Anda di halaman 1dari 58

TB PARU PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN

DIAGNOSIS HOLISTIK DI WILAYAH


PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
13 APRIL 15 MEI 2015
Disusun oleh :
Baharuddin Wahyu Usman
1102009052
Pembimbing:
dr. SUGMA AGUNG PURBOWO, MARS, DipIDK
dr. DINI WIDIANTI, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2015

IDENTITAS

Nama
: An. Muh Yusuf
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : 2 tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Johar Baru Utara III RT 14 / RW 3 No.
23, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat
Pendidikan : Belum sekolah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Tanggal berobat : 16 April 2015

ANAMNESIS
Alloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 16 April
2015:
Keluhan Utama
- Batuk
Keluhan Tambahan
- Pilek dan demam

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien diantar oleh ibunya ke Puskesmas
Kecamatan Johar Baru karena dirujuk oleh
Puskesmas Johar Baru II dengan diagnosa TB.
Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3
bulan yang lalu dan tidak kunjung sembuh.
Pasien juga sering mengalami pilek yang hilang
timbul sejak 2 bulan belakang ini.
Keluhan demam yang tidak jelas, tidak begitu
tinggi dan hilang timbul juga dirasakan pasien
sejak 1 bulan belakangan ini.
Keluhan sesak nafas, mual dan muntah disangkal
oleh pasien.

Keluhan turut disertai dengan nafsu makan yang berkurang.


Ibu pasien mengatakan dalam 1 bulan terakhir, pasien kira-kira
telah mengalami penurunan berat badan sekitar 2 kilogram..
BAK dan BAB lancar dan tidak ada kelainan.

Menurut ibu pasien, mereka memiliki tetangga yang menderita


penyakit TB dan tidak mendapatkan pengobatan. Pasien sering
berkunjung ke rumah tetangga tersebut untuk bermain
bersama anaknya.

Karena keluhan yang dirasakan pasien, ibu pasien membawa


anaknya ke Puskesmas Johar Baru II. Kemudian oleh dokter
Puskesmas Johar Baru II, pasien disarankan untuk menjalani
beberapa pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pemeriksaan foto
toraks dan mantoux test. Dan dari hasil pemeriksaan, pasien
kemudian didiagnosis mengidap penyakit Tuberkulosis Paru.
Oleh karena itu pasien dirujuk untuk mendapatkan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwaya penyakit yang sama sebelumnya
disangkal
Riwayat penyakit TB disangkal
Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat alergi obat disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pada tahun 2013, kakak pasien yang bernama
Bilal menjalani pengobatan TB paru selama 6
bulan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, dan
dinyatakan sembuh.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit kuning disangka

RIWAYAT KEHAMILAN
Pasien merupakan anak kedua dari dua
bersaudara.
Selama kehamilan pasien, ibu rutin memeriksa
kehamilan ke bidan dan dinyatakan janin dalam
keadaan sehat.
Tidak terdapat riwayat sakit kuning,
menggunakan obat-obatan ataupun jamu-jamuan
ketika hamil.

RIWAYAT PERSALINAN
Pasien lahir dari ibu P2A0 bayi lahir spontan letak
kepala tunggal, saat usia kehamilan 37 minggu,
ditolong oleh bidan, ketuban pecah sebelum
waktunya tidak ada, ketuban berwarna jernih,
berat badan lahir 3200 gram, panjang lahir 51cm
dan langsung menangis tidak tampak kuning,
pucat, kebiruan, dan demam.

RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi

Jumlah

Hepatitis B

I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)

BCG

I (usia 1 bulan)

DPT

I, II, III (usia 2, 3, 4 bulan)

Polio

I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)

Campak

I (usia 9 bulan)

ANAMNESIS PERTUMBUHAN
Saat ini pasien memiliki berat badan 11 kilogram
dengan panjang badan 75 cm. Menurut persentil
NCHS, dengan perhitungan BB/TB, BB/U, maupun
TB/U, penderita terhitung memiliki status gizi
kurang. Menurut ibu pasien pertumbuhan kurang
dibandingkan teman seumurannya. Berat badan
sulit untuk naik, dan 1 bulan terakhir beratnya
turun sebanyak 2 kg.

