase
minyak yang dapat diambil dari suatu reservoir.
3.

79. Material balance method, withdrawal


= expansion + influx
4.
80. Havlena-Odeh MB method, aplikasi
dari MB dengan menggunakan straight line
5.
81. Boyle,
Charles,
Avogadro,
1.
82. Gas deviation factor, adalah suatu
besaran yang menyatakan sejauh mana gas
tersebut menyimpang dari gas ideal

2.

83. Gas composition, adalah fraksi-fraksi


yang terkandung pada gas, biasanya sampai
butana
3.
84. Mol fraction, fraksi dari suatu
komponen yang dihitung dari mol-nya
4.
85. The law of corresponding state,
5.
86. Kays mixing rule,
6.
87. Pseudo critical pressure,
Pseudo critical temperature,
1.
88. Pseudo reduced pressure,
Pseudo reduced temperature,
1.
89. Compressibility, perubahan volume
suatu fluida akibat mengalami perubahan tekanan
2.
90. Viscosity, keengganan suatu fluida untuk
mengalir
3.
91. Porosity, adalah volume pori dibagi
dengan volume batuan
4.
92. Solubility of gas in water,
5.
93. Solubility of water in gas,
6.
94. Equilibrium constants,
7.
95. Real gas entalphy,

8.
9.
10.

96. Real gas heat capacity,


97. Real gas entrophy,
98. Gross heating value BTU, adalah
besaran energi yang terkandung dalam gas
11.
99. Mollier diagram,
A.
100. Volummetric method, metode
perhitungan cadangan dengan memandang
reservoir sebagai wadah dengan geometri
sederhana tertentu.
B.

101. Depletion type reservoir, tipe


reservoir yang mengandalkan energinya pada
pengembangan gas yang terdapat di minyak.
C.
102. Water drive reservoir, tipe
reservoir yang mengandalkan energinya pada
invasi air/aquifer ke zona minyak
D.
103. Residual oil and gas
saturation, saturasi dari minyak dan gas
yang tetap akan terkandung direservoir
meskipun telah diproduksikan.

E.

104. Connate water


saturation, saturasi air ketika reservoir
mulai diproduksikan
F.
105. Initial water
saturation, saturasi air ketika reservoir baru
ditemukan
G.
106. Abandonment time,
pressure or rate, adalah suatu parameter
yang akan menandakan bahwa suatu reservoir
itu tidak lagi ekonomis untuk diproduksikan
H.
107. Tank model/Zero
dimensional model, suatu model yang
mensyaratkan apabila ada penurunan tekanan
disuatu titik, maka dititik lain tekanannya juga
akan turun secara spontan
I.
108. Reservoir performance
curve, suatu kurva yang dapat menjadi acuan
untuk mengetahui produksi sumur dimasa
mendatang dan dapat digunakan juga untuk
perencanaan EOR.

J.

109. P/Z vs Gp, suatu kurva yang


dapat digunakan untuk mengetahui IGIP
berdasarkan data produksi dengan asumsi
reservoirnya tertutup.
K.
110. Water encroachment, adalah
suatu fenomena masuknya air ke zona minyak
akibat adanya pressure drop
L.
111. Rheology equation,
M.
112. Momentum equation,
N.

113. Continuity equation,


1.
114. Conservation of mass,
1.
115. Isotropic/unisotropic medium,
2.
116. Slightly compressible fluid,
3.
117. Gas deliverability performance,
4.
118. Stabilized condition,
5.
119. Stabilized deliverability line,
6.
120. Transient deliverability line,
TEKNIK RESERVOIR
1.

1.
Resources : discovered and
undiscovered : SDA migas yang terdiri dari 2

tingkat kepercayaan yang berbeda. (1) discovered :


sudah terbukti menghasilkan produksi. (2)
undiscovered : belum ada bukti nyata. Resource
diestimasi berdasarkan studi G&G.
2.
2.
Reserves : Volume hidrokarbon yang
dapat diproduksikan dari total akumulasi
hidrokarbon yang diketahui.
3.
3.
Contingent resources : Volume
hidrokarbon yang dapat diproduksikan akan tetapi
tidak ekonomis untuk diproduksikan.
4.
4.
Prospective resources : Volume
hidrokarbon yang dapat diproduksikan dari total
akumulasi hidrokarbon yang belum diketahui.
5.
5.
Reservoir : Formasi batuan di bawah
permukaan yang menyimpan akumulasi moveable
HC yang terperangkap oleh batuan impermeable,
water barrier, ataupun perangkap geologi. Dan
memiliki system single-pressure tersendiri.
6.
6.
Field : Sebuah areal yang terdiri dari
satu sampai dengan beberapa reservoir. Wilayah
ini dikelompokan berdasarkan jenis

struktur&stratigrafi geologi. Dapat memiliki


reservoir lebih dari satu.
7.
7.
Structure : Suatu susunan geologis yang
terbentuk dari deformasi kerak bumi, seperti
patahan, lipatan, dan erosi. Sehingga membuat ciri
khas tersendiri bagi struktur tersebut.
8.
8.
Layer : Sebuah lempeng batuan
reservoir. Bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh
lempeng lainnya dalam jangkauan komunikasi
hidrolik secara vertikal.
9.
9.
Range of Uncertainty : Rentang
ketidakpastian dari data
10.
10. Prospect : Cadangan HC yang memiliki
kepercayaan tinggi. Siap untuk dilakukan
pengeboran.
11.
11. Lead : Cadangan HC yang sudah cukup
potensial untuk dilakukan pengeboran, tetapi
masih perlu beberapa data tambahan supaya
perhitungan cadangan lebih akurat, dan mencapai
golongan prospect.

12.

12. Play : Cadangan HC yang dinilai akan


menjadi potensial, tetapi masih memerlukan studi
lebih lanjut, untuk mencapai golongan lead atau
prospect.
13.
13. Proved Reserves : Volume hidrokarbon
yang dapat diproduksikan dari total akumulasi
hidrokarbon yang diketahui dengan tingkat
kepercayaan tinggi
14.
14. Proved : Developed and
Undeveloped : Cadangan yang dapat
diproduksikan dalam waktu dekat tanpa
tambahan biaya yang tinggi/cadangan yang
membutuhkan eksploitasi lebih lanjut sebelum
dapat diproduksikan
15.
15. Proved developed : producing and
nonproducing : Cadangan yang sudah
diproduksi / Cadangan yang belum diproduksi
akibat masalah teknis (sand problem, dll).
16.
16. Monte carlo simulation : Sebuah
metode untuk menganalisa suatu kegiatan yang

mempertimbangkan kemungkinan dari setiap


elemen proyek tersebut.
17.
17. Unproved reserves : probable and
possible : Volume hidrokarbon yang dapat
diproduksikan dari total akumulasi hidrokarbon
yang diketahui dengan tingkat kepercayaan
rendah akibat dari belum lengkapnya data.
18.
18. Reservoir types : Dry gas, wet gas,
retrograde condensate, black oil, volatile oil.
19.

19. Two phase region : Daerah yang berada


dalam kondisi dua fasa. Dibatasi dengan garis
bubblepoint line dan dewpoint line
20.
20. Reservoir Performance : Performa
suatu reservoir yang dinilai dari kemampuannya
mengalirkan fluida dalam jangka waktu tertentu
21.
21. Depletion strategy : Strategi yang
diciptakan untuk memaintain tekanan reservoir.
Seperti pada sumur yang mengandung minyak dan
gas, pada umumnya, minyak lebih dahulu
diproduksi, supaya gas cap dapat menjaga tekanan
reservoir supaya tidak cepat drop.

22.

22. Material balance : Metode analisa


massa dimana massa masuk massa keluar =
massa akumulasi.
23.
23. Decline curve analysis : Analisa profil
penurunan produksi untuk menentukan performa
sumur di masa depan
24.
24. Critical point : Kondisi di mana tidak
dapat ditentukannya jenis fasa zat yang
bersangkutan.
25.

25. Path of production : Sejarah profil


produksi dari sebuah sumur
26.
26. Compositional model : Model fluida
yang terdiri atas komponen-komponen dengan
sifatnya masing masing.
27.
27. Reservoir fluid composition :
Komposisi fluida yang berasal dari reservoir.
Umumnya, selain HC (gas dan minyak), komposisi
fluida yang terproduksi dapat berupa air formasi,
CO2, H2S, asphaltenes, resins, dan paraffin.
28.
28. Water cut : Rasio antara volume air
terproduksi dan volume produksi total

29.
30.

29. WOR : Rasio antara air dan minyak


30. PVT data : Data yang diperoleh dari
pengujian PVT cell. Pada umumnya data berupa
komposisi zat yang diuji, serta sifat-sifat fisiknya
(FVF, Rs, viskositas).
31.
31. Conventional core analysis :
Pengujian dari core yang dapat menghasilkan sifat
petrofisik reservoir seperti porositas, grain
density, permeabilitas horizontal, saturasi fluida,
dan deskripsi litologi.
32.
32. SCAL : Analisa core yang menghasilkan
data di luar conventional core analysis
(permeabilitas relative, wettability, resistivity, dan
tekanan kapiler).
33.
33. PC curve : Kurva yang menunjukan
hubungan saturasi dengan tekanan kapiler
34.
34. Steady state and unsteady state rel
perm curves
35.
35. Reservoir model : Sebuah model
reservoir yang dibuat dalam sebuah program
simulator. Dibuat dari kombinasi peta geologi,

kemudian ditambahkan data dari batuan, fluida,


dan inisialisasi.
36.
36. Reservoir management : Kegiatan
mengoptimalkan eksploitasi HC dari reservoir
37.
37. Exploration : Dilalukan untuk mencari
daerah prospek migas. Melalui beberapa tahapan
seperti studi seismic dan interpretasi geologi.
38.
38. Discovery : Penemuan hidrokarbon pada
sumur eksplorasi.
39.

39. Delineation : Usaha memastikan


minyak yang terdapat di reservoir dengan
mengebor keluar dari sumur eksplorasi yang
berhasil.
40.
40. Development : Usaha untuk
mengembangkan lapangan migas melalui optimasi
perolehan HC, diimbangi dengan pengeluaran
yang ekonomis
41.
41. Primary recovery : Metode
pengambilan hidrokarbon dengan solution gas
drive, gravity drainage, rock expansion, water
drive, dan gas cap expansion

42.

42. Secondary recovery : Metode


pengambilan hidrokarbon dengan waterflooding
atau pressure maintanance
43.
43. Tertiary recovery : Metode
pengambilan hidrokarbon dengan
chemical/miscible/thermal flooding
44.
44. EOR : Suatu metode perolehan minyak
selain menggunakan pompa ataupun naturally
driven. Beberapa di antaranya waterf, chemical,
miscible, dan thermal flooding
45.
45. POD : Sebuah rencana kerja untuk
mengembangkan lapangan yang dikelola oleh
suatu perusahaan. Rencana tersebut mencakup
dari studi G&G, karakteristik reservoir, rencana
produksi, dan
46.
46. Thief zone : Zona yang seringkali
menyebabkan terjadinya lost circulation, karena
memiliki nilai porositas dan permeabilitas yang
besar.
47.
47. Water coning : Naiknya air ke dalam
zona perforasi paling bawah. Aliran air tersebut

menyerupai kerucut sehingga di sebut water


coning. Dapat terjadi karena peletakan zona
perforasi terlalu dekat dengan GWC.
48.
48. WOC : batas antara air dan minyak
49.
49. GOC : batas antara gas dan minyak
50.
50. GWC : batas antara gas dan air
51.
51. Real gas : Gas ideal memiliki suatu
kondisi standar, di mana asumsi tersebut jauh dari
kondisi nyata. Karena itu, terdapatlah gas nyata,
yang menyisipkan factor deviasi gas sebagai
koreksi dari gas ideal.
52.
52. Boyle, Charles, Avogadro Laws :
Boyle (PV=c, T konstan), Charles (V/T=c, P
konstan), Avogadro (@P&T sama, n = konstan)
PV = nRT
53.
53. Gas composition : Komposisi dari suatu
campuran gas diekspresikan sebagai fraksi mol,
fraksi volume, atau fraksi berat dari setiap
komponen.

54.

54. Mol fraction : Rasio antara volume dari


suatu komponen pada SC dan volume total dari
campuran pada SC.
55.
55. Kays mixing rule : Fluida campuran
memiliki sifat yang sama dengan komponennya
dikali presentase komposisi komponen tersebut.
56.
56. Ppr & Tpr : Kondisi pseudo reduced
dimana seluruh gas memiliki sifat yang sama
dalam kondisi pseudoreduced.
57.

57. Porosity : Persentase besarnya volume


pori terhadap volume bulk batuan
58.
58. Solubility of gas in water : Harga
kelarutan volume cuft gas dalam bbl air.
59.
59. Solubility of water in gas : Harga
kelarutan volume lbm air dalam MMSCF gas.
60.
60. Equilibrium constants : Representasi
dari distribusi komponen suatu system gas dan
cairan. Berupa perbandingan antara fraksi mol
komponen pada fasa gas dan fraksi mol komponen
pada fasa cair

61.

61. Real gas enthalphy : Total energi yang


terdapat pada suatu fluida, yaitu jumlah energi
dalam dengan tekanan dikali volume.
62.
62. Real gas heat capacity : Besarnya
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature sampel sebesar 1 C.
63.
63. Real gas entropy : Besaran untuk
mengukur kekacauan pada tingkat mikroskopis
pada gas nyata
o

64.

64. Mollier diagram : Diagram yang


menunjukan hubungan antara entalpi dan entropi
65.
65. Volumetric method : Metode
perhitungan IGIP dengan menggunakan
persamaan volumetric. G = 7758 Ahpor(1-Swi)/Bgi
66.
66. IOIP, IGIP : Besarnya isi awal oil/gas di
tempat
67.
67. Cumulative production : Jumlah
cadangan gas yang berasal dari besanya produksi
gas awal dikurangi gas sisa
68.
68. Recovery factor : Besarnya faktor
perolehan dari suatu cadangan.

69.

69. Material balance method : Metode


analisa reservoir dengan menggunakan prinsip
keseimbangan massa.
70.
70. Havlena Odeh MB method : Metode
penentuan IOIP dengan menggunakan plot.
71.
71. Depletion type reservoir : Reservoir
yang telah mengalami penurunan tekanan akibat
produksi.
72.
72. Water drive reservoir : Reservoir yang
memiliki mekanisme pendorong berupa aquifer.
73.
73. Residual oil and gas saturation :
Besarnya saturasi oil/gas sisa yang sudah tidak
dapat diperoleh kembali
74.
74. Initial water saturation : Besarnya
nilai saturasi air mula-mula yang terperangkap
dalam batuan sebelum minyak bermigrasi.
75.
75. Abandonment time, pressure or
rate : Suatu besaran waktu, tekanan, atau laju
alir, pada saat kondisi reservoir pada keadaan
abandonment. Yaitu, sumur siap ditinggalkan
karena dinilai tidak ekonomis lagi.

