jaringan ikat padat. Meskipun tidak ada pemisah antara kwartir depan dengan belakang, tetapi
sistim ductusnya sama sekali terpisah.
Ambing terdiri dari bagian-bagian kecil yang berwarna ke-merah-merahan. Bagianbagian kecil ini yang merupakan sel-sel sekretorik, dibungkus oleh jaringan ikat memebentuk
suatu bangunan yang disebut lobulus. Segerombolan lobuli dibungkus oleh jaringan ikat
sehingga terbentuklah lobus.
Pita-pita yang berwatna putih dari jaringan ikat terdapat di seluruh bagian dari ambing
merupakan jaingan penunjang bagi jaringan sekretorik. Suatu jaringan kecil berwarna putih,
memisahkan kwartir depan dengan belakang; jaringan ini merupakan kapsul jaringan ikat
yang memisahkan lobi antara kwartir-kwartir tersebut. Suatu ambing disebut sebagai ambing
yang keras (hard udder), bila ia mengandung lebih banyak jaringan ikat dibanding dengan
jaringan sekretorik. Hal ini merupalan sifat yang diturunkan, atau karena mastitis yang
menyebabkan sel-sel sekretorik yang rusak diganti oleh jaringan ikat.
1. Sistim saluran (Duct system)
Lobi dihubungkan oleh saluran-saluran yang bermuara pada saluran yang lebih besar.
Saluran-saluran yang lebih besar ini menuju ke saluran induk (major ducts) yang kemudian
bermuara di sinus lactiferous = (gland cistern) diatas puting susu. Seluruh sistem saluran dan
sinus lactiterous mengalirkan atau membawa air susu dari sel-sel sekretorik menuju ke puting
susu (teats), yang kemudian dapat diambil atau dikeluarkan air susunya dengan jalan
pemerahan. Saluran-saluran dan gland cistern juga berfungsi sebagai penampung air susu
untuk sementara waktu sebelum pemerahan. Hal ini memeungkinkan ambing men-sekresikan
lebih banyak air susu dibanding yang dapat disekresikan oleh sel-sel sekretori saja. Pada
tempa-tempat percabangan dari saluran, biasanya terdapat lubang yang sempit yang
kemudian membentuk semacam sinus sebelum menjadi sempit lagi. Lihat gambar 1, halaman
3. Pada beberapa kejadian ductus bercabang menjadi 2 buah yang sama ukurannya. Adanya
penyempitan pada percabangan ini untuk mencegah mengalirnya air susu karena adanya
gravitasi kearah puting susu dan gland cistern.
Saluran-saluran yang besar pada bagian bawah dari kwartir depan, mengelompok
pada permukaan lateral, sedangakan pada bagian atas dari kwartir depan maupun belakang
distribusi dari saluran-saluran itu lebih unuform. Saluran-saluran yang besar mempunyai
tendensi memendek dan melebar, sedangkan saluran-saluran yang lebih kecil lebih membulat.
Biasanya terdapat 10 12 saluran menuju ke tiap-tiap gland cistern, paling nbanyak terdapat
20 buah, tetapi kadang-kadang dijumpai lebih banyak lagi.
1. Jaringan ikat-pembungkus.
2. Lobus.
3. Lobuli yang mengandung alveoli.
4. Saluran induk.
5. Sinus.
6. Gland cistern.
7. Anunular fold.
8. Teat cistern.
9. Teat meatus.
Gambaar 1.
Secara skematis gambar sistem saluran dari satu kwartir kelenjar susu sapi. Kelenjar
susu terdiri atas banyak lobi, lobi mengandung lobuli, lobuli mengandung alveoli yang
mengandung sel-sel sekretorik.
Gland Cistern
Ukuran dan bentuk dari sinus lactiferous untuk tiap-tiap kwartir sangat bervariasi.
Pada beberapa hal cistern ini sirkuler, pada kejadian lain nampak tidak lebih hanya berupa
saku-saku dari pelbagai ukuran sebagai akhir dari saluran induk. Kapasitas dari saluran
lactiferous adalah 100 400 gram air susu. Menurut penelitian ternyata tidak ada hubungan
yang nyata antara ukuran gland cistern dengan jumlah air susu yang disekresikan oleh
kwartir-kwartir.
Teat.
Teat cistern (sinus papillaris) merupakan suatu rongga di dalam puting susu dan
terletak tepat dibawah gland cistern. Gland dan teat cistern berhubungan satu dengan lainnya
tetapi pada beberap kejadian
annular fold. Annular fold terdiri atas jaringan ikat padat dan lebarnya 2 6 mm. Kadangkadang terjadi (jarang seekali) suatu septum yang horizontal pada annular fold, ini mencegah
mengalirnya air susu; keadaan ini dikenal sebagai blind quarters:. Pada bagian mukosa dari
teat cistern dibatasi oleh banyak sekali lipatan-lipatan longitudinal dan sirkuler yang saling
overlap sehingga memebentuk saku-saku yang mungkin menjadi tempat bersembunyinya
bakteri-bakteri.
Pada ujung dari puting susu terdapat suatu lubang yang disebut streak canal (teat
meatus, ductus papillaris). Rata-rata panjang dari streak cenal ini 8 12 mm. Streak canal
memendek pada saat pemerahan (karena adanya tekanan oleh tangan maupun mesin) dan
pada saat itu pula teat cistern menggelembing karena adanya tekanan di dalam ambing.
Streak canal nampak memanjang dan berdilatasi dengan bertambahnya periode laktasi dan
terbesar bertambah panjangnya itu terjadi pada laktasi pertama dan ke dua.
Streak canal terdiriatas 5 7 epitel yang konveks yang membentuk bangunan seperti
bintang. Tonjolan-tonjolan bangunan yang seperti bintang itu dapat ditutup rapat oleh karena
kerjaan otot sphincter yang sirkuler secara involuntary. Streak canal mempertahankan air
susu di dalam ambing terhadap tekanan yang timbul akibat akumulasi air susu. Di samping
itu ia menjaga masuknya kotoran-kotoran dan bakteri-bakteri pada saat pemerahan. Telah
dibuktikan bahwa ukuran dari streak canal dan keeratan dari musculus sphincter yang
mengelilingi meatus memegang peranan penting di dalam menentukan rate of milk flow.
Hal ini merupakan sifat yang siturunkan.
Terletak tepat diatas streak canal terdapat suatu seri bangunan terdiri atas 4 - 8 plica
(lipatan, folds) yang berjalan radiai ke segala jurusan. Bangunan ini disebut Furstenburgs
rosette : disebut demikian menurut nama orang yang menemukan pertama kali. Lipatanlipatan yang lebih besar biasanya mempunyai plica accessoria. Tekanan yang timbul karena
akumulasi air susu didalam pting susu dan gland cistern memyebabkan plica meregang, yang
membantu retensi air susu
Apparatus Suspensorium.
Pada sapi Holstein terdapat 7 buah jaringan penunjang yaitu :
1. Jaringhan 1 (Tissue 1).
Jaringan ini berupa kulit. Meskipun peranannya kecil sebagai jaringan penunjang
dan stabilisator ambing, tetapi ia sangat besar peranannya sebagai jaringan
pelindung bagian yang lebih dalam.
2. Jaringan 2 (Tissue 2).
Merupakan jaringan yang mengikat kulit dengan lapisan di bawahnya adalah
jaringan 2 disebut fascia superficialis atau reolarsubcutaneous tissue.
3. Jaringan 3 (Tissue 3)
Merupakan jaringan yang menyerupai tali (cordlike tissue). Yang membantu
ikatan longgar antara permukaan sorsal dari kwartir depan dan dinding perut.
Kelemahan dari jaringan ini akan mengakibatkan ambing Nampak menggantung
seolah olah lepas dari dinding perut.
4. Jaringan 4 (Tissue 4)
Jaringan ini merupakan pasangan dari lapisan superficialis dari
ligamentum
suspensorium superficialis dan sebagian terdiri atas jaringan elastis. Ligament ini
muncul dari tendosub pelvis dan meluas kearah bawah depan meliputi ambing
dan membelok ke permukaan dalam dari paha. Lapisan ini sangat dekat dengan
garis median pada ambing belakang dan kemudian menyebar keluar kearah bagian
anterior dari ambing. Ligament ini merupakan salah satu jaringan penunjang
utama dari ambing.
5. Jaringan 5 (Tissue 5)
Pasangan bagian dalam yang tebal dari Ligamentum suspensorium merupakan
jaringan 5 yang asalnya juga dari tendo subpelvis. Lapisan lateral bagaian dalam
ini meluas kearah bawah dan meliputi ambing. Jaringan ini terikat dengan
permukaan lateral dari ambing yang konveks dengan perantaraan lamellae yang
menuju kedalm dan bersambungan dengan jaringan interstisiil dari ambing.
Jaringan penunjang ini merupakan jaringan penunjang ambing utama.
6. Jaringan 6 (Tissue 6)
Ini adalah Tendo subpelvis, yang sebenarnya bukanlah jaringan penunjang
ambing, tetapi merupakan tempat asal dari lapisan superficialis dan profunda dari
ligament suspensoria lateralis.
5
7. Jaringan 7 (Tissue 7)
Dua buah jaringan yang berdekatan yang terdiri atas jaringan elastis yang tebal
dan berwarna kuning membentuk ligamentum suspensorium medialis merupakan
jaringan 7. Ligamentum ini berasal dari dinding perut dan tertambat pada
permukaan medial dari ambing. Lig. Ini membentuk septum yang memeisahkan
ambing menjadi 2 bagian. Ligamentum suspensorium medialis memiliki kekuatan
Tarik (tensile strength) yang tinggi. Ligamentum ini terletak tepat di pusat
gravitasi
dari
ambing
sehingga
bilamana
jaringan-jaringan
disekitarnya
Sulcus intermammaria
Lig. Suspensorium medialis
Lig. Suspensorium lateralis
Karena ada perbedaan antara lig, susp, lat, dengan med, yaitu yang satu non elastis,
yang lain elastis, maka sering terjadi adanya penonjolan puting susu sehingga membentuk
sudut bila ambing sedang penuh. Bila terjadi peregangan yang terus menerus pada ambing
(terutama pada sapi 2 yang tinggi produksinya), maka ligamentum suspensorium medialis
kehilangan sifat elastisnya, tak dapat kembali seperti semula mengakibatkan terjadinya
pendulous udder.
Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah ventral dan lateral dan
membagi diri menjadi arteria kecil-kecil
kecil
yang meliputi alveoli. Mereka juga menyedikan
darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.
Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada ambing.
1. Vena abdominalis
subcutaneus
2. Ligamentum suspensorium
mediale
3. Vena pudenda externa
4. Vena perinealis
Gambar 4. Lingkaran vena pada basis dari ambing.
9
Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu.
Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun
demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ke 3 tersebut.
Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing ( 180 %) pada beberapa hari setelah sapi
melahirkan . Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus
sesudah beranak dan ini mungkin peranan penting dalam inisiasi dari sekresi air susu karena
lebih banak bahan bahan pembentuk air susu serta hormon-hormon laktogenik yang terbawa
bersama aliran darah tersebut kedalam ambing . Tiap-tiap 1 volume air susu yang dibentuk
diperlukan 500 volume darah yang mengalir ke ambing secara singkat dikatakan blood flow
rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.
10
asing yang akan masuk kedalam saluran-saluran limfe yang lebih besar,
kemudian cairan itu dibawa ke pembuluh darah balik melalui ductus thoracicus yang terletak
anterior dari jantung. Nodus-nodus itu juga menyediakan lekosit untuk limfe . ambing
biasanya mempunyai satu nodus lymfaticus yang besar untuk masing-masing bagian kanan
dan kiri , yang disebut : nodus lymfaticus supramammaria dan terletak posterior canalis
inguinalis . Pada kejadian yang jarang terjadi pernah dijumpai sebanyak-banyaknya 7 buah
nodus yang lebih kecil untuk masing-masing tiap bagian kanan dan kiri dari ambing.
Sesudah melewati nodus lymphaticus supramammaria, cairan limfe meninggalkan ambing
melalui satu atau dua buah saluran limfe dan kemudian saluran2 itu setelah melalui canalis
inguinalis menggabungkan diri dengan salura2 yang lain.
Cairan limfe mengalir karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh adanya
gerak pernapasan , tekanan dari kapiler-kapiler darah , dan kontraksi otot. Bilamana terjadi
akumulasi cairan limfe diantara kulit dan jaringan sekretorik ambing, maka akan terjadi
udema ambing. Hal ini paling parah terjadi pada sapi dara (heifer) dan pada sapi-sapi yang
lebih tua yang menderita pendulous udder pada waktu beranak.
Ductus lymfaticus subsutaneus yang berada dibawah kulit ambing Nampak jelas dan
pada sapi yang dewasa menjadi sangat besar.
Beberapa diantaranya mencapai diameter 5-7 mm. saluran itu berjalan kearah dorsocaudal dari nodus lymfaticus supramammaria (lihat gambar 5). Cairan limfe dari jaringan2
kelenjar dibaawa oleh saluran 2 limfe profunda dan superfioialis. Putting susu mempunyai
saluran limfe yang amat banyak. Saluran2 itu terpisah untuk masing2 putting susu dan
ukurannya sedikit lebih besar disbanding dengan saluran limfe subcutansus.
11
GAMBAR 5
Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan pada dorso
dorso-caudal
kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Saluran-saluran
Sa
itu mempunyai kelep
kelep-kelep
yang memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju nodus lympaticus.
System Urat Syaraf. (Neruous System)
Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut-serabut
serabut serabut syaraf afferent
(sensoris) dan serabut syaraf
sya efferent (parasympathis).
Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda spinalis dan serabut
serabut-serabut
efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah melalui columna vertebralis ,
serabut-serabut
serabut menggabungkan diri menjadi nervus spinalis. Nervus ini berpasangan
dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi spinals dan 12 pasang
nervi craniales.
Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi ambing. Nervus
lumbalis I, mengirimkan berkas-kelasnya
berkas
ke permukaan
ukaan anterior dari ambing dan daerah
yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus lumbalis II turun dari columna
vertebralis ke flank dan meng-innervasi
meng innervasi bagian anterior ambing. Serabut
Serabut-serabut syaraf ini
mungkin masuk ke jaringan Kelenjar dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II, III
dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan masuk kedalam ambing
12
melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri menjadi serabut syaraf anterior
dan posterior pada cincin inguinalis. Cabang-cabang
Cabang cabang dari nervus ini terdapat diseluruh
jaringan kelenjar susu, saluran-saluran
saluran saluran susu, putting susu dan kulit dari ambing. Suatu cabang
kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah sekitar nodus lympahaticus
supramammaria.
Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV, masuk kedalam ambing
pada bagian posterior-caudal
caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus
perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus sacrales dianggap menjadi
bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa peneliti diperkirakan
membawa serabut-serabutnya
serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah dijumpai
adanya serabut-serabut
serabut syarafnya didalam ambing.
Nervus efferent yang memberi syaraf
syaraf ke ambing hanya melalui nervus inguinalis.
Fungsi utama dari serabut-serabut
serabut serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot
otot-otot polos yang
mengelilingi saluran-saluran
saluran susu dan otot-otot
otot
sphinoter
ter dari puting susu. Stimulasi terhadap
nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan ini menimbulkan
hambatan terhadap sekresi air susu.
GAMBAR 6 .
Sistim urat syaraf ambing. 1--Nervus Lumbalis I, 2-Nervus lumbalis II, 3--Nervus inguinalis,
4-Nervus perinealis, 5-LI-Vertebra
Vertebra lumbalis I, L6-Vertebra
L6 Vertebra Lumbalis VI dan S
S-sacrum.
13
didaerah inguinal. Vena ini meninggalkan tepi anterior dari ambing, berjalan sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis tepat dibawah kullit dan kemudian menembus
dinding perut pada tiap-tiap sisi dari cartilage xiphoideus. Setelah vena ini masuk dinding
perut ia menuju kearah depan dan menggabungkan diri dengan vena thoracica interna.
Kelenjar susu mempunyai serabut-serabut syaraf sensoris yang afferent dan serabutserabut syaraf symphatis yang efferent. Serabut parasympathis tidak dijumpai pada kelenjar
susu. Terdapat suatu sistim limfatika yang kompleks yang membawa cairan limfe dari
kelenjar susu. Sebagian besar species hewan mempunyai nodus lymphaticus supramammaria
(= nodus lymphaticus superficialis inguinal) yang mempunyai peranan penting dalam
menyaring cairan limfe dari kelenjar susu.
HISTOLOGI KELENJAR SUSU
ALVEOLUS
Komponen utama dari jaringan sekretorik adalah alveolus. Tiap-tiap alveolus
berbentuk bulatan dan tersusun atas satu lapis sel epitel yang meliputi suatu rongga yang
disebut lumen. Sel-sel epitel bersandar pada membrana propria. Air susu dari sel efitel
disekresikan kedalam lumen alveoli dan dialirkan kedalam saluran kecil yang disebut ductus
intercalaris. Ductuli ini bergabung membentuk ductus intralobulari.
Sel-sel myoepitel terletak diantara membrane propria dan sel-sel epitel. Myoepitel
bila diaktivir oleh oksitosin (oxytocin) akan berkontraksi menyebabkan air susu dalam alveoli
terperas keluar dan ditampung dalam lumen.
Tiap-tiap alveolus dikelilingi oleh kapiler-kapiler darah yang membawa darah yang
mengandung bahan-bahan pembentuk air susu = milk precursors kedalam sel epitel untuk
sintesa air susu.
Venulae pada alveolus membawa darah kesistem pembuluh darah balik. Alveolus
jarang sekali dikelilingi oleh jaringan ikat. satu-satunya lapisan yang memisahkan alveoli dari
labuli adalah arteriole, vanulae dan membranapropria.
Sel-sel epitel dari alveoli membentuk clumnair bilamana tidak ada sekresi didalam
lumen. Jika lumen penuh dengan air susu maka alveolus akan meregang menyebabkan sel
epitel menjadi pipih.
1) Myoepitel
2) Arteriole
3) Lumen
15
4) Vanulae
5) Sel-sel epitel
6) Ductus
Gambar 7. Gambar skematis dari alveolus dan sistim pembuluh darahnya.
DUCTUS
Adanya lobi dan lobuli dan ductus-ductusnya memudahkan identifikasi dari ductus
intralobulair (dalam lobulus), ductus interlobulair (diantara lobulus), ductus intra lobus
(dalam lobus) dan ductus intra lobus (dalam lobus).
Pembatasan daru ductus tergantung dari lokasinya didalam kelenjar susu. Ductus-ductus
yang kecil (ductus intercalaris dan intra lobulair) terdiri atas membrane propria yang
mempunyai epitel kolumner yang membentuk ductus lumen menjadi bulat. Permukaan
membrana propria dikelilingi oleh sel-sel myoepitel sepanjang sumbu dari ductus. Ductus
interlobulair mempunyai struktur dan tampak luar yang sama dengan ductus intra lobulair.
16
Yang berbeda hanya pada lumen ductus intralobulair tidak membulat karena adanya lipatanlipatan yang longitudinal.
Pada umumnya para ahli menganggap bahwa ductus yang mempunyai satu lapisan selsel epitel mampu mengadakan sekresi- air susu. Ductus-ductus yang besar mempunyai lebih
dari satu lapis sel epitel. Sel-sel epitel kuboid bersandar pada membrana propria dan diliputi
oleh lapisan dalam dari sel-sel epitel kolumner. Ductus yang mempunyai lapisan lebih dari 2
lapis tidak mampu mengadakan sekresi air susu.
Seluruh epitel ductus dan cistern dari sapi diliputi oleh sel-sel myoepitel yang
nampaknya sedikit lebih tebal dan padat dibanding dengan alveoli. Makin besar suatu ductus,
makin tebal lapisan jaringan ototnya, tetapi makin kecil lapisan jaringan ikatnya. Berkasberkas elastis mengelilingi saluran-sauran susu baik yang besar maupun yang paling kecil
(ductuli). Banyaknya jaringan elastis yang mengelilingi saluran susu terbesar pada ductusductus yang besar., dan lebih sedikit terdapat pada ductus-ductus yang kecil ukurannya,
menjadi sangat jarang pada ductus intercalaris. Serabut-serabut kolagen juga dijumpai pada
jaringan elastis.
Teat dan gland cistern seperti pada ductus-ductus yang besar dibatasi oleh dua lapis selsel epitel. Lapisan dalam tersusun atas sel-sel kuboid dan lapisan atasnya terdiri atas sel-sel
silindris. Sel-sel itu bersandar pada lapisan jaringan ikat longgar. Berkas-berkas otot
campuran sangat banyak didaerah ini dan terdapat pula beberapa berkas otot yang
longitudinal.
Glandula accessorius yang kecil dijumpai pada dinding dari teat cistern dan gland
cistern pada sapi. Kelenjar ini dan Nampak seperti lobuli dari jaringan sekretorik. Glandula
accessorius tersusun atas bangunan yang seperti alveoli kecil yang mempunyai lumen dan
sel-sel epitel kuboid.
Sel-sel ini terbenam dalam tunica propria. Glandula accessories yang lebih besar
mempunyai saluran yang dibatasi oleh dua lapis epitel yang menuju ke teat dan gland cistern.
Fungsi dari kelenjar tambahan itu belum diketahui dengan jelas, diduga untuk sekresi air
susu.
Pada kuda kelenjar tambahan itu tidak terdapat pada teat cistern dan hanya sedikit
berkembang pada gland cistern. Pada babi sering dijumpai kelenjar tambahan pada dinding
cistern.
17
Teat cistern dibatasi oleh dua lapis sel epitel yang bersandar pada membrane propria
dari jaringan ikat yang bergelombang.
Furstenburgs rosette pada sapi diliputi lapisan yang sama dengan teat cistern.
Cistern dari kambing
membrannya sangat aneh. Pada titik konstriksi antara gland dan teat cistern epitelium
berubah menjadi lapisan epitel berlapis-lapis, yang kemudian secara gradual berubah menjadi
dua lapis epitel.
Epitel yang membatasi teat meatus serupa dengan epidermis dari kulit putting susu,
kecuali stratum corneum dari teat meatus sangat lebih tebal. Didalam kelenjar susu terdapat
transisidari epitel berlapis-lapis membatasi teat meatus menjadi epitel satu lapis yang
membatasi lumen dari alveolus.
Material yang membatasi teat meatus terdiri atas keratin. Ini merupakan bagian dari
stratum corneum yang membatasi teat meatus yang melepaskan diri kedalam lumen dari teat
meatus. Keratin penting peranannya didalam mencegah masuknya bakteri penyebab mastitis.
Lapisan dibawah keratin dalam teat meatus sama dengan yang terdapat pada epidermis.
Dinding dari putting susu sapi terdiri atas sejumlah besar jaringan ikat elastic yang
berselang seling dengan berkas berkas otot dimana didalamnya banyak sekali berkas berkas
yang longitudinal.
Beberapa berkas otot yang sirkuler dan miring juga dijumpai didaerah ini. Bagian
tengah dari didindig putting susu yang disebut corpus cavernosum merupakan daerah yang
kaya akan pembuluh darah yang berjalan longitudinal dan kaya pembuluh limfe. Vena sangat
banyak didaerah ini dan sangat sukar dibedakan dengan arteri karena dindingnya sangat tebal.
Perbedaan pokok antara arteri dan vena didaerah ini yaitu bahwa artei mempunya lumina
yang membulat, sedsangkan vena pipih. Disamping itu arteri tidak mempunyai kelep, vena
banyak mengandung kelep.
Komponen otot dari ujung putting susu sapi terdiri atas dua tipe. Otot longitudinal
sebelah dalam dijumpai dibawah epithelium papilla-papilla. Otot otot ini sangat banyak dan
dijumpai dalam berkas-berkas yang kecil. Diatasnya terdapat serabut otot yang sirkuler yang
membentuk otot sphincter yang menjaga teat meatus tetep tertutup. Sphincter ini selalu
berada dibawah tensi yang konstan dari impuls syaraf dari nervus sympathies.
18
19
Endoplasmic Reticulum
Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane,
vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar kedaerah membrane plasma.
ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagian
bagian basal dari sel dan juga disekitar inti.
Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan mempunyai partikel
partikel-partikel
yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER. PartikelPartikel-partikel ini disebut
ribosome yang mengambil cat yang bersofil
bersofil karena mengandung banyak RNA. Terdapat
juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang terdapat tersebar diseluruh
sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk protein didalam sel.
Molekul-molekul
molekul protein yang terbentuk
terbentuk itu ditrasnpor dari sel terlebih dahulu ditransfer
kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke apparatus golgi sebelum
dikeluarkan dari sel.
Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa sitoplasma
adalah massa yng homogen,
n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas suatu
rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan fungsi sel deikerjakan oleh
micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini sanbgat jelas terutama pada
sejumlah besar ER yang membagi-bagi
membagi bagi sitoplasma menjdi ruangan ruangan. ER
20
partikel kecil yang menyelenggarakan aktifitas kimia dari mitochondria. Bagian dalam dari
membrane mengandung enzyme-enzym yang di perlukan dalam siklus asam sitrat.
Mitochondria di anggap sebagai Power House sumber tenaga , daari sel karena ia
menyediakan energy lebih dari 90% dari energy yang dibutuhkan. Mitochondria tanpa
memandang species dan tipe Dari sel mempunyai struktur dasar dan fungsi yang sama.
Ukuran dan bentuknya bervariasi tergantung cara isolasinya.
Mitochondria menyediakan energy untuk sel dengan cara oksidasi substrat dan
pengubahan dari energy yang dibebaskan menjadi energi yang terikat yaitu adenosine
triphosphate (ATP). Ada tiga langkah dalam hal tersebut yaitu: 1. Menyelenggarakan reaksi
oksidasi yang menghasilkan elektron;(2) mentransfer elektron sepanjang suatu raangkaian
intermedisir yang mensistesa ATP; (3). Mengkatalisir reaksi sintesa yang diberi energy oleh
ATP.
Proses proses tersebut nampaknya terjadi dibagian permukaan dalam dan luar dari
membrannya.mitochondria secara aktif dapat mengakumulasi ion- ion tertentu yang berasal
dari sitoplasma yang mengelilinginya di dalam suatu proses yang berhubungan dengan reaksi
resfirasi dan resforilasi. Mitochondria juga mengoksidir dan mensintesa secara aktif asamasam lemak.
Belum diketahui apakah mitochondria berasal dari perbanyakan dirinya atau muncul
dari organella lainnya. Bukti- bukti menunjukkan bahwa mitochondria mengandung DNA
yang berguna untuk sintesa massager RNA pada sintesa protein.
Mitochondria dari sel yang laktasi mempunyai bentuk yang sama dengan sel- sel
lainnya. Sejumlah besar mitochonria di jumpai pada waktu sekresi air susu karena proses
sekresi membutuhkan energi yang sangat banyak.
Lysosome.
Suatu partikel lain yang tersebar diseluruh sel yaitu lysosome. Dibandingkan
mitochondria, lysosome lebih kecil dan mengandung sebagian besar enzym degradatik dan
hidrolitik untuk sel. Lhysosome mempunyai matrik yang padat yang mengandung vacuole
dan tepi yang sangat padat. Membran dari lysosome biasannya tetap infact, tetapi sangat
sensitif terhadap robekan karena berbagai keadaan fisiologis. Jika ia pecah akan
mengakibatkan keluarnnya enzym,dan enzym ini akan menghancurkan sel. Terdapat empat
macam lysosome yaitu:
(1). Granula penyimpanan
22
rintangan-2 itu mempunyai modifikasi yang berupa pori-2, carriers dan energi yang
diperlukan untuk mendorong (pump requiring enegy) menggerakan ion-2 atau molekul-2.
Lumen dari membran sel dari sel epitel kelenjar susu mempunyai sejumlah besar microvilli
yang fungsinya belum diketahui. Bagian basal dari sel bersandar pada membrana propria
yang tebalny 600 A .
25
RINGKASAN HISTOLOGI DAN SITOLOGI KELENJAR SUSU
Jaringan dasar sekretorik kelenjar susu tersusun atas alveoli. Alveoli terletak didalam
gerombolan yang di sebut lobuli,yang mempunyai saluran-2 dan dibungkus oleh jaringan
ikat. Sebuah alveolus terdiri atas satu lapis sel-2 epitel yang menyerap bahan-2 pembentuk air
susu dari darah, mensekresikan komponen-komponen air susu dan mengeluarkannya kedalam
lumen dari alvolus.
Dari lumen air susu ditransfer oleh ductus-2 kecil ke ducctus-2 yang lebih besar. Sel-2
epitel terletak pada membrana propria. Teranyam di antara membrana propria dengan sel-2
epitel adalah sel-2 myoepitel yang mengambil peranan didalam kontraksi daro alveoli selama
proses pelepasan air susu (milk-injection process). Arteriole dan venulae mengelilingi tiap-2
alveolus dan menyediakan darah untuk sel-2 epitel dan membawa keluar darah yang tidak
digunakan untuk sintesa air susu.
Ductus yang lebih kecil didalam lobuli dibatasi oleh selapis sel-2 epitel dan mampu
mengadakan sekresi. Ductus yang lebih besar , gland dan teat cistern dibatasi oleh lapisan
basal sel-2 kuboid dan lapisan superficial sel-2 kolumner. Beberapa hewan,terutam sapi
mempunyai glandula accesorius yang terletak pada dinding dari puting susu dan bedekatan
dengan gland cistern. Ia mempunyai struktur hitologik seperti lobuli tetapi fungsi yang tepat
belum diketahui. Teat meatus dibatasi oleh tipe jaringan transisionil antara epidermis dari
kulit dengan 2 lapis sel epitel yang membatasi teat cistern. Keratin terletak diantara teat canal
dan merupakan bagian dari stratum corneum (lapisan atas dari epidermis).
Teat meatus dapat ditutup rapat oleh berekas-2 otot yang sirkuler yang berda dibawah
kontrol yang konstan dari impuls syaraf, atau oleh berkas-2 jaringan elastis yang kuat.
Sel-2 epitel serupa dengan kebanyakan sel tubuh yaitu dalam hal mempunyai
organella dan struktur komponennya. Sel2 epitel dikelilingi oleh membran plasma yang
tebalnya antara 75 - 100 A . Terdapat 2 konsep tentang struktur dari membran sel .Yang
24
terkenal yaitu bahwa sel membran terdiri atas lapisan rangkap molekul-2 lipida dengan
protein yang diserap yang menutupi kedua permukaan dari membran. Membran plasma
mempunyai sejumlah porus, carries dan pompa pendorong energy yang memungkinkan
sitoplasma berhubungan dengan lingkungan diluar sel. Tiap-2 mempunyai satu inti yang
berdiameter 5 - 7 mikron. Nukleus mengandung DNA yang bertanggung jawab atas
pembelahan sel dan untuk mentransmit genetic material ketiap-2 sel yang membelah. Genetic
information dari DNA ditranskripsikan menjadi molekullainnya RNA yang kemudian melalui
porus-2 membran inti ia dibawa ke endoplasmic reticulum. Endoplasmic reticulum berupa
serangkaian tubuli yang dibatasi membran terletak di seluruh bagian asal dari sel dan
disekitas inti. Sintesa protein terjadi di ribosome yang berada dipermukaan luar dari ER.
Protein yang telah di sintesa bergerah ke lumen dari endoplasmic reticulum dan kemudian di
teransfer ke App. Golgi, dari sini dilepaskan kedalam lumen dari alveoli. Mitochondria
adalah organella yang sangat besar yang fungsi utamanya adalah menyediakan energy untuk
proses-2 yang memerlukan energy dalam sel. Mitochondria menyediakan energy dengan cara
oksidasi substrat yang diserab oleh sel dan pengubahan energy yang bebas ke dalam energy
yang terikat dalam bentuk ATP. Energy yang terikat itu digunakan untuk reaksi-2 kimia yang
memerlukan energy. Lysosome di jumpai di seluruh sel tetapi fungsinya belum diketahui. Ia
mengandung enzym yang dapat menghancurkan sel. Didalamnya juga mengandung enzym
yang aktif sebagai pengumpul atau menghilangkan benda-2 asing dari sel.
25