Bab I-Iii
Bab I-Iii
BAB I
PENDAHULUAN
kependudukan,
seperti
kemiskinan,
pengangguran,
Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah
jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan
demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
Indonesia. Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar bagi wanita. Meskipun tidak selalu
demikian, peningkatan dan perluasan pelayanan Keluarga Berencana (KB)
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB, namun
perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi
setiap orang. Untuk itu setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk dirinya. Sebagian besar akseptor KB memilih dan
membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia namun
kenyataannya banyak faktor-faktor seperti umur pasangan, jumlah anak yang
dinginkan, faktor kesehatan, faktor metode kontrasepsi, tingkat pendidikan,
pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari pasangan
memiliki hubungan bermakna dengan pemakaian jenis kontrasepsi dan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Berdasarkan hal di atas maka kami
memilih judul FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemakaian
Alat Kontrasepsi Di RT 004, Lingkungan I, Kelurahan Segalamider,
Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung Tahun 2011.
Sifat Penelitian
2.
Tanjung
Karang
Barat,
Bandar
Lampung.
3.
Objek Penelitian
tingkat
kesejahteraan
keluarga)
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
kontrasepsi
merupakan
salah
satu
variabel
yang
mempengaruhi fertilitas.3
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Keluarga Berencana adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suami
isteri untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
2.2.
Jenis-jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain
aman, dapat diandalkan, sederhana (sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan
oleh dokter), murah, dapat diterima oleh orang banyak, dan dapat dipakai
dalam jangka panjang. Sampai saat ini belum ada metode atau alat
kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal.
Jenis-jenis kontrasepsi:
A. Kontrasepsi Hormonal
1. Pil KB
2. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD (Intra Uterine
Devices)
3. Suntik KB
4. Implant/ Susuk KB
B. Kontarsepsi Non Hormonal
1. Laki-laki
a. Kondom pria
2. Perempuan
a. Barier intra vaginal antara lain : diafragma, kap serviks, spons,
dan kondom wanita.
b. Spermisid antara lain : vaginal cresm, vaginal foam, vaginal
jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal soluble
film.
C. Kontarsepsi Mantap
1.
Vasektomi pada laki-laki
2.
Tubektomi pada perempuan3,4,5
Mekanisme kerja:
Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan mengahalangi
ovulasi serta pengentalan lender servik.
10
Jenis-jenis:
a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
b. Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston
Efektivitas:
Keberhasilannya praktis 99.7 %.
Indikasi:
a. Klien yang menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka
panjang.
b. Klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan.
c. Klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan
kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama.
d. Klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen.
e. Klien yang sedang menyusui.
f. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang
menunggu proses sterilisasi.
Kontarindikasi:
a. Ibu sedang hamil
b. Penyakit Jantung
c. Varises
d. Hipertensi
e. Kanker payudara atau organ reproduksi
f. Penderita Diabetes Melitus
g. Perokok
h. Migraine
Keuntungan:
a. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
b. Dapat digunakan walaupun sedang menyusui, dengan
catatan suntikan pertama diberikan 6 minggu setelah
melahirkan.
c. Memberi perlindungan terhadap kanker rahim.
d. Memberi perlindungan terhadap penyakit infeksi panggul.
Kerugian:
a.
Siklus haid mungkin berubah menjadi tidak teratur,
b.
11
c.
d.
e.
f.
bulan.
Penggunaan KB suntik 3 bulanan menurunkan kadar
hormon estrogen, akibatnya dapat memicu timbulnya
osteoporosis.3,4,5
12
2.2.2. Pil KB
Pil KB merupakan kontrasepsi yang berbentuk pil/tablet
dimana didalam stripnya berisi gabungan hormon estrogen dan
progesin atau hanya hormon progesteron saja. Setiap trip pil KB
berjumlah 21 dan 28 buah. Hormon hormon didalam pil itu akan
menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur perempuan
dari indung telur.
-
Mekanisme kerja:
Menekan ovulasi dengan cara mengurangi aktivitas indung
telur sehingga sel telur tidak bisa matang dan Hormon
progrestin yang terdapat dalam pil KB akan mencegah
penebalan
endometrium
(lapisan
dalam
rahim
tempat
Jenis-jenis:
a. Pil kombinasi (estrogen dan progestin)
b. Pil mini (progestin)
c. Pil kontrasepsi darurat (progestin)
- Efektivitas:
Efektivitas metode ini secara teoritis mencapai 99% atau 0,1 5
kehamilan per 100 wanita pada pemakaian di tahun pertama bila
digunakan dengan tepat. Tetapi dalam praktek ternyata angka
kegagalan pil masih cukup tinggi yaitu mencapai 0,7 - 7%.
Kontarindikasi:
a. Ibu sedang hamil
b. Tromboflebitis
13
c.
d.
e.
f.
-
Penyakit Jantung
Varises
Hipertensi
Kanker payudara atau organ reproduksi.
Keuntungan:
a. Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin.
b. Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu
senggama.
c. Reversibilitas tinggi.
d. Efek samping sedikit.
e. Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena
pil KB dapat diberikan oleh petugas non medis yang
terlatih.
f. Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti
d.
e.
14
Mekanisme kerja:
Respon peradangan local intens yang terjadi, terutama oleh
alat yang mengandung tembaga, akan memicu aktivasi
lisosom dan peradangan yang bersifat spermisidal. Apabila
akhirnya terjadi pembuahan, reaksi peradangan yang sama
akan akan ditujukan kepada blastokista.
Jenis-jenis:
a. Progestasert
b. AKDR Levonorgestrel (AKDR-L Ng)
c. Copper T 380A
- Efektivitas:
Efektivitas AKDR mencapai 0,6 0,8 kehamilan per 100
wanita selama tahun pertama penggunaannya. Angka
kegagalan AKDR 1 3 kehamilan per 100 wanita per tahun.
-
Kontraindikasi:
a. Hamil.
b. Kelainan uterus.
c. Penyakit radang panggul.
d. Endometritis pascapartum atau abortus terinfeksi.
e. Alergi terhadap tembaga.
f. Aktinomikosis genital.
g. Perdarahan genital yang tidak diketahui penyebabnya.
15
Keuntungan:
a. Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai
10 tahun.
b. Mengurangi pengeluaran darah saat menstruasi.
c. Dapat digunakan untuk mengobati menorgia.
d. Bermanfaat untuk wanita dengan fibroid uteri.
e. Setelah penghentian, kesuburan tidak terganggu.
- Kerugiaan:
a.
Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum
b.
c.
pemasangan.
Butuh pemerikasaan benang setelah periode menstruasi
jika terjadi kram, bercak, atau nyeri.
Pemakai alat kontrasepsi ini tidak dapat berhenti
menggunakan kapanpun ia mau. 3,4,5
adalah
kontrasepsi
sub
dermal
yang
mengandung
16
Mekanisme kerja:
Mekanisme kerja Norplant yang pasti belum dapat dipastikan
tetapi mungkin sama seperti metode lain yang hanya
mengandung Progestin. Norplant memiliki efek mencegah
ovulasi, mengentalkan lender serviks, dan menghambat
perkembangan siklis endometrium.
Efektivitas:
Efektivitas Norplant sangat tinggi mencapai 0,04 kehamilan
per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian. Angka
kegagalan Norplant <1 kehamilan per 100 wanita per tahun
dalam 5 tahun pertama pemakaian. Angka kegagalan ini lebih
rendah bila dibandingkan dengan metode barier, pil KB, dan
AKDR.
Kontraindikasi:
a. Tidak untuk wanita-wanita berumur.
b. Perdarahan uterus yang tidak jelas.
c. Riwayat kehamilan ektopik atau kista ovarium fungsional.
- Keuntungan:
a. Norplant merupakan metode kontrasepsi yang sangat
efektif.
b. Tidak merepotkan dan tidak mengganggu senggama.
c. Resiko untuk lupa lebih kecil dibandingkan pil KB dan
suntikan karena Norplant dipasang tiap 5 tahun.
d. Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan
akseptor akan kembali.
17
b.
c.
d.
2.2.5. Kondom
Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk
alamiah dapat berwarna maupun tidak berwarna, biasanya
18
Mekanisme kerja:
Mekanisme kerja kondom adalah dengan cara menghalangi
masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna
wanita, sehingga pembuahan dapat dicegah.
Jenis-jenis:
a. Kondom kulit (terbuat dari usus domba)
b. Kondom karet/lateks (lebih elastis, murah, sehingga lebih
banyak dipakai)
Efektivitas:
Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar
3-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama. Wanita
berusia 30 tahun lebih jarang mengalami kehamilan yang
tidak diinginkan dibandingkan dengan mereka yang berusia
kurang dari 25 tahun.
Kontraindikasi:
Kontraindikasinya adalah pada pemakai yang alergi terhadap
kondom karet/lateks.
Keuntungan:
a. Murah.
b. Mudah didapat (tidak perlu resep dokter).
c. Tidak perlu pengawasan.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya penularan penyakit
kelamin.
Kerugian:
19
a.
b.
c.
d.
2.3.
penggunaan
20
1. Faktor internal
- Umur ibu
2. Faktor external
- Jumlah anak dalam keluarga
- Tingkat pendidikan ibu
- Tingkat pengetahuan ibu tentang program KB
- Dukungan dari keluarga mengenai program KB
- Tingkat kesejahteraan keluarga
2.4. Definisi Menopause
Menopause merupakan suatu bagian dari proses menua yang
ireversibel yang melibatkan sistem reproduksi wanita. Klimakterium
merupakan istilah umum pada siklus reproduksi perempuan untuk
menunjukkan rentang waktu mulai dari proses transisi sampai pada masa
postmenopause awal. WHO mendefinisikan perimenopause sebagai interval
yang mendahului berhentinya siklus menstruasi sampai pada masa satu tahun
setelah siklus menstruasi terakhir, yang menurut temuan pada Massachusetts
Womens Healthy Study, jangka waktunya berkisar tiga setengah tahun.
Perimenopause ditandai dengan mulai timbulnya gejala vasomotor dan
ketidakteraturan haid. Pada masa perimenopause, hot flushes sering kali
mendahului siklus anovulasi. Keluhan fisik, seperti tegangnya payudara,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur, hot flush dan dispareunia, dan
masalah emosional, seperti gangguan tidur, kelelahan, rasa tegang, dan
mudah tersinggung hampir selalu ditemukan.
Menopause dimulai sejak 12 bulan setelah haid terakhir dan ditandai
dengan berlanjutnya gejala vasomotor dan gejala urogenital seperti keringnya
vagina dan dispareunia. Walaupun masa waktu yang dihabiskan selama
menopause ( 1/3 dari masa hidup) terus meningkat, usia onset menopause
21
22
2.
3.
4.
5.
6.
7.
23
8.
9.
10.
11.
Tabel 2.1 Upah Minimum Regional Kota Bandar Lampung Tahun 2011
Kabupaten
Jumlah UMR/UMK
Tanggal berlaku
Tahun berlaku
Nomor SK
Tanggal SK
Penandatangan SK
Umur ibu
Pemakaian alat
kontrasepsi
24
Gambar 2.6
Kerangka
Teori.
Umur ibu
Jumlah anak dalam keluarga
Tingkat pendidikan ibu
Tingkat pengetahuan ibu tentang
program KB
Pemakaian alat
kontrasepsi
Gambar 2.7
Kerangka Konsep
2.9. Hipotesis
Ha: Adanya pengaruh antara umur ibu terhadap pemakaian alat
kontrasepsi.
Ha: Adanya pengaruh antara jumlah anak dalam keluarga terhadap
pemakaian alat kontrasepsi.
25
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian
Tanjung
Karang
Barat,
Bandar
27
Populasi
Populasi penelitian adalah ibu yang sudah menikah dan berumur
49 tahun dan tinggal di RT 004, Lingkungan 1, Kelurahan
Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung
sejumlah 92 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi atau keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Untuk
menghitung besar sampel, dapat digunakan formula sebagai berikut:
N
n=
1+N(d)2
28
92
n=
1+ 92 (5%)2
n= 74, 79 (pembulatan menjadi 75)
keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
d : persentasi sebesar 5%
c. Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik simple random sampling. Yaitu dengan cara mengocok seluruh
populasi yang berjumlah 92 orang kemudian diambil satu per satu
sampai 75 orang dan sisanya tidak dipakai.6
29
Variabel
Definisi
Variabel
Alat Ukur
Cara Ukur
Pemakaian
Alat
Kontrasepsi
Status
pemakaian alat
kontrasepsi pada
saat dilakukan
penelitian
Kuesioner
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
Umur ibu
Kuesioner
Jumlah anak
dalam
keluarga
Jumlah
anak
dalam keluarga
pada
saat
dilakukan
penelitian
Pendidikan
terakhir
ibu
pada
saat
dilakukan
penelitian
Kemampuan
responden
menjawab
dengan
benar
pertanyaan
Kuesioner
Tingkat
pendidikan
ibu
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
program KB
Kuesioner
Kuesioner
Hasil Ukur
Skala Ukur
Kategori
0= memakai
1=tidak
memakai
Kriteria
0= ibu yang sudah
menikah
dan
memakai
alat
kontrasepsi
1= ibu yang sudah
menikah dan tidak
memakai
alat
kontrasepsi
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
0=dewasa muda
1=dewasa penuh
Ordinal
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
0= cukup
1= banyak
0=pendidikan ibu
lulus s.d SMP
1=pendidikan ibu
tidak lulus s.d
SMP
0=
ibu
yang
memiliki
nilai
pengetahuan
mean
1=
ibu
yang
Ordinal
0= tinggi
1= rendah
0= baik
1= kurang baik
Ordinal
Ordinal
Ordinal
30
Dukungan
dari keluarga
mengenai
program KB
Tingkat
kesejahteraa
n keluarga
memiliki
nilai
pengetahuan
<mean
Kuesioner
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
0=mendukung
1=tidak
mendukung
Kuesioner
Menanyakan
langsung
kepada
responden
(angket)
0= tinggi
1 = rendah
0=keluarga
memperbolehkan
ibu
melakukan
program KB
1=keluarga tidak
memperbolehkan
ibu
melakukan
program KB
0= keluarga yang
memiliki
pendapatan Rp.
865.000,1= keluarga yang
memiliki
pendapatan < Rp.
865.000,-
Ordinal
Ordinal
31
3. Processing
Processing adalah proses pengetikan data dari kuesioner keprogram
komputer agar dapat dianalisis.
4. Cleaning
Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang dientri
kedalam program komputer agar tidak terdapat kesalahan6.
3.8. Analisis Data
3.8.1. Analisis Univariat
Tekhnik analisa data dengan menggabungkan data yang sejenis
yang kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi untuk dipresentasikan.
Untuk menghitung sebaran persentase dari frekuensi digunakan rumus
sebagai berikut:
P = f x100%
N
Keterangan:
P= persentase
f= jumlah pertanyaan yang dijawab benar oleh responden
N= jumlah skor maksimal dari seluruh pertanyaan
100= bilangan tetap.6
Untuk pengelompokan kategori umur ibu, dalam penelitian
penulis membagi umur ibu menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Kategori dewasa muda, jika umur ibu 18-25 tahun.
2. Kategori dewasa penuh, jika umur ibu > 25 dan belum menopause.
32
33
( 0-E )2
X =
E
Keterangan :
Keterangan:
= penjumalahan
X= chi square
O= nilai observasi pada sel tabel
34