1.PENGERTIAN
Dermatitis atau yang biasa disebut eksim ialah gangguan lapisan kulit luar, berupa peradangan dan
iritasi,Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan
kaki.
2.ETIOLOGI
Penyakit eksim atau dermatitis dapat timbul karena kulit tidak tahan terhadap zat-zat tertentu seperti
kosmetik yang tidak cocok terhadap kulit ataupun bahan-bahan kimia lainnya. Makan-makanan
seperti coklat, susu, dan makanan laut seperti udang, kepeting, cumi-cumi dan lain-lain. Pakaian
yang tidak menyerap keringat, deterjen, perhiasan imitasi juga dapat menimbulkan eksim.
3.PATOFISIOLOGI
Gaya hidup kita ikut berperan penting dalam menyuburkan jamur pada kulit. Faktor luar yang
menjadi pemicu utama berjangkitnya penyakit kulit seperti eksim ini adalah alam tropis Indonesia
yang sangat panas dan lembab menyuburkan semua penyakit kulit, karena badan kita lebih sering
mengeluarkan keringat. Kegemukan, stres, penyakit menahun seperti TBC atau Diabetes Mellitus,
dan status sosial ekonomi yang rendah juga dapat menjadi pemicu datangnya penyakit eksim. Eksim
lebih sering menyerang pada orang-orang yang berbakat alergi. Penyakit ini cenderung diturunkan
dalam keluarga, terutama pada keluarga yang memiliki sejarah alergi terhadap makanan ataupun
barang-barang tertentu. Penyakit eksim dapat terjadi pada siapapun, dari balita sampai orang dewasa.
Daerah-daerah yang sering terjangkit penyakit eksim adalah : pada sela-sela jari tangan atau kaki,
dan daerah-daerah lipatan tubuh, seperti sela paha, belakang lutut, pergelangan tangan, dan daerah
sekitar leher. Penyakit eksim sering terjadi secara berulang-ulang atau kambuh, oleh karena itu harus
diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alegi (alergen).
4.MANIFESTASI KLINIK
Gejala atau tanda-tanda penyakit eksim adalah :
Rasa
panas
dan
dingin
yang
berlebihan
pada
bagian
kulit
yang
terkena
eksim.
Rasa gatal terutama terasa pada malam hari.Akan tampak lepuhan-lepuhan kecil dan kulit bersisik
yang keras pada permukaan kulit yang akan disertai dengan pembengkakan.
Eksim
akan
sangat
cepat
sekali
penularannya
kepada
kulit
yang
lain.
Eksim dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksim kering dan eksim basah. Eksim kering akan tampak
pada kulitnya kering, bersisik, kemerah-merahan, kadang-kadang bengkak, dan terasa gatal.
Sedangkan pada eksim basah kulitnya akan tampak merah, bengkak, melepuh, dan basah, timbul
bintil-bintil yang mengandung air atau nanah yang menimbulkan rasa gatal.
5.PENATALAKSANAAN
Gosok tubuh dengan handuk lembut dan bersih segera setelah mandi. Seka hingga
permukaan kulit benar-benar kering.
Hal-hal yang harus juga diperhatikan oleh para penderita penyakit eksim adalah :
Jangan terlalu sering mandi (karena kalau terlalu sering basah maka akan susah keringnya) atau
bila perlu di lap saja.Bila akan mandi gunakan air hangat-hangat kuku (jangan terlalu
panas).Hindari pengunaan sabun pada daerah yang terserang eksim karena bila daerah yang
terserang eksim terkena sabun maka akan teriritasi.Hindari kontak dengan kain atau selimut yang
terbuat dengan wol, pakailah pakaian yang bersih, tidak ketat dan meyerap keringat.
Bila eksimnya dikarenakan alergi terhadap makanan tertentu, maka hindari makanan tersebut.
Jangan menggunakan sabun atau deterjen yang keras.Hindari penggunaan zat-zat kimia seperti
kosmetik dan obat-obatan yang terlalu keras terhadap kulit.Jaga keseimbangan berat badan,orang
yang mempunyai berat badan lebih, apalagi sangat gemuk lebih banyak berkeringat dan
mempunyai gesekan pada lipatan kulit yang memicu jamur kulit.Dan yang paling penting jangan
2
menggaruk. Menggaruk eksim hanya akan memperburuk keadaan, karena kulit akan terinfeksi
oleh bakteri-bakteri yang ada di dalam kuku, dan bila lukanya sudah mengering maka warna
kulit akan tampak berbeda. Sebaiknya guntinglah kuku pada orang yang tidak mempunyai
penyakit eksim agar luka tidak terinfeksi oleh kuman.
DIAGNOSIS
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit.
Kriteria hasil: klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan
Berkurangnnya kemerahan.
Intervensi:
Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 20 menit. Segera oleskan salep atau krim
yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala
meningkat. Rasionalisasi dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2 4 menit setelah mandi untuk mencegah
penguapan air dari kulit.
Gunakan air hangat jangan panas. Rasionalisasi air panas menyebabkan vasodilatasi
yang akan meningkatkan pruritus.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari
mandi busa. Rasionalisasi sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan
alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasionalisasi salep atau krim akan melembabkan kulit.
Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah
diketahui. Rasionalisasi menghindari alergen akan menurunkan respon alergi.
Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen.
Hindari binatang peliharaan. Rasionalisasi jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya
hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah
Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada
di lingkungan.
Intervensi:
Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip
terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk. Rasionalisasi dengan
mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan
meningkatkan rasa kooperatif.
Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan
kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik. Rasionalisasi
pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau
komponen pelembut pakaian.
Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang
tertinggal. Rasionalisasi bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat
menyebabkan iritasi.
DAFTAR PUSTAKA
Polaski, Arlene L. Luckmanns core principles and practice of medical-surgical. Ed.1. Pennsylvania:
W.B Saunders Company. 1996
Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa: Brahm U.
Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC. 1997.
Nettina, Sandra M. Pedoman praktek keperawatan/Lippincotts Pocket Manual of Nursing Practice.
Alih Bahasa: Setiawan, sari Kurnianingsih, Monica Ester. Cetakan 1.Jakarta: EGC. 2002