December 9, 2012
priyantopreto Toko Tebu ? Visit site
Sebagai daerah yang paling dengan pusat pelayanan (ibu kota Propinsi Jawa Barat), pengembangan jagung di
Kabupaten Sumedang memiliki keunggulan komparatif dibanding daerah lain karena proses produksi dan distribusi
hasil dapat dikembangkan lebih efisien.
3. LINGKUNGAN BUDIDAYA
3.1. Iklim
-Iklim sedang hingga daerah beriklim basah.
-Pada lahan tidak beririgasi, curah hujan ideal 85-200 mm/bulan dan harus merata.
-Sinar matahari cukup dan tidak ternaungi
-Suhu 21-340C, optimum 23-270C. Perkecambahan benih memerlukan suhu 300C.
3.2. Media Tanam
-Tanah gembur, subur dan kaya humus.
-Jenis tanah: andosol, latosol, grumosol, dan tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan pengolahan tanah yang
baik. Tanah terbaik bertekstur lempung/liat berdebu.
-pH tanah 5,6 - 7,5.
-Aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
-Kemiringan ? 8%, lahan miring > 8%, perlu di teras.
-Tinggi tempat 1.000-1800 m dpl, optimum 0-600 m dpl.
4. WILAYAH PENGEMBANGAN
Wilayah pengembangan jagung di Kabupaten Sumedang: adalah Kecamatan Cibugel, Wado, Tanjungsari,
Rancakalong, Cimanggung, Jatinangor, Buahdua, Tanjungmedar dan Pamulihan
5. TEKNOLOGI BUDIDAYA
5.1. Penyiapan Benih
1) Persyaratan Benih
-Bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya.
-Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit). Benih yang terjamin adalah benih bersertifikat.
Jagung hibrida berpotensi produksi tinggi, namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih lebih mahal, dapat
digunakan maksimal 2 kali turunan. Beberapa varietas unggul jagung seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Contoh Varietas Jagung Hibrida
Potensi Hasil
Varietas
Umur
(Ton/ha)
C6
98-105
10-10,3
C7
95-105
10-12,4
8,1
Pioneer 13
90-115
10-11
8,027
Pioneer 14
89-112
10-11
7,578
CPI -1
97
6,2
CPI- 2
97
8-9
6,2
IPB 4
100-105
6,6
Semar 2
91
5,0-6,1
Semar 3
94
8-9
5,3
2) Penyiapan Benih;
- Benih jagung komposit dapat diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
- Dari tanaman terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot,
dan tidak terserang oleh hama penyakit.
- Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan sebagian besar daun menguning.
- Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol
dibungkus dan disimpan di tempat kering.
- Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih.
- Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
3) Perlakuan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur.
Bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersamasama dengan insektisida butiran dan sistemik.
5.2. Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bekas pertanaman padi dilaksanakan setelah membabad jermi. Jerami dapat digunakan sebagai
mulsa/penutup tanah setelah jagung ditanam. Kegunaan mulsa yaitu mengurangi penguapan tanah, menghambat
pertumbuhan gulma, menahan pukulan air hujan dan lama kelamaan mulsa menjadi pupuk hijau. Pengolahan tanah
pada lahan kering cukup sampai dengan kedalaman 10 cm dan semua limbah digunakan sebagai mulsa.
Pada saat pengolahan tanah setiap 3 m perlu disiapkan saluran air sedalam 20 cm dan lebar 30 cm yang berfungsi
untuk memasukkan air pada saat kekurangan air dan pembuangan air pada saat air berlebih.
Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus dikapur 1 bulan sebelum tanam. Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha
untuk 2-3 tahun disebar merata atau pada barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam
dengan cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan mineral zeolit dengan dosis sesuai dengan petunjuk
produsen.
