1.
2.
3.
4.
5.
6.
pseudo
4.
2.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Porosity-compressibility
product, kemampuan reservoir untuk
menyimpan fluida dalam kondisi dinamis
2.
Diagnostic plot,
3.
Multiple well testing, sekurang-kurangnya
diperlukan satu sumur aktif (produksi atau
injeksi) dan satu sumur pengamat
4.
Interference test, suatu test yang
mengikutsertakan lebih dari satu sumur pada
waktu pengujian untuk menentukan apakah
antara dua sumur atau lebih mempunyai
komunikasi tekanan sehingga dapat diperkirakan
k dan C dari sumur yang di test.
5.
Horizontal pulse testing,
6.
Vertical pulse testing,
7.
Theis curve,
8.
Kamal-Brigham method,
9.
Falade-Brigham method,
10.
Interwell properties,
11.
Storativity, kemampuan reservoir untuk
menyimpan fluida pada pori batuannya
12.
13.
14.
15.
16.
Transmissivity,
Injection pulse-Stegemeir case,
Pulse period,
Pulse cycle,
Time lag, yaitu lamanya waktu dari
berakhirnya suatu pulsa kepada waktu terjadinya
tekanan maksimum
17.
pulse amplitude,
18.
variable injection tes, uji tekanan dengan
merubah-rubah injection rate pd suatu sumur
injeksi pd interval waktu lebih dr 30-40 mnt &
mencatat tekanan pd tiap akhir waktu yg konstan.
19.
interference test in bounded
reservoir, interference test pd sumur terbatas
dmn pegujian dilakukan dgn memproduksi atau
menginjeksi ke sekurang-kurangnya 1 buah sumur
aktif & mengamati respon tekanan dasar sumur pd
sumur lain (observation well). Dianalisa dgn
menggunakan data tekanan yg tak berdimensi yg
dikembangkan oleh earlougher & ramey
20.
27.
28.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
diperoleh
1.
Pressure square approximation,
p
p
diperoleh
1.
Laminar-Inertial-Turbulent,
2.
Back pressure test, test dimana sumur tidak
pernah ditutup. Sumur akan dibuka untuk rate
tertentu hingga stabil
3.
Isochronal test, test dimana sumur akan
ditutup hingga tekanannya stabil dan dibuka
rata-rata
2
1
2
2
rata-rata
4.
5.
6.
7.
9.
1.
5.
6.
7.
8.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
65. delineation,
66. development,
67. primary recovery, minyak yg diperoleh
dgn memproduksi dr reservoir secara normal dgn
bantuan energi dr reservoir itu sendiri (tanpa
metode EOR)
11.
68. secondary recovery, perolehan minyak
yg diperoleh dgn menggunakan metode pressure
maintenance dengan kata lain secara mekanik saja
seperti injeksi air.
12.
69. tertienary recovery, perolehan minyak
yang diperoleh dengan menggunakan prinsip
19.
2.
8.
9.
10.
E.
J.
1.
Resources : discovered and
undiscovered : SDA migas yang terdiri dari 2
12.
22.
29.
30.
42.
54.
61.
64.
69.
76.
83.
89.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
12.
13.
14.
panhandle,
flow efficiency,
compressor, alat yang digunakan untuk
menaikkan tekanan alir pada gas
15.
pompa, pompa (hidrolik); metode artificial
lift dmn energi yg diperlukan utk operasi unit
pompa di bawah permukaan diberikan secara
hdrolik dgn memompakan power fluid (cairan yg
bertekanan tinggi) utk menyalurkan energi; ada 2
macam : pompa torak hidrolik & jet pump
16.
jet pump, fluida bertekanan tinggi yg
diberikan oleh pompa permukaan dialirkan
melalui nozzle utk memberikan kecepatan tinggi
(jet), jd merubah energi potensial ke energi kinetis
17.
SRP, Pompa angguk, terdiri dr motor, surface
unit, subsurface unit & stang (sucker rod);
prinsip kerja : gerakan berputar dr motor
ditransmisikan oleh surface unit (counterweight)
menjadi gerakan naik-turun pd rod & diteruskan ke
subsurface unit (plunger) shg terjadi penekanan dan
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
hoisting system
rotating system
weight indicator,
cutting, potongan kecil / serpihan batuan yg
berasal dr hasil pengikisan (pengeboran) oleh bit
5.
1.
2.
1.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
i.
shallow deviation type, KOP
terletak di kedalamn yg tidak begitu jauh dr
permukaan tanah.
ii.
