LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
Oleh,
KELOMPOK 10
IMAM WAHYU DWI KARTASASMITA
IMAM MUNANDAR
IMRAN
HIKMAWATI
HIJRATUL KAHFI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Co. Assisten,
Susila Wati
(Yendri Junaidi)
B1D 010 180
Ima Milawati
(Filman Hayadi)
B1D 010 225
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa terucapkan dari lisan kita kepada Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Besar yang telah menciptakan ilmu yang berguna dalam hidup
dan kehidupan manusia. Dengan ridho dan pertolongan-Nya kami dapat
menyelesaikan penulisan laporan praktikum Pengantar Bioteknologi ini secara
berjamaah. Laporan ini berisi tentang cara-cara melakukan isolasi plasmid DNA
dari bakter E. Colly, cara-cara melakukan reaksi berantai polimerasi atau yang
sering disebut dengan PCR dan cara-cara melakukan elektroforesis protein dengan
tujuan untuk dapat mengetahui berat mulekul protein suatu bahan. Laporan ini
disusun guna memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti mata kuliah pengantar
bioteknologi.
Terimakasih kami ucapkan kepada semu pihak dari dosen, Co. Assisten
dan rekan-rekan yang telah membantu dan membimbing dalam melaksanakan
praktikum.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa kami adalah manusia
biasa yang tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan karena tidak ada gading
yang tak retak, baik dalam penulisan maupun dalam isi laporan. Oleh karena itu
kami dari kelompok 10 sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sebagai langkah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di
kemudian hari.
Akhirnya kami mengkarapkan semoga laporan ini dapat brmanfaat dan
dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi yang membutuhkan.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................
iii
iv
1.2 Tujuan.................................................................................
11
11
5.1 Saran...................................................................................
11
12
12
1.2 Tujuan.................................................................................
13
14
15
17
17
18
18
19
19
19
22
22
5.1 Saran...................................................................................
22
23
LAMPIRAN .........................................................................................
24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
biasanya
digunakan
dalam
teknologi
DNA
rekombinan
mempunyai jumlah salinan yang banyak di dalam sel inang, memiliki titil Ori,
memiliki marker seleksi, memiliki marker kedua yang berguna untuk tanda
apabila plasmid disisipkan gen asing dan memiliki situs retriksi yang unik sebagai
tanda untuk menyisipkan gen asing.
Pada dasarnya plasmid merupakan identitas genetik yang ditemukan secara
alami di dalam sel beberapa kelompok prokariot dan eukariot. Dengan teknik
rekayasa genetik, sekarang telah dikembangkan plasmid artifisial dengan cara
menggabungkan gen-gen dari plasmid alami maupun genom tertentu.
Pengamatan DNA plasmid dilakukan melalui proses isolasi plasmid,
elektroforesis, dan visualisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). Tahapan
pengendapan dalam isolasi plasmid adalah pemecahan sel, keluarnya plasmid dari
nukleus dan pengendapan atau presipitasi plasmid. Tahapan selanjutnya adalah
elektroforesis DNA yaitu, teknik untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan
atas ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekulnya dengan menggunakan
medan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA plasmid yang
bermuatan negatif. Gel yang biasanya digunakan dalam proses elektroforesis
adalah agarosae. Elektroforesis biasa digunakan untuk analisa ukuran dan
konfirmasi sampel DNA, kuantifikasi DNA, pemisahan dan ekstraksi DNA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
titik
ori
(origin
of
replication)
sehingga
dapat
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
3.1.Materi praktikum
3.2.Metode praktikum
balikan
posisi
tabung
(inverced)
selama
10
detik.
ethanol
(2
volume
supernatant)
unntuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Umumnya
adalah sama dengan isolasi DNA/RNA dari suatu sel. Prinsip yang digunakan
adalah melakukan isolasi plasmid dengan sentrifugasi dan presipitasi. Hal ini
dipisahkan.
Kemudian
ditambahkan
RNase
dan
protese
untuk
10
Plasmid yang diisolasi berasal dari bakteri. Proses ini dikenal sebagai
proses mini preparation karena jumlahnya hanya sekitar 1- 20 g. Sedangkan
untuk jumlah yang lebih besar (100 200 g) dinamakan midi preparation dan
maxi preparation untuk jumlah yang lebih besar dari 200 g.
Inti dari isolasi plasmid bakteri adalah menghancurkan membran sel
sehingga semua organel sel dapat keluar. Sehingga didapatkan DNA kromosomal
serta DNA ekstrakromosmal (plasmid). Untuk memperoleh plasmid saja harus
dilakukan pemurnian dari debris membran sel, organel sel dan pengotor lainnya.
Metode yang digunakan untuk isolasi plasmid, yaitu boiling lysis, lysis with
detergent, mechanical lysis, alkaline lysis, dan enzimatic digestion. Metode yang
paling banyak digunakan dalam isolasi ini adalah metode alkaline lysis. Variasi
bentuk DNA memiliki perbedaan sifat pada keadaan alkalis.
Isolasi DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding sel,
yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan tinggi,
beku-leleh maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Langkah
berikutnya adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relatif lunak dapat dengan
mudah diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan bahan-bahan
yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat seperti triton X100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pada eukariot langkah ini harus
disertai dengan perusakan membran nukleus. Setelah sel mengalami lisis,
remukan-remukan sel harus dibuang. Biasanya pembuangan remukan sel
dilakukan dengan sentrifugasi. Protein yang tersisa dipresipitasi menggunakan
fenol atau pelarut organik seperti kloroform untuk kemudian disentrifugasi dan
dihancurkan secara enzimatis dengan proteinase. DNA yang telah dibersihkan dari
protein dan remukan sel masih tercampur dengan RNA sehingga perlu
ditambahkan RNAse untuk membersihkan DNA dari RNA. Molekul DNA yang
telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan dengan penambahan amonium asetat
dan alkohol atau dengan sentrifugasi kerapatan menggunakan CsCl.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Plasmid adalah molekul DNA berbentuk sirkular (bundar), bereplikasi
sendiri dan membawa beberapa gen yang tidak terlalu penting.
2. Bakteri E. Coli merupakan bakteri yang paling mudah untuk diisolasi.
3. Isolasi plasmid bakteri adalah menghancurkan membran sel sehingga
semua organel sel dapat keluar
5.2 Saran
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
Biasanya pada tahap awal PCR ini dilakukan beberapa lama (sampai
menit) untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemesihan ini
menyebabkan DNA tidak stabil dan siap menjadi template (patokan) bagi
primer. Durasi tahap ini 1- 2 menit.
2. Tahap Penempelan atau Anealing
Primer menempel pada bagian DNA templet yang komplementer
urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu 45 - 6000 C. penenmpelan ini
bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak terjadinya
penempelan atau primer menempel di sembarang tempat. Durasi tahap ini
1- 2 menit.
3. Tahap Pemanjangan atau Elongasi
Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis DNA polymerase yang
di pakai. Dengan taq-polymerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu
760 C. Durasi tahap ini biasanya 1 menit. Selain DNA template yang akan
digandakan dan enzim DNA polymerase, komponen lain yang di butuhkan
adalah Primer, primer adalah sepasang DNA utas tunggal atau
oligonukleotida pendek yang menginisiasi sekaligus membatasi reaksi
pemanjangan rantai atau polymerase DNA. dNTP ( deoxynucleos ide
triphosphate ) atau building blocks sebagai batu bata penyusun DNA
yang baru. Buffer, buffer yang biasanya terdiri atas bahan-bahan kimia
untuk mengkondisikan reaksi agar berjalan optimum dan menstabilkan
enzim DNA polymerase. Ion logam terbagi menjadi dua yaitu Ion logam
bivalen, tanpa ion ini enzim DNA polymerase tidak dapat bekrja.
Sedangkan ion logam monovalen ( kalsium ).
14
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
17
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
3.1.1
Alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Mesin PCR
2. Sinar UV
3. Elektropolisis DNA
4. Mikro pipet
5. Efendorf
3.1.2
Bahan praktikum
Bahan yang dugunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Campuran reksi terdiri dari :
1. Air steril
: 6,7 l
2. 10 x buffer taq
:1
: 0,4 l
4. 10 M primer forward
: 0,4 l
5. 10 M primer reverse
: 0,4 l
6. Template
:1
7. Enzim
: 0.1 l
10 l
Agarose
Buffer TAE
18
19
BABA IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
memiliki
beberapa
komponen,
diantaranya
yaitu
enzim
20
pendek
yang
menginisiasi
sekaligus
membatasi
reaksi
pemanjangan rantai atau polimerisasi DNA. Fungsi dari primer yaitu menghindari
adanya polipurin atau polipirimidin dan menghindari adanya struktur sekunder.
Primer dirancang untuk memiliki sekuen yang komplemen dengan DNA template,
jadi dirancang agar menempel dan mengapit daerah tertentu yang diinginkan.
Selain enzim dan primer, terdapat juga komponen lain yang ikut menentukan
keberhasilan reaksi PCR. dNTP sebagai penyusun DNA yang baru yang terdiri
atas 4 macam, yaitu dATP, dCTP, dGTP dan dTTP. Buffer untuk mengkondisikan
reaksi agar PCR berjalan optimum dan menstabilkan enzim DNA polymerase
(Innis et al. 1990).
Dalam kegiatan praktikum biologi molekuler, elektroforesis merupakan
salah satu cara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk
PCR. DNA dapat dilihat secara langsung dan dapat ditentukan ukurannya
berdasark anmigrasinya pada gel agarose maupun gel poliakrilamid. Migrasi
DNA dalam gel disebut sebagai elektroforesis. Untuk dapat divisualisasikan,
maka DNA yang terdapat di gel diwarnai dengan ethidium bromida
(EtBr),
kemudian dilihat di atas sinar ultra violet. Ethidium bromida dapat menangkap
sinar ultraviolet sehingga pendaran sinar UV ini dapat terlihat. Ethidium mengikat
molekul DNA, sehingga molekul DNA dapat terlihat ketika dilihat di atas
sinar ultra violet. DNA merupakan molekul bermuatan negatif, sehingga bila
diletakkan dalam medan listrik, DNA akan bermigrasi dari kutub negatif ke kutub
positif. Kecepatan migrasi ditentukan oleh: 1) ukuran molekul DNA, 2)
prosentase atau kerapatan gel yang dilalui DNA, 3) arus listrik yang diberikan
untuk memigrasikan molekul DNA. Semakin kecil ukurannya DNA akan semakin
cepat migrasi DNA. Semakin rapat media yang digunakan, semakin tinggi
prosentaseny, maka semakin lambat DNA bermigrasi. Semakin besar arus
yang diberikan, maka semakin cepat DNA bermigrasi.
Gel
elektroforesis
digunakan
untuk
memisahkan
fragmen
DNA
21
DNA.
Pewarna
yang
biasa
digunakan
adalah
bromophenol
bluedanxylenecyanol. Selain itu, pembacaan pita DNA didalam gel yang telah
diwarnai dengan ethidium bromida diatas lampu UV yang dibandingkan dengan
DNA standar juga sering dilakukan untuk menganalisis kuantitas jumlah DNA
(Suharsono dan Widyastuti, 2006).
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
2006.PenuntunPraktikum
Pelatihan
Teknik
24
LAMPIRAN
FOTO-FOTO PRAKTIKUM
Gambar 1 Vortex
Gamabar 3 Sentrifuse