76.

76. Tank model/zero dimensional


model : Model sumur yang diperoleh dari peta
top struktur dan isopach, supaya dapat dihasilkan
wadah bervolume dari reservoir yang akan
disimulasikan.
77.
77. Reservoir performance curve :
Sebuah kurva yang menunjukan performa
reservoir untuk memproduksi HC pada tekanan
tertentu.
78.

78. P/Z vs GP : Salah satu metode untuk


menentukan nilai IGIP dengan memplot P/Z vs
GP sampai memotong garis y=0.
79.
79. Water encroachment : Perembesan air
aquifer ke dalam reserwvoir.
80.
80. Rheology equation : Persamaan yang
menggambarkan sifat fluida yang mengalir.
81.
81. Momentum equation : Persamaan yang
menggambarkan momentum yang dimiliki oleh
suatu benda.
82.
82. Continuity equation : Persamaan
kontinuitas

83.

83. Conservation of Mass : Hukum


kekekalan massa. Pada hukum ini berlaku mass
rate in mass rate out = rate of accumulation
84.
84. Isotropic/unisotropic medium : Iso
merupakan media yang memiliki keseragaman
sifat fisik di segala arah. Aniso merupakan
media yang memiliki variasi sifat fisik di tiap titik.
85.
85. Slightly compressible fluid : Fluida
yang nyaris tidak dapat dikompresi.
86.

86. Gas deliverability performance :


Suatu kurva yang menunjukan kemampuan
reservoir untuk menyalurkan gas dalam jangka
waktu yang ditentukan
87.
87. Stabilized condition : Kondisi yang
menunjukan kestablian dari laju alir, saat sumur
dialirkan dengan suatu nilai bukaan choke
tertentu.
88.
88. Stabilized deliverability line : garis
yang mengambarkan performa sumur (IPR) pada
kondisi PSS.

89.

89. Transient deliverability line : garis


yang mengambarkan performa sumur (IPR) pada
kondisi transient.
A.
121.
Teknik produksi
1.

PI, suatu parameter yg menyatakan besarnya


index produktivitas sumur, besarnya rate yg
dihasilkan setiap penurunan tekanan.

2.

IPR, aliran dr dlm reservoir ke sumur disebut


dgn inflow performance; jd IPR adaldh plot kurva
yg menyatakan hubungan antara Pwf dgn floaw
rate, Q
skin factor, see tekres A no19
Well head pressure, tekanan yg diukur pd
wellhead, jika sebagai nodal maka inflow : ;
outflow :
bottomhole flowing pressure, tekanan alir
dasar sumur
tubing flow performance, plot yg
menggambarkan kinerja tubing pd kedalaman

3.
4.

5.
6.

tertentu dgn variasi parameter ukuran tubing,


GLR, Q & WC.
7.
Gas lift, suatu metode pengangkatan minyak
dgn jln menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke
dlm annulus & mencampurkannya di kedalaman
tertentu dgn fluida produksi sehingga laju alirnya
dpt meningkat.
8.
ESP, metode pengangkatan minyak dgn
menggunakan rangkaian pompa yg terdiri dr
pompa, seal section, electric motor, kabel,
switchboard, transformator.
Pompa : terdiri atas impeller & diffuser, seal
section / protector : utk menyamakan tekanan dlm
motor dgn tekanan tenggelamnya pompa dlm sumur
1.
well naturally flow,. Sumur yg mengalir ke
permukaan secara alamiah dgn bantuan energi dr
reservoir itu sendiri
2.
artificial lift method, metode pengngkatan
buatan untuk membantu mengangkat minyak ke
permukaan dgn bantuan energi dr luar reservoir
shg rate dpt meningkat.

3.
4.

skin factor, see tekres A no19


liquid working level, aras fluida kerja,
batas kedalaman dimana pompa harus
ditenggelamkan pd kedalaman tertentu
5.
separator, see FR no 73
6.
hydrocyclone, suatu metode untuk
memisahkan elemen pengotor(air) dari minyak
7.
floatation, metode pemisahan minyak-air
dgn menginjeksikan droplet2 gas ke dalam liquid
sehingga droplet gas akan membantu mengangkat
minyak ke atas.
8.
heater treater, alat yg digunakan utk
memisahkan emulsi minyak-air dgn cara
dipanaskan pd suhu tertentu
9.
flowline, pipa utk mengalirkan fluida
produksi dr wellhead ke tempat
pengolahan/pemisahan (stasiun produksi).
10.
darcy, satuan utk permeabiitas; org yg
menemukan persamaan utk aliran fluida pd media
berpori.
11.
Weymouth,

12.
13.
14.

panhandle,
flow efficiency,
compressor, alat yang digunakan untuk
menaikkan tekanan alir pada gas
15.
pompa, pompa (hidrolik); metode artificial
lift dmn energi yg diperlukan utk operasi unit
pompa di bawah permukaan diberikan secara
hdrolik dgn memompakan power fluid (cairan yg
bertekanan tinggi) utk menyalurkan energi; ada 2
macam : pompa torak hidrolik & jet pump
16.
jet pump, fluida bertekanan tinggi yg
diberikan oleh pompa permukaan dialirkan
melalui nozzle utk memberikan kecepatan tinggi
(jet), jd merubah energi potensial ke energi kinetis
17.
SRP, Pompa angguk, terdiri dr motor, surface
unit, subsurface unit & stang (sucker rod);
prinsip kerja : gerakan berputar dr motor
ditransmisikan oleh surface unit (counterweight)
menjadi gerakan naik-turun pd rod & diteruskan ke
subsurface unit (plunger) shg terjadi penekanan dan

efek pangisapan (drawdown di sekitar lubanag bor)


sehingga fluida dpt terangkat keatas
1.
Gas Lock, efek yg terjadi jika gas masuk ke
dalam pompa , pd ssat turun terdapat gas , lalu
dimampatkan, pd saat naik gas akan menghalangi
valve shg tdk bs terbuka dan produksi terhenti.
2.
rod pump, sm dgn no 25
3.
dynagraph, gambar kurva yg dihasilkan oleh
dynamometer yg digunakan utk menganalisa

4.
5.
6.

7.

efisiensi pompa. Prinsip kerja : dgn mencatat


gerakan & beban di polished rod selama siklus
pompa
heading,
point of injection depth, adalah titik atau
dimana injeksi gas, pada gas lift, dilakukan
pressure drop in pipe, kehilangan tekanan
pd aliran fluida dlm pipa (bs disebabkan oleh
jarak, friksi, elevasi, belokan/sudut, dll)
jenis SRP, (1) conventional : dgn titik pusat
putaran tuas di tengah walking beam); (2) mark
II : titik pusat putaran tuas diujung walking beam;

(3) air balance : titik pusat putaran tuas diujung


walking beam
8.
gas hydrate,
9.
gravity settling, metode pemisahan
pemisahan minyak-air dengan pinsip gravitasi,
efektif untuk pemisahan droplet cairan yg besar.
10.
GOR, rasio antara volume gas dgn vol minyak
11.
GLR, rasio antara volume gas dgn vol liquid
12.
ID, inside diameter; OD, outside diameter;
13.
14.
15.

pressure gradient of fluid,


flowing pressure gradient,
acidizing, metode stimulasi dgn cara
menginjeksikan asam tertentu ked dlm reservoir
di bawah tekanan rekahnya shg asam bereaksi dgn
formasi dgn tujuan memperbaiki permeabilitas
formasi yg rusak (damage)
16.
gravel pack, metode penanggulangan pasir
dgn cara menempatkan diniding pasir dgn screen
atau gravel dgn ukuran tertentu di sumur
17.
sand control, penanggulangan produksi
pasir dgn metode2 tertentu (mengendalikan

produksi sumur, gravel pack, pengendalian secara


kimiawi, fracpac)
18.
commingle, system completion dmn sumur
memproduksi dr dua zona yg berbeda; diantara
zona disekat dgn packer, fluida diproduksi
terpisah melalui annulus dan tubing, atau
diproduksi bersama dgn menggunakan choke atau
sliding sleeve.
19.
perforation, lubang yg sengaja dibuat dgn
perforated gun pd lubang sumur shg terbentuk
lubang yg menembus casing dan formasi smp
kedalaman tertentu yg digunakan sbg jalan masuk
minyak ke lubang sumur.
20.
mesh, inch, ukuran saringan (screen) yg
menyatakan banyaknya lubang per in
21.
hydraulic fracturing, pelaksanaan
stimulasi dengan menggunakan tekanan fluida
pada permukaan batuan agar terjadi rekahan.
Dengan melanjutkan tekanan fluida tersebut akan
melebarkan rekahan dari sumur ke dalam formasi
yang kemudian pada fluida tersebut nantinya
2

menutup akan terganjal dan aliran yang melalui


proppant yang berpermeabilitas besar dapat
memperkecil kehilangan tekanan terhadap aliran
slurry dengan proppant dan flush.
22.
completion fluids, fluida yg digunakan
untuk menahan tekanan reservoir (killing fluid)
tetapi harus jg mencegah terjadinya formation
damage.
23.
gravel size,
24.

tubing, pipa produksi dgn ukuran grade


tertentu ; casing, selubung dgn grade dan ukuran
tertentu yg digunakan utk menahan tekanan dr
formasi (mencegah runtuhnya dinding lubang bor)
25.
slip velocity, perbedaan kecepatan antara
fluida fasa ringan dgn fasa berat.
26.
intermitten gas lift, gas diinjeksikan secara
terputus-putus melalui cycle/timer controller shg
menyebabkan naiknya suatu slug (kolom cairan)
berkat dorongan gas yg diinjeksikan tadi
27.
pola aliran antara gas & liquid pd
pipa :

bubble (gelembung gas kecil2);


plug (kolom gas kecil2);
slug (kolom gas yg besar),
annular flow gas & liquid mengalir secara terpisah
membentuk anular)
1.
condensation, proses pengembunan /
perubahan fasa dari gas menjadi cair dgn cara
penurunan tekanan atau temperature di bawah
dew point
2.
3.

FWKO, adalah salah satu jenis separator


water content in gas, banyaknya
kandungan air pd gas yg menentukan kualitas
suatu gas (max 7 lbm H O/ MMScf)
boiler, pemanas ??
choke, valve untuk mengatur rate atau
tekanan pd pipa
pengasaman, see no40
mesh, see no 45
water cut, rasio antara volume water yg
terproduksi dengan total volume fluida produksi
2

4.
5.
6.
7.
8.

9.

water coning, aquifer yg berbentuk kerucut


menuju wellbore karena adanya efek pengisapan
(akibat press drop) di wellbore
10.
fingering, pola aliran yg membentuk pola
menjari (bercabang) yg disebabkan karena
ketidakstabilan alran pd front. (misal visk rendah
mendesak visk tinggi)
11.
pressure loss, kehilangan tekanan??
12.
flow pattern, pola aliran suatu fluida; di pipa
(bubble, plug, slug, anular, mist, dll); di porous
media (linear, radial, spherical,dll)
13.
slug flow, pola aliran pd pipa dmn gas
membentuk kolom2 yg besar yg mampu
mendorong fasa liquid..
teknik bor
1.
2.
3.
4.

hoisting system
rotating system
weight indicator,
cutting, potongan kecil / serpihan batuan yg
berasal dr hasil pengikisan (pengeboran) oleh bit

5.

stabilizer, bagian dr NHA yg nerfungsi utk


menjaga keseimbangan bit dan drill collar did lm
lubang bor selama operasi pemboran.
6.
centralizer, alat yg terdiri dr susunan plat2
yg bertumpu pd dua cincin, berfungsi untuk
menempatkan casing di tengah2 lubang bor
sehingga dperoleh jarak yg sama antara casing &
dinding lubang bor.
7.
scratcher, alat yg digunakan utk
membersihkan / melepaskan mud cake dr formasi
agar semen dpt melekat langsung ke formasi.
8.
gel strength, ukuran gaya tarik-menarik yg
static dr fluida pemboran
9.
yield point, bagian dr resistensi utk mengallir
oleh gaya tarik-menarik antar partikel. Atau
ukuran gaya tarik-menarik yg dinamik.
10.
plastic viscosity, bagian dr resistensi utk
mengalir yg disebabkan oleh friksi mekanik
11.
bentonite, lempung yg komponen utamanya
mineral montmorilonte yg jika terkena air akan
mengembang; digunakan terutama utk Lumpur

pengeboran. Umum digunakan utk membuat


koloid inorganic utk mengurangi filter loss & tebal
mud cake. Dpt menaikkan viskositas & gel
12.
barite, mineral (barium sulfat, BaSO ) yg
biasanya digunakan sebagai bahan pemberat
Lumpur pengeboran; tidak berwarna, berbintikbintik, atau bergaris putih, tidak keras serta sukar
bereaksi.
13.
contaminant removal, suatu peralatan yg
4

berfungsi utk membersihkan fluida pemboran yg


keluar dr lubang sumur setelah disirkulasikan
shale shaker, berfungsi utk memisahkan cutting
berukuran besar dr fluida pemboran
degasser, berfungsi utk memisahkan gas dr fluida
pemboran secara terus-menerus
desander, berfungsi utk memisahkan pasir dr fluida
pemboran.
Desilter, berfungsi utk memisahkan partikel yg
ukurannya lebih kecil dr pasir.

1.

Lumpur, fluida yg berupa suspensi clay dan


material lainnya dlm air yg digunakan sebagai
flida pemboran
2.
mud cake, lapisan partikel2 besar fluida
pemboran yg tertahan di permukaan batuan.
3.
slip velocity, perbedaan kecepatan antara
light weight phase dgn heavy weight phase
4.
bingham Plastic, model rheology fluda nonnewtonian dmn sebelum terjadi aliran harus ada
minimum shear stress, yg melebihi suatu harga
minimum yg disebut yield point.
Note : setelah melewati yield point maka
penembahan shear stress akan membuat
penambahan shear rate yg sebanding dgn , yg
disebut plastic viscosity.
1.
hidrolika, (konsep hidrolika pd bit),
mengoptimasikan aliran Lumpur pd bit
sedemikian rupa sehingga dpt membantu laju
penembusan (penetration rate)

2.

laminar flow, pola aliran fluida dmn gerak


aliran partikel2 fluida yg bergerak pd rate yg
lambat gerakannya teratur & sejajar dgn aliran
turbulent flow, pola aliran fluida dmn fluida
bergerak dgn kecepatan yg lebih besar dan partike2
fluida bergerak pd garis2 yg tidak teratur shg tdapat
aliran berputar (Eddie current) dan shear yg terjadi
tidak teratur.
NRe : laminar (2000) < transisi < turbulent (3000)
1.