Deep deviation type, KOP
terletak jauh di dalam permukaan tanah
iii. Return to vertical type, mula2
belok ditempat dangkal lalu kembali ke vertikal
MWD, (Measurement While Drilling);
LWD, (Logging While Drilling);
J.
Q.
T.
W.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
c.
7.
8.
9.
Torsi,
Hookload,
RPM, besarnya daya putaran pada rotary table
untuk memutar drill string
Rate of penetration, kemampuan bit untuk
menghancurkan batuan
Swivel, alat yang berfungsi sebagai penahan
beban drillstring dan bagian statis yang
memberikan drillstring berputar.
Mud hose,
Stand pipe,
Round trip,
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Bentonite,
Barite,
Shale
shaker,desander,desilter,degasser,
22.
Lumpur,
23.
Mud cake,
24.
Slip velocity,
25.
Bingham plastic,
26.
Hidrolika,
27.
Laminer/turbulent flow,
28.
Fann VG viscometer,
29.
Marsh funnel,
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Filtration press,
BHHP, BHI,JV,
Well kick,
Pressure control,
SIDPP,SICP,Abnormal formation,
Driller method, menggunakan prinsip
tekanan DP dibuat konstan dengan mengatur
valve pada casing. Lumpur belum diganti ketika
proses pengeluaran kick terjadi.
43.
49.
3.
4.
5.
selanjutnya.
Water cement ratio, adalah perbandingan
air yang dicampur terhadap bubuk semen sewaktu
suspensi semen dibuat.
Squeeze cementing, cementing yang
dilakukan setelah proses primary cementing
selesai; berguna untuk menutup formasi yang
tidak produktif, menutup zona lost circulation,
memperbaiki kebocoran di casing
Multistage cementing,
Accelerator, adalah aditif yang dapat
mempercepat proses pengerasan suspensi semen
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Downhole motor,
Tipe pemboran berarah,
MWD,
LWD,
Knuckle joint,
JAR,
Steerable system,
Geosteering system,
Inklinasi,
Azimuth,
Dog leg,
PDM,
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Submersible platform,
24.
Semi-submersible platform,
25.
Guyed tower,
TEKNIK PEMBORAN
1.
3.
10.
19.
8.
Bouyancy effect
Media logging
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
trajektori pengeboran
6.
Jar : Alat untuk mengambil pipa yang terjepit
7.
Steerable system : Sistem yang
memungkinkan perubahan arah pengeboran
secara realtime oleh operator.
8.
Geosteering system : Sistem yang
memungkinkan perubahan arah pengeboran
mengikuti kondisi formasi yang diinginkan.
9.
Inklinasi : Sudut kemiringan pengeboran
berarah
10.
Azimuth : Koordinat x dan y untuk
menentukan lokasi
11.
20.
1.
type
Black oil
Volatile oil
definisi
1.
Dry gas
Wet gas
Retrograd
e gas
1.
pc
5.
tolak-menolak
tumbukan partikel bersifat elastis murni
partikel berubah arah hanya jika
membentur sesuatu
merupakan kombinasi dari hokum boyle, charles dan
vogadro :
boyle : pada temperature konstan, tekanan gas
berbanding terbalik dgn volume gas
P = 1/V x konstanta, atau P V = P V
Charles : pada tekanan konstan volum gas berbanding
lurus dengan temperature
V = T x konstanta, atau V /T = V /T
Avogadro : 2 gas berbeda dgn volume yg sama pd P &
T yg sama pula mengandung jumlah molekul yg sama
V = V , atau V = n x konstanta.
Kombinasi 3 hukum tsb adalah PV = nRT
1
1.
quality line,
tie line, garis pada diagram P-C yg
menghubungkan komposisi kestimbangan fasa
cair dgn komposisi fasa gas.
5.
ternary diagram, diagram fasa
komposisional untuk system 3 komponen
6.
mixing rule,
33 36 STUDI PVT utk menentukan
parameter P , C , R , B , B
1.
differential lliberation, pengujian pd
kondisi isothermal dari satu kondisi(P V ) ke
kondisi lain (P V ) dmn fasa gas yg terbentuk
b
res
tD
res
res
2.
