Anda di halaman 1dari 17

CHEMISTRY LAND ^^

It's all about chemistry . .

Home

Linux
o Sejarah Perkembangan Linux dan Jenis-jenis Linux
o Cara Install OS Linux via USB Flashdisk
o Cara Install Aplikasi Linux
o Cara Install Linux dan Windows dalam Satu Komputer

Tutorial
o Avogadro
o BK Chem
o Chemical Calculator
o Chemix
o Chem Sketch
o Chemtool
o Easy Chem
o Gabedit
o Gamgi
o GDIS
o Gnome Crystal
o Jmol
o Kalzium

o Molecule Shape
o Open Babel
o Periodic Table
o Qute mol
o VBA
o ISPRING

Downloads
o Laporan KF
o PPT Buffer
o Syllabus
o Video Buffer

Materi
o Komponen Larutan Penyangga
o Menghitung pH Larutan Penyangga
o Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari
o Soal Larutan Penyangga
o Pengenalan Media Pembelajaran Interaktif
o Tutorial Membuat Pembelajaran berbasis VBA pada Ms. Powerpoint 2007

Search the

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA - PENURUNAN


TITIK BEKU
12/06/2014 06:59:00 AM No comments
PENURUNAN TITIK BEKU

Nina Fitriana*, Frista Irwaninda


Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia, 50225
ninafitriana10051995@gmail.com, 085770440465
Abstrak
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku asam asetat dan
menentukan massa molekul relatif dari zat X. Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode penurunan titik beku. Pada percobaan ini digunakan pelarut berupa asam asetat
murni dan zat terlarut yaitu naftalena dan zat X. Jika ke dalam suatu pelarut ditambahkan zat
terlarut maka suhunya akan semakin rendah. Pada percobaan ini, variabel bebas yang digunakan
adalah massa zat terlarut, yaitu massa naftalena yang digunakan dalam penentuan tetapan titik
beku asam asetat dan massa zat X untuk penentuan massa molekul relatif zat non
elektrolit. Sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah penurunan titik beku. Pada
praktikum ini juga digunakan metode praktikum dan pelarut yang sama merupakan variabel
kontrolnya. Untuk mengetahui hubungan antara penurunan titik beku dengan massa molekul
relatif digunakan metode analisis menggunakan persamaan Clausius Claypeyron. Hasil yang
diperoleh dalam percobaan ini yaitu nilai Kf (tetapan penurunan titik beku) dari asam asetat
sebesar 69,938C/m dan massa molekul relatif dari zat X sebesar 1126,742 g/mol.
Kata Kunci : Asam asetat ; Penurunan titik beku ; zat X
Abstract
This experiment is done to determine the freezing point depression constant of acetic acid and
determine the relative molecular mass of the substance X. The method used in this experiment is
a method of freezing point depression. In this experiment used pure solvent such as acetic acid
and solutes is naphthalene and X substance. If a solvent is added to the solute, the temperature
will be lower. In this experiment, the independent variable used is the mass of the solute, ie the
mass of naphthalene used in the determination of the freezing point constant of acetic acid and X
substance for the determination of the mass relative molecular mass of non-electrolytic
substance. The dependent variable used is the freezing point depression. In this experiment is
also used same experiment methods and solvent are control variables. To know the relationship
between the freezing point depression with a relative molecular mass used analysis method using
Clausius Claypeyron equation. The results obtained in this experiment that the value of Kf
(constant freezing point depression) of acetic acid is 69.938C/m and the relative molecular
mass of substance X is 1126,742 g / mol.
Keywords : Acetic acid ; Depression of freezing point ; X substance
Pendahuluan
Di sekitar kita banyak terjadi perubahan fase suatu zat. Dalam hal ini yang paling sering ditemui
adalah perubahan dari fase cair menjadi fase padat atau yang disebut membeku. Hal ini terutama
terjadi di negara yang memiliki 4 musim, karena memiliki musim dingin. Negara yang memiliki
musim dingin akan mengalami proses pembekuan yang berlangsung cepat. Apapun yang ada
pasti akan mengalami proses pembekuan secara cepat. Oleh karena itu untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan upaya penurunan titik beku.
Titik beku adalah temperatur pada saat tekanan uap cairan sama (setimbang) dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku dilambangkan dengan simbol Tf. Air murni membeku pada temperatur

0C dan tekanan 1 atm. Temperatur itu dinamakan titik beku normal air. Temperatur dimana zat
cair membeku pada tekanan 1 atm adalah titik beku normal zat cair tersebut.
Titik beku suatu larutan pasti selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya (air). Hal
ini dikarenakan sebagian partikel air dan partikel-partikel terlarut akan bergabung dan
membentuk ikatan. Sehingga ketika membeku, yang memiliki titik beku paling tinggi adalah air
karena air yang membeku terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh partikel-partikel terlarut.
Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda-beda. Titik beku suatu larutan akan berubah jika
tekanan uapnya juga berubah. Hal ini disebabkan oleh masuknya zat terlarut yang mempengaruhi
perubahan titik beku. Jadi, jika suatu zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, titik beku larutan
tersebut akan berubah. Besarnya perbedaan antara titik beku zat pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (Tf) (Parning, 2007).
Titik beku dan titik didih suatu larutan bergantung pada kesetimbangan pelarut dalam larutan
dengan pelarut padatan, selain itu juga bergantung pada kesetimbangan pelarut dengan pelarut
murni (air). Pada saat terjadi kesetimbangan, maka dapat tercapai titik beku atau titik didihnya
(Wahyuni, 2013). Masing-masing pelarut memiliki harga tetapan penurunan titik beku (K f)
tersendiri.
Untuk menentukan perubahan titik beku yang terjadi dapat digunakan rumus dari persamaan
Clausius Claypeyron :

Keterangan :
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
Masalah yang akan dipecahkan dalam praktikum ini adalah bagaimana menentukan
tetapan penurunan titik beku asam asetat dan massa molekul relatif zat X. Dari permasalahan
tersebut, dapat diketahui tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan tetapan penurunan
titik beku asam asetat dan massa molekul relatif zat X.
Metode
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum penurunan titik beku ini adalah gelas kimia 25 mL
dari pyrex, gelas arloji, tabung reaksi besar dari pyrex, termometer 100C, pipet tetes, pengaduk
kaca, stopwatch, baskom untuk membuat thermostat sederhana, serta statif yang digunakan untuk
menggantung termometer. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah asam
asetat dari Merck, naftalena for syn dari Merck, serta zat X.
Langkah selanjutnya adalah sebanyak 15 mL larutan asam asetat pekat diletakkan dalam gelas
kimia 25 mL dan dimasukkan dalam termostat untuk diukur titik bekunya. Asam asetat dibiarkan
hingga mencair kembali. Kemudian, temperatur asam asetat dibiarkan naik 5C dan setelah itu
0,2538 gram naftalena dimasukkan kedalam larutan asam asetat tersebut dan diaduk
menggunakan pengaduk kaca. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam termostat untuk dilakukan
pengukuran temperatur larutan naftalena dalam asam asetat tiap menit hingga temperaturnya
konstan dan tercapai titik bekunya. Kemudian, 0,2535 gram zat X dimasukkan ke dalam tabung
reaksi besar dan ditambahkan asam asetat pekat 15 mL dan diaduk menggunakan pengaduk kaca.
Larutan tersebut dimasukkan ke dalam termostat untuk dilakukan pengukuran temperatur larutan
zat X dalam asam asetat tiap menit hingga temperaturnya konstan dan tercapai titik bekunya.

Pada praktikum ini variabel bebas yang digunakan adalah massa zat terlarut, yaitu massa
naftalena yang digunakan dalam penentuan tetapan titik beku asam asetat dan massa zat X untuk
penentuan massa molekul relatif zat non elektrolit. Sedangkan variabel terikat yang digunakan
adalah penurunan titik beku. Pada praktikum ini juga digunakan metode praktikum dan pelarut
yang sama merupakan variabel kontrolnya. Untuk mengetahui hubungan antara penurunan titik
beku dengan massa molekul relatif digunakan metode analisis menggunakan persamaan
Clausius Claypeyron (Team Lecturer of Physical Chemistry, 2014).
Hasil Dan Pembahasan
Percobaan penurunan titik beku ini bertujuan untuk menentukan tetapan penurunan titik beku
asam asetat dan berat molekul zat X dengan metode titik beku. Dalam percobaan ini digunakan
asam asetat (CH3COOH) sebagai pelarut, sedangkan untuk zat terlarutnya digunakan naftalena
(C8H10) dan zat X (zat yang tidak mudah menguap). Dalam percobaan ini penambahan naftalena
dan zat X ke dalam pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Asam asetat yang
digunakan sebagai pelarut murni akan membeku dan zat terlarutnya tidak akan membeku ketika
larutan tersebut mengalami pembekuan.
Pada praktikum ini juga digunakan garam yang ditambahkan pada termostat dengan tujuan agar
es batu dalam termostat tidak mudah mencair karena garam akan menghambat kestabilan ikatan
partikel air yang berada dalam fase padat yaitu berupa es. Asam asetat (CH3COOH) adalah asam
organik yang memberikan rasa asam pada cuka dan merupakan salah satu contoh dari asam
lemah. Asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar kulit sehingga
perlu penanganan yang tepat untuk asam ini, untuk mengambil asam asetat pekat harus dilakukan
di dalam lemari asam (Anonim, 2014).
Perlakuan pertama adalah menentukan titik beku pelarut murni yaitu asam asetat. Dari hasil
percobaan diperoleh data pada Tabel 1.
Tabel 1. Temperatur vs Waktu untuk larutan CH3COOH murni
Waktu (menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat pada menit ke 9 11, temperatur asam asetat konstan sehingga
temperatur ini yang dicatat sebagai titik beku asam asetat. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa
titik beku dari asam asetat murni sebesar 15C. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa titik beku asam asetat sebesar 16,7 C (Anonim, 2014). Hal ini dikarenakan
pada percobaan yang dilakukan terjadi kesalahan, salah satunya disebabkan karena terlalu
banyak es batu dan garam krosok yang dimasukkan ke dalam termostat, sehingga temperatur
larutan menjadi cepat turun dan membeku. Selain itu, pada saat larutan asam asetat masih dalam

kondisi beku sebagian, temperaturnya sudah konstan sehingga temperatur tersebut dicatat
sebagai titik beku asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Titik beku asam asetat murni


Pada Gambar 1. dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu yang berjalan maka temperatur
asam asetat murni semakin rendah. Titik beku asam asetat murni ditentukan dari temperatur yang
konstan. Pada gambar 1 ditunjukkan pada menit 9, 10, dan 11, temperatur asam asetat konstan
sebesar 15C. Berdasarkan referensi yang didapatkan titik beku asam asetat adalah 16,7C. Hasil
yang kami dapatkan berbeda, hal ini dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya temperatur
ruangan saat praktikum yang ikut mempengaruhi titik beku dari asam asetat.
Setelah itu, percobaan dilanjutkan dengan penentuan tetapan titik beku asam asetat melalui
penambahan zat terlarut naftalena. Naftalena (C8H10) adalah zat yang tidak dapat larut dalam air
dan alkohol, namun dapat larut dalam eter dan benzena. Naftalena berbentuk kristal putih dan
memiliki bau yang kuat. Naftalena memiliki sifat mudah menguap dan mudah terbakar (Anonim,
2014) .
Dalam percobaan ini juga dicatat penurunan titik beku naftalena dalam asam asetat setiap menit.
Dari hasil percobaan diperoleh data pada Tabel 2.
Tabel 2. Penentuan titik beku naftalena dalam asam asetat
Waktu (menit)
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
Titik beku larutan = 6,2C
Penurunan titik beku larutan (Tf) = Tf - Tf = (15 6,2)C = 8,8C
Dari Tabel 2 diketahui titik beku semakin menurun jika ditambahkan zat terlarut. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka titik bekunya semakin rendah. Namun, dalam
percobaan ini tidak dilakukan variasi berat zat terlarut yang ditambahkan. Pada tabel 2, pada
menit ke 9 12, temperatur naftalena dalam asam asetat konstan sehingga temperatur tersebut
yang dicatat sebagai titik beku naftalena dalam asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Titik beku naftalena dalam asam asetat


Dari Gambar 2, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu yang berjalan maka temperatur
naftalena dalam asam asetat juga semakin rendah. Titik beku naftalena dalam asam asetat
ditentukan dari temperatur yang konstan. Pada Gambar 2 ditunjukkan pada menit 9, 10, 11, dan
12 temperatur naftalena dalam asam asetat konstan sebesar 6,2C.
Setelah itu percobaan dilanjutkan dengan penentuan berat molekul zat X yang ditambahkan ke
dalam asam asetat. Dari percobaan diperoleh data pada Tabel 3.
Tabel 3. Penentuan titik beku zat X dalam asam asetat
Waktu (menit)
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
Titik beku larutan = 14C
Penurunan titik beku larutan (Tf) = Tf - Tf = (15 14) C = 1C
Dari data Tabel 3 diketahui titik beku semakin menurun jika ditambahkan zat terlarut. Semakin
banyak zat terlarut yang ditambahkan, maka titik bekunya semakin rendah. Pada tabel 3, pada
menit ke 713, temperatur zat X dalam asam asetat konstan sehingga temperatur tersebut yang
dicatat sebagai titik beku zat X dalam asam asetat. Grafik dari hasil percobaan dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3. Titik beku zat X dalam asam asetat


Dari Gambar 3, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu yang berjalan maka temperatur
zat X dalam asam asetat juga semakin rendah. Grafik ini juga sama dengan grafik penurunan titik
beku naftalena dalam asam asetat karena pelarut yang digunakan sama. Titik beku zat X dalam
asam asetat ditentukan dari temperatur yang konstan. Pada gambar 3 ditunjukkan pada menit 7,
8, 9, 10, 11, 12, dan 13 temperatur zat X dalam asam asetat konstan sebesar 14C. Jadi titik beku
zat X dalam asam asetat adalah 14C. Titik beku zat X dalam asam asetat tidak berbeda jauh
dengan asam asetat, temperatur keduanya hanya selisih 1C. Sehingga penurunan titik bekunya
juga hanya sebesar 1C.
Setelah didapatkan data titik beku naftalena dalam asam asetat maka dapat dihitung harga T f
(penurunan titik beku). Penurunan titik beku larutan adalah selisih antara titik beku pelarut murni
dengan larutan. Selain itu, dengan menggunakan cara yang sama, dapat dihitung pula penurunan

titik beku dari zat X. Perbedaan titik beku naftalena dalam asam asetat dan zat X dalam asam
asetat dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Perbandingan Titik Beku Pelarut Murni dengan Larutan


Dari Gambar 4, dapat disimpulkan bahwa titik beku larutan selalu lebih rendah daripada pelarut
murni (Maria, Tine dkk, 2007). Hal ini disebabkan dalam suatu larutan terdapat banyak partikel
yang bekerja dibandingkan dengan pelarut murni. Ketika suatu pelarut murni membeku, maka
setelah itu zat-zat terlarutnya juga akan ikut membeku.
Pada Gambar 4 jelas terlihat bahwa titik beku naftalena dalam asam asetat dan titik beku zat X
dalam asam asetat lebih rendah jika dibandingkan dengan titik beku asam asetat murni. Hanya
saja titik beku asam asetat murni dengan titik beku zat X dalam asam asetat hanya selisih 1C.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan harga penurunan titik beku naftalena
dalam asam asetat sebesar 8,8C dan harga penurunan titik beku zat X dalam asam asetat sebesar
1C. Selain itu pada percobaan ini digunakan asam asetat murni yang memiliki massa jenis
sebesar 1,049 g/mL. Dari hasil perhitungan didapatkan massa asam asetat murni sebesar 15,735
gram. Setelah didapatkan harga penurunan titik beku naftalena dalam asam asetat dan zat X
dalam asam asetat maka dapat dihitung harga tetapan penurunan titik beku menggunakan
persamaan Clausius Claypeyron dan didapatkan Kf sebesar 69,938C/m.
Harga Kf asam asetat murni yang didapatkan jauh dari harga K f dalam teori. Secara teori, harga
Kf asam asetat murni adalah 3,57C/m. Perbedaan hasil yang didapatkan kemungkinan
disebabkan oleh temperatur ruangan ketika melakukan praktikum. Selain itu, faktor human error
juga bisa mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Dari Kf yang didapatkan dapat dihitung pula nilai massa molekul relatif dari zat X menggunakan
persamaan Clausius Claypeyron. Massa molekul relatif dari zat X adalah 1126,742 g/mol. Akan
tetapi massa molekul relatif yang didapatkan tidak dapat dibandingkan dengan teori karena
belum diketahuinya nama senyawa dari zat X tersebut. Tetapi dari Mr yang diperoleh, Mr yang
didapatkan begitu besar sehingga kemungkinan zat X tersebut merupakan senyawa kompleks.

Kesimpulan
Titik beku adalah temperatur pada saat tekanan uap cairan sama (setimbang) dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku dilambangkan dengan simbol Tf. Titik beku pelarut murni akan
mengalami penurunan jika ke dalam pelarut tersebut ditambahkan zat pelarut. Dari percobaan
yang telah dilakukan diperoleh, nilai Kf (tetapan penurunan titik beku) dari asam asetat adalah
69,938C/m dan massa molekul relatif dari zat X sebesar 1126,742 g/mol.
Daftar Pustaka
Maria, Tine dkk. 2007. Sains Kimia 3 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Parning, Horale, Tiopan. 2007. Kimia 3 SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Team Lecturer of Physical Chemistry. 2014. Practicum Guide of Physical Chemistry. Semarang:
Department of Chemistry FMIPA Unnes.
Wahyuni S. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
Harjito.
2013.
Panduan
Penulisan
Manuskrip.
Diunduh
di
www.facebook.com/groups/chemisfun/shshhsnshhs.pdf pada tanggal 2 November 2014.
Anonim. 2014. Asam Asetat. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat pada
tanggal 12 November 2014 pukul 19.00 WIB.
Anonim. 2014. Naftalena. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/naftalena pada tanggal 12
November 2014 pukul 19.05 WIB.

Nina Fitriana
Posting Lebih Baru Posting Lama
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link


Time
Translate

Diberdayakan oleh

Terjemahan

Find Me ^^

Nina Fitriana
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

2014 (35)
o Desember (24)

TUTORIAL APLIKASI MOLECULE SHAPE UNTUK


PEMBELAJARA...

TUTORIAL APLIKASI GAMGI UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA

TUTORIAL APLIKASI EASY CHEM UNTUK PEMBELAJARAN


KIM...

TUTORIAL APLIKASI PERIODIC TABLE UNTUK PEMBELAJARA...

TUTORIAL APLIKASI CHEM SKETCH UNTUK PEMBELAJARAN


K...

TUTORIAL APLIKASI CHEMICAL CALCULATOR UNTUK


PEMBEL...

TUTORIAL MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VBA


P...

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

SYLLABUS OF SOLUBILITY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA - PENURUNAN TITIK B...

VIDEO PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA

SOAL-SOAL LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

MENGHITUNG pH LARUTAN PENYANGGA

CARA MENGINSTALL OS LINUX Via USB FLASHDISK

KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA

SEJARAH PERKEMBANGAN LINUX SERTA JENIS-JENIS LINUX...

POWERPOINT MEDIA PEMBELAJARAN BUFFER BERBASIS VBA

TUTORIAL MEMBUAT SOAL PILIHAN GANDA MENGGUNAKAN


VB...

TUTORIAL APLIKASI CHEMTOOL UNTUK PEMBELAJARAN


KIMI...

TUTORIAL PENGGUNAAN ISPRING

TUTORIAL APLIKASI QUTE MOL UNTUK PEMBELAJARAN


KIMI...

CARA INSTALL LINUX DAN WINDOWS DALAM SATU


KOMPUTER...

CARA INSTALL APLIKASI LINUX

o November (11)

Labels

Avogadro

BKchem

Chemical

Chemix

Chemtool

Easychem

Gabedit

Gamgi

GDIS

Gnome

Jmol

Kalzium

Openbabel

Periodic

Qute mol

Shape

Sketch

Popular Posts

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA - PENURUNAN TITIK BEKU


PENURUNAN TITIK BEKU Nina Fitriana*, Frista Irwaninda Lab. Kimia Fisika Jurusan
Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt...

SOAL-SOAL LARUTAN PENYANGGA


PILIHAN GANDA 1.
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan zat di
bawah ini, kecuali a. NH 4 Cl dan NH 3
...

LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


A.
Larutan Penyangga Dalam Darah Larutan buffer dalam darah adalah zat yang dapat
mempertahankan pH ketika ditambahkan sedikit asam/...

KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA


Larutan Penyangga Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam
jumlah yang sedikit, harga p H dapat berubah s...

VIDEO PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA


Hai gaeees, saya akan berbagi video pembelajaran larutan penyangga. Disini ada 2 video
yang bisa kalian unduh dan pelajari :) Lets check t...

TUTORIAL APLIKASI OPEN BABEL UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA


The obabel command line program converts chemical objects (currently molecules or
reactions) from one file format to another. The Open Bab...

TUTORIAL APLIKASI BK CHEM UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA


BK Chem adalah software Ubuntu untuk pelajaran kimia yang dikemas dengan fitur.
Mendukung, menurut tim pengembang website: gambar ikatan m...

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


Sebagian kita sebagai seorang guru yang setiap hari berkecimpung dalam dunia belajar
mengajar tentu saja sudah mengenal apa yang dimaksud d...

TUTORIAL MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VBA PADA Ms


POWERPOINT 2007
Assalamualaikum, guys ! Nggak bosen kan lihat postingan di blog saya ? :) Kali ini saya
akan berbagi ilmu tentang tutorial membuat med...

POWERPOINT MEDIA PEMBELAJARAN BUFFER BERBASIS VBA


Hi, guys ! Kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang powerpoint media pembelajaran
materi buffer, didalamnya berisi materi dan soal-soal pi...

Related Info
PKM-PMW
Info terkait PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa)
Beasiswa
Beasiswa di Universitas Negeri Semarang
Unsec
Wadah Wirausaha Mahasiswa Unnes
Bidik Misi
Beasiswa Bidik Misi

Student Links
o Beasiswa Bidikmisi
o Praktek Pengalaman Lapangan
o Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN)
o Seleksi Penerimaan Mahasiswa (SPMU)
o Sistem Informasi Skripsi

divine-music.info

Faculty of Mathematic and Natural Science


o Biology S1
o Physics S1
o Chemistry S1
o Mathematic S1
o Biology Education S1
o Physics Education S1
o Natural Science Education S1
o Chemical Education S1
o Mathematic Education S1
o Informatical Engineering S1

Page Viewers
1,585
Copyright 2015 CHEMISTRY LAND ^^ | Designed by Templateism | Planet40

Anda mungkin juga menyukai