Fann VG viscometer, alat untuk


menentukan parameter2 rheology Lumpur
(Apparent viscosity, Plastic viscosity, yield point,
gel strength) yg menggambarkan kelakuan fluida
non-newtonian
Prinsip kerja : dgn mengaduk / memutar lumpur dgn
rotor pd RPM tertentu lalu simpangannya dicatat.
1.
Marsh funnel, alat untuk memonitor
perubahan viskositas Lumpur secara singkat.

Prinsip : dengan mencatat waktu yg diperlukan


sample Lumpur utk mengalir keluar dr marsh funnel
sebanyak 1 quartz (946 ml)
1.
filtration press, HPHT; alat yg digunakan
utk mempelajari sifat filtration / water loss
Lumpur pemboran pd tekanan & temperature
tinggi.
Prinsip : memanaskan Lumpur pd sel dgn
temperature dan tekanan tinggi, setelah selesai (bleed
off) ukur volume filtrate dan ketebalan mudcakenya.
1.
BHHP (Bit Hydraulic Horse
Power), prinsip dr metode ini menganggap
bahwa semakin besar daya yg disampaikan fluida
terhadap batuan maka semakin besar pula efek
pembersihannya. Metode ini berusaha utk
mengoptimumkan HP yg dipakai bit dr HP pompa
di permukaan
BHI (Bit hydraulic impact), semakin besar
impact (tumbukan sesaat) yg diterima batuan formasi
dr Lumpur yg dipancarkan oleh bit, maka semakin

besar pula efek pembersihannya. Metode ini berusaha


utk mengoptimumkan impact pd bit
JV (jet velocity), semakin besar rate yg terjadi di bit
maka semakin besar efektivitas pembersihan dasar
lubang. Metode ini berusaha utk mengoptimumkan
rate pompa supaya rate di bit maksimum.
1.
well kick, peristiwa masuknya fluida formasi
kedalam sumur sehingga menyabkan kenaikan
tekanan secara mendadak pd kolom Lumpur
pemboran yg disirkulasikan karena adanya
tekanan dr formasi yg lebih besar
2.
pressure control, metode pengendalian
tekanan ketika terjadi kick.
3.
SIDPP, (Shut In Drill Pipe Pressure);
besarnya pressure pd DP ketika sumur ditutup; bs
dibaca langsung pd alat pengukur tekanan di stand
pipe.
SICP, (Shut in Casing Pressure); besarnya pressure
pd casing ketika sumur ditutup; bs dibaca langsung
pd alat pengukur tekanan di permukaan casing.

1.

abnormal formation, formasi yg memilki


tekanan lebih besar dari yg diperhitungkan pd
gradient hidrostatik.
2.
Fulcrum, prinsip fulcrum menunjukkan
penempatan stabilizer di dekat bi akan
memperkecil jarak tangential dr bit; ketika ada
pembebanan stabilizer akan menjadi titik tumpu
peralatan & memberikan efek menggeser pd bit
shg memperbesar sudut kemiringan.
Pendulum, prinsip pendulum memperlihatkan bila
jarak titik tangential diperbesar dgn menempatkan
sstabilizer lebih jauh dr bit, maka gaya gravitasi
cenderung menarik bit kearah sumbu vertical lubang;
efek ini menyebabkan sudut kemiringan mengecil
1.
downhole motor, motor yg digunakan utk
menggerakkan bit; penggerak utamanya adalah
aliran fluida Lumpur pemboran yg dipompakan dr
permukaan menuju motor melalui drill string.
2.
tipe pemboran berarah,

A.

B.
C.
D.
E.
F.

i.
shallow deviation type, KOP
terletak di kedalamn yg tidak begitu jauh dr
permukaan tanah.
ii.
Deep deviation type, KOP
terletak jauh di dalam permukaan tanah
iii. Return to vertical type, mula2
belok ditempat dangkal lalu kembali ke vertikal
MWD, (Measurement While Drilling);
LWD, (Logging While Drilling);

Knuckle joint, suatu rangkaian drill


string yg diperpanjang dengan sendi peluru, yg
memungkinkan perputaran bersudut antara
drill string dgn bit..
G.
JAR,
H.
steerable system, system pemboran
yg dapat dikontrol arah pemborannya secara
langsung ketika melakukan pemboran; ada 2
jenis yaitu sliding mode (dengan DHDM), dan
rotary motor (DHDM & rotary table.
I.
geosteering system,

J.

inklinasi, besarnya sudut yg


terbrentuk antara bagian BHA yg miring, dgn
garis vertical pd titik awal interval.
K.
azimuth, sudut yg menunjukkan kmn
arah pemboran berlangsung (arah mata angin)
L.
dog leg, belokan pd pipa yg disebabkan
oleh kemiringan / sudut yg tajam
M.
PDM, (Positive Displacement Motor)
digerakkan oleh pompa Moineau dgn rotor
berbentuk helicoidal yg berperan sbg rotor
tersekat did lm stator.
N.
End Of Curve,
O.
Drag, beban yg arahnya berlawanan
dgn arah drill string akibat adanya gaya gesek
antara drill string dgn lubang bor; semakin
besar sudut kemiringan semakin besar beban
drag.
P.
critical buckling force, gaya
minimum yg menyebabkan pipa melengkung /
tertekuk.

Q.

BHA, serangkaian kombinasi perlatan


bawah permukaan yg dipasang pd rangkaian
drill stringshg diperoleh suatu performansi yg
baik dlm bentuk kemiringan atau arah dr
lintasan lubang bor.
R.
build up rate, besarnya laju
pertambahan sudut setiap pertambahan
kedalaman ( / 100 ft)
S.
clearance,
o

T.

gravity platform, fixed platform dmn


struktur tiang pancangnya terbuat dr beton
bertulang yg berongga, dan terdapat tangki2
pemberat yg melekat pd ujung bawah tiang
pancang
U.
fixed platform, jenis platform yg
konstruksinya tetap, tidak bias dipindah2kan.
V.
jackup platform, unit pemboran yg
dapat mengngkat dirinya sendiri, dpt
berpindah dr satu lokasi ke lokasi lain dgn
bantuan kapal penarik; ada 2 type,
independent leg & mat supported

W.

submersible platform, unit


pemboran dgn kolom penstabil; setelah
mencapai lokasi maka bagian kolomnya
ditenggelamkan sampai menyentuh dasar laut.
X.
semi-submersible platform, sama
seperti submersible, tetapi di lokasi pemboran
kolom dtenggelamkan sebagian, utk menjaga
kestabilan digunakan mooring system; ada 2
jenis yaitu pontoon dan twin hull
Y.

guyed tower, jenis fixed platform yg


berupa struktur baja yg bertumpu di atas
landasan baja. Utk menjaga posisi tegak
struktur penyangga terikat dgn puluhan kabel
baja yg dipancangkan ke dasar laut
i.
Hoisting system, berfungsi
untuk menyediakan fasilitas untuk
mengangkat, menahan dan menurunkan
drillstring, casing string dan perlengkapan
bawah permukaan lainnya dari dalam
sumur atau ke luar sumur. Komponen

ii.

iii.

iv.

v.

utamanya ialah derrick dan substructure,


block dan tackle, drawwork
Rotating system, adalah
semua peralatan yang digunakan untuk
mentransmisikan putaran meja ke bit yang
terdiri atas swivel, Kelly, rotary drive, rotary
table dan drill string.
Circulating system, berfungsi
untuk mengangkat serpihan cutting dari
dasar sumur ke permukaan.
Blow out preventer, adalah
peralatan yang diletakan tepat diatas
permukaan sumur untuk menyediakan
tenaga untuk menutup sumur bila terjadi
kenaikan tekanan dasar sumur yang tibatiba dan berbahaya selama operasi
pemboran
Power system, merupakan
sistem penyedia daya bagi keseluruhan alat
dalam operasi pemboran. Biasanya berasal
dari diesel-engine berdaya 1000 3000 HP

vi.

vii.

viii.

ix.

Rat hole, lubang berselubung


disamping derrick atau mast di rig floor
untuk meletakkan Kelly pada saat tripping
in ataupun tripping out
Mouse hole, lubang
berselubung disamping rotary table di
lantai rig untuk meletakkan drill pipe,
untuk disambungkan ke Kelly dan drill
stem.
Rotary table, peralatan yang
berfungsi untuk memutar dan dipakai
untuk menggantung drill string yang
memutar bit di dasar sumur.
Drawwork, alat yang digunakan
dalam mekanisme hoisting system pada
rotary drilling rig. Fungsi dari drawwork:
a.
i.
merupakan
rumah dari gulungan drilling line
b.
ii.
meneruskan
daya dari prime mover ke drill string ke
rotary drive sprocket, ke catheads

c.

Kelly, adalah rangkaian


pipa yang pertama dibawah swivel.
Bentuknya segi enam untuk putaran
pada rotary table.
d.
Drill pipe, adalah pipa
baja yang digantung dibawah Kelly. DP
dipasang pada bagian atas dan tengah
drill stem
e.
Drill collar, adalah pipa
baja penyambung berdinding tebal yang
terletak dibagian bawah drill stem,
diatas bit. Fungsi utamanya untuk
menambah beban yang terpusat pada
bit.
f.
Drill stem,
g.
Drill string, keseluruhan
rangkaian pipa pemboran meliputi DP,
DC dan drill stem
h.
Bit (diamond, tricone,
PDC), merupakan ujung dari drill
string yang menyentuh formasi, diputar

dan diberi beban untuk menghancurkan


serta menembus formasi.
Diamond bit : bit yang dipasangi butir-butir intan
sebagai penggeruk pada matriks besi. digunakan
untuk formasi yang keras dan round trip-nya lebih
sedikit
1.
WOB, weight on bit, yaitu beban yang harus
diberikan kepada bit, biasanya 2/3 dari
keseluruhan berat drill string
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Torsi,
Hookload,
RPM, besarnya daya putaran pada rotary table
untuk memutar drill string
Rate of penetration, kemampuan bit untuk
menghancurkan batuan
Swivel, alat yang berfungsi sebagai penahan
beban drillstring dan bagian statis yang
memberikan drillstring berputar.
Mud hose,
Stand pipe,
Round trip,

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Top drive drilling,


Weight indicator,
Cutting,
Stabilizer,
Centralizer,
Scratcher,
Gel strength,
Yield point,
Plastic viscosity,

Bentonite,
Barite,
Shale
shaker,desander,desilter,degasser,
22.
Lumpur,
23.
Mud cake,
24.
Slip velocity,
25.
Bingham plastic,
26.
Hidrolika,
27.
Laminer/turbulent flow,
28.
Fann VG viscometer,
29.
Marsh funnel,

30.
31.
32.
33.
34.
35.

36.

Filtration press,
BHHP, BHI,JV,
Well kick,
Pressure control,
SIDPP,SICP,Abnormal formation,
Driller method, menggunakan prinsip
tekanan DP dibuat konstan dengan mengatur
valve pada casing. Lumpur belum diganti ketika
proses pengeluaran kick terjadi.

Batch method, lumpur sudah langsung


diganti ketika proses pengeluaran kick
berlangsung
37.
Concurrent method,
38.
Burst, suatu kondisi dimana tekanan didalam
pipa lebih besar daripada tekanan di annulus
39.
Collapse, adalah tekanan eksternal yang
diperlukan untuk menyebabkan yielding pada DP
atau casing
40.
Trip margin,
41.
EMW,
42.
Bouyancy force,

43.

Cement, material yang digunakan untuk


melekatkan casing pada dinding lubang sumur,
melindungi casing dari masalah mekanis dan
fluida formasi yang bersifat korosi.
44.
Casing, selubung pipa baja yang digunakan
untuk mengisolasi wellbore dari zona-zona diluar
sumur
45.
Plug, merupakan karet yang pejal untuk
mendorong semen oleh cairan pendorong
(lumpur)
46.
Float collar, komponen yang berguna untuk
menghalangi plug turun dan memiliki check valve
sehingga pompa dapat dilepaskan sebelum semen
mengeras
47.
Casing shoe,
48.
Thickening time, adalah waktu yang
diperlukan suspensi semen untuk mencapai
konsistensi sebesar 100 UC yang merupakan
batasan bagi suspensi semen masih dapat
dipompa lagi.

49.

Compressive strength, adalah kekuatan


semen dalam menahan tekanan-tekanan yang
berasal dari formasi maupun dari casing.
Shear strength adalah kekuatan semen dalam
menahan berat casing.
1.
Waiting on cement, adalah waktu
menunggu pengerasan suspensi semen melalui
waktu saat wiper plug diturunkan sampai
kemudian plug di bor kembali untuk operasi
2.

3.

4.
5.

selanjutnya.
Water cement ratio, adalah perbandingan
air yang dicampur terhadap bubuk semen sewaktu
suspensi semen dibuat.
Squeeze cementing, cementing yang
dilakukan setelah proses primary cementing
selesai; berguna untuk menutup formasi yang
tidak produktif, menutup zona lost circulation,
memperbaiki kebocoran di casing
Multistage cementing,
Accelerator, adalah aditif yang dapat
mempercepat proses pengerasan suspensi semen

6.

Retarder, adalah aditif yang dapat


memperlambat proses pengerasan suspensi
semen, sehingga suspensi semen mempunyai
waktu yang cukup untuk mencapai kedalaman
target yang diinginkan
7.
Slurry,
8.
CBL, cement bond logging, metode yang dapat
digunakan untuk mengetahui compressive
strength dari suatu cement
VDL, variable density logging
Proses yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya kerusakan pada primary cementing
1.

Extender, adalah aditif yang berfungsi untuk


menaikkan volume suspensi semen, yang
berhubungan dengan mengurangi densitas
suspensi semen
2.
Directional drilling, adalah suatu seni
membelokkan lubang sumur untuk kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam

formasi yang tidak terletak vertikal dibawah mulut


sumur
3.
Metode tangensial, suatu metode pemboran
berarah dimana interval-interval belokan
dianggap sebagai garis-garis patah
4.
Kick of point, adalah suatu lokasi dimana
suatu pemboran berarah dimulai
1.