2n+2
sel
flash
carbon ganda (C H )
3.
alkynes, komponen HC yg meimilki ikatan
carbon tripel (C H )
4.
isomer, struktur konfigurasi yg berbeda dari
suatu senyawa
5.
resins, senyawa non-organik (non-HC) yg
molekulnya besar, komponen utamanya hydrogen
& carbon, dgn 1-3 atom sulfur, oxygen, atau
nitrogen setiap molekulnya. Resin terlarut pada
petroleum, resin murni merupakan cairan farksi
berat atau padatan lengketdgn warna merah atau
tidak berwarna.
n
2n
2n-2
6.
13.
16.
3.
7.
4.
12.
11.
100.
Total FVF : Penjumlahan dari FVF
gas bebas yang dikonveriskan ke kondisi reservoir
dengan FVF minyak minyak.
12.
101.
Viskositas : Besaran yang
menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
13.
102.
Kompresibelitas : Faktor yang
menunjukan seberapa besar deviasi volumetrik
suatu gas nyata dari kas ideal. Dengan kata lain,
menunjukan kemudahan suatu gas untuk
dikecilkan volumenya
14.
103.
SG gas & oil : Perbandingan antara
densitas zat terhadap densitas udara diukur pada
P&T yang sama
15.
104.
Tc & Pc : Temperatur dan tekanan
kritis dimana suatu fluida dapat berada dalam 2
keadaan yang berbeda (cair dan gas).
16.
105.
Tpc & Ppc : Pseudocritical
properties rata-rata molal dari sifat-sifat kritis
dari komponen penyusun gas campuran tersebut.
17.
106.
Cricondenbar : Tekanan tertinggi
pada saturation envelope
18.
107.
Cricondentherm : Temperatur
tertinggi pada saturation envelope
19.
108.
Pbp : Tekanan pada kondisi di
mana semua gas pada suatu campuran gas-cair
tepat habis melarut ke dalam larutan bila tekanan
campuran gas-cair tersebut dinaikkan tekanannya
atau diturunkan temperaturnya..
20.
109.
Pdp : Tekanan pada kondisi di
mana semua fasa cair pada suatu campuran gascair tepat habis menguap menjadi gas.
21.
110.
Flash point : Temperatur terendah
dimana cairan dapat berubah menjadi gas.
22.
111.
Pour point : Temperatur tertinggi
di mana minyak masih dapat mengalir
23.
112.
Cloud point : Temperatur saat
mulai terbentuknya fasa padat (lilin) juka minyak
didinginkan.
24.
113.
P-T diagram : Sebuah diagram
tekanan vs temperatur tiga fasa, yang menunjukan
wilayah dan batas dari masing-masing fasa
tersebut. Terdapat titik triple (keseimbangan 3
29.
118.
Quality line : Locus bagi campuran
gas cair dengan persen volum fasa cair yang sama.
30.
119.
Tie line : Garis yang
menghubungkan komposisi kesetimbangan fasa
cair dengan komposisi fasa gas.
31.
120.
Ternary diagram : Diagram fasa
komposisional untuk sistem campuran tiga
komponen. Diagram ini adalah segitiga sama kaki
di mana masing-masing apeksnya menunjukan
100% molar dari komponen tunggal.
32.
121.
Mixing rule : Sifat campuran fluida
sama dengan sifat komponennya dikali dengan
komposisinya.
33.
122.
SBV mixing rule
34.
123.
Differential liberation : Suatu
eksperimen pada kondisi isotermal dari satu
kondisi ke kondisi lain di mana fasa gas yang
terbentuk akibat proses ekspansi dikeluarkan dari
sel pada tekanan konstan. Fluida berubah,
Pstart<Pb. Diperoleh nilai Bod, z, dan Bg.
35.
124.
Flash vaporization : Proses
penguapan dengan cara menurunkan tekanan
sitem sedikit demi sedikit pada tiap tahap
penurunan tekanan gas yang keluar dipisahkan
dari sistem. Hasil dari test ini dapat menentukan
komposisi dan jumlah mol tiap komponen yang
telah keluar dan tersisa dalam sel dapat
ditentukan dari material balance.
36.
125.
CCE (composition) : Pengujian
ekspansi fluida pada kondisi isotermal pada
kondisi P1Vi ke kondisi P2V2 di mana kondisi
komposisi keseluruhan dari fluida dipertahankan
konstan. Fluida konstan, Pstart>Pb. Diperoleh
plot P vs Vol, untuk mendapat nilai Pb.
37.
126.
CVD (volume) : Pengujian pada
kondisi isotermal di mana sebagian dari gas yang
terbentuk akibat penurunan tekanan dikerluarkan
dari sel sedangkan volume sel dipertahankan
konstan. Umumnya dilakukan pada volatile oil.
Hasil dari test ini adalah jumlah dan sifat-sifat gas
yang keluar dari sel dan saturasi minyak yang
43.
132.
Surface sampling : Metode
pengambilan sampel liquid yang diperoleh di
permukaan (pada separator).
44.
133.
Alkanes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n+2.
Atom karbon alkana terikat dengan atom lain
melalui ikatan tunggal. Karenanya disebut HC
jenuh.
45.
134.
Alkenes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n. Atom
karbon alkena memiliki ikatan rangkap.
Karenanya disebut HC tak jenuh atau olefin.
Terdapat pula struktur 2 rangkap (alkadiena), 3
rangkap (alktriena), dan 4 rangkap (alkatetraena).
46.
135.
Alkynes : Struktur kimia HC
alifatik yang memiliki rumus kimia CnH2n-2.
Atom karbon alkuna terikat dengan atom lain
melalui ikatan rangkap 3. Perbedaan struktur ini
dengan rangkap 3 alkena adalah gugus fungsional
yang berbeda, sehingga memiliki karakteristik
yang unik satu sama lain.
47.
136.
Isomer : Perbedaan struktur rantai
pada suatu senyawa yang dapat menimbulkan
perbedaan karakteristik, walaupun senyawa
tersebut memiliki ikatan karbon dan hidrogen
yang sama.
48.
137.
Resins : Materi aromatik dan
saturates yang menambah viskositas minyak
mentah.
49.
138.
Asphaltenes : Materi aromatik
dan naphtalena yang tidak dapat larut oleh pelarut
minyak.
50.
139.
Tekanan : Gambaran dari frekuensi
molekul gas yang menghantam dinding wadahnya.
Jika molekul gas cenderung berdekatan, akan
menghasilkan peningkatan tekanan.
51.
140.
Temperatur : Pengukuran secara
fisik dari suatu material yang merepresentasikan
energi kinetik rata-ratanya. Bila material tersebut
dihantarkan panas, maka energi kinetik akan
bertambah seiring dengan bertambahnya nilai
temperatur.
52.
141.
Cox charts : Plot tekanan vs
temperatur yang telah dimodifikasi untuk
mengoreksi persamaan clausius-clapeyron
(persamaan yang menyatakan hubungan antara
tekanan uap vs temperature dari suatu zat). Chart
ini digunakan untuk selang temperatur yang lebar,
supaya plot antara log Pv dan T dapat berupa garis
lurus.
53.
142.
Tekanan uap : Merupakan
parameter acuan untuk menentukan fasa suatu
sistem (gas atau cair) pada P&T tertentu. Jike
Psist>Pv fasa cair, respectively. Dapat diestimasi
menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron.
54.
143.
Retrograde
condensation : Suatu fenomena yang terjadi
pada retrograde gas reservoir. Fluida reservoir gas
ini tidak selalu berada dalam fasa gas. Ketika
tekanan menurun lalu, melintasi dew point line,
maka sebagian gas terkondensasi. Sampai suatu
titik mendekati tekanan separator, liquid tersebut
menguap kembali menjadi gas. AKA retrograde.
55.
144.
Partial pressures : Tekanan dari
masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
56.
145.
Partial volumes : Volume dari
masing-masing fraksi gas yang membentuk gas
campuran tersebut.
57.
146.
Sweet gas : gas yang tidak
mengandung CO2
58.
147.
Sour gas : gas yang tidak
mengandung impurities
59.
148.
SC : Suatu kondisi yang menjadi
standar untuk acuan kalkulasi di permukaan.
60.
149.
EOS : Suatu istilah yang
menyatakan persamaan untuk mendeskripsikan
hubungan antara volume gas terhadap tekanan
dan temperaturnya.
61.
150.
Undersaturated : Kondisi di atas
tekanan bubble point dan temperatur reservoir
Gas masih terlarut dalam minyak.
62.
151.
Saturated : Kondisi pada tekanan
bubble point dan temperatur reservoir. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
63.
152.
Dead Oil : Minyak pada kondisi
tekanan dan temperatur permukaan. Sudah
terdapat gas bebas yang terlepas dari minyak.
64.
153.
High-shrinkage crude oil : see
volatile oil
65.
154.
Near critical oils : Disebut
demikian, karena titik temperature reservoir
berada sedikit di bawah titik kritik temperature.
Disebut juga Volatile Oil : Minyak yang
mengandung fraksi berat. Pada kondisi reservoir,
fluida berada dalam kondisi cairan. Seiring dengan
turunnya tekanan, fluida akan melewati bubble
point, yang dapat menegluarkan gas dari minyak.
Ditandai pula dengan garis isovol yang lebih rapat
di bagian bubble point, sehingga %penurunan
cairan tinggi.
66.
155.
Expansion factor : Faktor yang
menunjukkan pemuaian gas dibandingkan dengan
gas ideal.
67.
156.
Kinematic viscosity : Besaran
yang menunjukan resistensi fluida untuk mengalir
dan dipengaruhi oleh gravitasi. Singkatnya :
viskositas dinamik persatuan densitas.
68.
157.
Heating value : Kuantitas panas
yang dihasilkan dari reaksi gas yang terbakar
sampai hanya menyisakan air dan karbondioksida.
69.
158.
Joule-Thomson effect : Efek
penurunan temperature seiring dengan turunnya
tekanan saat gas melewati throttle. Hukum ini
valid pada kondisi adiabatic dan saat perubahan
tekanan tidak terlalu besar
70.
159.
Separator : Suatu alat yang dapat
memisahakan fasa fluida dari reservoir.
71.
160.
Recombination of surface
fluids : Suatu prosedur yang dilakukan di
permukaan, untuk menentukan komposisi dan
kelakuan fluida di reservoir. Data perhitungan
163.
Two-stage separation : Sistem
pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis black oil. Alat
pemisah terdiri dari 1 buah separator dan 1 buah
stock tank.
75.
164.
Three-stage separation : Sistem
pemisahan di permukaan yang umumnya
digunakan untuk fluida jenis volatile oil dan
retrograde gas. Alat pemisah terdiri dari 2 buah
separator dan 1 buah stock tank.
76.
165.
Primary separator : Separator
yang berfungsi memisahkan fasa fasa bebas.
77.
166.
Secondary separator : Separator
yang berfungsi memisahkan fasa-fasa yang saling
terlarut.
78.
167.
GOR : Rasio antara volume gas dan
volume minyak.
79.
168.
Solution GOR : Ukuran yang
menunjukkan banyaknya gas yang terlarut dalam
minyak di reservoir
80.
169.
Shrinkage factor : Rasio antara
volume yang ditempatkan suatu zat pada kondisi
standar dengan volume yang ditempati oleh zat
tersebut pada kondisi reservoir. (Vsc/Vr).
81.
170.
LPG : Gas yang terdiri atas propane
dan butane, dicairkan pada temperature rendah
dan tekanan diatas tekanan atmosfir.
82.
171.
LNG : gas yang terdiri atas metana
dan etana, dicairkan pada temperatur yang sangat
dingin.
83.
172.
Gas cap : Zona gas yang terdapat di
atas lapisan minyak.
84.
173.
Associated Gas : Gas bumi yang
diproduksikan bersama-sama dengan minyak.
85.
174.
Dissolve gas : Gas yang terlarut
dalam minyak.
86.
175.
Free gas : Gas bebas yang terdapat
dalam reservoir. Dapat bergerak setelah terjadi
penurunan tekanan yang memperbesar volume
gas tersebut.
87.
176.
Initial pressure : Tekanan awal
reservoir pada kedalaman datum tertentu dari
suatu struktur yang akan diproduksi.
88.
177.
Bottom-hole sampling : Metode
pengambilan sample liquid yang berasal dari
bottom-hole. Dilakukan saat sumur sedang
ditutup.
89.
178.
Residual Oil : Sejumlah minyak
yang sudah tidak dapat diproduksi lagi. Hal ini
terjadi karena saturasi minyak telah mencapai titik
maksimal (1-Sor).
TEKNIK PENINGKATAN PEROLEHAN
1.
Istilah umum
a) Vertical efficiency : tebal reservoir yang
tersapu dibagi dengan total tebal reservoir
b) Areal efficiency : Luas area reservoir yang
tersapu dibagi dengan total luas area reservoir
c) Displacement efficiency : kemampuan fluida
pendesak dalam mendesak minyak yang terdapat di
reservoir, dihitung dengan cara membagi volume
minyak terdesak dengan volume minyak awal pada
areal yang tersapu.
d) Total efficiency : Hasil kali antara E , E , dan
E
e) Breaktrhrough : Kondisi saat fluida pendesak
mencapai sumur produksi dan ikut diproduksikan
bersama fluida yang didesak.
f)
Sweep efficiency : Areal efficiency
g) Capilarry force : Gaya yang terjadi pada pipa
kapiler, yang menyebabkan terangkatnya fluida dalam
pipa tersebut, akibat dari gaya adhesi yang bekerja
antara fluida dan dinding kapiler.
h) Viscous force : see viscosity
D
i)
Huff & Puff : Proses injeksi uap panas dan
produksi dari sumur yang sama dengan tujuan
mengurangi viskositas fluida reservoir.
j)
Injection pattern : Pola sumur injeksi dan
produksi pada suatu lapangan. Umumnya pola yang
digunakan adalah direct line drive , staggered line
drive, four spot, five spot, seven spot, 9 spot,
peripheral, peripheral & crestal
k) Capillary number : Bilangan kapiler yang
menunjukan besarnya nilai tegangan antar muka.
_ada umunya, injeksi air memiliki bilangan kapiler
+/- 10-6. Jika bilangan ini dinaikkan menjadi 10-4
sampai 10-2 dengan menurunkan tegangan
antarmuka 100 atau 10000 kali lipat besarnya,
perolehan minyak akan meningkat.
l)
Drainage : Proses pendesakan fluida wetting
phase oleh fluida non wetting phase
m) Imbibisi : Proses pendesakan fluida nonwetting phase oleh fluida wetting phase
1.
Injeksi Air
2.
tersebut
Nilai real : kemampuan uang tersebut untuk
Perhitungan bunga:
(1+bunga bulanan) = (1+bunga tahunan)
12
1.
1.
tahun
Kewajiban kontraktor menyisihkan wilayah
kerja
Management ditangan Pertamina
Peralatan yang dibeli menjadi milik
pemerintah
Semua data milik Pertamina
Tanggung jawab operasional oleh kontraktor
Kontraktor mendidik dan melatih tenaga
Indonesia
Semua biaya produksi diganti dari hasil
produksi
Perkembangan Peraturan Kontrak Bagi Hasil
Generasi I
(1966-1975)Generasi II
(1976-1988)Generasi III dan IV
(1989)Cost RecoveryDibatasi 40%Tidak
dibatasiDibatasi 80% dan FTP 20%; serta 65% dan
FTP 35%Bagi hasil setelah cost recoveryMinyak
65/35Minyak 85/15
Gas 70/30Minyak 85/15
Gas 70/30Pajak KontraktorTidak ada56%48%Harga
minyak dari kontraktorUS$ 0.2/bblUS$ 0.2/bbl10%
harga pasarInsentif u/ kontraktorTidak
adaTerbatasAda
1.
Optimisasi Konsumen:
Teori utility adalah derajat kesenangan orang
lain akan tinggi apabila ia tidak punya tetapi bila
sudah punya, ia tidak akan terlalu senang lagi.
Gambar
Besaran ordinal : menyatakan nilai perbandingan
secara kualitatif/perasaan. `Cont: saya
lebih menyukai jeruk daripada apel
Besaran kardinal : menyatakan nilai perbandingan
secara kuantitatif.
Cont: minyak duri lebih mahal 10% daripada minyak
minas
Elastisitas Pendapatan
1.
Kesetimbangan Global
Pasar bebas : produksi tiap perusahaan relatif
1.
Jenis-jenis sumberdaya:
ternak, pertanian
EKONOMI MIGAS
1.
1.
covery
omp
ost
y
Generasi
2(1976
1988)
Generasi
3(1988
1990)
Gen
4(1
now
40 %
Tidak
dibatasi
80 %
65
Minyak
65/35
Minyak
85/15Gas
70/30
Tidak ada
56 % / 48
%
48 %
44
US $
0.2/BBl
10 % mkt
prc
Tidak ada
Terbatas
Ada
Ad
1.
Optimasi Konsumen
Teori Utiliti : suatu barang akan memberikan
kepuasan bagi manusia
MU(x) = dU/dX
Kurva Indiferensi : Kumpulan titik-titik tempat
kedudukan dari kombinasi barang yang
memberikan kepuasan yang sama terhadap suatu
individu.
MRS = MU / MU = -dX /dX
Superior : Komoditi yang konsumsinya
meningkat seiring dengan naiknya anggaran
Inferior : Komoditi yang konsumsinya menurun
seiring dengan naiknya anggaran
Elastisitas pendapatan : Pengaruh pendapatan
terhadap konsumsi suatu komoditas sx = %
perubahan konsumsi x/% perubahan pendapatan Y
1
Regulasi Migas