Home
Linux
o Sejarah Perkembangan Linux dan Jenis-jenis Linux
o Cara Install OS Linux via USB Flashdisk
o Cara Install Aplikasi Linux
o Cara Install Linux dan Windows dalam Satu Komputer
Tutorial
o Avogadro
o BK Chem
o Chemical Calculator
o Chemix
o Chem Sketch
o Chemtool
o Easy Chem
o Gabedit
o Gamgi
o GDIS
o Gnome Crystal
o Jmol
o Kalzium
o Molecule Shape
o Open Babel
o Periodic Table
o Qute mol
o VBA
o ISPRING
Downloads
o Laporan KF
o PPT Buffer
o Syllabus
o Video Buffer
Materi
o Komponen Larutan Penyangga
o Menghitung pH Larutan Penyangga
o Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari
o Soal Larutan Penyangga
o Pengenalan Media Pembelajaran Interaktif
o Tutorial Membuat Pembelajaran berbasis VBA pada Ms. Powerpoint 2007
Search the
0C dan tekanan 1 atm. Temperatur itu dinamakan titik beku normal air. Temperatur dimana zat
cair membeku pada tekanan 1 atm adalah titik beku normal zat cair tersebut.
Titik beku suatu larutan pasti selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya (air). Hal
ini dikarenakan sebagian partikel air dan partikel-partikel terlarut akan bergabung dan
membentuk ikatan. Sehingga ketika membeku, yang memiliki titik beku paling tinggi adalah air
karena air yang membeku terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh partikel-partikel terlarut.
Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda-beda. Titik beku suatu larutan akan berubah jika
tekanan uapnya juga berubah. Hal ini disebabkan oleh masuknya zat terlarut yang mempengaruhi
perubahan titik beku. Jadi, jika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, titik beku larutan
tersebut akan berubah. Besarnya perbedaan antara titik beku zat pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (Tf) (Parning, 2007).
Titik beku dan titik didih suatu larutan bergantung pada kesetimbangan pelarut dalam larutan
dengan pelarut padatan, selain itu juga bergantung pada kesetimbangan pelarut dengan pelarut
murni (air). Pada saat terjadi kesetimbangan, maka dapat tercapai titik beku atau titik didihnya
(Wahyuni, 2013). Masing-masing pelarut memiliki harga tetapan penurunan titik beku (K f)
tersendiri.
Untuk menentukan perubahan titik beku yang terjadi dapat digunakan rumus dari persamaan
Clausius Claypeyron :
Keterangan :
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
Masalah yang akan dipecahkan dalam praktikum ini adalah bagaimana menentukan
tetapan penurunan titik beku asam asetat dan massa molekul relatif zat X. Dari permasalahan
tersebut, dapat diketahui tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan tetapan penurunan
titik beku asam asetat dan massa molekul relatif zat X.
Metode
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum penurunan titik beku ini adalah gelas kimia 25 mL
dari pyrex, gelas arloji, tabung reaksi besar dari pyrex, termometer 100C, pipet tetes, pengaduk
kaca, stopwatch, baskom untuk membuat thermostat sederhana, serta statif yang digunakan untuk
menggantung termometer. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah asam
asetat dari Merck, naftalena for syn dari Merck, serta zat X.
Langkah selanjutnya adalah sebanyak 15 mL larutan asam asetat pekat diletakkan dalam gelas
kimia 25 mL dan dimasukkan dalam termostat untuk diukur titik bekunya. Asam asetat dibiarkan
hingga mencair kembali. Kemudian, temperatur asam asetat dibiarkan naik 5C dan setelah itu
0,2538 gram naftalena dimasukkan kedalam larutan asam asetat tersebut dan diaduk
menggunakan pengaduk kaca. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam termostat untuk dilakukan
pengukuran temperatur larutan naftalena dalam asam asetat tiap menit hingga temperaturnya
konstan dan tercapai titik bekunya. Kemudian, 0,2535 gram zat X dimasukkan ke dalam tabung
reaksi besar dan ditambahkan asam asetat pekat 15 mL dan diaduk menggunakan pengaduk kaca.
Larutan tersebut dimasukkan ke dalam termostat untuk dilakukan pengukuran temperatur larutan
zat X dalam asam asetat tiap menit hingga temperaturnya konstan dan tercapai titik bekunya.
Pada praktikum ini variabel bebas yang digunakan adalah massa zat terlarut, yaitu massa
naftalena yang digunakan dalam penentuan tetapan titik beku asam asetat dan massa zat X untuk
penentuan massa molekul relatif zat non elektrolit. Sedangkan variabel terikat yang digunakan
adalah penurunan titik beku. Pada praktikum ini juga digunakan metode praktikum dan pelarut
yang sama merupakan variabel kontrolnya. Untuk mengetahui hubungan antara penurunan titik
beku dengan massa molekul relatif digunakan metode analisis menggunakan persamaan
Clausius Claypeyron (Team Lecturer of Physical Chemistry, 2014).
Hasil Dan Pembahasan
Percobaan penurunan titik beku ini bertujuan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku
asam asetat dan berat molekul zat X dengan metode titik beku. Dalam percobaan ini digunakan
asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut, sedangkan untuk zat terlarutnya digunakan naftalena
(C8H10) dan zat X (zat yang tidak mudah menguap). Dalam percobaan ini penambahan naftalena
dan zat X ke dalam pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Asam asetat yang
digunakan sebagai pelarut murni akan membeku dan zat terlarutnya tidak akan membeku ketika
larutan tersebut mengalami pembekuan.
Pada praktikum ini juga digunakan garam yang ditambahkan pada termostat dengan tujuan agar
es batu dalam termostat tidak mudah mencair karena garam akan menghambat kestabilan ikatan
partikel air yang berada dalam fase padat yaitu berupa es. Asam asetat (CH3COOH) adalah asam
organik yang memberikan rasa asam pada cuka dan merupakan salah satu contoh dari asam
lemah. Asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar kulit sehingga
perlu penanganan yang tepat untuk asam ini, untuk mengambil asam asetat pekat harus dilakukan
di dalam lemari asam (Anonim, 2014).
Perlakuan pertama adalah menentukan titik beku pelarut murni yaitu asam asetat. Dari hasil
percobaan diperoleh data pada Tabel 1.
Tabel 1. Temperatur vs Waktu untuk larutan CH3COOH murni
Waktu (menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat pada menit ke 9 11, temperatur asam asetat konstan sehingga
temperatur ini yang dicatat sebagai titik beku asam asetat. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa
titik beku dari asam asetat murni sebesar 15C. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa titik beku asam asetat sebesar 16,7 C (Anonim, 2014). Hal ini dikarenakan
pada percobaan yang dilakukan terjadi kesalahan, salah satunya disebabkan karena terlalu
banyak es batu dan garam krosok yang dimasukkan ke dalam termostat, sehingga temperatur
larutan menjadi cepat turun dan membeku. Selain itu, pada saat larutan asam asetat masih dalam
kondisi beku sebagian, temperaturnya sudah konstan sehingga temperatur tersebut dicatat
sebagai titik beku asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.
9
10
11
12
Titik beku larutan = 6,2C
Penurunan titik beku larutan (Tf) = Tf - Tf = (15 6,2)C = 8,8C
Dari Tabel 2 diketahui titik beku semakin menurun jika ditambahkan zat terlarut. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka titik bekunya semakin rendah. Namun, dalam
percobaan ini tidak dilakukan variasi berat zat terlarut yang ditambahkan. Pada tabel 2, pada
menit ke 9 12, temperatur naftalena dalam asam asetat konstan sehingga temperatur tersebut
yang dicatat sebagai titik beku naftalena dalam asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat
dilihat pada Gambar 2.
7
8
9
10
11
12
13
Titik beku larutan = 14C
Penurunan titik beku larutan (Tf) = Tf - Tf = (15 14) C = 1C
Dari data Tabel 3 diketahui titik beku semakin menurun jika ditambahkan zat terlarut. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka titik bekunya semakin rendah. Pada tabel 3, pada
menit ke 713, temperatur zat X dalam asam asetat konstan sehingga temperatur tersebut yang
dicatat sebagai titik beku zat X dalam asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat dilihat pada
Gambar 3.
titik beku dari zat X. Perbedaan titik beku naftalena dalam asam asetat dan zat X dalam asam
asetat dapat dilihat pada Gambar 4.
Kesimpulan
Titik beku adalah temperatur pada saat tekanan uap cairan sama (setimbang) dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku dilambangkan dengan simbol Tf. Titik beku pelarut murni akan
mengalami penurunan jika ke dalam pelarut tersebut ditambahkan zat pelarut. Dari percobaan
yang telah dilakukan diperoleh, nilai Kf (tetapan penurunan titik beku) dari asam asetat adalah
69,938C/m dan massa molekul relatif dari zat X sebesar 1126,742 g/mol.
Daftar Pustaka
Maria, Tine dkk. 2007. Sains Kimia 3 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Parning, Horale, Tiopan. 2007. Kimia 3 SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Team Lecturer of Physical Chemistry. 2014. Practicum Guide of Physical Chemistry. Semarang:
Department of Chemistry FMIPA Unnes.
Wahyuni S. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
Harjito.
2013.
Panduan
Penulisan
Manuskrip.
Diunduh
di
www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhs.pdf pada tanggal 2 November 2014.
Anonim. 2014. Asam Asetat. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat pada
tanggal 12 November 2014 pukul 19.00 WIB.
Anonim. 2014. Naftalena. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/naftalena pada tanggal 12
November 2014 pukul 19.05 WIB.
Nina Fitriana
Posting Lebih Baru Posting Lama
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Time
Translate
Diberdayakan oleh
Terjemahan
Find Me ^^
Nina Fitriana
Lihat profil lengkapku
Blog Archive
2014 (35)
o Desember (24)
SYLLABUS OF SOLUBILITY
o November (11)
Labels
Avogadro
BKchem
Chemical
Chemix
Chemtool
Easychem
Gabedit
Gamgi
GDIS
Gnome
Jmol
Kalzium
Openbabel
Periodic
Qute mol
Shape
Sketch
Popular Posts
Related Info
PKM-PMW
Info terkait PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa)
Beasiswa
Beasiswa di Universitas Negeri Semarang
Unsec
Wadah Wirausaha Mahasiswa Unnes
Bidik Misi
Beasiswa Bidik Misi
Student Links
o Beasiswa Bidikmisi
o Praktek Pengalaman Lapangan
o Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN)
o Seleksi Penerimaan Mahasiswa (SPMU)
o Sistem Informasi Skripsi
divine-music.info
Page Viewers
1,585
Copyright 2015 CHEMISTRY LAND ^^ | Designed by Templateism | Planet40