1). Minimum Tillage
Pada lahan-lahan yang peka terhadap erosi, budidaya jagung perlu diikuti dengan usaha-usaha konservasi seperti
penggunaan mulsa dan sedikit mungkin pengolahan tanah. Bila waktu tanam mendesak, pengolahan tanah dapat
dilakukan hanya pada barisan tanaman saja, selebar 60 cm dengan kedalaman 15 20 cm
2). Zero Tillage (tanpa pengolahan tanah)
Pemberantasan gulma menggunakan herbisida 2-3 lt/ha. Tanah dicangkul hanya untuk lubang tanaman.
Populasi
(cm x cm)
(Tanaman/Ha)
100 x (40-50)
40.000 50.000
75 x (40-50)
53.000 - 66.000
50 x (20-25)
80.000 100.000
Varietas
Umur dalam
(>100 hari)
Umur tengah
(90-100 hari)
Umur genjah
(80-90 hari)
3) Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi, kecuali bila diduga
1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah benih per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang
maka benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2
biji/lubang.
Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif jarak tanam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam dan Kebutuhan Benih Jagung
Jarak tanam
Non Hibrida
Hibrida
(cm)
(kg/ha)
(kg/ha)
100 x 40
22,5
75 x 25
32
20
75 x 40
30 40
75 x 20
40
50 x 20
60
4) Lain-lain
Di lahan irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan ditanam pada akhir musim hujan. Di
lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
5.4. Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik,
dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara
langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain.
Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman
menggunakan benih dari jenis yang sama.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman muda menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu.
Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang belum kuat mencengkeram tanah.
3) Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6 minggu. Tanah di kanan dan kiri
barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman, membentuk guludan memanjang.
Pembubunan juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
4) Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis, dosis, waktu dan cara pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul
lebih banyak memerlukan pupuk dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada tanaman jagung disajikan
pada tabel 4.
Tabel 4 Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Jagung
Waktu pemberian
Dosis
No
Jenis
Dasar
21 HST
35 HST
(kg/ha)
(kg/ha)
(kg/ha)
(kg/ha)
Non Hibrida
- Urea
200
83,33
166,67
- TSP/SP-36
75-100
75-100
- KCL
50
50
Hibrida
- Urea
300
100
100
100
- TSP/SP-36
100
100
- KCL
50
50
Pertanaman jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata saat pengolahan tanah
atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha.
Pupuk buatan diberikan secara tugal/larikan sedalam 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada jarak
tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan diperlukan
pada saat pembentukan malai dan tongkol. Pemberian air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas
lapang atau tidak sampai tergenang.
Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat diairi melalui saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup hanya
menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya sisa air dibuang.
Penyebab: cendawanPuccinia sorghi Schw danPuccinia polypora Underw.Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada
daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk
yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan kemudian berkembang dan memanjang, akhirnya karat dapat
berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2)
menanam varietas tahan; (3) melakukan sanitasi (4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan
bercak daun.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut);
Penyebab: cendawanUstilago maydis (DC) Cda,Ustilago zeae (Schw) Ung,Uredo zeae Schw,Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan
mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan
kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman
jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan
ditanam dicampur dengan fungisida secara merata.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji;
Penyebab: cendawanFusarium atauGibberella antara lainGibberella zeae (Schw),Gibberella
fujikuroi (Schw),Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji
jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan
benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
7. PANEN
7.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen jagung tergantung pada varietas yang ditanam, tetapi biasanya 2 bulan setelah 50% keluar rambut. Ciri
tanaman jagung yang siap dipanen adalah:
-Klobot kering berwarna kuning
-Bila dikupas biji mengkilap.
-Bila biji ditekan dengan kuku tidak berbekas.
-Terdapat bintik hitam pada bagian biji yang melekat pada tongkol
7.2. Cara Panen
-Sebelum dipanen dapat dilakukan pemangkasan batang bagian atas untuk menurunkan kadar air tonggol disertai
dengan pengupasan klobot sebagian atau seluruhnya
-Cara panen dengan memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dengan mematahkan tangkai buah. Pada lahan yang
luas dan rata bisa menggunakan alat mesin pemetikan.