Fulcrum dan pendulum,

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Downhole motor,
Tipe pemboran berarah,
MWD,
LWD,
Knuckle joint,
JAR,
Steerable system,
Geosteering system,
Inklinasi,
Azimuth,
Dog leg,
PDM,

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

End of curve (EOC),


Drag,
Critical buckling force,
BHA,
Build up rate,
Clearence,
Gravity platform,
Fixed platform,
Jack up platform,

23.
Submersible platform,
24.
Semi-submersible platform,
25.
Guyed tower,
TEKNIK PEMBORAN
1.

Hoisting system : Sistem yang berfungsi


menyediakan fasilitas untuk mengangkat,
menahan, dan menurunkan seluruh rangkaian
drillstring ke dalam atau ke luar sumur.
Komponen Hoisting system : (1) Derrick &
substructure (2) Block & Tackle (crown, traveling,

line,hook,elevator) (3) Drawworks (cathead,


drum,brake,transmisi)
1.

Rotating system : semua peralatan yang


digunakan untuk mentransmisikan putaran meja
putar ke bit.
Komponen rotating system : Swivel, Kelly, Rotary
drive, rotary table, drill string, bit
1.

Circulating system : Peralatan yang


digunakan untuk mengangkat serpihan cutting
dari dasar sumur ke permukaan. Komponen
circulating system : pumps, mud pits, mixing
equipment, containment removal
2.
Blow out preventer : peralatan yang
diletakkan tepat di atas permukaan sumur yang
berfungsi menyediakan tenaga untuk neutup
sumur bila terjadi kick. Komponen BOP :
* Anular BOP:

- Annular & Ram BOP (pipe,variable bore, blind,


shear)
- Drilling spools : kill & choke line yang digabung
-

Casing head ( tempat menggantung casing)

- Diverter bags (Alat untuk mengurangi tekanan


kerja)
-

Choke & kill lines

* Drillpipe BOP : Kelly cock, automatic valve, manual


valve.
1.

Power system : Peralatan yang menyediakan


daya bagi seluruh sistem operasi pengeboran.
2.
Rat hole : Lubang di rig floor untuk
meletakkan Kelly pada saat trip

3.

Mouse hole : Lubang disamping rotary table


pada rig floor untuk meletakkan drillpipe untuk
disambungkan ke Kelly dan drill string.
4.
Rotary table : Peralatan yang berfungsi untuk
memutar dan menggantung drillstring yang
memutar bit di dasar sumur.
5.
Drawwork : Mekanisme hoisting system pada
rotary drilling rig
6.
Kelly : rangkaian pipa pertama di bawah
swivel yang berbentuk segi 6 atau segi 4
7.
Drillpipe : Pipa baja yang digantung di bawah
Kelly. Drillpipe dipasang pada bagian atas dan
tengah rangkaian drill string.
8.
Drill collar: Pipa baja berdinding tebal yang
terletak di bagian bawah drill string di atas bit.
Berfungsi menambah beban yang berpusat pada
bit.
9.
Drill Stem : Rangkaian pipa pengeboran yang
terdiri dari DP, DC, dan HWDP yang berfungsi
meneruskan putaran ke bit.

10.

Drill string : Pipa baja yang digunakan pada


proses pengeboran, yaitu DP , DC, dan HWDP
11.
Bit : ujung dari drill string yang menyentuh
formasi dan berfungsi menghancurkan formasi.
(diamond, tricone, PDC)
12.
WOB : Beban yang ditanggung formasi pada
saat proses pengeboran. WOB = DSW HL
13.
Torsi : Momen putar yang dialami oleh sebuah
benda yang berputar pada sumbunya.,
14.

Hook Load : Beban yang ditanggung hook


pada saat proses pengeboran.
15.
RPM : Satuan jumlah putaran dalam satu
menit
16.
Rate of Penetration : Laju penembusan
formasi pada proses pengeboran
17.
Swivel : Penahan beban drillstring yang dapat
berputar 360 dan titik penghubung circulating
system dengan rotating system.
18.
Mud hose : pipa karet yang berfungsi
mengalirkan lumpur.
o

19.

Stand pipe : pipa yang berfungsi mengalirkan


Lumpur dari pompa ke atas Kelly
20.
Round trip : Proses mencabut dan
memasukkan kembali rangkaian drillstring untuk
mengganti bit.
21.
Top drive drilling : Proses pengeboran yang
menggunakan top drive untuk memutar Kelly.
22.
Weight indicator : gauge yang memberikan
informasi berat rangkaian pipa dan WOB
23.

Cutting : Serpihan formasi yang hancur akibat


penggerusan oleh bit
24.
Stabilizer : alat yang digunakan pada BHA
untuk menjaga keseimbangan bit dan DC di dalam
lubang bor selama proses pengeboran.
Fungsi : menaikkan panetrasi
memperkecil kelelahan pada sambungan drill
collar
-

menjaga DC tidak menempel ke dinding

Memperkaku rangkaian DC sehingga


mempertinggi kelurusan lubang sumur
1.

Centralizer : Alat untuk menjaga rangkaian


drill string tetap berada di tengah lubang bor
2.
Scratcher : Alat untuk membersihkan dinding
bor dari mud cake sebelum proses penyemenan.
3.
Gel Strength : resistensi mengalir pada
kondisi statik akibat gaya tarik menarik partikel
4.

Yield point : resistensi mengalir pada kondisi


dinamik akibat gaya tarik menarik partikel
5.
Plastic viscosity : Resistensi mengalir yang
disebabkan friksi mekanik
6.
Bentonite : Mineral clay reaktif yang
merupakan bahan dasar Lumpur pengeboran.
Lempeng clay dapat terhidrasi jika dicampur air
secara agregasi (face 2 face), flokasi (jelek karena
menggumpal), diflokasi(ditambahkan thinner),
disperse (mineral clay tersebar).
7.
Barite : Bahan pemberat inert yang digunakan
untuk meningkatkan densitas Lumpur pengeboran

8.

Shale shaker : Alat membersihkan Lumpur


dari cutting berukuran besar
Desander : Alat membersihkan Lumpur dari partikel
padatan kecil
Desilter : Alat membersihkan Lumpur dari partikel
padatan ukuran sangat kecil
Degasser : Alat membersihkan Lumpur dari gas
yang masuk.
1.
Lumpur : Fluida yang disirkulasikan dalam
-

operasi pengeboran dengan fungsi :


Mengimbangi tekanan formasi

Mengangkat cutting ke permukaan

Membawa cutting ke permukaan

Bouyancy effect

Media logging

1.

Mud Cake : Lapisan padatan yang terbentuk


di sekitar lubang bor akibat tertahannya padatan
Lumpur pemboran saat filtrat menginvasi formasi.
2.
Slip Velocity : perbedaan kecepatan alir
antara 2 fluida yang mengalir dalam 1 media
dengan kecepatan yang berbeda
3.
Bingham plastic : Fluida yang
membutuhkan shear stress tertentu untuk bisa
mengalir dan kemudian laju alirnya bertambah
seiring dengan bertambahnya shear stress.
4.
Hidrolika : Proses perhitungan kehilangan
tekanan dalam sirkulasi fluida pengeboran
sehingga dapat ditentukan kapasitas pompa yagn
dibutuhkan.
5.
Laminer flow : Pola aliran dimana fluida
mengalir dalam bentuk lapisan lapisan yang
pararel dengan tidak ada gangguan antara lapisan.
Turbulent flow : Pola aliran dimana fluida mengalir
membentuk turbulensi.
1.
Fann VG viscometer : Alat yang digunakan
untuk mengukur dial reading untuk RPM motor

2.

3.
4.
5.

tertentu sehingga dapat dihitung nilai shear rate


dan shear stress.
Marsh funnel : Alat yang digunakan untuk
mengukur viskositas dengan mengukur waktu alir
fluida sebanyak 1 quart dari corong marsh funnel.
Filtration press : Alat yang digunakan untuk
mengetahui proses filtrasi lumpur pengeboran
BHHP
Well kick : Keadaan dimana fluida dari

formasi masuk ke dalam sumur sehingga


menyebabkan peningkatan tekanan annulus di
permukaan
6.
Pressure control : Proses kontrol tekanan
pada saat terjadi kick sehingga kick dapat
dikeluarkan dan pengeboran dapat dilanjutkan
dengan aman.
7.
SIDPP : Tekanan dipermukaan yang diukur
pada drillpipe pada saat penutupan sumur akibat
kick.
SICP : Tekanan di permukaan yang diukur pada
casing saat penutupan sumur akibat kick.

1.

Abnormal Formation : Formasi dengan


tekanan fluida diatas atau di bawah tekanan
normal yang mengikuti gradient tekanan fluida
formasi.
2.
Driller method : pompa kick => pompa
lumpur baru hingga tuntas
3.
Batch method : Pompa kick dengan lumpur
baru hingga tuntas
4.
Concurent method : Pompa kick dengan
lumpur transisi => pompa lumpur baru hingga
tuntas
5.
Burst : Keadaan dimana pipa pecah dari
dalam ke luar
Collapse : Keadaan dimana pipa pecah dari luar ke
dalam
1.
Trip margin : densitas tambahan pada
Lumpur pengeboran untuk mencegah terjadinya
kick akibat penurunan tinggi kolom Lumpur pada
saat trip

2.

EMW : Densitas Lumpur yang digunakan


dalam proses pengeboran (calculated mw + trip
margin)
3.
Bouyancy force : Gaya mengapung yang
bekerja berlawanan terhadap gaya berat sehingga
berat
4.
Cement : Bahan kimia yang berfungsi
merekatkan casing dengan dinding sumur
5.
Casing : Pipa yang digunakan sebagai

6.

7.
8.

9.

selubung sumur agar tidak terjadi kontak antara


batuan formasi dengan sumur
Plug : Sumbat yang digunakan pada proses
penyemenan untuk mencegah tercampurnya
semen dengan lumpur pengeboran
Float collar : Alat yang berfungsi mencegah
backflow slurry semen.
Casing shoe : Bagian paling dasar dari casing
dan berfungsi untuk menggantung rangkaian
casing atau liner di bawahnya.
Thickening time : Waktu yang dibutuhkan
semen untuk mengeras

10.

Compressive strength : kekuatan semen


untuk menahan tekanan dari segala arah sebelum
pecah
11.
Waiting on cement : Waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh
pekerjaan penyemenan.
12.
Water cement ratio : Perbandingan antara
berat air dengan berat semen yang digunakan.
13.
Squeeze cementing : Proses penyemenan
zona tertentu dengan mendesakkan semen ke zona
yang dinginkan.
14.
Multistage cementing : Proses penyemenan
2 tahap, dimana tahap pertama untuk bagian
bawah, setelah itu dilubangi casing di atas hasil
penyemenan tahap pertama untuk dilakukan
penyemanan tahap ke-2
15.
Accelerator : Bahan kimia yang berfungsi
mempersingkat thickening time (CaCl )
Retarder : Bahan kimia yang berfungsi menambah
thickening time (Lignosulfat)
2

1.

Slurry : Adonan semen dengan tambahan


aditif jika diperlukan yang siap untuk dipompakan
ke dalam sumur
2.
CBL & VDL : Logging yang berfungsi untuk
mengetahui kualitas hasil penyemenan
3.
Extender : Aditif yang berfungsi mengurangi
densitas semen (Bentonite, pozzolan)
4.
Directional drilling : Suatu metode
pengeboran dimana lubang bor dibengkokkan dan
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam
formasi yang tidak terletak vertical di bawah
sumur.
5.
Metode tangensial : Metode perencanaan
pengeboran berarah dimana interval-interval
lubang dianggap sebagai garis lurus
6.
Kick of point : Titik dimana trajektori sumur
mulai dideviasikan dari keadaan vertical
7.
Fulcrum : Alat untuk membelokkan trajektori
ke atas
Pendulum : Alat untuk membelokkan trajektori ke
bawah

1.
2.
3.
4.
5.

Downhole motor : Motor yang terletak di


rangkaian BHA dengan fungsi memutar bit
Tipe pengeboran berarah : Belok tempat
dangkal, belok tempat dalam, kembali ke vertical
MWD : Pengukuran azimuth dan inklinasi
secara real-time pada saat pengeboran.
LWD : Logging yang dilakukan bersamaan
dengan proses pengeboran
Knuckle joint : Alat untuk membelokkan

trajektori pengeboran
6.
Jar : Alat untuk mengambil pipa yang terjepit
7.
Steerable system : Sistem yang
memungkinkan perubahan arah pengeboran
secara realtime oleh operator.
8.
Geosteering system : Sistem yang
memungkinkan perubahan arah pengeboran
mengikuti kondisi formasi yang diinginkan.
9.
Inklinasi : Sudut kemiringan pengeboran
berarah
10.
Azimuth : Koordinat x dan y untuk
menentukan lokasi

11.

Dog leg : Trajektori pengeboran yang berubah


secara drastic baik disengaja maupun tidak.
12.
PDM : Motor pengeboran yang dapat memutar
bit dengan menggunakan tenaga aliran lumpur.
13.
End of curve : Titik dimana trajektori
pengeboran berhenti menambah inklinasi dan
mulai melakukan pengeboran secara tangensial.
14.
Drag : Gaya yang memiliki arah berlawanan
dengan arah gerakan benda.
15.

Critical buckling force : Gaya yagn


dibutuhkan untuk membuat pipa menjadi
terpuntir
16.
BHA : Rangkaian peralatan yang diletakkan di
antara drill collar dan bit.
17.
Build up rate : Laju pertambahan sudut
inklinasi per satuan jarak.
18.
Clearence :
19.
Gravity platform : Anjungan lepas pantai
terbuat dari beton dengan rongga-rongga yang
dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan
minyak.

20.

Fixed platform : Anjungan lepas pantai yang


tidak dapat dipindahkan lokasi operasinya dan
terdiri dari gravity, steel jacket, guyed tower,
hybrid.
21.
Jack up platform : Anjungan lepas pantai
dengan kaki-kaki yang dapat dinaikkan maupun
diturunkan sehingga anjungan dapat mengapung
untuk ditransportasikan atau berada di atas air
saat beroperasi.
22.

Submersible : Anjungan lepas pantai yang


ditenggelamkan hingga menjejak dasar laut pada
saat beroperasi.
23.
Semi-Submersible : Anjungan lepas pantai
dengan kolom stabilisasi yang dapat dibalast
dengan air saat beroperasi untuk menambah
keseimbangan.
Guyed tower : Anjungan lepas pantai yang tidak
dapat dipindahkan dengan bentuk struktur baja yang
dipancangkan ke dasar laut. Untuk menjaga
kestabilan makan dipasang

1.

fluida reservoir, campuran senyawa


hidrokarbon yg tbentuk & berada secara alami di
alam kerak bumi (reservoir). Dalam kandungan
HC tsebut sering juga terdapat senyawa-senyawa
lainnya seperti sulfur, oksigen, nitrogen yg terikat
dgn atom carbon & hydrogen, selain itu jg tdapat
senyawa nonHC lainnya seperti H S, CO , N ,
logam berat & air.
2.
Fluida Reservoir
2

type

Black oil
Volatile oil

definisi

fluda reservoir yang temperatur


reservoirnya lebih rendah dari
temperature kritik minyak (berada dalam
fasa cair/undersaturated). Disebut jglow
shrinkage oil (tidak mudah menyusut)
Fluida reservoir dimana temperature
reservoirnya sedikit lebih rendah dari

temperatur kritiknya. Sedikit penurunan


tekanan menyebabkan peningkatan fasa
gas yg cukup besar (mudah menyusut)
maka disebut jghigh shrinkage oil.

1.

Dry gas

Fluida reservoir yg kandungan utamanya


metana & selalu berada dlm fasa gas
karena tdk memiliki cuukup HC fraksi
berat untuk pembentukan liquid
(dipermukaan). Lintasan tekanannya di
luar fasa envelope.

Wet gas

Fluida reservoir yg kandungan utamanya


metana dgn sedikit HC intermediate
(etana ~ butana). Sebagian gas
terlondensasi pd kondisi separator
(condensate gas).

Retrograd
e gas

Mengandung campuran metana (utama)


dgn sejumlah HC berukuran molekul
kecil. Jika tekanan terus diturunkan maka
gas akan terkondensasi kemudian
menguap kembali. Kondensat isa saja
memblock pori2 shg gas tdk dpt
diprodukdikan lg.

kondensat, gas yg terkondensasi menjadi


fasa cair akibat dari penurunan tekanan yg

melewati dew point. Biasanya terbentuk pada jenis


FR wet gas dan retrograde gas.
2.
Heptane +, kelompok senyawa HC pada
minyak & gas bumi yang memiliki atom carbon
lebih besar dari 6.
3.
z factor, rasio antara volum gas aktual pada
P,T yg sama dgn volum gas ideal. Dgn kata lain
merupakan factor koreksi yg tak berdimensi
(faktro kompresibiltas) atau deviasi volumetric
suatu gas nyata dgn gas ideal.
4.
oil formation volume factor (B ), rasio
antara volume minyak pada kondisi reservoir dgn
volume minyak pada kondisi stock tank.
5.
gas formation volume factor (B ), volume
gas pada kondisi reservoir yg dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 scf gas pd kondisi permukaan
o

1.

viskositas (), ukuran yg menyatakan


keengganan (resistensi) fluida utk mengalir visk
dinamik (cp)

visk kinematik visk dinamik dibagi dgn densitasnya


(centistokes) Dipengaruhi oleh P,T dan banyaknya
solution gas yg terkandung (untuk minyak). Diperoleh
dari percobaan viscometer (redwood, ostwald, rolling
ball, dll). Untuk gas diestimasi dgn pendekatan
korelasi berdasarkan teori corresponding state
(parameter psudocritical)
1.

kompresibiltas (C), untuk gas : kemudahan

suatu gas untuk dikecilkan volumenya


(dimampatkan) atau menyatakan besarnya
perubahan volume suatu gas setiap penurunan
tekanan sebesar 1 psi.
2.
specific gravity (SG), : rasio densitas
minyak dgn densitas air pada P & T yg sama
: rasio densitas gas dgn densitas udara pada P & T
yg sama
1.
critical press & temp,
titik kritik (utk 1 komponen) : titik dimana fasa gas
dan cair tidak dapat co-exist diatas temperature &
tekanan kritik
o

(utk 2 komponen atau lebih) : titik dmn garis titik


bubble point menyatu dengan garis titik dew point, &
sifat keduanya menjadi identik
T = temperature pada titik kritik
P = tekanan pada titik kritik.
1.
pseudocritic press & temp,
T : rata-rata molal dari suatu dari temperature kritis
dari komponen penyusun suatu gas campuran.
c

pc

P : rata-rata molal dari suatu dari tekanan kritis dari


komponen penyusun suatu gas campuran.
1.
Cricondenbar, tekanan tertinggi dari
saturation envelope
2.
Cricondentherm, temperatur tertinggi dari
saturation envelope
3.
bubble point press, titik dimana fasa gas
pertama kali muncul jika suatu system yg semula
berupa fasa cair tekanannya diturunkan
4.
dew point press, titik dimana fasa cair
pertama kali muncul jika suatu system yg semula
berupa fasa gas tekanannya diturunkan.
pc

5.

flash point, suhu tertendah yg


memungkinkan minyak mengeluarkan cukup uap
untuk membentuk campuran dgn udara sehingga
dpt terbakar oleh nyala api menurut prosedur
pengujian tertentu
6.
pour point, temperature tertinggi dmn
minyak masih dapat mengalir
7.
cloud point, temperature saat mulai
terbentuknya fasa padat (lilin) jika minyak
didinginkan.
8.
P-T diagram, diagram yg menunjukkan
lintasan proses dan perubahan fasa dari suatu
system yg terkait pada perubahan P & T
9.
P-V diagram, diagram yg menunjukkan
lintasan proses dan perubahan fasa dari suatu
system yg terkait pada perubahan P & V
10.
ideal gas,
ada 4 syarat model gas ideal :

volume partikel sangat kecil


dibandingkan volum wadah gas

tidak memiliki gaya tarik-menarik /

tolak-menolak
tumbukan partikel bersifat elastis murni
partikel berubah arah hanya jika

membentur sesuatu
merupakan kombinasi dari hokum boyle, charles dan
vogadro :
boyle : pada temperature konstan, tekanan gas
berbanding terbalik dgn volume gas
P = 1/V x konstanta, atau P V = P V
Charles : pada tekanan konstan volum gas berbanding
lurus dengan temperature
V = T x konstanta, atau V /T = V /T
Avogadro : 2 gas berbeda dgn volume yg sama pd P &
T yg sama pula mengandung jumlah molekul yg sama
V = V , atau V = n x konstanta.
Kombinasi 3 hukum tsb adalah PV = nRT
1

1.

ideal liquid (ideal solution??), campuran


homogen dari 2 atau lebih zat & campuran

tersebut secara keseluruhan mempunyai


komposisi kimia dan sifat fisik yg sama.
Diasumsikan tidak ada efek
pemanasan/pendinginan, serta volum bersifat
aditif)
2.
phase envelope, area pada diagram P-T atau
P-V yg dilingkupi oleh garis dew point dan bubble
point dimana fasa gas & cair berada (co-exist)
dalam kesetimbangan.
3.
4.

quality line,
tie line, garis pada diagram P-C yg
menghubungkan komposisi kestimbangan fasa
cair dgn komposisi fasa gas.
5.
ternary diagram, diagram fasa
komposisional untuk system 3 komponen
6.
mixing rule,
33 36 STUDI PVT utk menentukan
parameter P , C , R , B , B
1.
differential lliberation, pengujian pd
kondisi isothermal dari satu kondisi(P V ) ke
kondisi lain (P V ) dmn fasa gas yg terbentuk
b

akibat proses ekspansi dikeluarkan sari sel pada


tekanan konstan, shg komposisi fluida dlm sel tdk
konstan, analogi pd saat produksi reservoir dgn P
<P
proses : minyak dimasukkan pada sel, lalu diset pd
T & Pb, tarik piston (tekanan turun, gas muncul),
dorong piston (buang gas) pd P konstan, lakukan
berulang-ulang smp P = 1atn & T = 60 F.
out put: catat volum minyak & gas yg keluar sbg
b

res

fungsi tekanan, volum minyak tersisa pd setiap


tekanan dibagi dgn volum residual minyak maka
disebut volume rekatif minyak. Dr perhitungan
didapat B , z factor, B , B
1.
flash vaporization, pengujian ekspansi
fluida pd kondisi isothermal dari suatu (P V ) ke
kondisi lain (P V ) dmn komposisi keseluruhan
dari fluida dipertahankan konstan.
Proses : minyak dimasukkan sel pd kondisi P>P & T ,
lalu tekanan diturunkan (tarik piston) perlahanlahan, smp lewat P
oD

tD

res

Output : plot antara tekanan dan volum,


P merupakan tekanan saat terjadi perubahan slope
1.
constant composition expansion, SDA ;
nama lain flsh vaporization
2.
constant volume depletion, pengujian pd
kondisi isothermal dmn sbagian dr gas yg tbentuk
(akibat penurunan tekanan) dikeluarkan dr sel
sedangkan volume sel diperthankan konstan.
Proses : minyak (umumnya utk volatile oil)
b

dimasukkan sel pd kondisi P & T , lalu tekanan


diturunkan (tarik piston), dorong piston kembali ke
posisi awal (buang gas sebagian, lakukan secara
berulang
Output : catat volum & komposisi gas yg keluar setiap
penurunan P, biasanya data ini digunakan utk
kalibrasi simulator compositional.
1.
aromatic, salah satu kelas HC dmn
senyawanya berupa benzene & senyawa lain yg
kelakuan kimianya menyerupai benzene
b

res

2.

benzene, sebuah molekul dgn 6 atom carbon


yg membentuk pola hexagonal secara simetri &
merupakan strukutr yg stabil.
3.
hydrocarbons, senyawa organic yg terdiri
atas atom Hydrogen & Carbon, dibagi menjadi HC
alifatik & HC aromatic
4.
alkanes, komponen HC yg meimilki ikatan
carbon tunggal (C H )
5.
natural gas, camupran gas dan uap HC yg
n

2n+2

terjadi secara alamiah, yg komponen


terpentingnya adalah metana, etana, propane,
butane, pentane, hexana
6.
LNG, Liquified Natural Gas gas yg
kandungan utamanya metana, yg dicairkan pd
suhu sgt rendah (-160 C) & dipertahankan dlm
keadaan cair utk mempermudah proses
transportasi.
7.
free gas, gas yg timbul akibat proses reduksi
tekanan pd HC.
8.
separator test, disebut jg flash liberation
yaitu pengujian dgn proses ekspansi pd komposisi
o

konstan dr kondisi P V T ke kondisi P V T tetapi


tdk harus selalu secara isothermal.
Proses : minyak dimasukkan sel uji dgn cepat pd
tekanan P=Pb, lalu atur tekanan P = P dgn
mengatur volum sel (naik/turunkan piston)
1.
surface sampling, metode utk mengambil
sample minyak yaitu dgn mengambil sample
liquid / gas dr separator.
2.
alkenes, komponen HC yg meimilki ikatan
1

sel

flash

carbon ganda (C H )
3.
alkynes, komponen HC yg meimilki ikatan
carbon tripel (C H )
4.
isomer, struktur konfigurasi yg berbeda dari
suatu senyawa
5.
resins, senyawa non-organik (non-HC) yg
molekulnya besar, komponen utamanya hydrogen
& carbon, dgn 1-3 atom sulfur, oxygen, atau
nitrogen setiap molekulnya. Resin terlarut pada
petroleum, resin murni merupakan cairan farksi
berat atau padatan lengketdgn warna merah atau
tidak berwarna.
n

2n

2n-2

6.

asphaltenes, komponennya sama seperti


resin tetapi tidak terlarut dalam petroleum
melainkan terdispersi sebagai colloid. Padat,
kering, berrupa bubuk hitam, dan non-volatile.
7.
tekanan, besarnya gaya yg diberikan per luas
area tertentu
8.
temperature, derajat tingkat panas (kalor)
pd suatu kondisi
9.
cox charts, plot antara vapor pressure & 1/T
pd skala semilog. Menunjukkan asumsi heat of
vaporization adalah konstan.
10.
tekanan uap, tekanan pd specified
temperature, pd system 1 koponen dmn fasa cair
mulai berubah menjadi fasa gas.
11.
retrograde condensation, proses
kondensasi dmn fasa gas mencaiir kemudian
menguap kembali seiring dgn penurunan tekanan
12.
partial pressure, menurut hk Dalton :
tekanan parsial suatu komponen dlm gas sama
dgn fraksi molar komponen tsb dikalikan dgn
tekanan gas total, atau p = y x p
j

13.

partial volume, menurut hk amagat :


volume total suatu gas campuran sm dgn jumlah
volum dr masing2 komponen pd kondisi P & T yg
sama. Volum yg ditempati oleh setiap komponen
disebut sbg partial volume.
14.
sweet gas, gas yg kadar zat pengotornya
(belerang) rendah
15.
sour gas, gas yg masih mengandung senyawa
H S atau senyawaan belerang lainnya.
2

16.

standard condition, kondisi tertentu yg


dijadikan acuan pd suatu pengukuran, umumnya 1
atm & 60 F
17.
equation of state, persamaan keadaan yg
menunjukkan korealsi antara volum gas dgn P &
T.
jenis2nya van der waals, virial, beattie-bridgeman,
SRK, Peng-Robinson
1.
2.

undersaturated, kondisi dimana P > Pb


saturated, kondisi dimana P < Pb

3.

dead oil, HC yg sama sekali tidak


mengandung gas (GOR = 0)
4.
high shrinkage crude oil, FR jenis volatile
oil, karena dengan sedikit penurunan tekanan
penyusutannya besar
5.
near critical ooils, FR jenis volatile oil,
karena T nya mendekati T
6.
solution gas oil ratio, GOR yg diambil pd
kondisi reservoir
res

7.

Expansion factor, nama lain utk z factor.


Jika tekanan sangat besar maka molekul gas
menjadi sangat dekat dan terjadi gaya tolakmenolak, maka nilai z factor akan melebihi 1.
8.
kinematic viscosity, visk kinematik nilai
dari visk dinamik dibagi dgn densitasnya pd suhu
pengukuran (centistokes)
9.
SBV mixing rule
10.
heating value, kuantitas kalor / energi yg
dihasilkan dr hasil pembakaran 1 scf gas (BTU/scf)
ada 4 jenis : wet, berarti gas tersaturasi dgn uap
air; dry, gas tdk mengandung uap air;gross, kalor yg

dihasilkan dr pembakaran complete dibawah kondisi


tekanan konstan dgn produk hasil pembakaran yg
didinginkan smp std cond dan air nya dikondensasi
samapai keadaan cair; net, sm dgn gross tetapi airnya
tetap dalam keadaan uap pd std cond
1.
joule Thomson effect, efek perubahan
temperature seiring dgn penurunan tekanan yg
diisebabkan aliran gas melalui sebuah katup (mis
valve, choke, perforation dll)
2.

separator, alat untuk memisahkan gas, air


dan minyak yg terproduksi dr sumur, terdapat 2
macam : vertikal dan horizontal
3.
recombination of surface fluids, untuk
FR jenis wet gas, karena pd saat diproduksi
mengalami kondensasi mk komposisinya berubah
shg perlu dilakukan recombination calculation utk
mengetahui property dr gas tsb. Tdp 2 jenis
phitungan 1. jika komposisi semua fluida di
permukaan diketahui; 2. jika hanya komposisi gas
di separator yg diketahui

4.

equivalent volume, volume gas di second


separator dan stock tank (scf/stb) ditambah
dengan volume yg akan ditempati oleh 1 stb liquid
jika berupa gas
5.
stock tank, tempat menampung minyak hasil
pemisahan yg dikondisikan pd std cond
6.
primary separator, separator tahap
pertama pada pemisahan 3 tahap
7.
secondary separator, separator tahap
kedua pada pemisahan 2 tahap
8.
gas oil ratio, perbandingan antara volume
gas dengan volume minyak pd kondisi P & T
tertentu (scf/STB)
9.
shrinkage factor, kebalikan dari FVF yaitu
b = 1/B
10.
total FVF, FVF oil ditambah FVF gas yg telah
dikonversikan dalam minyak, Bt = Bo + Bg (Rsb
Rs)
11.
Gas cap, tudung gas, gas bebas yg berada
diatas minyak dalam reservoir. .
o

12.

LPG, Liquified Petroleum Gas gas HC yg


dicairkan dgn tekanan utk memudahkan
penyimpanan, pengangkutan & penanganannya.
Pd dasarnya terdiri atas propane, butana atau
campuran keduanya
13.
dissolve gas, kandungan gas yg terlarut dalm
HC fasa cair
14.
initial pressure, tekanan awal pada saat
reservoir ditemukan (belum diproduksikan)
15.

bottomhole sampling, metode


pengambilan sample minyak dengan cara
menutup sumur lalu sample diambil dari bawah.
16.
residual oil, minyak yg terkandung dalam
reservoir yg tidak mungkin diproduksikan lg.
FLUIDA RESERVOIR
1.
Fluida Reservoir : Fluida yang terkandung
dalam reservoir, yang dapat berupa minyak, gas,
dan air.
2.
91. Black Oil : Minyak yang mengandung
fraksi berat. Pada kondisi reservoir, fluida berada
dalam kondisi cairan. Seiring dengan turunnya

tekanan, fluida akan melewati bubble point, yang


dapat menegluarkan gas dari minyak. Ditandai
pula dengan garis isovol yang lebih rapat di bagian
dew point, sehingga %penurunan cairan rendah.
3.
92. Volatile Oil : Minyak yang mengandung
fraksi berat. Pada kondisi reservoir, fluida berada
dalam kondisi cairan. Seiring dengan turunnya
tekanan, fluida akan melewati bubble point, yang
dapat menegluarkan gas dari minyak. Ditandai
pula dengan garis isovol yang lebih rapat di bagian
bubble point, sehingga %penurunan cairan tinggi.
4.
93. Retrograde Gas : Gas yang memiliki
komposisi metana (utama) dan sejumlah HC
berukuran kecil. Fluida reservoir gas ini tidak
selalu berada dalam fasa gas. Ketika tekanan
menurun lalu, melintasi dew point line, maka
sebagian gas terkondensasi. Sampai suatu titik
mendekati tekanan separator, liquid tersebut
menguap kembali menjadi gas. AKA retrograde.
5.
94. Wet Gas : Gas basah yang mengandung
metana sebagai komponen utama. Serta

kandungan lain yaitu HC intermediate. Jumlah


HC intermediate pada jenis gas ini, lebih banyak
dibandingkan dry gas. Bahkan dapat ditemui pula
fraksi pentane dan hexane.
6.
95. Dry Gas : Gas kering yang mengandung
metana sebagai komponen utama. Serta
kandungan lain yaitu HC intermediate
7.
96. Kondensat : Cairan yang terkumpul
pada separator. Berasal dari gas yang
terkondensasi.
8.
97. Heptane+ : Kandungan fraksi HC yang
atom karbonnya lebih besar dari 6, yang kemudian
dikelompokan menjadi senyawa C7+.
9.
98. Z-factor : Rasio antara volume gas pada
suatu P dan T dengan volume gas bila gas tersebut
berkelakuan sebagai gas ideal pada P dan T yang
sama. (Vact/Vid).
10.
99. Gas/Oil FVF : Rasio antara volume yang
ditempatkan suatu gas/oil pada kondisi reservoir
dengan volume yang ditempati oleh gas/oil
tersebut pada kondisi standar. (Vr/Vsc).

11.

100.
Total FVF : Penjumlahan dari FVF
gas bebas yang dikonveriskan ke kondisi reservoir
dengan FVF minyak minyak.
12.
101.
Viskositas : Besaran yang
menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
13.
102.
Kompresibelitas : Faktor yang
menunjukan seberapa besar deviasi volumetrik
suatu gas nyata dari kas ideal. Dengan kata lain,
menunjukan kemudahan suatu gas untuk
dikecilkan volumenya
14.
103.
SG gas & oil : Perbandingan antara
densitas zat terhadap densitas udara diukur pada
P&T yang sama
15.
104.
Tc & Pc : Temperatur dan tekanan
kritis dimana suatu fluida dapat berada dalam 2
keadaan yang berbeda (cair dan gas).
16.
105.
Tpc & Ppc : Pseudocritical
properties rata-rata molal dari sifat-sifat kritis
dari komponen penyusun gas campuran tersebut.
17.
106.
Cricondenbar : Tekanan tertinggi
pada saturation envelope

18.

107.
Cricondentherm : Temperatur
tertinggi pada saturation envelope
19.
108.
Pbp : Tekanan pada kondisi di
mana semua gas pada suatu campuran gas-cair
tepat habis melarut ke dalam larutan bila tekanan
campuran gas-cair tersebut dinaikkan tekanannya
atau diturunkan temperaturnya..
20.
109.
Pdp : Tekanan pada kondisi di
mana semua fasa cair pada suatu campuran gascair tepat habis menguap menjadi gas.
21.
110.
Flash point : Temperatur terendah
dimana cairan dapat berubah menjadi gas.
22.
111.
Pour point : Temperatur tertinggi
di mana minyak masih dapat mengalir
23.
112.
Cloud point : Temperatur saat
mulai terbentuknya fasa padat (lilin) juka minyak
didinginkan.
24.
113.
P-T diagram : Sebuah diagram
tekanan vs temperatur tiga fasa, yang menunjukan
wilayah dan batas dari masing-masing fasa
tersebut. Terdapat titik triple (keseimbangan 3

fasa), titik kritik (tidak dapat ditentukan jenis


fasa), garis sublimasi (padatgas), garis
penguapan (cairgas), dan garis pelelehan
(padatcair).
25.
114.
P-V diagram : Diagram yang
menggambarkan kelakuan fasa dalam suatu sistem
pada fungsi tekanan vs volume. Dapat digunakan
untuk menggambarkan lintasan proses dan
perubahan yang terkait dengan perubahan
tekanan, temperatur, dan volume dari sistem.
26.
115.
Ideal gas : Suatu model gas yang
memiliki sifat : volume partikel << dibanding
volume wadah gas, tidak memiliki gaya tarik/tolak
satu sama lain, tumbukan antarpartikel terhadap
dinding waah bersifat elastis murni, pergerakan
partikel gas hanya dapat berubah arah jika partikel
membentur sesuatu.
27.
Ideal liquid : Larutan yang memenuhi hukum
28.
117.
Phase envelop : Area yang
dilingkupi oleh garis titik gelembung dan titik
embun, pada diagram fasa.

29.

118.
Quality line : Locus bagi campuran
gas cair dengan persen volum fasa cair yang sama.
30.
119.
Tie line : Garis yang
menghubungkan komposisi kesetimbangan fasa
cair dengan komposisi fasa gas.
31.
120.
Ternary diagram : Diagram fasa
komposisional untuk sistem campuran tiga
komponen. Diagram ini adalah segitiga sama kaki
di mana masing-masing apeksnya menunjukan
100% molar dari komponen tunggal.
32.
121.
Mixing rule : Sifat campuran fluida
sama dengan sifat komponennya dikali dengan
komposisinya.
33.
122.
SBV mixing rule
34.
123.
Differential liberation : Suatu
eksperimen pada kondisi isotermal dari satu
kondisi ke kondisi lain di mana fasa gas yang
terbentuk akibat proses ekspansi dikeluarkan dari
sel pada tekanan konstan. Fluida berubah,
Pstart<Pb. Diperoleh nilai Bod, z, dan Bg.

35.

124.
Flash vaporization : Proses
penguapan dengan cara menurunkan tekanan
sitem sedikit demi sedikit pada tiap tahap
penurunan tekanan gas yang keluar dipisahkan
dari sistem. Hasil dari test ini dapat menentukan
komposisi dan jumlah mol tiap komponen yang
telah keluar dan tersisa dalam sel dapat
ditentukan dari material balance.
36.
125.
CCE (composition) : Pengujian
ekspansi fluida pada kondisi isotermal pada
kondisi P1Vi ke kondisi P2V2 di mana kondisi
komposisi keseluruhan dari fluida dipertahankan
konstan. Fluida konstan, Pstart>Pb. Diperoleh
plot P vs Vol, untuk mendapat nilai Pb.
37.
126.
CVD (volume) : Pengujian pada
kondisi isotermal di mana sebagian dari gas yang
terbentuk akibat penurunan tekanan dikerluarkan
dari sel sedangkan volume sel dipertahankan
konstan. Umumnya dilakukan pada volatile oil.
Hasil dari test ini adalah jumlah dan sifat-sifat gas
yang keluar dari sel dan saturasi minyak yang

tertinggal dalam sel. Digunakan juga sebagai


kalibrasi silmulator komposisional.
38.
127.
Aromatik : Salah satu kelas
hidrokarbon selain alifatik. Umumnya memiliki
struktur yang terbentuk dengan benzena sebagai
basic building block.
39.
128.
Benzene : Salah satu jenis senyawa
aromatik. Molekulnya memiliki 6 atom karbon
berbentuk segi enam simetris. Tiap atom
karbonnya memiliki ikatan dengan hidrogen.
40.
129.
HC : Suatu senyawa kimia yang
mengandung kombinasi ikatan atom-atom
hydrogen dan karbon
41.
130.
Natural gas : Suatu sumber
cadangan alam yang berupa gas. Berasal dari
reservoir gas kering ataupun gas basah.
42.
131.
Separator test : Pengujian fluida
reservoir dimana tekanan chamber dikurangi terus
menerus dan gas yagn terdapat di dalamnya
dibuang seiring proses pengurangan tekanan.

43.

132.
Surface sampling : Metode
pengambilan sampel liquid yang diperoleh di
permukaan (pada separator).
44.
133.
Alkanes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n+2.
Atom karbon alkana terikat dengan atom lain
melalui ikatan tunggal. Karenanya disebut HC
jenuh.
45.
134.
Alkenes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n. Atom
karbon alkena memiliki ikatan rangkap.
Karenanya disebut HC tak jenuh atau olefin.
Terdapat pula struktur 2 rangkap (alkadiena), 3
rangkap (alktriena), dan 4 rangkap (alkatetraena).
46.
135.
Alkynes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n-2.
Atom karbon alkuna terikat dengan atom lain
melalui ikatan rangkap 3. Perbedaan struktur ini
dengan rangkap 3 alkena adalah gugus fungsional
yang berbeda, sehingga memiliki karakteristik
yang unik satu sama lain.

47.

136.
Isomer : Perbedaan struktur rantai
pada suatu senyawa yang dapat menimbulkan
perbedaan karakteristik, walaupun senyawa
tersebut memiliki ikatan karbon dan hidrogen
yang sama.
48.
137.
Resins : Materi aromatik dan
saturates yang menambah viskositas minyak
mentah.
49.
138.
Asphaltenes : Materi aromatik
dan naphtalena yang tidak dapat larut oleh pelarut
minyak.
50.
139.
Tekanan : Gambaran dari frekuensi
molekul gas yang menghantam dinding wadahnya.
Jika molekul gas cenderung berdekatan, akan
menghasilkan peningkatan tekanan.
51.
140.
Temperatur : Pengukuran secara
fisik dari suatu material yang merepresentasikan
energi kinetik rata-ratanya. Bila material tersebut
dihantarkan panas, maka energi kinetik akan
bertambah seiring dengan bertambahnya nilai
temperatur.

52.

141.
Cox charts : Plot tekanan vs
temperatur yang telah dimodifikasi untuk
mengoreksi persamaan clausius-clapeyron
(persamaan yang menyatakan hubungan antara
tekanan uap vs temperature dari suatu zat). Chart
ini digunakan untuk selang temperatur yang lebar,
supaya plot antara log Pv dan T dapat berupa garis
lurus.
53.
142.
Tekanan uap : Merupakan
parameter acuan untuk menentukan fasa suatu
sistem (gas atau cair) pada P&T tertentu. Jike
Psist>Pv fasa cair, respectively. Dapat diestimasi
menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron.
54.
143.
Retrograde
condensation : Suatu fenomena yang terjadi
pada retrograde gas reservoir. Fluida reservoir gas
ini tidak selalu berada dalam fasa gas. Ketika
tekanan menurun lalu, melintasi dew point line,
maka sebagian gas terkondensasi. Sampai suatu
titik mendekati tekanan separator, liquid tersebut
menguap kembali menjadi gas. AKA retrograde.

55.

144.
Partial pressures : Tekanan dari
masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
56.
145.
Partial volumes : Volume dari
masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
57.
146.
Sweet gas : gas yang tidak
mengandung CO2
58.
147.
Sour gas : gas yang tidak
mengandung impurities
59.
148.
SC : Suatu kondisi yang menjadi
standar untuk acuan kalkulasi di permukaan.
60.
149.
EOS : Suatu istilah yang
menyatakan persamaan untuk mendeskripsikan
hubungan antara volume gas terhadap tekanan
dan temperaturnya.
61.
150.
Undersaturated : Kondisi di atas
tekanan bubble point dan temperatur reservoir
Gas masih terlarut dalam minyak.

62.

151.
Saturated : Kondisi pada tekanan
bubble point dan temperatur reservoir. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
63.
152.
Dead Oil : Minyak pada kondisi
tekanan dan temperatur permukaan. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
64.
153.
High-shrinkage crude oil : see
volatile oil
65.
154.
Near critical oils : Disebut
demikian, karena titik temperature reservoir
berada sedikit di bawah titik kritik temperature.
Disebut juga Volatile Oil : Minyak yang
mengandung fraksi berat. Pada kondisi reservoir,
fluida berada dalam kondisi cairan. Seiring dengan
turunnya tekanan, fluida akan melewati bubble
point, yang dapat menegluarkan gas dari minyak.
Ditandai pula dengan garis isovol yang lebih rapat
di bagian bubble point, sehingga %penurunan
cairan tinggi.

66.

155.
Expansion factor : Faktor yang
menunjukkan pemuaian gas dibandingkan dengan
gas ideal.
67.
156.
Kinematic viscosity : Besaran
yang menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
dan dipengaruhi oleh gravitasi. Singkatnya :
viskositas dinamik persatuan densitas.
68.
157.
Heating value : Kuantitas panas
yang dihasilkan dari reaksi gas yang terbakar
sampai hanya menyisakan air dan karbondioksida.
69.
158.
Joule-Thomson effect : Efek
penurunan temperature seiring dengan turunnya
tekanan saat gas melewati throttle. Hukum ini
valid pada kondisi adiabatic dan saat perubahan
tekanan tidak terlalu besar
70.
159.
Separator : Suatu alat yang dapat
memisahakan fasa fluida dari reservoir.
71.
160.
Recombination of surface
fluids : Suatu prosedur yang dilakukan di
permukaan, untuk menentukan komposisi dan
kelakuan fluida di reservoir. Data perhitungan

diperoleh dari komposisi fluida di permukaan atau


data produksi.
72.
161.
Equivalent volume : Volume gas
di separatpr 2 dan stock tank, dalam scf/STB, plus
volume gas dalam scf seandainya 1 bbl oil di ST
berada dalam fasa gas.
73.
162.
Stock-tank : Wadah untuk
menampung minyak yang sudah melewati
separator.
74.

163.
Two-stage separation : Sistem
pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis black oil. Alat
pemisah terdiri dari 1 buah separator dan 1 buah
stock tank.
75.
164.
Three-stage separation : Sistem
pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis volatile oil dan
retrograde gas. Alat pemisah terdiri dari 2 buah
separator dan 1 buah stock tank.
76.
165.
Primary separator : Separator
yang berfungsi memisahkan fasa fasa bebas.

77.

166.
Secondary separator : Separator
yang berfungsi memisahkan fasa-fasa yang saling
terlarut.
78.
167.
GOR : Rasio antara volume gas dan
volume minyak.
79.
168.
Solution GOR : Ukuran yang
menunjukkan banyaknya gas yang terlarut dalam
minyak di reservoir
80.
169.
Shrinkage factor : Rasio antara
volume yang ditempatkan suatu zat pada kondisi
standar dengan volume yang ditempati oleh zat
tersebut pada kondisi reservoir. (Vsc/Vr).
81.
170.
LPG : Gas yang terdiri atas propane
dan butane, dicairkan pada temperature rendah
dan tekanan diatas tekanan atmosfir.
82.
171.
LNG : gas yang terdiri atas metana
dan etana, dicairkan pada temperatur yang sangat
dingin.
83.
172.
Gas cap : Zona gas yang terdapat di
atas lapisan minyak.

84.

173.
Associated Gas : Gas bumi yang
diproduksikan bersama-sama dengan minyak.
85.
174.
Dissolve gas : Gas yang terlarut
dalam minyak.
86.
175.
Free gas : Gas bebas yang terdapat
dalam reservoir. Dapat bergerak setelah terjadi
penurunan tekanan yang memperbesar volume
gas tersebut.
87.
176.
Initial pressure : Tekanan awal
reservoir pada kedalaman datum tertentu dari
suatu struktur yang akan diproduksi.
88.
177.
Bottom-hole sampling : Metode
pengambilan sample liquid yang berasal dari
bottom-hole. Dilakukan saat sumur sedang
ditutup.
89.
178.
Residual Oil : Sejumlah minyak
yang sudah tidak dapat diproduksi lagi. Hal ini
terjadi karena saturasi minyak telah mencapai titik
maksimal (1-Sor).
TEKNIK PENINGKATAN PEROLEHAN

1.
Istilah umum
a) Vertical efficiency : tebal reservoir yang
tersapu dibagi dengan total tebal reservoir
b) Areal efficiency : Luas area reservoir yang
tersapu dibagi dengan total luas area reservoir
c) Displacement efficiency : kemampuan fluida
pendesak dalam mendesak minyak yang terdapat di
reservoir, dihitung dengan cara membagi volume
minyak terdesak dengan volume minyak awal pada
areal yang tersapu.
d) Total efficiency : Hasil kali antara E , E , dan
E
e) Breaktrhrough : Kondisi saat fluida pendesak
mencapai sumur produksi dan ikut diproduksikan
bersama fluida yang didesak.
f)
Sweep efficiency : Areal efficiency
g) Capilarry force : Gaya yang terjadi pada pipa
kapiler, yang menyebabkan terangkatnya fluida dalam
pipa tersebut, akibat dari gaya adhesi yang bekerja
antara fluida dan dinding kapiler.
h) Viscous force : see viscosity
D

i)
Huff & Puff : Proses injeksi uap panas dan
produksi dari sumur yang sama dengan tujuan
mengurangi viskositas fluida reservoir.
j)
Injection pattern : Pola sumur injeksi dan
produksi pada suatu lapangan. Umumnya pola yang
digunakan adalah direct line drive , staggered line
drive, four spot, five spot, seven spot, 9 spot,
peripheral, peripheral & crestal
k) Capillary number : Bilangan kapiler yang
menunjukan besarnya nilai tegangan antar muka.
_ada umunya, injeksi air memiliki bilangan kapiler
+/- 10-6. Jika bilangan ini dinaikkan menjadi 10-4
sampai 10-2 dengan menurunkan tegangan
antarmuka 100 atau 10000 kali lipat besarnya,
perolehan minyak akan meningkat.
l)
Drainage : Proses pendesakan fluida wetting
phase oleh fluida non wetting phase
m) Imbibisi : Proses pendesakan fluida nonwetting phase oleh fluida wetting phase
1.
Injeksi Air

Buckley-Laveret : Persamaan yang


digunakan untuk menentukan nilai saturasi pada
jarak tertentu dari titik injeksi pada proses
pendesakan 1 dimensi.
Welge method : Metode penentuan saturasi
air rata-rata di belakang front dengan cara
mengintegrasikan distribusi saturasi dari titik injeksi
ke front.
Teori pendesakan frontal : model dimana
saturasi air sebagai fluida pendesak tiba-tiba naik
pada front kemudian berangsur-angsur naik hingga
mencapai (1-S ).
Fractional flow : Kondisi aliran terdifusi di
mana saturasi tersebar merata di seluruh ketebalan.
Bergantung dari perbandingan antara viskositas air
dan viskositas minyak
Viscous fingering : Segregasi akibat gravitasi
yang berbentuk saluran kecil bercabang-cabang.
Channeling : Breakthrough yang terjadi lebih
dini daripada peramalan dengan metoda welge karena
kondisi Buckley-Leverett tidak stabil (Ms>1).
or

Oil bank : Sebuah wadah yang mengandung


kumpulan minyak pada kuantitas tertentu
Water breakthrough : Kondisi saat air
sepbagai fluida pendesak mencapai sumur produksi
dan ikut diproduksikan bersama dengan minyak.
Interstitial water saturation : Saturasi air
yang tersisa di batuan, ketika minyak sudah mengisi
pori.
Mobility ratio : Perbandingan mobilitas
antara fluida pendesak dengan fluida yang didesak.
Jika nilainya lebih kecil dari 1 maka pendesakan akan
stabil, jika nilainya lebih besar dari 1, maka akan
terjadi fingering.
Injectivity :
Suatu prosedur yang dilakukan untuk menetapkan
laju alir dan tekanan untuk melakukan proses injeksi
tanpa merekahkan formasi.
Pore volume : total volume pori dalam
reservoir yang dapat terisi oleh fluida reservoir.
1.
Injeksi CO
2

Miscible front : Front pendesakan gas


CO yang larut dengan minyak sehingga efisiensi
pendesakan dapat meningkat.
Miscibility : Ketercampuran suatu fluida
dengan fluida lainnya.
CO Slug : Larutan CO yang digunakan sebagai
sumber injeksi CO Biasanya slug memiliki densitas
yang lebih besar dibandingkan fluida sekitarnya.
Gravity segregation : Pemisahan 2 buah fasa
2

2.

fluida yang berbeda akibat perbedaan densitas.


Minimum Miscible Pressure : Tekanan
minimal agar 2 buah fluida yang berbeda dapat saling
tercampur.
First contact miscibility : Ketercampuran
yang terjadi secara langsung karena tidak melewati
kontak dua fasa.
1.
Injeksi Inert Gas : nitrogen ; berupa injeksi
tak tercampur ; dapat bercampur dengan multiple
contact.
2.
Injeksi Gas diperkaya :

Intermediate molecular weight


hydrocarbon : etana, propena, dan butane
korelasi benham : korelasi untuk
menentukan tekanan ketercampuran pada injeksi gas
diperkaya
1.
Injeksi Gas kering pada tekanan tinggi
Lean hydrocarbon : HC ringan yang
komposisinya terdiri dari metana atau etana
First contact miscible flood : Injeksi yang
terjadi ketercampuran secara langsung karena tidak
melewati kontak dua fasa.
1.
Injeksi soda api : menurunkan tegangan
antarmuka (mengubah kebasahan batuan)
sehingga efisiensi pendesakan meningkat
2.
Injeksi polimer : Polimer memperbaiki
efisiensi sweep dan vertical dengan menurunkan
mobilitas fluida pendesak.
3.
Injeksi surfactant
Jenis surfactant : Uniflood & Maraflood
Kosentrasi : Kandungan presentase dari suatu
zat terhadap total zat yang akan dicampur.

Interfacial tension (IFT) : Gaya tegangan


yang bekerja antar muka dari dua molekul yang
berbeda.
Emulsifikasi : Suatu proses untuk mencegah
menempelnya minyak pada permukaan fasa
pendorongnya
1.
Injeksi air panas
Heat capacity : Energi panas yang dimiliki
oleh sebuah zat tiap kilogram dan C.
1.
Injeksi uap
Korelasi jones
Steam soak : Salah satu tahap cyclic steam
injection setelah penginjeksian uap yang dilakukan
selama beberapa minggu. Pada tahap ini, sumur
ditutup selama beberapa hari untuk mendistribusikan
uap secara merata supaya minyak menjadi lebih
mudah untuk diproduksikan.
Cyclic injection : Salah satu metode
perolehan thermal dengan cara menginjeksikan uap
ke dalam sumur. Terdapat 3 tahapan (1) Injeksi uap
ke dalam reservoir, (2) Periode soak, menutup sumur

dengan tujuan menyeragamkan panas untuk


mencairkan minyak, (3) Minyak diproduksikan.
Ketiga tahapan ini dapat terus berulang selama
produksi minyak masih menghasilkan profit.
Korelasi Myhill-Stegemeir : Salah satu
korelasi model analitik yang berdasarkan konsep
pendesakan frontal satu dimensi. Metode tersebut
cukup baik dalam memprediksi rasio minyak-uap,
namun akumulasi peramalan laju produksi biasanya
memperoleh hasil yang terlalu optimis pada waktuwaktu awal.
1.
Internal combustion
Forward combustion : Proses perolehan
minyak dengan cara : pembakaran reservoir di sekitar
sumur injeksi. Kemudian front pembakaran bergerak
bersama-sama minyak ke arah sumur produksi..
Reverse combustion : Proses perolehan
minyak dengan cara : pembakaran reservoir di sekitar
sumur injeksi. Kemudian front pembakaran
menyebar jauh ke arah sumur injeksi, sedangkan
minyak bergerak ke arah sumur produksi..

Specific heat : Suatu parameter yang


menyatakan banyaknya panas yang doperlukan untuk
menaikkan suhu satu satuan masa batuan tersebut
sebesar 1C.
Heat loss : Panas yang hilang akibat
kesetimbangan yang dihasilkan dari lingkungan
sekitarnya, seperti friksi mekanik, influens dari energi
yang lebih kecil, atau penurunan tekanan
1.
Investasi adalah penukaran sejumlah uang
yang kemungkinan perolehannya 100%, dengan
sejumlah uang yang lebih besar tetapi
kemungkinan perolehannya dibawah 100%.
2.
Nilai uang :

Nilai nominal : nilai yang tertulis di uang

tersebut
Nilai real : kemampuan uang tersebut untuk

ditukarkan dengan barang lain


Konsep perubahan nilai uang terhadap waktu
yaitu bahwa nilai uang nominal uang itu tetap
tetapi nilai real uang berubah terhadap waktu.

Konsep bunga majemuk yaitu bahwa uang

yang ditabung dibank akan berbunga dan pada


tahun berikutnya bunga tersebut dapat
menghasilkan bunga lain.
Konsep ekivalensi menyatakan bahwa

sejumlah uang pada suatu waktu, nilainya dapat


sama dengan sejumlah uang yang berbeda pada
waktu yang lain apabila dikenakan bunga tertentu.
Konsep nilai sekarang menyatakan bahwa

jumlah uang pada waktu tertentu dapat


ditentukan nilainya pada waktu sekarang dengan
memberikan diskon rate tertentu
Konsep nilai yang akan datang adalah jumlah

uang pada waktu yang akan datang dari sejumlah


uang pada saat sekarang apabila dikenakan diskon
rate tertentu.
F = P (1+i)
n

Perhitungan bunga:
(1+bunga bulanan) = (1+bunga tahunan)
12

1.

Cashflow adalah aliran uang yang keluarmasuk proyek.


Net cashflow adalah uang yang masuk dikurangi uang
yang keluar
Jenis-jenis cashflow:

Cashflow Uniform adalah jadi sejumlah


uang yang harus dibayarkan dengan jumlah

yang tetap hingga pada akhir tahun dapat


terlunasi
Cashflow Gradien Uniform adalah

apabila kita membayarkannya tidak tetap


setiap bulannya tapi naik dengan jumlah
tertentu.
Cashflow Seri Geometrik adalah apabila

jumlah uang yang diambil atau ditambah


mengikuti persentase tertentu
1.
Payback period (PBP) menunjukkan berapa
lama modal investasi dapat kembali. Semakin
besar diskon rate, semakin lama PBP

NPV menunjukkan nilai absolute earning dari modal


yang diinvestasikan di proyek yaitu total pendapatan
dikurangi total biaya selama proyek.
Rate of Return (ROR) adalah discount rate yang
memberikan nilai NPV = 0
Proyek dikatakan layak apabila:

Memiliki nilai PBP bahkan PBP-nya tidak


terlalu lama. Oleh karena itu diskon rate-nya

harus sekecil mungkin


NPV positif
ROR-nya lebih besar daripada bunga bank

NPV menunjukkan besar keuntungan secara absolute.


Sedangkan ROR menunjukkan keuntungan secara
relatif. PBP menjadi penting pada kondisi negara yang
tidak stabil.
1.

MARR yaitu return minimum yang dipasang


oleh perusahaan untuk memutuskan kelaikan
proyek. Ada 2 macam return, yaitu:

Eksternal yaitu return yang diperoleh apabila


investasi dilakukan diluar organisasi misalnya
dengan membeli saham perusahaan lain
Internal yaitu return yang diperoleh dari

investasi didalam organisasi


Jadi sebenarnya MARR itu sama dengan ROR. Hanya
saja MARR adalah besaran keuntungan yang
diinginkan oleh perusahaan.
1.

Pajak atas barang-barang yang diekspor atau


diimpor disebut juga tarif.
Depresiasi adalah alokasi biaya secara sistematik dan
rasional pada suatu asset dikurangi nilai salvage-nya
sepanjang umur penggunaannya.
Metode perhitungan pajak:

Metode Straight Line (linear)


Metode Double Declining Balance
Metode Sum-of-years-digit

1.

Sistem kontrak bagi hasil adalah sistem


pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi minyak
dan gas bumi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta sebagai kontraktor Pertamina, dimana
kontaktor dibayar dari hasil produksi.
Ketentuan umum:

Masa kontrak 30 tahun, masa eksplorasi 6

tahun
Kewajiban kontraktor menyisihkan wilayah

kerja
Management ditangan Pertamina
Peralatan yang dibeli menjadi milik

pemerintah
Semua data milik Pertamina
Tanggung jawab operasional oleh kontraktor
Kontraktor mendidik dan melatih tenaga

Indonesia
Semua biaya produksi diganti dari hasil

produksi
Perkembangan Peraturan Kontrak Bagi Hasil

Generasi I
(1966-1975)Generasi II
(1976-1988)Generasi III dan IV
(1989)Cost RecoveryDibatasi 40%Tidak
dibatasiDibatasi 80% dan FTP 20%; serta 65% dan
FTP 35%Bagi hasil setelah cost recoveryMinyak
65/35Minyak 85/15
Gas 70/30Minyak 85/15
Gas 70/30Pajak KontraktorTidak ada56%48%Harga
minyak dari kontraktorUS$ 0.2/bblUS$ 0.2/bbl10%
harga pasarInsentif u/ kontraktorTidak
adaTerbatasAda
1.

Optimisasi Konsumen:
Teori utility adalah derajat kesenangan orang
lain akan tinggi apabila ia tidak punya tetapi bila
sudah punya, ia tidak akan terlalu senang lagi.

Gambar
Besaran ordinal : menyatakan nilai perbandingan
secara kualitatif/perasaan. `Cont: saya
lebih menyukai jeruk daripada apel
Besaran kardinal : menyatakan nilai perbandingan
secara kuantitatif.
Cont: minyak duri lebih mahal 10% daripada minyak
minas

Kurva indiferensi adalah kumpulan titik-titik


tempat kedudukan dari kombinasi-kombinasi
barang yang memberikan konsumen kepuasan
atau utility yang sama. Contoh penukaran 2 apel
untuk 1 jeruk karena kita kebanyakan apel.
Gambar

Barang superior yaitu apabila komoditi barang


yang di konsumsi meningkat dengan naiknya
anggaran
Barang inferior yaitu apabila kenaikan

anggaran menyebabkan penurunan permintaan


Contohnya kayu bakar (inferior) dan minyak tanah
(superior)

Elastisitas Pendapatan

1.

Optimisasi produser seperti pada pemegang


saham dan eksekutif
Input produksi atau faktor produksi seperti gedung,
mesin, tenaga kerja dan bahan merupakan syarat
suatu perusahaan untuk berproduksi. Input produksi
ini masuk ke dalam proses produksi dan
menghasilkan output.
Persamaan fungsi produksi :
Y = y(X1,X2,,Xn)

Persamaan ini menyatakan bahwa output (Y)


merupakan fungsi dari input (X1,X2)
Fungsi biaya

Fixed cost : pembelian barang investasi seperti

tanah, gedung, mesin yang nilainya tidak


tergantung besar produksi.
Variable cost : biaya material, energi, dsb yang

besarnya bergantung dari volume produksi


Cost = Fixed Cost + Variable Cost
1.

Kesetimbangan Global
Pasar bebas : produksi tiap perusahaan relatif

sangat kecil dibandingkan produksi total pasar,


sehingga harga barang di pasar tidak terpengaruh
oleh naik-turunnya produksi suatu perusahaan.
Ukuran monopoli, contohnya industri migas

dimana Pertamina merupakan satu-satunya


operator di industri migas dari hulu sampai hilir.
1.
Makroekonomi

GNP adalah nilai produksi barang dan


jasa selama satu tahun
Kestimbangan ekonomi:

Penghasilan (Y) = Consume (C) + Saving (S)

1.

Sumberdaya alam disefinisikan sebagai sesuatu


yang mempunyai manfaat dan nilai pada keadaan
diketemukannya.

Jenis-jenis sumberdaya:

Sumberdaya yang terhabiskan adalah

sumber daya alam yang jumlahnya berkurang


oleh pemakaiannya. Contoh migas, emas, besi
sumberdaya yang mengalir adalah

sumber daya alam yang terbarukan yang secara


kontinu membentuk aliran. Contoh tenaga
surya, angina, kayu
sumberdaya biologi, contoh pohon,

ternak, pertanian
EKONOMI MIGAS

1.

Investasi : Penukaran sejumlah uang yang


kemungkinan perolehannya 100 % dengan
sejumlah uang yang lebih besar tetapi
kemungkinan perolehannya di bawah 100 %
2.
Metoda tekno-ekonomi : Metoda yang
digunakan untuk menghitung kelaikan suatu
proyek
2.1. Konsep perubahan nilai uang terhadap
waktu : Nilai nominal uang tetap, namun nilai
rielnya berubah karena uang memiliki purchasing
power (inflasi) dan earning power (bunga atas uang).
2.2. Konsep bunga majemuk : Bunga dari uang
yang disimpan di bank dapat berbunga ; 1 jt dgn 15%
setahun => 1,15 jt => 1,322 jt
2.3. Konsep ekivalensi : Uang pada satu waktu
nilainya dapat setara dengan uang dengan jumlah
berbeda pada waktu yang berbeda jika diberikan
bunga tertentu. Contoh : Rp 1000 = Rp 1100 tahun
depan dengan bunga 10 %

2.4. Konsep nilai sekarang : Uang pada satu


waktu dapat ditentukan nilainya sekarang dengan
menerapkan nilai diskon tertentu. Contoh : NPV
2.5. Konsep nilai masa depan : Sejumalh uang
pada masa yang akan dating dari nilai uang sekarang
dengan tingkat bunga tertentu . Contoh : F = P (1+i)
1.
Cashflow : Aliran uang keluar masuk dari
sebuah proyek
3.1. Cashflow Uniform : sejumlah uang (P)
n

disimpan di bank, berapakah uang dengan jumlah


tetap (A) yang dapat diambil tiap bulannya sehingga
pada akhir periode uang di tabungan menjadi habis.
A = P i(1+i) / [(1+i) -1]
3.2. Cashflow gradient uniform : Sama dengan
cashflow uniform, tetapi uang yang diambil
jumlahnya berubah dengan gradient (G) tertentu.
P = A [(1+i) -1] / i(1+i) + G [1- {(1+n.i)/(1+1) }] / i
3.3. Cashflow gradient eksponen : Sejumlah
uang disimpan di bank dengan pengambilan yang
berubah dengan persentase tetap (E).
P = B [1-{(1+E)/(1+i)} ] / i-E atau P = B.n / (i+E)
n

1.

Indikator ekonomi : Indikator yang


digunakan untuk menilai kelaikan suatu proyek
4.1. PBP : Pay back period, yaitu waktu yang
dibutuhkan agar modal investasi dapat kembali.
Sigma (R C ) / (1+d) = 0
4.2. NPV : Net present value, yaitu nilai absolute
earning dari modal yang diinvestasikan. Rumus :
Total pendapatan (discounted) Total pengeluaran
(discounted). Sigma (R C ) / (1+d) = NPV
t

4.3. ROR : Rate of return, yaitu discount rate yang


menyebabkan NPV = 0
Sigma (R C ) / (1+ROR) = 0
1.
MAAR : nilai ROR terkecil yang diharapkan
oleh investor untuk melakukan investasi
2.
Depresiasi : alokasi biaya secara sistematik
dan rasional pada suatu asset dikurangi nilai
salvage sepanjang umur penggunaannya.
6.1. Metode yang digunakan : Linier, Double
declining balance , Sum of years
1.
Sistem kontrak bagi hasil : Sistem
pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi migas
t

yang dilakukan perusahaan swasta sebagai


kontraktor dimana kontraktor dibayar dari hasil
produksi.
Ketentuan Umum:
- Masa kontrak 30 tahun, masa eksplorasi 6 tahun
- Peralatan yang diimpor untuk operasi menjadi milik
pemerintah
- Semua data miliki pemerintah
- Kontraktor menyediakan dana dan keahlian
- Tanggung jawab operasional pada kontraktor
- Semua biaya dikembalikan dari cost recovery
- Kontraktor mendidik dan melatih tenaga kerja
Indonesia

covery

omp
ost
y

- Pengutamaan produk dalam negeri dan tenaga kerja


Indonesia
FTP : Penyisihan hasil penjualan migas sebelum
dikurangi cost recovery untuk dibagi antara
pemerintah dengan operator.
Perkembangan kontrak :
Generasi
1(1966
1975)

Generasi
2(1976
1988)

Generasi
3(1988
1990)

Gen
4(1
now

40 %

Tidak
dibatasi

80 %

65

Minyak
65/35

Minyak
85/15Gas
70/30

Tidak ada

56 % / 48
%

48 %

44

US $
0.2/BBl

10 % mkt
prc

Tidak ada

Terbatas

Ada

Ad

1.
Optimasi Konsumen
Teori Utiliti : suatu barang akan memberikan
kepuasan bagi manusia
MU(x) = dU/dX
Kurva Indiferensi : Kumpulan titik-titik tempat
kedudukan dari kombinasi barang yang
memberikan kepuasan yang sama terhadap suatu
individu.
MRS = MU / MU = -dX /dX
Superior : Komoditi yang konsumsinya
meningkat seiring dengan naiknya anggaran
Inferior : Komoditi yang konsumsinya menurun
seiring dengan naiknya anggaran
Elastisitas pendapatan : Pengaruh pendapatan
terhadap konsumsi suatu komoditas sx = %
perubahan konsumsi x/% perubahan pendapatan Y
1

Elastisitas harga sendiri : Pengaruh harga


terhadap konsumsi suatu komoditas e = %

perubahan konsumsi X / % perubahan harga X


1.
Optimasi Produsen
Fungsi produksi : Seluruh material (capital, tenaga
kerja, bahan baku) yang diperlukan oleh suatu
perusahaan untuk berproduksi.
Y = y(X ,X ,,X )
MP = dY/dXi
1

Fungsi Biaya : Biaya yang dikeluarkan untuk


berproduksi (variabel & fixed cost)
MC = dC/dX => keuntungan max saat MC = MR
1.
Kesetimbangan Global
Pasar bebas : Kondisi dimana harga barang di pasar
tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi suatu
perusahaan sehingga harga merupakan fungsi dari
pasar
MC = MR = P

Ukuran Monopoli : Kondsi dimana perusahaan


memaksimumkan keuntungan dengan produksi lebih
sedikit dan memasang harga lebih tinggi dari industri
pasar bebas.
MC = MR = P + Q dP/dy
1.
Makroekonomi
Konsep kelangkaan : tuhan memberikan segala
sesuatu kepada manusia dalam jumlah yang terbatas,
oleh karena itu harus dialokasikan sumber daya
secara efisien.
GNP : Nilai produksi barang dan jasa dari suatu
Negara selama satu tahun.
GNP = konsumsi + belanja pemerintah + investasi +
ekspor impor
Kesetimbangan ekonomi :
Fungsi permintaan konsumen :
Y = C + S ; MPC =dC/dY ; APC = C/Y

Fungsi permintaan investasi usaha : konstanta


Fungsi permintaan konsumen & investasi usaha
Kebijaksanaan fiscal : Yang diinginkan adalah full
employment GNP, apabila kesetimbangan GNP pada
tingkat pengangguran yang tinggi maka pemerintah
menggunakan komponen pajak dan belanja Negara
untuk mengkatalis GNP menuju full employment
GNP.
Kebijaksanaan Moneter : Penurunan bunga bank
untuk memperoleh full employment GNP
Sistem moneter dan perbankan : uang
menghilangkan masalah coincidence dan indivisibility
pada transaksi barter.
Nilai uang yang beredar = Nilai Uang riel / RRR
(required reserve ratio).
1.
Konsep Sumberdaya Alam
Pengertian : sesuatu yang memiliki manfaat dan
nilai pada keadaan diketemukannya.

Jenis SDA : - Terhabiskan : jumlahnya berkurang


seiring dengan pemakaiannya
Mengalir : Sumberdaya terbarukan yang secara
kontinu berupa aliran
Biologi : Makhluk hidup (ternak, pohon
pertanian)
1.

Regulasi Migas

Pembatasan ROR : Pembatasan ROR oleh


pemerintah agar perusahaan tidak terlalu untukng
Efek Averch-Johnson : Regulasi terhadap ROR
perusahaan akan mengakibatkan perusahaan
menggunakan lebih banyak capital dan mengurangi
tenaga kerja untuk meminimumkan biaya.
Zero profit pricing : Pemerintah menetapkan
harga jual agar perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan agar harga pasar kompetitif pada sistem
monopoli
Multi part pricing : Pembedaan harga untuk setiap
golongan pada suatu barang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai