Proposal
Proposal
Sosial Budaya
2.3.1 Proses-Proses Sosial
Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Bentuk
lain daari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan yang dinamis, yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Berdasarkan suatu proses interaksi yang didasarkan pada berbagai faktor,
antaralain faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Apabila masing-masing
ditinjau secara lebih mendalam, maka faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan
yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah
bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk memenuhi kaidah-kaidah dan nilainilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya
hal-hal negatif dimana adalah tindakan-tindakan menyimpang. Faktor sugesti
berlangsung, apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Proses identifikasi dapat
berlangsung dengan sendirinya, maupun dengan disengaja oleh karena seringkali
seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya. Proses
simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang rasa tertarik pada pihak
lain.
2.3.2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (coorperation),
persaingan (competition), dan bahkan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian
(conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin
penyelesaian tersebut hanya akan diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan
akomodasi (accomodation), dan ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas
sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi.
2.3.3. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga
2.4. Kebudayaan
Kebudayaan menurut koentjaningrat adalah hasil proses belajar. Kebudayaan
merupakan cara berlaku yang dipelajari. Kebudayaan tidak tergantung dari transmisi biologis
atau pewarisan melalui unsur genetis. Perlu ditegaskan perbedaannya perilaku budaya dari
manusia dan primat yang lain (tingkah lakunya hampir selalu digerakkan oleh naluri).
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata buddhi yang berarti akal mengandung maksud hal-hal yang berhubungan dengan
akal, hasil akal, gagasan atau hasil pikir. Kebudayaan (bahasa indonesia) buddhayah (bahasa
sansekerta), culture (bahasa inggris), Colere (bahasa latin) kesemuanya berarti mengolah,
mengerjakan. Berangkat dari semua arti itu berkembang menjadi segala daya upaya manusia
untuk menciptakan sesuatu sebagai hasil pikir/gagasannya dan mengubah alam untuk
kebutuhannya. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.4.1. Hakikat dan Sifat Kebudayaan
Setiap kelompok manusia mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan yang lain. Tetapi dari semua kebudayaan yang ada mempunyai hakikat
umum yaitu :
1. Kebudayaan itu terwujud dan tersalurkan dari tindakan perilaku manusianya.
2. Kebudayaan itu ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan dengan habisnya generasi itu.
Sistem
pengetahuan
merupakan
sistem
perencanaan
untuk
Perbedaan antara religi dan ilmu gaib adalah bahwa religi manusia
bersikap menyerahkan diri kepada tuhan, kepada dewa, kepada roh, atau
kepada apa yang ia anggap mempunyai kekuatan tinggi. Biasanya manusia
disertai emosi keagamaan yang kuat. Sebaliknya pada ilmu gaib manusia
bersikap dan berusaha memperlakukan kekuatan gaib agar dapat menjalankan
kehendaknya dan berbuat apa yang diinginkan.
2.4.3.5 Persepsi atau Sudut Pandang
Didalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi perbedaan sudut
pandang atau persepsi dari satu orang dengan orang lain. Hal ini disebabkan
karena dari sudut manakah dia memandang permasalahan tadi. Disukai atau
dibenci, disadari atau disanggah perbedaan sudut pandang sulit dihindari.
2.4.3.6 Etos / Jiwa Kebudayaan
Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang
tampak dari luar. Etos berasal dari bahasa inggris yang berarti watak khas.
Watak khas ini dalam ilmu antropologi disebut dengan jiwa kebudayaan atau
etos. Etos ini sering nampak pada gaya perilaku warga masyarakatnya,
kegemaran-kegemaran warga masyarakat dan berbagai benda budaya hasil
karya mereka.
2.5. Mitos
2.5.1. Pengertian
Istilah mitologi telah dipakai sejak abad 15, yang berarti ilmu yang
menjelaskan tentang mitos. Mitologi berasal dari yunani yang terdiri dari 2 kata yakni
muthos yang dalam bahasa yunani berarti sebuah kata, sabda, firman, cerita, atau
argumen yang meyakinkan. Istilah tersebut kemudian diterjemahkan masing- masing
kedalam bahsa yang berbeda temasuk mitologi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia sebagai ilmu tentang bentuk yang mengandung konsepsi dan dongeng suci
mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus disuatu kebudayaan.