ANAMNESIS PERKEMBANGAN

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Biaya hidup pasien dan anggota keluarga
diperoleh dari penghasilan ayah pasien yang
bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik,
dengan penghasilan sebanyak Rp. 1.200.000 per
bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari dengan lauk
seadanya.
Sedangkan sebagian sisanya disisihkan untuk
kebutuhan rumah tangga lainnya seperti biaya
berobat ke dokter, biaya untuk ketika anak masuk
sekolah, dan lainlain.

RIWAYAT KEBIASAAN
Ibu pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan
untuk anaknya, seperti es dan chiki yang biasa
dibeli di warung atau pinggir jalan. Ibu pasien juga
mengaku bahwa anaknya tidak suka
mengkonsumsi sayur-sayuran, ia lebih suka
memilih makan mie instant.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Vital Sign
Tekanan darah : tidak diukur
Nadi
: 84 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 36,80C (axilla)
Status Gizi
Berat badan
: 11 kg
Tinggi badan: 75 cm
BB/TB
: 11/17 x 100% = 64% (status gizi kurang)
BB/U
: 11/15 x 100% = 73 (status gizi kurang)

Status Generalis
Kepala : bentuk oval, simetris
Rambut : hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor


Hidung : septum tidak deviasi, terdapat sekret
Telinga : terdapat sedikit serumen
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T 1-T1
Leher
: pembesaran KGB (-),trakea di tengah
Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra

Perkusi
Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena
(-)
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri
ketuk (-)

hepatomegali (-), splenomegali (-)


Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
Genitalia
: tidak diperiksa
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), sianosis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mantoux test : (+),dilakukan pada
tanggal 14 April 2015
Pemeriksaan radiologi (Ro. Paru), dilakukan pada
tanggal 14 April 2015
Kesan : KP aktif

BERKAS KELUARGA
Profil Keluarga
Karakteristik Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
: Tn. Ade
Identitas Pasangan
: Ny. Arum
Struktur Komposisi Keluarga
: Keluarga inti

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal


serumah

No.

Nama

1.

Ade

2.

Arum

3.

4.

Status

Gender

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan

22 th

SMA

Buruh Pabrik

Istri

20 th

SMP

IRT

Bilal

Anak ke-1

4 th

Belum

Tidak

Riwayat TB

sekolah

bekerja

paru (+)

Muh Yusuf

Anak ke-2

2 th

keluarga

Kepala
keluarga

Belum
sekolah

Pelajar

TB paru
(pasien)

Penilaian Status Sosial


dan Kesejahteraan Hidup

Status kepemilikan rumah: milik sendiri


Daerah perumahan: padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah: 4 x 5 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Luas halaman rumah: tidak ada


Bertingkat/tidak bertingkat: tidak bertingkat

Keluarga tinggal di rumah dengan status


kepemilikan milik sendiri yang terletak

Lantai rumah terbuat dari: keramik & semen

di lingkungan padat penduduk. Rumah


tersebut kurang cukup nyaman untuk
ditempati oleh seluruh anggota keluarga

Dinding rumah terbuat dari: tembok


Jamban keluarga: ada
Tempat bermain: tidak ada
Penerangan listrik: 600 watt
Air bersih: ada (PAM)
Tempat pembuangan sampah: ada

serta

tidak

rumah sehat.

memenuhi

syarat-syarat

KEPEMILIKAN BARANG BARANG


Keluarga Tn. Ade memiliki beberapa barang
elektronik di rumahnya antara lain yaitu, satu
buah televisi berwarna, satu buah radio, dua buah
kipas angin yang masing masing terletak di
ruang keluarga dan di kamar tidur, serta satu
buah kompor gas. Keluarga Tn. Ade juga memiliki
satu buah sepeda motor yang biasa digunakan
oleh Tn. Ade untuk bekerja.

DENAH RUMAH

Penilaian Perilaku Kesehatan


Keluarga

Tempat Berobat
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
Ny. Arum selalu membawanya berobat ke
Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Selain karena
harganya yang terjangkau, juga karena
tempatnya yang tidak jauh dari rumah, sehingga
dapat ditempuh hanya dengan naik angkutan
umum.
Pada tahun 2013, An. Bilal didiagnosis mengidap
penyakit tuberkulosis paru. Diagnosis tersebut
didapatkan ketika An. Bilal dibawa berobat oleh
ibunya ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Pada
saat itu, An. Bilal rutin berobat untuk penyakitnya
selama 6 bulan dan kemudian dinyatakan
sembuh.

Balita: KMS
Keluarga Tn. Ade memiliki 2 orang balita, yaitu
An. Bilal dan An. Muh Yusuf. An. Bilal saat ini
berusia 4 tahun, dan sudah mendapatkan
imunisasi yang lengkap hingga campak, berat
badan saat ini 20 kg. Sedangkan, An. Muh Yusuf
saat ini masih berusia 2 tahun dengan berat
badan 11 kg. An. Muh Yusuf juga sudah mendapat
imunisasi yang lengkap hingga campak.

Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Tn. Ade tergolong keluarga dengan
status ekonomi rendah, namun keluarga ini tidak
memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan.
Oleh karena itu seluruh biaya pengobatan harus
ditanggung dengan biaya sendiri.

Sarana Pelayanan Kesehatan


(Puskesmas)
Faktor

Keterangan

Kesimpulan
An. Muh Yusuf berobat ke puskesmas
diantar

Cara mencapai pusat


pelayanan kesehatan

Angkutan Umum

oleh

orang

tuanya

dengan

menggunakan angkutan umum. Menurut


keluarganya

tarif berobat di puskesmas

cukup terjangkau, yaitu hanya Rp. 2000


dan
Tarif pelayanan
kesehatan

Kualitas pelayanan
kesehatan

kualitas pelayanannya pun dinilai

memuaskan.
Terjangkau

Memuaskan

POLA KONSUMSI MAKANAN


KELUARGA

Kebiasaan Makan
Keluarga Tn. Ade makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.
Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari.
Akan tetapi, keluarga Tn. Ade hampir selalu melewatkan
sarapan pagi.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. Ade dimasak sendiri
oleh Ny. Arum. Terkadang mereka juga membeli makanan yang
ada di sekitar rumahnya. An. Bilal dan An. Muh Yusuf memiliki
kebiasaan jajan sembarangan, seperti membeli es dan chiki di
pinggir jalan atau warung di dekat rumahnya.
Keluarga Tn. Ade biasa makan di sembarang ruangan karena
mereka tidak memiliki ruang makan khusus. Mereka juga
kurang membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan
makan mereka setelah selesai makan.

Penerapan Pola Gizi Seimbang


Adapun menu makanan sehari-hari keluarga Tn.
Ade yang sering dimasak oleh Ny. Arum antara
lain nasi, sayur-sayuran, tahu, tempe, telur, dan
ikan. Sedangkan, untuk An. Muh Yusuf hingga saat
ini masih menerima ASI yang dikombinasikan
dengan susu formula.

POLA DUKUNGAN KELUARGA

Faktor Pendukung Terselesaikannya


Masalah dalam Keluarga
Ibu pasien senantiasa memberikan dukungan kepada An.
Muh Yusuf agar dapat sembuh dari penyakitnya dengan cara:
Mengantar An. Muh Yusuf berobat ke dokter untuk kontrol
penyakit serta jika terdapat keluhan.
Mengingatkan An. Muh Yusuf untuk minum obat dari dokter
secara rutin.
Menasehati An. Muh Yusuf agar lebih banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran
Memberikan pengertian kepada An. Muh Yusuf bahwa
untuk sembuh dari penyakit ini harus sabar, tidak putus
asa dan harus selalu teratur minum obat agar dapat
sembuh.
Mengingatkan An. Muh Yusuf untuk selalu berdoa agar
diberi kesembuhan oleh Allah.

Faktor Penghambat Terselesaikannya


Masalah dalam Keluarga
Keluarga dari An. Muh Yusuf tidak memiliki biaya untuk
berobat ke dokter yang lebih ahli dan melakukan
pemeriksaan yang lebih akurat.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
yang diderita oleh An. Muh Yusuf, sehingga mereka tidak
dapat mencegah faktor-faktor yang dapat memperburuk
atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan
berulangnya penyakit.
Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup
sehat, seperti tidak membiasakan diri untuk berolah
raga, sarapan pagi, dan makan dengan makanan yang
bergizi seimbang ataupun yang memenuhi syarat 4
sehat 5 sempurna. Selain itu, terdapat anggota keluarga
yang sering merokok di dalam rumah, yaitu Tn. Ade.

Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat


kesehatan. Ventilasi udara yang sangat kurang,
sehingga membuat sirkulasi udara di dalam
rumah tidak baik.
Padatnya jumlah anggota keluarga yang
menempati 1 ruangan, yaitu 4 orang anggota
keluarga yang tidur bersama dalam 1 buah kamar
tidur.
Keadaan lingkungan rumah yang padat dan
adanya tetangga yang menderita TB paru yang
sering kontak dengan anggota keluarga Tn. Ade.

GENOGRAM

Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga
tradisional, yaitu keluarga yang terbentuk sesuai
atau tidak melanggar norma-norma kehidupan
masyarakat yang secara tradisional dihormati
bersama. Dari sekian banyak jenis bentuk
keluarga tradisional, maka keluarga ini termasuk
ke dalam keluarga inti (nuclear family) dimana
terdiri dari ayah Tn. Ade dan Ibu Ny. Arum, dan
Kedua anak yang tinggal bersama dalam satu
rumah.

Tahapan Siklus Keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998),
keluarga Tn. Ade berada pada tahapan siklus keluarga
yang ketiga, yaitu keluarga dengan anak usia
prasekolah. Dimulai ketika keluarga tersebut telah
mempunyai anak dengan usia antara 30 bulan sampai
dengan 6 tahun dan biasanya tahap ini berlangsung rata
rata 3,5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada
tahapan ini yaitu:
Menjadi orang tua yang baik
Menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan
membesarkan balita, dan pengaturan serta pengembangan
sosialisasi balita.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

Family map

Fungsi Keluarga
Biologis
Secara aspek biologis keluarga Tn. Ade telah
menjalankan fungsinya dengan baik. Karena Tn.
Ade dan Ny. Arum telah memiliki dua orang anak
yang terdiri 2 anak laki-laki.
Psikologis
Secara psikologis keluarga tersebut saling
menyayangi satu sama lain. Tn. Ade dan Ny.
Arum sangat menyayangi dan menghormati
sesama anggota keluarga.

Sosial
Tn. Ade dan Ny. Arum sudah mulai mengajarkan
norma-norma agama dan sopan santun terhadap
orang lain sejak kecil kepada anak-anaknya, untuk
saling mengerti antara sesama saudara kandung.
Ekonomi
Tn. Ade bekerja sebagai buruh pabrik dan
mendapatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sedangkan
Ny. Arum cukup membantu pekerjaan rumah
tangga sehari-harinya. Keluarga tersebut juga
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk
keperluan sekolah anak - anaknya.
Pendidikan
Tn. Ade dan Ny. Arum mulai mengajarkan anakanaknya agar mendapatkan pendidikan dari usia

DINAMIKA KELUARGA
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya
waktu berkumpul bersama karena Tn. Ade sibuk
dengan pekerjaannya sebagai buruh pabrik
Walaupun Tn. Ade tidak selalu ada bersama
keluarga namun beliau selalu memberikan
perhatian kepada pasien sebagai istrinya maupun
anaknya mengenai kesehatan keluarganya seperti
mengingatkan untuk segera berobat jikalau sakit.
Hubungan pasien dengan tetangga atau
masyarakat sekitar cukup baik.

FOOD RECALL
Hari

Makanan

Senin

Pagi (1 porsi nasi tim, 1 butir telur rebus, air putih)

13 April 2015

Siang (1 porsi nasi putih dihancurkan, 1 potong tahu goreng, sayur bayam,
air putih)
Malam (1/2 porsi nasi goreng, air putih)

Selasa

Pagi (1 porsi nasi uduk,1 butir telur rebus, 1 gelas susu)

14 April 2015

Siang (1 porsi nasi putih dihancurkan, 1 potong tahu dan tempe goreng, 1
potong paha ayam goreng)
Malam (1 porsi mie instan)

Rabu

Pagi (1 porsi mie instan, 1 gelas susu)

15 April 2015

Siang (1 porsi nasi putih, telur dadar, sayur bayam)


Malam (1 porsi nasi putih, telur dadar, sayur bayam)

ANASLISIS MAKANAN
Senin 13 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari =
942 kal )

1 porsi nasi tim : 270 kal


1 butir telur rebus
: 77 kal
1 porsi nasi putih di hancurkan : 204 kal
1 potong tahu goreng
: 35 kal
1 porsi sayur bayam : 23 kal
porsi nasi goreng : 333 kal

Selasa 14 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari =


1451 kal )

1
1
1
1
1
1
1
1

porsi nasi uduk : 232 kal


gelas susu : 122 kal
butir telur rebus
: 77 kal
porsi nasi putih di hancurkan : 204 kal
potong tahu goreng
: 35 kal
potong tempe goreng :170 kal
potong paha ayam goreng: 211 kal
porsi mie instan
: 400 kal

Rabu 15 April 2015 ( Nilai kalori yang di konsumsi per hari = 1172
kal )

1
1
2
2
2

porsi mie instan


: 400 kal
gelas susu
: 122 kal
porsi nasi putih : 408 kal
potong Telur dadar
: 196 kal
porsi sayur bayam
: 46 kal

Penentuan berat badan ideal untuk anak balita (1-5 tahn) secara
sederhana dapat menggunakan rumus BBI = (usia dalam tahun x 2)
+8
BBI
=(2x2)+8
= 12 Kg

Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan


rumus :
Keb. energi
= 1000 + (100 x usia dalam tahun)
= 1000 + (100 x 2 )
= 1200 Kal / hari

Identifikasi Permasalahan yang


Didapat dalam Keluarga
Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
Keadaan rumah pasien yang tidak layak dimana
tidak memenuhi syarat rumah sehat, seperti
kurangnya ketersediaan ventilasi udara.
Padatnya jumlah anggota keluarga yang menempati
1 ruangan, yaitu 4 orang anggota keluarga yang
tidur bersama dalam 1 buah kamar tidur.
Keadaan lingkungan perumahan yang padat, serta
terdapatnya salah satu tetangga yang menderita
penyakit tuberkulosis paru dan tidak mendapat
pengobatan yang sering melakukan kontak terhadap
An. Muh Yusuf serta anggota keluarga yang lain.

DIAGNOSIS HOLISTIK

ASPEK PERSONAL
Pasien datang berobat ke puskesmas karena
dorongan dari orang tua yang menginginkan
anaknya untuk sembuh dari penyakitnya.
Orang tua pasien mengkhawatirkan penyakit
yang diderita pasien akan dapat mengganggu
tumbuh kembang dari anaknya.
Dengan datangnya pasien ke puskesmas, orang
tua pasien berharap pasien dapat sembuh
sempurna dari penyakit yang dideritanya.

ASPEK KLINIK
Untuk menegakkan diagnosa tuberkulosis paru
pada anak dapat digunakan scoring TB yang
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang
Dari hasil scoring TB didapatkan scoring 8 (TB +
jika scoring 6), maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Diagnosis Kerja
: Tuberkulosis paru
Diagnosis Banding : -

SCORING TB
Parameter

Kontak TB

Tidak jelas

2
Laporan keluarga,
BTA negatif atau
tidak tahu, BTA

Jumlah

BTA positif

tidak jelas
Positif ( 10 mm,
Uji Tuberkulin

Negatif

atau 5 mm
pada keadaan

imunosupresi)
Berat badan /
keadaan gizi
Demam tanpa
sebab jelas
Pembesaran
kelenjar limfe
koli, aksila,

Bawah garis

merah (KMS) atau


BB/U <80%

2 minggu

> 1 cm, jumlah >


1, tidak nyeri

Klinis gizi buruk

(BB/U <60%)

inguinal
Pembengkakan
tulang/sendi
panggul, lutut,

Ada
pembengkakan

falang
Foto toraks
Jumlah

Normal / tidak
jelas

Kesan TB

12

ASPEK RESIKO INTERNAL


Penyakit TB Paru dapat dipengaruhi oleh faktor
internal antara lain adalah status gizi pasien dan
perilaku dari pasien sendiri. Pada pasien ini faktor
yang berpengaruh adalah kebiasaan anak yang
kurang sehat, seperti tidak mengkonsumsi sayursayuran dan kebiasaan jajan sembarangan.
Kurangnya pengetahuan anak akan penyakit TB
paru dan penularannya, sehingga anak sering
bemain dan melakukan kontak dengan
tetangganya yang merupakan penderita TB paru.

ASPEK PSIKOSOSIAL
KELUARGA
Di antara faktor-faktor yang dapat menghambat
kesembuhan pasien yaitu, keterbatasan ekonomi
keluarga dan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang penyakit TB paru. Sedangkan faktor yang
dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu,
adanya dukungan dan motivasi dari semua
anggota keluarga baik secara moral dan materi
untuk kesembuhan An. Muh Yusuf.

ASPEK FUNGSIONAL
Secara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini,
pasien masih dapat melakukan aktivitas seharihari baik di dalam maupun di luar rumah.

RENCANA PENATALAKSANAAN

Aspek

Kegiatan

Aspek

Menjelaskan bahwa

personal

Sasaran

Waktu

Biaya

diharapkan
Pasien dan Pada saat di Pemahaman

Tiap

kali

puskesmas.

pasien

kronik yang membutuhkan

orang tua pasien membayar

pengobatan

tentang

yang
&

memerlukan

merupakan
yang

disembuhkan
syarat

yang Rp.2000 ,-

pasien

paru

penyakit

sebesar

dideritanya

berobat.
TB

dan kunjungan

penyakit

ketekunan

terus

dapat

meminum

mau Transportasi
berobat Rp. 10.000,-

peran orang tua

selalu

obat

dan

serta pentingnya

dengan

pasien

Keteranga
n

TB Paru adalah penyakit orang tua.

berkelanjutan

Hasil

sebagai PMO.

yang

teratur sesuai dengan yang


dianjurkan dokter.

untuk

meningkatkan

kepatuhan

pasien

dalam

meminum obat, orang tua


harus

menjadi

pengawas

minum obat (PMO) yang


Aspek

benar.
Memberikan obat TB paru Pasien.

Pada saat di Pasien

secara

puskesmas

meminum

minimal 6 bulan baik yang

dan

TB paru secara membayar

IV maupun obat oral.

kunjungan ke teratur

Obat TB : 2RHZ /4RH

rumah.

Vit.B complex

Klinik

rutin

selama

mampu Tiap

kali

obat kunjungan

minimal sebesar

selama 6 bulan.

Rp.2000,

Aspek

Kegiatan

Aspek risiko

Menganjurkan

internal

menerapkan
sehat

untuk Pasien
pola

dengan

Waktu

dan Pada

saat

Hasil

Biaya

diharapkan
di Pasien

hidup keluarga

puskesmas

melakukan

selalu

aktivitas

Tiap

kali

fisik membayar

secara rutin dan sebesar

makanan

memakan

bergizi

Keterangan

kunjungan

berolahraga dan memakan

Rp.2000,-

seimbang.

makanan bergizi Transportasi

Menjelaskan kepada orang

seimbang.

tua untuk menghindarkan

Orang tua pasien

anaknya

screening TB

kontak

dengan

TB

serta

tua

penderita
menganjurkan

Sasaran

orang

melakukan screening TB.

Tetangga

Memberitahukan

datang

orang

tua

kepada

pasien,

agar

Rp.10.000,-

pasien
ke

puskemas

dan

tetangga yang mendertita

mendapatkan

TB

pengobaran.

disarankan

memeriksakan

untuk
diri

ke

puskesmas dan mendapat


pengobatan.
Aspek psiko Menganjurkan
sosial

memberi

keluarga

pasien

dukungan

agar

selalu

keluarga Pasien

dan Pada

kepada keluarga.
menjaga

saat

kunjungan

Transportasi

ke memberi

Rp. 10.000,-

perhatian

dan

kesehatannya dan menasehati

dukungan

lebih

pasien agar tidak mudah putus

kepada pasien.

asa dan bosan dalam menjalani


pengobatan.

rumah.

Keluarga

PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai