Anda di halaman 1dari 25

BIOLOGI DARI LAKTASI

ANATOMI KELENJAR SUSU


A) Dilihat Dari Luar :
Kelenjar susu sapi sebenarnya merupakan gabungan dari empat kelenjar susu (KS)
menjadi susatu bangunan yang merupakan ambing kanan dan kiri yang dari luar namapak
jelas terpisah. Ambing sebenarnya merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau pada
puting susu rambut, kecuali pada puting tidak ditumbuhi rambut. Ambing terpisah menjadi
bagian kanan dan kiri oleh suatu sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus
intermamaria. Kadang-kadang bagian depan dan belakang dari ambing dipisah oleh suatu
sulcus pula ; hal ini tidak diinginkan. Kwartir depan lebih kecil dibandingkan dengan kwartir
belakang. 60% dari sekresi air susu berasal dari kwartir belakang.
Puting susu sapi biasanya ada empat buah : kadang-kadang terdapat lebih dari empat
puting susu, keadaan ini disebut supranumeraryteat. Puting susu ekstra ini biasanya terletak
disebelah belakang. Sebaiknya puting yang berlebihan itu dihilangkan sebelum pedet
mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya air susu didalam ambing dan
faktor genetis, beratnya berkisar antara 14,4 165,7 lbs.
Kapasitas ambing adalah 67,9 lbs. Berat dan kapasitasnya naik sesuai dengan
bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan kapasitas ambing tidak
naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada lakatasi yang ke dua dan tiga.
Puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu
bagian belakang biasanya lebih pendek dibanding dengan yang bagian depan. Bilamana
digunakan mesin pemerah, puting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding dengan
yang panjang, karena milk-flow rate nya lebih cepat.

B) Struktur Bagian Dalam


Pada bagian dalam dari ambing terdapat ligamentum suspensorium medialis yang
memisahkan ambing menjadi bagina kanan dan kiri. Ligamentum ini terdiri atas dua lapisan

jaringan ikat padat. Meskipun tidak ada pemisah antara kwartir depan dengan belakang, tetapi
sistim ductusnya sama sekali terpisah.
Ambing terdiri dari bagian-bagian kecil yang berwarna ke-merah-merahan. Bagianbagian kecil ini yang merupakan sel-sel sekretorik, dibungkus oleh jaringan ikat memebentuk
suatu bangunan yang disebut lobulus. Segerombolan lobuli dibungkus oleh jaringan ikat
sehingga terbentuklah lobus.
Pita-pita yang berwatna putih dari jaringan ikat terdapat di seluruh bagian dari ambing
merupakan jaingan penunjang bagi jaringan sekretorik. Suatu jaringan kecil berwarna putih,
memisahkan kwartir depan dengan belakang; jaringan ini merupakan kapsul jaringan ikat
yang memisahkan lobi antara kwartir-kwartir tersebut. Suatu ambing disebut sebagai ambing
yang keras (hard udder), bila ia mengandung lebih banyak jaringan ikat dibanding dengan
jaringan sekretorik. Hal ini merupalan sifat yang diturunkan, atau karena mastitis yang
menyebabkan sel-sel sekretorik yang rusak diganti oleh jaringan ikat.
1. Sistim saluran (Duct system)
Lobi dihubungkan oleh saluran-saluran yang bermuara pada saluran yang lebih besar.
Saluran-saluran yang lebih besar ini menuju ke saluran induk (major ducts) yang kemudian
bermuara di sinus lactiferous = (gland cistern) diatas puting susu. Seluruh sistem saluran dan
sinus lactiterous mengalirkan atau membawa air susu dari sel-sel sekretorik menuju ke puting
susu (teats), yang kemudian dapat diambil atau dikeluarkan air susunya dengan jalan
pemerahan. Saluran-saluran dan gland cistern juga berfungsi sebagai penampung air susu
untuk sementara waktu sebelum pemerahan. Hal ini memeungkinkan ambing men-sekresikan
lebih banyak air susu dibanding yang dapat disekresikan oleh sel-sel sekretori saja. Pada
tempa-tempat percabangan dari saluran, biasanya terdapat lubang yang sempit yang
kemudian membentuk semacam sinus sebelum menjadi sempit lagi. Lihat gambar 1, halaman
3. Pada beberapa kejadian ductus bercabang menjadi 2 buah yang sama ukurannya. Adanya
penyempitan pada percabangan ini untuk mencegah mengalirnya air susu karena adanya
gravitasi kearah puting susu dan gland cistern.
Saluran-saluran yang besar pada bagian bawah dari kwartir depan, mengelompok
pada permukaan lateral, sedangakan pada bagian atas dari kwartir depan maupun belakang
distribusi dari saluran-saluran itu lebih unuform. Saluran-saluran yang besar mempunyai
tendensi memendek dan melebar, sedangkan saluran-saluran yang lebih kecil lebih membulat.

Biasanya terdapat 10 12 saluran menuju ke tiap-tiap gland cistern, paling nbanyak terdapat
20 buah, tetapi kadang-kadang dijumpai lebih banyak lagi.

1. Jaringan ikat-pembungkus.
2. Lobus.
3. Lobuli yang mengandung alveoli.
4. Saluran induk.
5. Sinus.
6. Gland cistern.
7. Anunular fold.
8. Teat cistern.
9. Teat meatus.

Gambaar 1.
Secara skematis gambar sistem saluran dari satu kwartir kelenjar susu sapi. Kelenjar
susu terdiri atas banyak lobi, lobi mengandung lobuli, lobuli mengandung alveoli yang
mengandung sel-sel sekretorik.
Gland Cistern
Ukuran dan bentuk dari sinus lactiferous untuk tiap-tiap kwartir sangat bervariasi.
Pada beberapa hal cistern ini sirkuler, pada kejadian lain nampak tidak lebih hanya berupa
saku-saku dari pelbagai ukuran sebagai akhir dari saluran induk. Kapasitas dari saluran
lactiferous adalah 100 400 gram air susu. Menurut penelitian ternyata tidak ada hubungan
yang nyata antara ukuran gland cistern dengan jumlah air susu yang disekresikan oleh
kwartir-kwartir.

Teat.
Teat cistern (sinus papillaris) merupakan suatu rongga di dalam puting susu dan
terletak tepat dibawah gland cistern. Gland dan teat cistern berhubungan satu dengan lainnya
tetapi pada beberap kejadian

terdapat suatu bangunan yang jelas sirkuler yang disebut

annular fold. Annular fold terdiri atas jaringan ikat padat dan lebarnya 2 6 mm. Kadangkadang terjadi (jarang seekali) suatu septum yang horizontal pada annular fold, ini mencegah
mengalirnya air susu; keadaan ini dikenal sebagai blind quarters:. Pada bagian mukosa dari
teat cistern dibatasi oleh banyak sekali lipatan-lipatan longitudinal dan sirkuler yang saling
overlap sehingga memebentuk saku-saku yang mungkin menjadi tempat bersembunyinya
bakteri-bakteri.
Pada ujung dari puting susu terdapat suatu lubang yang disebut streak canal (teat
meatus, ductus papillaris). Rata-rata panjang dari streak cenal ini 8 12 mm. Streak canal
memendek pada saat pemerahan (karena adanya tekanan oleh tangan maupun mesin) dan
pada saat itu pula teat cistern menggelembing karena adanya tekanan di dalam ambing.
Streak canal nampak memanjang dan berdilatasi dengan bertambahnya periode laktasi dan
terbesar bertambah panjangnya itu terjadi pada laktasi pertama dan ke dua.
Streak canal terdiriatas 5 7 epitel yang konveks yang membentuk bangunan seperti
bintang. Tonjolan-tonjolan bangunan yang seperti bintang itu dapat ditutup rapat oleh karena
kerjaan otot sphincter yang sirkuler secara involuntary. Streak canal mempertahankan air
susu di dalam ambing terhadap tekanan yang timbul akibat akumulasi air susu. Di samping
itu ia menjaga masuknya kotoran-kotoran dan bakteri-bakteri pada saat pemerahan. Telah
dibuktikan bahwa ukuran dari streak canal dan keeratan dari musculus sphincter yang
mengelilingi meatus memegang peranan penting di dalam menentukan rate of milk flow.
Hal ini merupakan sifat yang siturunkan.
Terletak tepat diatas streak canal terdapat suatu seri bangunan terdiri atas 4 - 8 plica
(lipatan, folds) yang berjalan radiai ke segala jurusan. Bangunan ini disebut Furstenburgs
rosette : disebut demikian menurut nama orang yang menemukan pertama kali. Lipatanlipatan yang lebih besar biasanya mempunyai plica accessoria. Tekanan yang timbul karena
akumulasi air susu didalam pting susu dan gland cistern memyebabkan plica meregang, yang
membantu retensi air susu

Apparatus Suspensorium.
Pada sapi Holstein terdapat 7 buah jaringan penunjang yaitu :
1. Jaringhan 1 (Tissue 1).
Jaringan ini berupa kulit. Meskipun peranannya kecil sebagai jaringan penunjang
dan stabilisator ambing, tetapi ia sangat besar peranannya sebagai jaringan
pelindung bagian yang lebih dalam.
2. Jaringan 2 (Tissue 2).
Merupakan jaringan yang mengikat kulit dengan lapisan di bawahnya adalah
jaringan 2 disebut fascia superficialis atau reolarsubcutaneous tissue.
3. Jaringan 3 (Tissue 3)
Merupakan jaringan yang menyerupai tali (cordlike tissue). Yang membantu
ikatan longgar antara permukaan sorsal dari kwartir depan dan dinding perut.
Kelemahan dari jaringan ini akan mengakibatkan ambing Nampak menggantung
seolah olah lepas dari dinding perut.
4. Jaringan 4 (Tissue 4)
Jaringan ini merupakan pasangan dari lapisan superficialis dari

ligamentum

suspensorium superficialis dan sebagian terdiri atas jaringan elastis. Ligament ini
muncul dari tendosub pelvis dan meluas kearah bawah depan meliputi ambing
dan membelok ke permukaan dalam dari paha. Lapisan ini sangat dekat dengan
garis median pada ambing belakang dan kemudian menyebar keluar kearah bagian
anterior dari ambing. Ligament ini merupakan salah satu jaringan penunjang
utama dari ambing.
5. Jaringan 5 (Tissue 5)
Pasangan bagian dalam yang tebal dari Ligamentum suspensorium merupakan
jaringan 5 yang asalnya juga dari tendo subpelvis. Lapisan lateral bagaian dalam
ini meluas kearah bawah dan meliputi ambing. Jaringan ini terikat dengan
permukaan lateral dari ambing yang konveks dengan perantaraan lamellae yang
menuju kedalm dan bersambungan dengan jaringan interstisiil dari ambing.
Jaringan penunjang ini merupakan jaringan penunjang ambing utama.
6. Jaringan 6 (Tissue 6)
Ini adalah Tendo subpelvis, yang sebenarnya bukanlah jaringan penunjang
ambing, tetapi merupakan tempat asal dari lapisan superficialis dan profunda dari
ligament suspensoria lateralis.
5

7. Jaringan 7 (Tissue 7)
Dua buah jaringan yang berdekatan yang terdiri atas jaringan elastis yang tebal
dan berwarna kuning membentuk ligamentum suspensorium medialis merupakan
jaringan 7. Ligamentum ini berasal dari dinding perut dan tertambat pada
permukaan medial dari ambing. Lig. Ini membentuk septum yang memeisahkan
ambing menjadi 2 bagian. Ligamentum suspensorium medialis memiliki kekuatan
Tarik (tensile strength) yang tinggi. Ligamentum ini terletak tepat di pusat
gravitasi

dari

ambing

sehingga

bilamana

jaringan-jaringan

disekitarnya

disingkirkan maka ia akan mendukung ambing secara seimbang. Ligamentum


suspensorium medialis memegang peranan yang penting di dalam menunjang
ambing.

Jika terjadi kelemahan jaringan 3 dan perpanjangan dari ligamentum


suspensorium lateralis dan medialis akan menyebabkan ambing menggantung dan
bilamana keadaannya sangat parah akan terjadi pendulous udder.
Kesimpulan :
Terdapat 3 jaringan penunjang pokok pada ambing yaitu :
1. Kulit, merupakan pembungkus seluruh ambing.
2. Ligamentum suspensorium lateralis, merupakan jaringan ikat fibrosa yang non elastis.
3. Ligamentum suspensorium medialis, merupakan jaringan penunjang utama yang
elastis yang penting untuk menjaga besar kecilnya ambing pada waktu laktasi.

Lihat gambar 2 tentang jaringan penunkang pada ambing


Gambar 2. Jaringan penunjang pada ambing
1.
2.
3.

Sulcus intermammaria
Lig. Suspensorium medialis
Lig. Suspensorium lateralis

Karena ada perbedaan antara lig, susp, lat, dengan med, yaitu yang satu non elastis,
yang lain elastis, maka sering terjadi adanya penonjolan puting susu sehingga membentuk
sudut bila ambing sedang penuh. Bila terjadi peregangan yang terus menerus pada ambing
(terutama pada sapi 2 yang tinggi produksinya), maka ligamentum suspensorium medialis
kehilangan sifat elastisnya, tak dapat kembali seperti semula mengakibatkan terjadinya
pendulous udder.

Sirkulasi darah pada ambing ( Blod Circulation System / Voscularsyis )


a) Sistem arteriil
Sebagian besar penyediaan darah untuk ambing berasal dari arteria pudenda externa
kanan dan kiri, masing- masing untuk setengah bagian ambing kanan dan kiri. Arteria masuk
kedalam kelenjar susu dari cavum abdominalis melalui canalis ingunialis. Pada saat arteria
masuk kedalam kelenjar susu membentuk flexura signoidea. Arteria pupenda externa
merupakan cabang dari arteria iliaca externa yang berasal dari aorta. Arteria iliaca interna
yang memberi darah alat-alat genitalia dan daerah pudenda,juga merupakan cabang dari
aorta. Arteria perinealis muncul dari arteria iliaca interna dan menyediakan darah untuk
daerah keci dari bagian posterio-dorsal dari kwatir belakang.
Arteria mammaria merupakan lanjutan dari arteria pudenda externa sesudah mereka
masuk kedalam kelenjar susu. Arteria mammaria untuk tiap-tiap setengah bagian dari ambing
(kanan dan kiri) memberi cabang-cabang kecil kenodus lymphaticus supramammaria dan
bagian atas dari ambing belakang. Arteria mammaria kemudian bercabang menjadi dua buah
arteria yang besar yaitu arteria mammaria cranialis atau anterior dan arteria mammaria
posterior atau caudalis. Suatu cabang kecil,yaitu arteria abdominalis subcutaneus muncul dari
arteria mammaria sebelum membagi diri menjadi cabang anterior dan posterior. Cabangcabang ini berjalan keanterior dan memberi darah pada dinding ventral dari abdomen di
depan ambing dan kebagian basal dari ambing. Masih merupakan pertanyaan dari para
ahli,apakaharteria itu memberi darah langsung ke jaringan sekretorik atau tidak. Pada
beberapa hewan, arteria abdominalis subcutaneous merupakan cabang dari arteria mammaria
cranialis.

Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah ventral dan lateral dan
membagi diri menjadi arteria kecil-kecil
kecil
yang meliputi alveoli. Mereka juga menyedikan
darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.
Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada ambing.

Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis, 3. Vena cava


posterior, 4. Arteria dan vena iliaca
iliaca externa, 5. Arteria dan vena pudenda externa, 6. Arteria
dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8. Flexura sigmodea dari arteria dan
pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria abdominalis subcutaneous,
11. Arteriaa mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria dan vena
thoracica interna, 14. Vena cava anterior, 15. Diaphragma.

b) Sistim Pembuluh Darah Balik ( Vena ).


Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2 buah vena yaitu vena
pudenda externa dan vena abdominalis subcutaneous atau vena susu.
Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah canalis
inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan kemudian bercabang
bercabang-cabang
lagi mengikuti arteria yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa, mengalir
melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian kejantung. Vena
adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial dari vena mammari dan
meninggalkan ambingg pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung dibawah kulit. Vena
8

abdominalis subcutaneous berjalan ke anterior dan menembus dinding abdomen pada


masing-masing sisi dari cartilago xiphodeus. Tempat dimana vena menembus cavum
abdominlis disebut : sumber susu (milk well). Sesudah vena masuk kedalam cavum
abdominalis, maka ia menuju kedepan dan kemudian bergabung menjadi satu dengan vena
thoracica interna yang kemudian berjalan ke vena cava anterior.
Vena perinealis yang kecil terletak di posterior-dorsal dari ambing kanan dan kiri,
membawa darah dari daerah ini, dimana daerah ini diberi darah oleh arteria yang senama,
hanyalah merupakan daerah atau bagian kecil saja dari ambing.
Suatu lingkaran vena pada dasar ambing dibentuk oleh cabang kanan dan kiri dari
arteria mammaria cranialis dan caudalis. Lihat gambar 4. Cabang dari arteria mammaria
caudalis beranastomosa pada dasar posterior dari ambing, dan cabang dari vena abdominalis
subcutaneous beranastomosa beberapa inci anterior dari dasar ambing. Masih menjadi
pertanyaan yang belum terpecahkan saat ini yaitu apakah terjadi aliran darah yang bebas
antara bagian kanan dan kiri ambing mengingat bahwa kelep-kelep ( valvula ) dari vena disini
mengarah ke satu jurusan.
Darah meninggalkan ambing melalui vena abdominalis subcutaneous, atau melalui
vena pudenda externa pada ruminansia yang sedang laktasi. Jalan yang tepat kemungkinan
tergantung pada posisi hewan. Hal ini jelas terlihat pada hewan yang sedang berdiri, darah
meninggalkan melalui vena abdominalis subcutaneous. Bilamana vena-vena utama tertekan,
darah akan mengalir melalui vena lainnya. Telah diteliti bahwa bagian cranial dari vena
abdominalis subcutaneous dari sapi mempunyai 6 -14 kelep yang mengarah kejantung,
sedang bagian yang caudal mempunyai 1-5 kelep yang mengarah ke ambing. Pada hewanhewan muda darah dibawa menuju ambing didalam bagian caudal dari vena tersebut.
Kebuntingan dan laktasi menyebabkan vena bertambah besar dan kelep-kelep berhenti
bekerja, sehingga memungkinkan terjadinya aliran darah kedua jurusan

1. Vena abdominalis
subcutaneus
2. Ligamentum suspensorium
mediale
3. Vena pudenda externa
4. Vena perinealis
Gambar 4. Lingkaran vena pada basis dari ambing.
9

RINGKASAN SYSTEM VASKULER AMBING

Darah yang mengandung 02 meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian


melalui cabang-cabang arteri : arteri pudenda externa (kanan dan kiri). Kedua arteri ini
menembus dinding perut melalui canalis ingiinalis masing masing kanan dan kiri masuk
kedalam ambing. Pada saat arteri masuk kedalam ambing keduanya berubah menjadi arteria
mammaria yang segera bercabang menjadi arteria mammaria oranialis caudalis. Kedua
cabang ini ber cabang2 lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk kapiler
yang member darah ke sel2 dalam ambing.
Arteria perinealis merupakan sumber penyediaan darah yang kecil untuk ambing.
Venulae yang berasal dari kapiler-kapeler dan saling beranastomosa membentuk vena
yang menampung darah dari ambing . Pada puncak dari ambing vena membentuk lingkaran
vena (venous cirole). Pada tempat ini darah meninnggalkan ambing melalui 3 jalan yaitu :
1. Jalan utama pertama terdiri atas 2 buah vena pudenda externa yang sejajar dengan
arteria pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan akhirnya
menggambungkan diri dengan vena cava yang membawa darah kejantung.
2. Jalan utama kedua terdiri atas 2 buah vena yaitu : Vena abnominalis atau vena
mammae . kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dari ambing. Kedua
vena ini berjalan disepanjang dinding ventral perut berada langsung dibawah kulit.
Vena ini masuk kedalam cavun thoracis pada sumber susu dan akhirnya
menggabungkan diri dengan vena cava anterior kedalam jantung
3. Jalan ketiga yaitu vena perinealis. Walaupun kecil merupakan jalan masuk
kedalam tubuh dari ambing melalui velvis.

Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu.
Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun
demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ke 3 tersebut.
Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing ( 180 %) pada beberapa hari setelah sapi
melahirkan . Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus
sesudah beranak dan ini mungkin peranan penting dalam inisiasi dari sekresi air susu karena
lebih banak bahan bahan pembentuk air susu serta hormon-hormon laktogenik yang terbawa
bersama aliran darah tersebut kedalam ambing . Tiap-tiap 1 volume air susu yang dibentuk
diperlukan 500 volume darah yang mengalir ke ambing secara singkat dikatakan blood flow
rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.
10

Sistem limfatika (Lympatic system) .


Sistem limfatika dari kelenjar susu terdiri atas saluran limfe dan nodus lympaticus.
Saluran-saluran limfe membawa cairan jaringan atau limfe dari ruang antar jaringan
ke nodus limfaticus dan mengembalikan cairan limfe ke vena-vena. Suatu bangunan yang
menyerupai kelep terdapat pada ujung dari ductus thoracicus yang berguna untuk mencegah
kembalinya cairan jaringan ke dalam system limfatika . Kelep-kelep dan kelep-kelep
tambahan yang terdapat di dalam saluran limfe menyebabkan cairan limfe mengalir kearah
satu jurusan, yaitu kesistem pembuluh darah balik.
Nodus limfaticus menyaring cairan jairngan (sebagai filter) dengan menyisihkan
benda-benda

asing yang akan masuk kedalam saluran-saluran limfe yang lebih besar,

kemudian cairan itu dibawa ke pembuluh darah balik melalui ductus thoracicus yang terletak
anterior dari jantung. Nodus-nodus itu juga menyediakan lekosit untuk limfe . ambing
biasanya mempunyai satu nodus lymfaticus yang besar untuk masing-masing bagian kanan
dan kiri , yang disebut : nodus lymfaticus supramammaria dan terletak posterior canalis
inguinalis . Pada kejadian yang jarang terjadi pernah dijumpai sebanyak-banyaknya 7 buah
nodus yang lebih kecil untuk masing-masing tiap bagian kanan dan kiri dari ambing.
Sesudah melewati nodus lymphaticus supramammaria, cairan limfe meninggalkan ambing
melalui satu atau dua buah saluran limfe dan kemudian saluran2 itu setelah melalui canalis
inguinalis menggabungkan diri dengan salura2 yang lain.
Cairan limfe mengalir karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh adanya
gerak pernapasan , tekanan dari kapiler-kapiler darah , dan kontraksi otot. Bilamana terjadi
akumulasi cairan limfe diantara kulit dan jaringan sekretorik ambing, maka akan terjadi
udema ambing. Hal ini paling parah terjadi pada sapi dara (heifer) dan pada sapi-sapi yang
lebih tua yang menderita pendulous udder pada waktu beranak.
Ductus lymfaticus subsutaneus yang berada dibawah kulit ambing Nampak jelas dan
pada sapi yang dewasa menjadi sangat besar.
Beberapa diantaranya mencapai diameter 5-7 mm. saluran itu berjalan kearah dorsocaudal dari nodus lymfaticus supramammaria (lihat gambar 5). Cairan limfe dari jaringan2
kelenjar dibaawa oleh saluran 2 limfe profunda dan superfioialis. Putting susu mempunyai
saluran limfe yang amat banyak. Saluran2 itu terpisah untuk masing2 putting susu dan
ukurannya sedikit lebih besar disbanding dengan saluran limfe subcutansus.

11

GAMBAR 5

Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan pada dorso
dorso-caudal
kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Saluran-saluran
Sa
itu mempunyai kelep
kelep-kelep
yang memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju nodus lympaticus.
System Urat Syaraf. (Neruous System)
Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut-serabut
serabut serabut syaraf afferent
(sensoris) dan serabut syaraf
sya efferent (parasympathis).
Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda spinalis dan serabut
serabut-serabut
efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah melalui columna vertebralis ,
serabut-serabut
serabut menggabungkan diri menjadi nervus spinalis. Nervus ini berpasangan
dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi spinals dan 12 pasang
nervi craniales.

Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi ambing. Nervus
lumbalis I, mengirimkan berkas-kelasnya
berkas
ke permukaan
ukaan anterior dari ambing dan daerah
yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus lumbalis II turun dari columna
vertebralis ke flank dan meng-innervasi
meng innervasi bagian anterior ambing. Serabut
Serabut-serabut syaraf ini
mungkin masuk ke jaringan Kelenjar dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II, III
dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan masuk kedalam ambing

12

melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri menjadi serabut syaraf anterior
dan posterior pada cincin inguinalis. Cabang-cabang
Cabang cabang dari nervus ini terdapat diseluruh
jaringan kelenjar susu, saluran-saluran
saluran saluran susu, putting susu dan kulit dari ambing. Suatu cabang
kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah sekitar nodus lympahaticus
supramammaria.
Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV, masuk kedalam ambing
pada bagian posterior-caudal
caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus
perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus sacrales dianggap menjadi
bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa peneliti diperkirakan
membawa serabut-serabutnya
serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah dijumpai
adanya serabut-serabut
serabut syarafnya didalam ambing.
Nervus efferent yang memberi syaraf
syaraf ke ambing hanya melalui nervus inguinalis.
Fungsi utama dari serabut-serabut
serabut serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot
otot-otot polos yang
mengelilingi saluran-saluran
saluran susu dan otot-otot
otot
sphinoter
ter dari puting susu. Stimulasi terhadap
nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan ini menimbulkan
hambatan terhadap sekresi air susu.

GAMBAR 6 .

Sistim urat syaraf ambing. 1--Nervus Lumbalis I, 2-Nervus lumbalis II, 3--Nervus inguinalis,
4-Nervus perinealis, 5-LI-Vertebra
Vertebra lumbalis I, L6-Vertebra
L6 Vertebra Lumbalis VI dan S
S-sacrum.

13

ANATOMI KOMPARATIVA KELENJAR SUSU ANTARA BEBERAPA SPECIES


HEWAN PIARAAN DAN HEWAN LABORATORIUM
Struktur fungsionil bagian dalam dari kelenjar susu hewan paiaraan dan hewan
laboratorium adalah hampir sama. Air susu disekresikan oleh alveoli, yang mengelompok
membentuk lobuli. Loboli ini dibungkus oleh kapsula jaringan ikat dan mempunyai saluransaluran. Beberapa lobuli mengelompok membentuk lobus yang juga dibungkus oleh jaringan
ikat. Seluruh kelenjar susu terbentuk dari lobuli dan lobi. Saluran-saluran yang membawa air
susu dari lobuli dan lobi menjadi bertambah besar bila menuju kearah ambing. Sistim saluran
didalam kelenjar susu dapat disamakan dengan sebatang pohon yang mempunyai batang,
cabang-cabang, ranting-ranting, dan daun-daun. Perbedaan antara hewan Nampak didalam
sistim saluran dan cistern, banyaknya lubang pada putting ssu dan jumlahnya serta tempatnya
kelenjar susu.
Sapi, kambing, domba, kuda dan marmot mempunyai sekelompok kelenjar susu yang
terletak didaerah inguinal. Ambing sapi mempunyai 4 kelenja, sedangkan species hewan
lainnya hanya mempunyai 2 buah kelenjar. Puting susu dari marmot, kambing, domba, dan
sapi mempunyai saluran pada puting susu hanya sebuah yang disebut treak canal atau teat
meatus atau ductus papillaris, sedangkan pada kuda terdapat 2 buah streak canal yang
berhubungan dengan saluran-saluran susu. Diatas streak canal terletak teat cistern atau sinus
papillaris yang berhubungan dengan cistern atau saluran-saluran susu yang lebih besar.
Rat, mouse, kelinci, anjing, kucing dan babi mempunyai serangkaian kelenjar
susu yang terletak disebelah-menyebelah dari linea alba yang memanjang dari daerah dada
kearah inguinal. Putting susu rat dan mouse mempunyai sebuah streak canal, babi
mempunyai 2 buah streak canal untuk tiap putting susu, sedangkan kelinci, anjing dan kucing
mempunyai 4 buah atau lebih. Hewan-hewan yang mempunyai banyak lubang pada putting
susunya pengaliran air susunya langsung dari lobi ke streak canal, sedangkan hewan-hewan
yang mempunyai sebuah lubang putting susu pengaliran air susunya ditampung lebih dahulu
di cistern yang bertindak sebagai ductus collectivus untuk seluruh lobi didalam kelenjar susu.
Penyediaan darah utama untuk ambing berada di daerah inguinal yang berasal dari
arteria pudenda externa beserta cabang-cabangnya. Bagi hewan-hewan yang mempunyai
kelenjar susu yang memanjang dari daerah dada dan perut penyediaan darah berasal dari
arteria yang member darah pada dinding tubuh di daerah-daerah tersebut. Vena-vena, kecuali
vena abdominalis subcutaneous, mengikuti jalan yang sama dengan arteri. Vena abdominalis
subcutaneous dijumpai hamper pada semua spicies hewan yang kelenjar susunya berada
14

didaerah inguinal. Vena ini meninggalkan tepi anterior dari ambing, berjalan sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis tepat dibawah kullit dan kemudian menembus
dinding perut pada tiap-tiap sisi dari cartilage xiphoideus. Setelah vena ini masuk dinding
perut ia menuju kearah depan dan menggabungkan diri dengan vena thoracica interna.
Kelenjar susu mempunyai serabut-serabut syaraf sensoris yang afferent dan serabutserabut syaraf symphatis yang efferent. Serabut parasympathis tidak dijumpai pada kelenjar
susu. Terdapat suatu sistim limfatika yang kompleks yang membawa cairan limfe dari
kelenjar susu. Sebagian besar species hewan mempunyai nodus lymphaticus supramammaria
(= nodus lymphaticus superficialis inguinal) yang mempunyai peranan penting dalam
menyaring cairan limfe dari kelenjar susu.
HISTOLOGI KELENJAR SUSU
ALVEOLUS
Komponen utama dari jaringan sekretorik adalah alveolus. Tiap-tiap alveolus
berbentuk bulatan dan tersusun atas satu lapis sel epitel yang meliputi suatu rongga yang
disebut lumen. Sel-sel epitel bersandar pada membrana propria. Air susu dari sel efitel
disekresikan kedalam lumen alveoli dan dialirkan kedalam saluran kecil yang disebut ductus
intercalaris. Ductuli ini bergabung membentuk ductus intralobulari.
Sel-sel myoepitel terletak diantara membrane propria dan sel-sel epitel. Myoepitel
bila diaktivir oleh oksitosin (oxytocin) akan berkontraksi menyebabkan air susu dalam alveoli
terperas keluar dan ditampung dalam lumen.
Tiap-tiap alveolus dikelilingi oleh kapiler-kapiler darah yang membawa darah yang
mengandung bahan-bahan pembentuk air susu = milk precursors kedalam sel epitel untuk
sintesa air susu.
Venulae pada alveolus membawa darah kesistem pembuluh darah balik. Alveolus
jarang sekali dikelilingi oleh jaringan ikat. satu-satunya lapisan yang memisahkan alveoli dari
labuli adalah arteriole, vanulae dan membranapropria.
Sel-sel epitel dari alveoli membentuk clumnair bilamana tidak ada sekresi didalam
lumen. Jika lumen penuh dengan air susu maka alveolus akan meregang menyebabkan sel
epitel menjadi pipih.
1) Myoepitel
2) Arteriole
3) Lumen
15

4) Vanulae
5) Sel-sel epitel
6) Ductus
Gambar 7. Gambar skematis dari alveolus dan sistim pembuluh darahnya.

II. LOBULI DAN LOBI


Sekelompok alveoli terletak secara fungsional dalam satu unit disebut lobules, yang
mempunyai ductus dan dibungkus oleh kapsul jaringan ikat. Sebuah lobules dari sapi yang
laktasi terdiri atas 150-220 alveoli dan mempunyai volume sebanyak 0,7-0,8 mm.
Segerombolan lobuli bergabung menjadi satu dan mempunyai ductus yang lebih besar.
Lobuli-lobuli membentuk lobus dan di bungkus oleh bungkus jaringan ikat. Pada sapi
janringan ikat ini Nampak berwarna putih sedangkan jaringan sekretorik berwarna seperti
daging atau kekuning-kuningan. Perbedaan warna ini dapat dilihat dengan mata telanjang
pada penampung lintang dari kelenjar susu.
Pada hewan-hewan rat, mouse dan kelinci yang mempunyai kelenjar susu yang rata
(tidak menonjol sepertisapi), lobulinya berdimensi dua. Berbeda dengan kambing domba dan
sapi, mereka mempunyai lobuliyang berdimensi tiga.
Tidak ada jaringan limfatika yang sebenarnya yang terdapat dalamjaringan ikat yang
mengelilingi lobuli. Septa jaringan ikat intetlobulair mempunyai berkas-berkas otot polos
yang terbesar tidak teratur. Otot-otot ini jarang sekali berhubungan dengan lapisan luardari
alveoli didalam lobules. Konsentrasi dari otot-otot polos ini dan juga distribusinya yang tidak
teratur menunjukkan bahwa mereka tidak memegang peranan yang penting dalam milk
ejection.

DUCTUS

Adanya lobi dan lobuli dan ductus-ductusnya memudahkan identifikasi dari ductus
intralobulair (dalam lobulus), ductus interlobulair (diantara lobulus), ductus intra lobus
(dalam lobus) dan ductus intra lobus (dalam lobus).
Pembatasan daru ductus tergantung dari lokasinya didalam kelenjar susu. Ductus-ductus
yang kecil (ductus intercalaris dan intra lobulair) terdiri atas membrane propria yang
mempunyai epitel kolumner yang membentuk ductus lumen menjadi bulat. Permukaan
membrana propria dikelilingi oleh sel-sel myoepitel sepanjang sumbu dari ductus. Ductus
interlobulair mempunyai struktur dan tampak luar yang sama dengan ductus intra lobulair.
16

Yang berbeda hanya pada lumen ductus intralobulair tidak membulat karena adanya lipatanlipatan yang longitudinal.
Pada umumnya para ahli menganggap bahwa ductus yang mempunyai satu lapisan selsel epitel mampu mengadakan sekresi- air susu. Ductus-ductus yang besar mempunyai lebih
dari satu lapis sel epitel. Sel-sel epitel kuboid bersandar pada membrana propria dan diliputi
oleh lapisan dalam dari sel-sel epitel kolumner. Ductus yang mempunyai lapisan lebih dari 2
lapis tidak mampu mengadakan sekresi air susu.
Seluruh epitel ductus dan cistern dari sapi diliputi oleh sel-sel myoepitel yang
nampaknya sedikit lebih tebal dan padat dibanding dengan alveoli. Makin besar suatu ductus,
makin tebal lapisan jaringan ototnya, tetapi makin kecil lapisan jaringan ikatnya. Berkasberkas elastis mengelilingi saluran-sauran susu baik yang besar maupun yang paling kecil
(ductuli). Banyaknya jaringan elastis yang mengelilingi saluran susu terbesar pada ductusductus yang besar., dan lebih sedikit terdapat pada ductus-ductus yang kecil ukurannya,
menjadi sangat jarang pada ductus intercalaris. Serabut-serabut kolagen juga dijumpai pada
jaringan elastis.

TEAT DAN GLAND CISTERN

Teat dan gland cistern seperti pada ductus-ductus yang besar dibatasi oleh dua lapis selsel epitel. Lapisan dalam tersusun atas sel-sel kuboid dan lapisan atasnya terdiri atas sel-sel
silindris. Sel-sel itu bersandar pada lapisan jaringan ikat longgar. Berkas-berkas otot
campuran sangat banyak didaerah ini dan terdapat pula beberapa berkas otot yang
longitudinal.
Glandula accessorius yang kecil dijumpai pada dinding dari teat cistern dan gland
cistern pada sapi. Kelenjar ini dan Nampak seperti lobuli dari jaringan sekretorik. Glandula
accessorius tersusun atas bangunan yang seperti alveoli kecil yang mempunyai lumen dan
sel-sel epitel kuboid.
Sel-sel ini terbenam dalam tunica propria. Glandula accessories yang lebih besar
mempunyai saluran yang dibatasi oleh dua lapis epitel yang menuju ke teat dan gland cistern.
Fungsi dari kelenjar tambahan itu belum diketahui dengan jelas, diduga untuk sekresi air
susu.
Pada kuda kelenjar tambahan itu tidak terdapat pada teat cistern dan hanya sedikit
berkembang pada gland cistern. Pada babi sering dijumpai kelenjar tambahan pada dinding
cistern.
17

Teat cistern dibatasi oleh dua lapis sel epitel yang bersandar pada membrane propria
dari jaringan ikat yang bergelombang.
Furstenburgs rosette pada sapi diliputi lapisan yang sama dengan teat cistern.
Cistern dari kambing

dan domba serupa dengan sapi. Hanya pada kambing

membrannya sangat aneh. Pada titik konstriksi antara gland dan teat cistern epitelium
berubah menjadi lapisan epitel berlapis-lapis, yang kemudian secara gradual berubah menjadi
dua lapis epitel.

EPITEL, OTOT DAN STRUKTUR DARI PUTTING SUSU

Epitel yang membatasi teat meatus serupa dengan epidermis dari kulit putting susu,
kecuali stratum corneum dari teat meatus sangat lebih tebal. Didalam kelenjar susu terdapat
transisidari epitel berlapis-lapis membatasi teat meatus menjadi epitel satu lapis yang
membatasi lumen dari alveolus.
Material yang membatasi teat meatus terdiri atas keratin. Ini merupakan bagian dari
stratum corneum yang membatasi teat meatus yang melepaskan diri kedalam lumen dari teat
meatus. Keratin penting peranannya didalam mencegah masuknya bakteri penyebab mastitis.
Lapisan dibawah keratin dalam teat meatus sama dengan yang terdapat pada epidermis.
Dinding dari putting susu sapi terdiri atas sejumlah besar jaringan ikat elastic yang
berselang seling dengan berkas berkas otot dimana didalamnya banyak sekali berkas berkas
yang longitudinal.
Beberapa berkas otot yang sirkuler dan miring juga dijumpai didaerah ini. Bagian
tengah dari didindig putting susu yang disebut corpus cavernosum merupakan daerah yang
kaya akan pembuluh darah yang berjalan longitudinal dan kaya pembuluh limfe. Vena sangat
banyak didaerah ini dan sangat sukar dibedakan dengan arteri karena dindingnya sangat tebal.
Perbedaan pokok antara arteri dan vena didaerah ini yaitu bahwa artei mempunya lumina
yang membulat, sedsangkan vena pipih. Disamping itu arteri tidak mempunyai kelep, vena
banyak mengandung kelep.
Komponen otot dari ujung putting susu sapi terdiri atas dua tipe. Otot longitudinal
sebelah dalam dijumpai dibawah epithelium papilla-papilla. Otot otot ini sangat banyak dan
dijumpai dalam berkas-berkas yang kecil. Diatasnya terdapat serabut otot yang sirkuler yang
membentuk otot sphincter yang menjaga teat meatus tetep tertutup. Sphincter ini selalu
berada dibawah tensi yang konstan dari impuls syaraf dari nervus sympathies.

18

SITOLOGI KELENJAR SUSU


Dahulu para ahli histology berpendapat bahwa sel terdiri atas dua komponen utama
yaitu inti dan sitoplasma. Nucleus mengandung material genetis, altif dalam pembelahan sel,
dan menentukan aktivitas dari sitoplasma. Sitoplasma melakukan metabolism sel.
Pendapat dahulu itu sampai sekarang masih berlaku , tetapi setelah ditemukannya
mikroskop electron, tehnik-tehnik baru baru biokimia dan stikimia mengasilkan informasi
yang lebih teliti tentang fungsi dan struktur sel.
Sel-sel kelenjar susu merupakan suatu pabrik yang sangat teroganisir dimana aktivitas
metabolism sangat tinggi. Ambing menggunakan bahan-bahan yang berasal sari darah 80%
dari total glukosa, asetat, dan asam amino untuk menghasilkan air susu. Tidak mengherankan
bahwa kebutuhan akan bahan-bahan itu sangat besar sehingga menyebabkan sapi kehilangan
berat badannya pada waktu laktasi. Secara ironi dikatakan bahwa tubuh sapi itu sebenarnya
merupakan bangunan dari kelenjar susu.
INTI SEL
Umumnya tiap-tiap sel mengandung sebuah inti yang berdiameter 5-7 mikron. Inti
dibungkus oleh suatu membrane yang rangkap, dimana bagian luar dari membrane ini
mwmbentuk bangunan yang disebut endoplasmic reticulum (ER). Inti mempunyai hubungan
dengan sitoplasma dengan perantaraan pori-pori yang menembus membrane rangkap
tersebut. Diperkirakan membrane nucleus mempunyai pori-pori yang berdiameter 400-800 A
dan meliputi 10% dari luas permukaan, pori-pori ini cukup luas untuk dilalui molekulmolekul protein. Inti sel mengandung material genetic yang berupa butir-butir chromatin.
Fungsi dari inti men-transmit getik information yang berupa gene untuk sintesa protein air
susu dan enzyme-enzym tertentu yang mengkatalisir banyak sekali reaksi-reaksi biokimia.
Hal ini sangat berbeda dengan fungsi dari inti ovum ataupun sel kelamin jantan yang mentransmit genetic information untuk seluruh tubuh hewan. Gambar 8 menunjukkan sel kelenjar
susu yang sedang laktasi.
Suatu molekul yang sangat besar, DNA mengandung genetic information dan
ditraskripsian menjadi molekul lain, RNA, kemudian RNA melalui porus-porus dari
membrane inti ditranspor ke endoplasmic reticulum (ER).

19

Endoplasmic Reticulum
Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane,
vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar kedaerah membrane plasma.
ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagian
bagian basal dari sel dan juga disekitar inti.
Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan mempunyai partikel
partikel-partikel
yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER. PartikelPartikel-partikel ini disebut
ribosome yang mengambil cat yang bersofil
bersofil karena mengandung banyak RNA. Terdapat
juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang terdapat tersebar diseluruh
sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk protein didalam sel.
Molekul-molekul
molekul protein yang terbentuk
terbentuk itu ditrasnpor dari sel terlebih dahulu ditransfer
kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke apparatus golgi sebelum
dikeluarkan dari sel.
Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa sitoplasma
adalah massa yng homogen,
n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas suatu
rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan fungsi sel deikerjakan oleh
micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini sanbgat jelas terutama pada
sejumlah besar ER yang membagi-bagi
membagi bagi sitoplasma menjdi ruangan ruangan. ER

20

memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan sekitarnya secara afisien. Menurut


estimnasi para ahli, 40% dari sel-sel hati disusun oleh membrane-membrane terseut.
Ribosom yang tidak terikat pada ER kemungkinan besar tempat sintesa protein yang
digunakan untuk keperluan sel itu sendiri. Vacuole sebagai bagian dari ER atau App. Golgi
atau terletak tersebar didalam sel mungkin berfungsi sebagai reservoir yang berguna untuk
sekresi bahan-bahan atau untuk waste produk dari sel. Semua ribosom yang telah diisolasikan
dari hewan mempunyai konstante sedimentasi sebesar 75 - 85 S (Svedberg unit). Ribosom
dari hewan mengandung RNA yang kurang lebih sama banyaknya dengan kandungan
protein. Ribosome terdiri atas dua subunityang berukuran 230 A. sel epitel yang sedang
laktasi sangat banyak mengandung ER.
Apparatus Golgi
App. Golgi adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane yang rata dan
merupakan ruangan lanjutan dari membran lipo protein dari ER. Nampaknya app. Golgi tidak
memegang peranan langsung dalam sintesa protein . Di app. Gelgi inilah pertama tama dapat
di identifikasi adanya partikel2 protein dengan mikroskop elektron. App. Golgi mungkin
berpungsi sebagai membran yang berkondensasi untuk mengkonsentrasikan protein protein
yang kecil menjadi titik titik atau granula yang lebih besar.
App golgi dari epitel kelenjar susu terletak pada apex (puncak )dari sel dan berada di
kedua sisi nukleus. Ia terdiri atas kantong2 yang pipih yang tersusun berjajar- jajar, vacuole
yang besar dan vesicula yang kecil kecil.vacuole dari app. Golgi mengandung tetes- tetes
protein yang berdiameter 40-300 A.
App.Golgi dari sel kelenjar susu yang sedang laktasi setengah sampai dua pertiga dari
sitoplasma dan terutama tersebar di sekitar inti. Ia mengandung vacuole yang sangat besar
yang mulai dari sekitar nukleuos dan menyebar ke arah lumen.vacuole mempunyai dinding
yang berupa membran tipis selapis dan mengandung anyaman anyaman fibril yang jarang dan
halus atau hanya beberapa tititk titik yang padat atau kedua- duanya.
Mitocondria.
Terletak tersebar di seluruh sitoplasma adalah mitochondria , berbentuk seperti sosis
berukuran 15.000 A (Panjang)dan 5000 ( lebar ) mitochondria mempunyai dua bungkus,
Dimana bungkus bagian dalam mempunyai tonjolan- tonjolan ke dalam yang berupa
kantong- kantong atau cristai.cristai ini menyilang tegak lurus dengan sumbu memanjang dari
mithocondria, permukaan dalam dan luar dari membrane dan cristae ditaburi oleh partikel21

partikel kecil yang menyelenggarakan aktifitas kimia dari mitochondria. Bagian dalam dari
membrane mengandung enzyme-enzym yang di perlukan dalam siklus asam sitrat.
Mitochondria di anggap sebagai Power House sumber tenaga , daari sel karena ia
menyediakan energy lebih dari 90% dari energy yang dibutuhkan. Mitochondria tanpa
memandang species dan tipe Dari sel mempunyai struktur dasar dan fungsi yang sama.
Ukuran dan bentuknya bervariasi tergantung cara isolasinya.
Mitochondria menyediakan energy untuk sel dengan cara oksidasi substrat dan
pengubahan dari energy yang dibebaskan menjadi energi yang terikat yaitu adenosine
triphosphate (ATP). Ada tiga langkah dalam hal tersebut yaitu: 1. Menyelenggarakan reaksi
oksidasi yang menghasilkan elektron;(2) mentransfer elektron sepanjang suatu raangkaian
intermedisir yang mensistesa ATP; (3). Mengkatalisir reaksi sintesa yang diberi energy oleh
ATP.
Proses proses tersebut nampaknya terjadi dibagian permukaan dalam dan luar dari
membrannya.mitochondria secara aktif dapat mengakumulasi ion- ion tertentu yang berasal
dari sitoplasma yang mengelilinginya di dalam suatu proses yang berhubungan dengan reaksi
resfirasi dan resforilasi. Mitochondria juga mengoksidir dan mensintesa secara aktif asamasam lemak.
Belum diketahui apakah mitochondria berasal dari perbanyakan dirinya atau muncul
dari organella lainnya. Bukti- bukti menunjukkan bahwa mitochondria mengandung DNA
yang berguna untuk sintesa massager RNA pada sintesa protein.
Mitochondria dari sel yang laktasi mempunyai bentuk yang sama dengan sel- sel
lainnya. Sejumlah besar mitochonria di jumpai pada waktu sekresi air susu karena proses
sekresi membutuhkan energi yang sangat banyak.
Lysosome.
Suatu partikel lain yang tersebar diseluruh sel yaitu lysosome. Dibandingkan
mitochondria, lysosome lebih kecil dan mengandung sebagian besar enzym degradatik dan
hidrolitik untuk sel. Lhysosome mempunyai matrik yang padat yang mengandung vacuole
dan tepi yang sangat padat. Membran dari lysosome biasannya tetap infact, tetapi sangat
sensitif terhadap robekan karena berbagai keadaan fisiologis. Jika ia pecah akan
mengakibatkan keluarnnya enzym,dan enzym ini akan menghancurkan sel. Terdapat empat
macam lysosome yaitu:
(1). Granula penyimpanan
22

(2). Vacuola digesti


(3). Vacuola autophagic
(4). Benda benda residu
Lysosom juga ikut dalam digesti intraselluler, dimana bahan- bahan yang di digesti
masuk kedalam sel,dihancurkan sesudah pelepasan ensim- snzim hidrolitik dan kemudian
hancuran- hancuran itu disekresikan. Lysosom juga berfungsi sebagai pengumpul bahanbahan yang tidak diperlukan oleh sel atau benda- benda asing dari sel. Fungsi utama dari
lysosom berbeda- beda tergantung dari tipe sel. Mungkin sebagian lysosom berfungsi utama
mengabsorbsi benda- benda atau material- material yang tidak diperlukan sel, sedang
lysosome lainnya kerjanya sangat berlawanan yaitu ekskretor.
Membran sel.
Seluruh sel diliputi oleh membran plasma yang mempunyai lebar antara 75 - 100 A .
Konsep klasik tentang membran ini mengatakan bahwa membran plasma terdiri atas suatu
lapisan rangkap dari molekul-2 lipida yang sejajar satu dengan lainnya dengan diliputi oleh
suatu lapisan protein pada kedua permukaannya.Lapisan rangkap dari lipida mempunyai
cincin korban yang non polair pada tengah-2 dari membran dengan ujung kutubnya mengarah
keluar.
Akhir-2 ini muncul suatu konsep lagi yang berlandaskan bukti berdasarkan penelitian
tentang membran mitochondria, dimana mitochondria dianggap sebagai model membran sel
pada umumnya. Didalam konsep ini membran sel berupa suatu membran yang kontinyu, satu
partikel yang tebal, yang tersusun atas gabungan dari beberapa partikel. Partikel-2 itu berupa
makromolekul lipoprotein, yang semuanya dapat diidentifikasikan atau bentuk dan ukurannya
dapat ditentukan, tetapi secara kimiawi dan fungsinya berbeda. Pada kebanyakan membran,
terutama membran dari mitochondria partikel-2 yang saling berulang terdiri atas potongan-2
dasar yang berhubungan dengan potongan-2 kepala. Potongan-2 dasar menyusun membran
yang kontinyu dan potongan-2 kepala menonjol kebagian dalam dari sel atau organella.
Lipida-lipida diperlukan untuk memaksa partikel-2 yang saling berulang membentuk
gabungan dua dimensi. Tanpa lipida,partikel-2 yang berulang tertimbun membentuk tiga
dimensi dan tidak dapat melakukan fungsinya sebagai membran.
Endoplasmic reticulum dan App. Golgi merupakan kelanjutan dari pori-2 membran
plasma. Membran sel itu sendiri membentuk rintangan (barrier) yang hampir impermeable
diantara bagian yang cair dari sitoplasma dengan larutan yang mengelilingi sel. Tetapi
23

rintangan-2 itu mempunyai modifikasi yang berupa pori-2, carriers dan energi yang
diperlukan untuk mendorong (pump requiring enegy) menggerakan ion-2 atau molekul-2.
Lumen dari membran sel dari sel epitel kelenjar susu mempunyai sejumlah besar microvilli
yang fungsinya belum diketahui. Bagian basal dari sel bersandar pada membrana propria
yang tebalny 600 A .

25
RINGKASAN HISTOLOGI DAN SITOLOGI KELENJAR SUSU
Jaringan dasar sekretorik kelenjar susu tersusun atas alveoli. Alveoli terletak didalam
gerombolan yang di sebut lobuli,yang mempunyai saluran-2 dan dibungkus oleh jaringan
ikat. Sebuah alveolus terdiri atas satu lapis sel-2 epitel yang menyerap bahan-2 pembentuk air
susu dari darah, mensekresikan komponen-komponen air susu dan mengeluarkannya kedalam
lumen dari alvolus.
Dari lumen air susu ditransfer oleh ductus-2 kecil ke ducctus-2 yang lebih besar. Sel-2
epitel terletak pada membrana propria. Teranyam di antara membrana propria dengan sel-2
epitel adalah sel-2 myoepitel yang mengambil peranan didalam kontraksi daro alveoli selama
proses pelepasan air susu (milk-injection process). Arteriole dan venulae mengelilingi tiap-2
alveolus dan menyediakan darah untuk sel-2 epitel dan membawa keluar darah yang tidak
digunakan untuk sintesa air susu.
Ductus yang lebih kecil didalam lobuli dibatasi oleh selapis sel-2 epitel dan mampu
mengadakan sekresi. Ductus yang lebih besar , gland dan teat cistern dibatasi oleh lapisan
basal sel-2 kuboid dan lapisan superficial sel-2 kolumner. Beberapa hewan,terutam sapi
mempunyai glandula accesorius yang terletak pada dinding dari puting susu dan bedekatan
dengan gland cistern. Ia mempunyai struktur hitologik seperti lobuli tetapi fungsi yang tepat
belum diketahui. Teat meatus dibatasi oleh tipe jaringan transisionil antara epidermis dari
kulit dengan 2 lapis sel epitel yang membatasi teat cistern. Keratin terletak diantara teat canal
dan merupakan bagian dari stratum corneum (lapisan atas dari epidermis).
Teat meatus dapat ditutup rapat oleh berekas-2 otot yang sirkuler yang berda dibawah
kontrol yang konstan dari impuls syaraf, atau oleh berkas-2 jaringan elastis yang kuat.
Sel-2 epitel serupa dengan kebanyakan sel tubuh yaitu dalam hal mempunyai
organella dan struktur komponennya. Sel2 epitel dikelilingi oleh membran plasma yang
tebalnya antara 75 - 100 A . Terdapat 2 konsep tentang struktur dari membran sel .Yang
24

terkenal yaitu bahwa sel membran terdiri atas lapisan rangkap molekul-2 lipida dengan
protein yang diserap yang menutupi kedua permukaan dari membran. Membran plasma
mempunyai sejumlah porus, carries dan pompa pendorong energy yang memungkinkan
sitoplasma berhubungan dengan lingkungan diluar sel. Tiap-2 mempunyai satu inti yang
berdiameter 5 - 7 mikron. Nukleus mengandung DNA yang bertanggung jawab atas
pembelahan sel dan untuk mentransmit genetic material ketiap-2 sel yang membelah. Genetic
information dari DNA ditranskripsikan menjadi molekullainnya RNA yang kemudian melalui
porus-2 membran inti ia dibawa ke endoplasmic reticulum. Endoplasmic reticulum berupa
serangkaian tubuli yang dibatasi membran terletak di seluruh bagian asal dari sel dan
disekitas inti. Sintesa protein terjadi di ribosome yang berada dipermukaan luar dari ER.
Protein yang telah di sintesa bergerah ke lumen dari endoplasmic reticulum dan kemudian di
teransfer ke App. Golgi, dari sini dilepaskan kedalam lumen dari alveoli. Mitochondria
adalah organella yang sangat besar yang fungsi utamanya adalah menyediakan energy untuk
proses-2 yang memerlukan energy dalam sel. Mitochondria menyediakan energy dengan cara
oksidasi substrat yang diserab oleh sel dan pengubahan energy yang bebas ke dalam energy
yang terikat dalam bentuk ATP. Energy yang terikat itu digunakan untuk reaksi-2 kimia yang
memerlukan energy. Lysosome di jumpai di seluruh sel tetapi fungsinya belum diketahui. Ia
mengandung enzym yang dapat menghancurkan sel. Didalamnya juga mengandung enzym
yang aktif sebagai pengumpul atau menghilangkan benda-2 asing dari sel.

25

Anda mungkin juga menyukai