Anda di halaman 1dari 57

INISIASI MENYUSU DINI

(EARLY BREASTFEEDING INITIATION)

Dr R SOERJO HADIJONO SpOG-K, DTRM&B (Ch)

Master Trainer Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi

10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan
kesehatan maternal dan bayi baru lahir wajib:
1. Memiliki kebijakan tertulis yang secara
rutin dikomunikasikan pada setiap
petugas kesehatan
2. Melatih keterampilan yang diperlukan
pada setiap tenaga kesehatan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut
3. Memberikan informasi kepada setiap
ibu hamil tentang keuntungan dan
pengelolaan menyusui

10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan
kesehatan maternal dan bayi baru lahir wajib:
4. Membantu ibu melakukan inisiasi menyusu
dalam waktu 30 menit setelah persalinan
5. Memperlihatkan pada ibu bagaimana cara
menyusui dan mempertahankan laktasi,
walaupun ibu dipisahkan dari bayinya
karena alasan medis
6. Tidak memberikan makanan dan minuman
lain kepada bayi selain ASI, kecuali ada
indikasi medis

10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan
kesehatan maternal dan bayi baru lahir wajib:
7. Melakukan rawat gabung mengijinkan ibu
dan bayi tetap bersama 24 jam dalam
sehari
8. Dorong upaya menyusui sesuai dengan
kebutuhan.
9. Tidak memberikan dot maupun kempeng
pada bayi yang menyusu.
10. Dukung pengembangan kelompok
pendukung ASI dan rujuk ibu kepada
mereka pada saat ibu pulang dari rumah
sakit.

Setiap bayi, bila diletakkan diatas


perut ibu segera setelah lahir,
memiliki kemampuan untuk
menemukan payudara ibu dengan
upaya sendiri dan menentukan kapan
untuk pertama kali akan menyusu

UNICEF, WHO dan WABA (World Alliance


for Breastfeeding Action) bersama
dengan masyarakat ilmiah memberikan
rekomendasi kuat untuk melakukan
Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 60
menit setelah kelahiran
Bukti ilmiah terkini menyatakan
bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat
mencegah 22% kematian bayi di
negara maju pada usia dibawah 1
bulan.

Segera setelah persalinan dan bayi


menangis serta bernafas dengan baik
Petugas kesehatan harus mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir
sebelum memegang bayi.
Segera keringkan bayi (kecuali tangan)
dengan kain bersih dan kering.
Kemudian bayi diperlihatkan pada ibu
dan tetap dekat dengannya dalam
kontak kulit ke kulit. Saat ini
memberikan kesempatan pada ibu
untuk mencium bayi dan membisikkan
adzan di telinga bayi.

Kemudian bayi diletakkan telungkup


diantara payudara ibu dengan kontak
kulit ke kulit. Bayi dan ibu diselimuti
dengan kain bersih dan kering agar
tetap hangat.
Jaga agar bayi dipegang erat oleh ibu
untuk mencegah bayi tidak terjatuh.
Bayi akan menjadi sangat waspada dan
responsif, segera setelah persalinan
dan ini adalah saat bayi berada dalam
tingkat insting tertinggi.
Kehangatan bayi dipertahankan dengan
kontak kulit ke kulit dengan ibu.

Rabaan juga memberikan rangsangan


kuat perkembangan syaraf.
Resiko infeksi pada bayi akan menurun,
karena bakteria yang aman dari ibu mulai
membentuk koloni pada kulit dan usus
bayi dan keadaan ini akan mencegah
pertumbuhan bakteri patogen.
Posisi ini akan memastikan adanya
stimulasi insting secara dini,
mempertahankan kehangatan, kasih
sayang, keamanan dan makanan.
Keadaan ini juga akan menimbul-kan
proses ikatan psikologis antara ibu dan
bayi.

Bila memungkinkan, angkat sedikit


kepala ibu dengan memberikan bantal
untuk memfasilitasi kontak mata antara
ibu dan bayi.
Tendangan kaki bayi akan memberikan
rangsangan pada uterus untuk
berkontraksi, yang akan menyebabkan
pengeluaran plasenta dan mengurangi
resiko terjadinya perdarahan.
Apabila bayi menyadari bahwa makanan
telah berada didekatnya, maka ia akan
mulai mengeluarkan ludah (salivasi).

Indera penciuman bayi telah


berkembang dengan baik. Bau dari
cairan yang dikeluar-kan puting susu
sama dengan bau air ketuban yang
mengelilingi bayi dalam rahim.
Masase pada puting susu yang
dilakukan bayi menyebabkannya
menonjol, sehingga akan membantu
perlekatan. Manipulasi puting susu juga
merangsang pengeluaran oksitosin
yang menyebabkan kontraksi uterus,
mengurangi resiko perdarahan
postpartum dan anemia pada ibu

Otot bahu, paha dan leher telah


berkembang untuk membantu bayi
bergerak.
Walaupun penglihatan masih terbatas,
bayi mampu untuk melihat areola. Bila
bayi mengangkat kepalanya, ia juga
mampu melihat wajah ibu.
Bayi mulai melakukan gerakan mulut.
Cairan air ketuban pada tangan bayi
akan menunjukkan arah ke puting susu.
Bayi kemudian meraih puting susu,
mengangkat kepalanya, dan melekatkan
mulut yang terbuka penuh pada puting.

What a beautiful moment of joy, untuk ibu


dan bayi! Bayi berhasil mencapai
tujuannya dalam waktu sekitar 10
menit. Pada umumnya bayi akan mampu
menyusu dalam waktu 30-60 menit.
Dan seperti hadiah yang lain dari alam,
hadiah ini juga datang tanpa biaya.
Keuntungan kesehatan dan nutrisi dari ASI
akan menyelamatkan jutaan bayi dan triliun
biaya perawatan kesehatan
ASI akan membentuk generasi dengan
kemampuan tumbuh kembang maksimal.

Keuntungan
INISIASI MENYUSU DINI

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi


bayi dan ibu
Mempertahankan kehangatan bayi
Mempercepat dan mengefektifkan
kemampuan menyusu dari bayi
Bayi mendapatkan kolostrum pada saat
menyusu pertama. Kolostrum
mengandung antibodi konsentrasi tinggi
(imunitas). Bayi juga mendapatkan koloni
kuman yang aman dari ibu, dimana
keduanya akan memberikan perlindungan
terhadap infeksi yang bermanfaat untuk
mempertahankan kehidupan bayi.

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi


bayi dan ibu
Membantu kontraksi uterus, pelepasan
plasenta yang lebih cepat, penurunan
jumlah kehilangan darah pada ibu dan
mencegah terjadinya anemia.
Menyebabkan kadar glukosa yang
lebih baik pada beberapa jam setelah
persalinan.
Pengeluaran mekonium lebih dini,
sehingga menurunkan intensitas
ikterus normal pada BBL.

Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi


bayi dan ibu
Keberhasilan menyusu awal dan
jangka panjang.
Memperbaiki kelekatan ibu dan bayi.
Mungkin memiliki peran dalam
mempercepat perkembangan susunan
syaraf bayi.

Untuk mendapatkan hasil optimal


Inisiasi Menyusu Dini
Diskusikan IMD pada konseling pra
persalinan. Anjurkan pemakaian baju yang
memungkinkan kontak kulit ke kulit pada
ibu saat persalinan.
Ajarkan tehnik IMD pada tenaga kesehatan.
Gunakan analgesia pada persalinan hanya
atas indikasi.
Bayi yang telah menangis dengan baik
tidak memerlukan penghisapan oro-nasal.
Segera keringkan bayi kecuali daerah
tangan.

Untuk mendapatkan hasil optimal


Inisiasi Menyusu Dini
Tunda memandikan bayi sampai 24 jam.
Jangan gunakan orogastric / nasogastric
tube atau melakukan penghisapan
lambung secara rutin pada bayi.
Tunda pemberian injeksi vit. K, Hepatitis
B, timbang bayi, pengukuran rutin,
memakaikan baju / membungkus bayi
sampai setelah 60 menit IMD
Bayi dan ibunya harus diselimuti dengan
selimut/kain, sehingga tetap hangat,
sementara dilakukan kontak kulit ke kulit.

Untuk mendapatkan hasil optimal


Inisiasi Menyusu Dini
Berikan bantal pada ibu agar terjadi
kontak visual antara ibu dan bayi.
Jangan mencuci / membersihkan
payudara sebelum IMD.
Lanjutkan kontak kulit ke kulit sampai
bayi selesai menyusu.
Bayi pada umumnya mampu menyusu
dalam 30-60 menit.

Untuk mendapatkan hasil optimal


Inisiasi Menyusu Dini
Bila setelah 60 menit atau lebih kontak
kulit ke kulit, bayi belum menyusu, atau
telah beberapa kali mencoba dan gagal
menyusu, pindahkan dengan hati-hati ke
dekat puting atau bantu untuk menyusu.
Jangan pindahkan ibu sebelum bayi
selesai menyusu.
Ayah atau keluarga dekat harus terlibat
dalam interaksi emosional ini. Bila tidak
memungkinkan, upayakan sesegera
mungkin.

Berapa banyak bayi berhasil


dalam IMD?
Total
babies
under
study

Completing
Early
Breastfeedi
ng Initiation

Reaching the
nipple but
needing help
to attach

Not moving
or not
reaching the
nipple

Widstrom,
1987

21

20

Righard,
1990

17

17

Varendi,
1994

30

25

Varendi,
1996

31

22

Study

Inisiasi Menyusu Dini berhubungan dengan


komponen sentral, motorik dan neuroendokrin syaraf, dimana semuanya secara
langsung dan tidak langsung membantu
bayi bergerak dan memfasilitasi
kehidupannya dalam dunia yang baru
Penciuman, penglihatan dan rasa
membantu bayi untuk mendeteksi dan
menemukan puting payudara.
Input yang didengar dan perabaan
membuat bayi merasa nyaman dalam
lingkungan yang mendukung untuk
menyusu.

Penciuman (olfactory)
Bayi akan lebih memilih payudara
yang tidak dicuci dibandingkan yang
dicuci, segera setelah lahir.
(Varendi et al, 1994)

Disamping sekresi ASI dan kolostrum,


puting dan areola penuh dengan
kelenjar yang memproduksi bau yang
merangsang bayi. Mencuci payudara
akan mengurangi atau menghilangkan
bau ini.

1-2% dari human genome dialokasikan


untuk memproduksi reseptor pada epitel
penciuman
Bau dari payudara ibu berfungsi sebagai
pheromone-like effect bagi bayi pada
upaya awal bayi untuk menentukan
dimana puting susu berada
Pengenalan dengan penciuman terjadi
pada tingkat awal, dimana bayi belajar
mengenali bau khas ibunya suatu proses
yang mungkin difasilitasi oleh pengeluaran
norepinephrine dan terbentuknya Locus
Coeruleus pada saat persalinan.
(Wineberg and Porter, 1998)

Cairan amnion mengandung beberapa


substansi yang sesuai dengan sekresi
payudara. Bayi menggunakan rasa dan
bau air ketuban di tangannya untuk
menghubungkannya dengan bau
sekresi lemak di puting yang serupa
dengan bau air ketuban.
(Klaus and Kennel, 2001)

Bayi menggunakan rasa dan bau air


ketuban ditangannya, untuk
menghubungkan antara substansi
lemak tertentu di puting dengan air
ketuban.

Visual
Illingworth (1987) melakukan review
pada beberapa penelitian tentang
kemampuan melihat pada BBL,
antara lain:
Dalam beberapa menit setelah lahir,
bayi akan mengikuti gerakan muka
dibanding-kan pola lain dengan
brightness yang sama.
Bayi akan melihat satu bintik hitam
pada latar putih lebih lama dari tiga
titik hitam pada latar putih

40 BBL, dalam median waktu 9 menit


memalingkan muka dan mata kearah benda
bergerak. Terdapat respons yang lebih baik
pada gambar yang jelas dibandingkan
gambar acak.
Penelitian diatas mengindikasikan bahwa
persepsi visual yang terorganisir adalah
kapasitas yang tidak perlu diajarkan
(unlearned capacity).
BBL dapat mengenali wajah ibunya
(Bushnell dkk, 1989) dan mampu mengikuti
gerakannya dalam jarak dekat (Brazelton &
Cramer, 1990).

Rasa (taste)
Air ketuban di tangan bayi mungkin
akan menjelaskan mengapa bayi
men-cium dan menghisap tangan
dan jari.
Bayi menggunakan rasa dan bau air
ketuban ditangannya, untuk menghubungkan antara substansi lemak tertentu di puting dengan air ketuban.
(Klaus and Kennel, 2001)

Pendengaran (auditory)
Suara ibu adalah sinyal akustik yang
paling kuat didalam lingkungan
amnion, bahkan untuk bayi kurang
bulan
BBL dan janin mengalami penurunan
denyut jantung bila mendengar suara
ibu. BBL memilih dan memberikan
perhatian pada suara ibu dan menyusu
lebih lama bila mendengar suara ibu
(DeCasper, Fifer 1980; Fifer, Moon, 1994)

Irama jantung ibu memiliki kemampuan


untuk menenangkan bayi. Suara jantung
buatan dengan frekuensi 70 kali per
menit pada beberapa hari pertama juga
mencegah penurunan berat badan
(Salk L, 1960; Salk L, 1962).

Pengalaman awal dengan suara


memiliki efek pada perkembangan otak
dalam bentuk perkembangan sistem
pendengaran dan perkembangan sosial
dan emosional di kemudian hari
(Fifer and Moon, 1994).

Perabaan (touch)
Kontak kulit-ke-kulit memberikan
kehangatan dan berbagai rangsangan
taktil, yang memberikan keuntungan:
Membantu mempertahankan suhu
Memfasilitasi adaptasi metabolik terutama
kadar glukosa dan keseimbangan asam-basa
Bayi lebih jarang menangis
Memfasilitasi kelekatan (bonding)
Menyebabkan pelepasan Oksitosin pada ibu
Memperbaiki IMD dan keberhasilan menyusui
jangka panjang
Christensson dkk. 1992, 1995; Widstrm dkk. 1990; Righard & Alade 1990; WHO
1998; DeChateau & Wiberg 1977

Komponen Sentral
Setelah kelahiran, bayi akan memasuki
fase tenang waspada (quiet alert
phase), yang merupakan fase pertama
perkembangan reaktivitasnya. Bila
bayi segera diletakkan ke dada ibu
dalam kontak kulit ke kulit maka bayi
akan menjadi tenang dan mulai
mengamati lingkungannya
DHarlingue & Durand, 2001

Bayi yang dipisahkan dari ibunya akan


menangis secara berlebihan.

Motor Outputs: Orofacial


Sekitar 30-40 menit setelah
persalinan, bayi akan mulai
menggerakan mulut, sering dengan
decakan bibir. Sering juga terlihat
gerakan menghisap tangan dan jari.
Setelah berhasil mencapai puting,
bayi akan melanjutkan
menyusu selama
sekitar 30 menit.
(Righard and Alade, 1990)

Output Motorik: Anggota gerak


bawah
Stepping Reflex akan membantu bayi
mendekati puting susu. Pijakan dari
kaki bayi di perut ibu akan membantu
pelepasan plasenta dan menurunkan
resiko perdarahan postpartum.
(Klaus and Kennel, 2001)

Output Motorik: Anggota gerak


atas
Saat bayi meraih puting akan timbul
stimulasi, pemanjangan dan
penarikan puting serta memfasilitasi
kelekatan.
(Klaus and Kennel, 2001)

Pada saat bayi meremas payudara


dan menyusu, sejumlah oksitosin
dan prolaktin akan dikeluarkan
kelenjar hipofise ke darah.

Output Motorik: Salivasi


Salivasi (mengeluarkan ludah)
terjadi sebagai antisipasi bahwa
makanan sudah berada didekat
bayi.

Komponen Neuro-endokrin
Oksitosin (sering disebut the love
hormone) dilepaskan ke sirkulasi
darah ibu oleh kelenjar hipofise
posterior (posterior pituitary gland).
Oksitosin diproduksi oleh neuron
hipotalamus dan diantarkan melalui
axon ke kelenjar hipofise posterior.
Oksitosin bertanggung jawab pada
pengeluaran ASI dan kontraksi rahim.

Oksitosin penting untuk inisiasi perilaku


ibu dan fasilitasi kelekatan antara ibu
dan bayi
(Klaus and Kennel, 2001)

Pada ibu akan menimbulkan sedikit rasa


mengantuk, kegembiraan (euphoria),
kenaikan ambang rangsang sakit dan
peningkatan rasa cinta pada bayi.
Ibu dengan kadar plasma oksitosin lebih
tinggi akan merasa lebih mengantuk
(Klaus and Kennel, 2001)

Kehangatan (warmth)
Ibu adalah sumber panas penting untuk
bayi yang merupakan bagian dari
program genetik untuk perilaku ibu
Hal ini terutama penting untuk negara
berkembang, dimana terdapat angka
kesakitan dan kematian bayi yang lebih
tinggi karena hipotermia.
Christensson et al (1992)

Kenyamanan (comfort)
Bayi dalam ranjang bayi akan menangis
lebih lama dibanding dengan bayi
dengan IMD.
Bayi akan merasakan sensasi yang sama
dengan beberapa minggu terakhir dalam
rahim posisi kaki bayi, tangis yang tidak
berlebihan dan kedekatan dengan ibu
serta kehangatan adalah keadaan yang
akan mempertahankan kehidupan bayi.
(Klaus & Kennel, 2001)

Adaptasi metabolik
Bayi dengan IMD memiliki kadar
gula darah 90 menit lebih tinggi
dan penyesuaian / penurunan
lebih cepat dari kenaikan asidosis
saat persalinan.
(Christensson dkk. 1992)

Keuntungan lain
Untuk ibu: Pelepasan plasenta
lebih cepat dan penurunan risiko
perdarah-an postpartum
Untuk ibu dan bayi: Bonding

Apa yang harus dilakukan dan


dihindari pada IMD
Untuk Ibu
Gunakan obat analgesia atas indikasi
saja
Jangan membasuh / payudara sebelum
bayi menyusu Do not wash / wipe breast
before feeding.
Angkat kepala ibu dengan bantal untuk
memfasilitasi kontak mata antara ibu dan
bayi
Jangan memindahkan ibu dari ruang
persalinan sebelum selesai menyusu dini

Apa yang harus dilakukan dan


dihindari pada IMD
Untuk bayi
Bayi yang menangis kuat tidak
memerlukan isap lendir
Keringkan segera bayi, kecuali
tangannya
Jangan melakukan isap lendir dengan
Do not pass orogastric / nasogastric
tube or do gastric suction as a routine.
Bayi dan ibu harus diselimuti untuk
mempertahankan kehangatan
disamping kontak kulit ke kulit

Apa yang harus dilakukan dan


dihindari pada IMD
Untuk bayi
Tunda pemberian injeksi vit. K,
Hepatitis B, menimbang dan
pengukuran bayi, membungkus bayi
setelah IMD
Tunda memandikan bayi sampai
setelah 24 jam
Lanjutkan kontak kulit ke kulit sampai
bayi selesai menyusu

Joint WHO / UNICEF Statement


(1989)

The newborn infant should


therefore be cleaned and dried
and placed over the mother's
abdomen for her to take and put
to her breast
Bayi baru lahir harus segera
dibersihkan dan dikeringkan serta
diletakkan di dada ibu agar
segera dapat menyusu

Inisiasi Menyusu Dini terdiri atas


dua komponen utama, kontak kulit
ke kulit dan upaya menyusu
(suckling)

Kontak kulit ke kulit dini dan


kesempatan untuk menyusu pada
satu jam pertama setelah
persalinan adalah dua hal yang
sama pentingnya.
Bayi harus diletakkan di dada ibu,
dan diberikan kesempatan untuk
menyusu secara dini, minimal
selama 60 menit setelah
persalinan.

Revised Global Criteria for Step


Four
At least 80% mothers confirm that
their babies were placed in skinto-skin contact with them
immediately or within five
minutes after birth and that this
contact continued for at least an
hour, unless there were medically
justifiable reasons for delayed
contact

Lakukan pertolongan
persalinan dan bukan
intervensi persalinan,
termasuk Inisiasi Menyusu
Dini, karena alam telah
merancangnya dengan
sempurna

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik


Kesehatan Reproduksi

Anda mungkin juga menyukai