PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
I. Pengertian
Fraktur kompresi tulang belakang atau cedera tulang belakang adalah
fraktur diskolasi dari tulang belakang (vertebra), bisa tanpa atau disertai
gangguan pada modula spinalis (Lan/UPF Ilmu Bedah RSUD. Sr. Soetomo).
II. Etiologi
1. Kecelakaan lalu lintas (47 %)
2. Jatuh dari ketinggian, misal: pohon
3. kecelakanggan oleh raga
4. Kecelakaan kerja 13 %
(Data dasri RSUD. Dr. Soetomo)
III.Patofisiologi
Raktur Kompresi
Servikal 2
Serbikal 3-7
Thorakolumbal (thoprakal
12 s/d Lumbal 3
Dislokasi
Gx. Rasa
nyaman
Nyeri
Gx. Neurolgis
Paralegi/tetraplegi
Gx. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Immobilisasi fisik
Konstipasi/retensi
urin
Gx. Pola elimisasi
Retensi sputum
Gx. Pola
aktivitas
Ketidak efektifan
jalan nafas
Hiperfleksi
Whiplash danb rotasi (ekstensi diikuti fleksi)
Distraksi dan rotasi
Fraktur Thorakolumbal
Jatuh dari ketinggian akan menyebabkan patah tulang vertebra jenis
kompresi. Kecelakaan lalu-lintas kecepatan tinggi dan tenaga besar tidak
jarang didapatkan berbagai macam kombinasi gaya baik fleksi, rotasi atau
ekstensi sehingga tipenya ialah fraktur dislokasi yang sangat tidak stabil.
IV. Manifestasi Klinik
Pada daerah fraktur biasanya didapatkan rasa sakit bila digerakkan dan
adanya spasme otot paravetebra. Bila kepala ditekan ke bawah terasa nyeri,
perlu diperiksa keadaan neurologis serta kemampuan midksi dan defekasi.
Pada fraktur vertebra dan gangguan pergerakan oleh larena spasme otot
paravertebra.
Bila terdapat lesi pada korda spinalis, antara lain dapat terjadi:
Anterior cord syndrome
Browm squard syndrome
Central cord syndrome
Complete transection
Sedangkan pada fraktur thorako lumbal terdapat adanya keluhan punggung
nyeri, memar, deformitas (kiposis, skoliosis), kemungkinan ada gangguan
neuroligis kedua tungkai, fraktur vertebra thorakal tidak jarang disertai
fraktur kosta atau trauma thoraks.
V. Pemeriksaan dan Diagnosis
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan radiologis
X foto AP/Lateral
X foto AP dengan buka mulut dibuat untuk melihat adanya fraktur atlas
dan odontoid.
Bila dengan X foto AP/Lateral tidak jelas maka dilakukan pemeriksaan:
Foto dinamik dalam proyeksi lateral (yaitu foto vertebra dengan
gerakan veriegin fleksi dan ekstensi).\
Bila terdapat instabilitas maka akan terlihat akan fleksi:
Displacement facet join > 50 %
untuk
cedera
cervikal.
Sedangkan
pada
cedera
yaitu
mengambil
fragmen
tulang
yang
menekan
koronspinalis.
Reposisi dianjurkan dikerjakan secepat mungkin dengan tujuan mencegah
kerusakan lebih lanjut akibat tekanan pembuluh darah syaraf/korda
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan awal dari proses keperawatan yang
dilaksanakan sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien.
b. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikanm,
pekerjaan, dan sebagainya.
2. Keluhan utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah tulang belakang apabila
digerakkan, adanya spasme otot dan kaki tidak bisa digerakkan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya mengalami jatuh dari ketinggian atau kecelakaan
sehingga tulang belakang terasa nyeri bila digerakkan dan kaki tidak bisa
digerakkan.
4. Riwayat Penyakit sekarang
Pada kasus penyakit ini klien tidak mempunyai riwayat penyakit karena
ini bisa t erjadi kapa saja.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pada jenis penyakit ini bukanlah jenis penyakit/kelainan yang menurun
ataupun menular.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pola ini mengalami gangguan karena klien mobilisasi fisik.
Pola nutrisi dan metabolisme
Klien mengalami malnutrisi dikarenakan tidak nafsu makan akibat
nyeri pada tulang belakang, ditandai dengan berat badan menurun,
klien tampak kurus, perubahan peristaltik usus.
Pola aktivitas dan latihan
Kepala
Abdomen
Ekstremitas
Integumen
X foto AP/Lateral.
Mielografi.
MRI.
c. Analisa data
1. Data subyektif :
Data obyektif
adanya
retraksi
suprastenal,
gelisah,
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Rasional :
R
/ Auskulasi
nafas
dapat
diketahui
jenis/type
pernafasan
dan
penyebabnya.
R
Mengajari
batuk
efektif
melatih
kemandirian
klien
dalam
mengeluarkan sputum.
R
Kriteria hasil :
Nyeri tulang belakang berkurang
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Wajah tidak menyeringai.
Tidak gelisah.
Skala nyeri menurun 2-3.
Intervensi
IV. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi yang dimaksud adalah pengolaan dan
perwujudan dari perencanaan perawatan yang meliputi tindakan keperawatan,
melaksanakan advis dokter dan ketentuan dari RS (DEPKES RI, 1990 : 23)
V.
Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terncana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan
sesama tenaga kesehatan (Nasrul Effendy, 1995).
DAFTAR PUSTAKA