Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki bentang daerah
kawasan karst terpanjang di dunia. Dalam modul kursus tingkat dasar dan lanjutan
teknik penelusuran gua (HIKESPI, 2007) dijelaskan bahwa kawasan karst ialah
suatu bentang alam yang menampakkan karakteristik drainase yang khas,
terutama disebabkan oleh derajat pelarutan batuanya di dalam air, yang lebih
tinggi dari kawasan lain. Dalam modul tersebut juga disebutkan bahwa bila suatu
lokasi gua belantara dipublikasikan dalam media massa, diimbuhi dengan
deskripsi keindahan, keunikan atau tantangan gua tersebut, maka berita tersebut
menjadi daya tarik bagi petualang dan penikmat wisata gua.
Wisata atau rekreasi

= recreation (re = kembali, creation = kreasi =

pemulihan) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan kembali


kebugaran dan kesegaran sikap mental setelah melakukan kegiaan keseharian
yang terkadang membosankan (Douglass, 1982 dalam Supriadi, 2000). Wisata
alam atu pariwisata ekologis adalah perjalanan ke tempat-tempat alami yang
masih relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan
tujuan utuk mempelajari, mengaggumi dan menikmati pemandangan, tumbuhtumbuhan dan satwa liar, serta bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada,
baik dari masa lampau maupun masa kini (Lascuarin, 1987 dalam Supriadi, 2000).

Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke tempat-tempat


yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk setempat (The International Ecotourism Society, 1990).
Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan, atau keserasian dan kebahagiaan dalam lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya alam, dan ilmu pengetahuan (Spillane, 1987). Menurut
Karyono (1997), ada dua faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan wisata, yakni: (1) Faktor pendorong, karena ingin lepas dari rutinitas
sehari-hari, (2) Faktor penarik, yang berkaitan dengan atraksi wisata atau objek
wisata.
Sampai sekarang belum banyak yang dilakukan untuk mengangkat nilai
potensi gua yang begitu melimpah di Indonesia. Belum banyak orang yang sadar
dengan adanya publikasi potensi sebuah kawasan karst dapat meningkatkan
peluang ekowisata sebuah kawasan karst yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kawasan karst tersebut. Maka dari itu penulis bermaksud untuk
mengimplementasikan fotografi sebagai salah satu media untuk mengangkat
potensi ekowisata yang ada disebuah kawasan karst.
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat

paling

populer

untuk

menangkap

cahaya

ini

adalah

kamera

(http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi). Selain itu fotografi juga dapat memuat


pesan yang dapat tersampaikan secara tersirat untuk mempengaruhi khalayak yang
sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Selain edukasi masyarakat kawasan
karst mengenai betapa bernilainya kawasan karst yang mereka tinggali sehingga
mereka dapat menjaga harta karun bawah tanah yang mereka miliki agar tetap
terjaga kelestarianya sehingga dapat mereka manfaatkan selain sebagai sumber air
bawah tanah juga sebagai ekowisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Berangkat dari hal diatas maka penelitian ini diarahkan ke fotografi gua
yang masih dapat dibilang minim pelaku di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk meneliti dan merancang proses fotografi gua serta
pengaruhnya terhadap wawasan masyarakat tentang potensi kawasan karst serta
pengembangan potensi ekowisata gua di sebuah kawasan karst.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian tindakan ini dapat lebih terarah, maka secara operational
permasalahan penelitian ini difokuskan pada fotografi gua dan Dinas Pariwisata
dalam pelaksananaan proses pengembangan potensi ekowisata gua. Secara rinci
permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan dan penerapan fotografi yang baik di dalam
gua?
2. Bagaimanakah gambaran pembelajaran masyarakat dalam pemahaman
potensi kawasan karst?

3. Bagaimanakah tindak lanjut dari dinas pariwisata setempat dalam


pengembangan potensi kawasan karst?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan potensi
ekowisata gua dan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kawasan karst yang mereka tinggali. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui perencanaan dan penerapan fotografi di dalam gua.
2. Merencanakan metode edukasi masyarakat untuk menjaga kawasan karst.
3. Mengetahui

tindak

lajut

dari

dinas

pariwisata

setempat

dalam

pengembangan potensi ekowisata kawasan karst.


D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai media aplikasi tri dharma perguruan tinggi.
b. Wujud pengabdian kepada masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
a. Penambah wawasan menenai pentingnya menjaga potensi kawasan
karst yang mereka miliki.
b. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam
mengelola kawasan karst.
3. Bagi Dinas Pariwisata setempat

a. Sebagai acuan atau referensi dalam menentukan tindak lanjut


peningkatan potensi ekowisata gua.
4. Bagi Universitas
a. Menjadi referensi atau pembanding bagi masyarakat umum yang
ingin mengembangkan penelitian yang serupa.
b. Sebuah bentuk tindakan konservatif yang dilakukan oleh temanteman

UKM

MAHIPA (Mahasiswa Islam

Universitas muhammadiyah ponorogo.

Pecinta Alam)

Anda mungkin juga menyukai