8. PASCAPANEN
8.1. Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel di batang atau setelah di petik. Pengupasan dilakukan untuk menjaga
agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan atau
mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama
proses pengeringan.
8.2. Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar
matahari sampai kadar air 911%. Penjemuran memakan waktu 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai,
dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.
Pengeringan buatan pada musim hujan dilakukan dengan mesin pengering, Suhu pengeringan 38-430 C, sehingga
kadar air turun menjadi 12-13%. Penundaan waktu pengeringan selama 2 hari dapat meningkatkan
kontaminasiAspergilus flavus yang dapat meningkatkanalfa toxin yang dapat meracuni manusia dan hewan.dari 14
pbb menjadi 94 pbb (ambang batasAspergilus flavusmenurut FAO 30 (pbb).
8.3. Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil menggunakan tangan atau alat pemipil bila jumlah produksi cukup
besar. Untuk memudahkan pekerjaan pemipilan dilakukan pada tongkol kering dan kadar air bji 18%-20%.
8.4. Penyimpanan
a) Tempat Penyimpanan
-Letak gudang strategis, arah bangunan membujur dari barat ke timur sehingga luas dinding yang tertimpa sinar
dapat dikurangi dan gudang tetap dalam kondisi dingin.
- Guna menghindari serangan hama, gudang dibersihkan. Kontruksi gudang perlu diperhatikan dari kemungkinan
kebocoran, sirkulasi udara yang cukup dan keamanan.
- Ventilasi gudang harus cukup sehingga suhu dalam tetap stabil dan merata.
- Tempat penyimpanan berlantai dilengkapi lantai palsu dengan tinggi minimal 15 cm, sehingga jagung tidak kontak
langsung dengan lantai.
- Hindari celah pada dinding yang dapat dijadikan persembunyian hama.
- Sekeliling gudang bersih dari semak agar tidak dimanfaatkan tikus untuk memanjat, dan gudang tidak lembab.
b) Penyimpanan untuk benih :
-Bentuk tongkol berkelobot, jagung di gantung di para-para dengan pengasapan tiap hari.
-Bentuk pipilan, setelah dicampur dengan abu kering, biji bungkus rapat-rapat dengan plastik kedap udara, kemudian
simpan dalam wadah dan ditutup. Wadah dapat berupa semacam silo kayu atau drum. Jika kadar air biji 10%, maka
campuran abu tidak diperlukan.
II
III
IV
14
15
17
10
Kotoran maksimum 1
(%)
Untuk mendapatkan standar mutu yang disyaratkan maka dilakukan beberapa pengujian diantaranya:
-Penentuan adanya hama dan penyakit, dilakukan secara organoleptik kecuali adanya bahan kimia dengan
menggunakan indera pengelihatan dan penciuman serta dibantu dengan peralatan dan cara yang diperbolehkan.
-Penentuan adanya butir rusak, warna lain, kotoran dan butir pecah dilakukan secara manual dengan pinset. Contoh
uji 100 gram/sampel. Persentase butir-butir warna lain, butir rusak, butir pecah, kotoran ditetapkan berdasarkan berat
tiap komponen dibandingkan berat contoh analisa x 100 %
-Penentuan kadar air biji ditentukan dengan Moisture Tester Electronic atau Air Oven Methode (ISO/r939-1969E atau
OACE 930.15). Penentuan kadar aflatoxin adalah racun hasil metabolisme cendawanAspergilus flavus, Aflatoxin
disini adalah jumlah semua jenis aflatoxin yang terkandung dalam biji-biji kacang tanah.
9.4.Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung maksimum 30 karung dari tiap partai
barang, dari tiap-tiap karung diambil contoh maksimum 500 gram. Contoh tersebut dicampur hingga rata, kemudian
dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh
seberat 500 gram. Contoh ini disegel dan diberi label untuk dianalisa, berat contoh analisa 100 gram.