Anda di halaman 1dari 23

Syarat Sebagai Konsultan Perencana

Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun


1984 untuk disebut sebagai pihak konsultan perencana, maka harus
memenuhi syarat-syarat administratif dan teknis.
1. Adapun syarat administratif sebagai berikut :
a. Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal, bentuk
badan hukum serta organisasi.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
c. Memiliki Nomor Wajib Pajak (NPWP).
d. Terdaftar pada panitia pengadilan atau departemen kehakiman
(tergantung bentuk usahanya).
e. Terdaftar pada badan perencana.
Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta
Karya) suatu konsultan harus memenuhi :
a) Mengisi formulir dan dokumen pendaftaran dengan
lampiran-lampiran :
Akte pendirian.
SIUJK.
NPWP.
Mempunyai referensi bank.
b). Bukti-bukti administratif
Pimpinan perusahaan atau cabang.
Menyanggupi untuk bertanggung jawab kepada semua
hasil perencanaan itu sendiri.
2. Syarat teknis
a. Memenuhi persyaratan tenaga-tenaga dalam bidang teknik
pembangunan yang dapat dibuktikan dalam ijazah keahlian,
pengalaman, dan referensi dari ahli perusahaan.
b. Memiliki nama perusahaan, persyaratan terdaftar pada Dirjen Cipta
Karya tersebut, umumnya hanya untuk bangunan-bangunan swasta
biasanya atas kepercayaan pemberi tugas dan diperkuat dengan bukti
:

SIUJK
Referensi bank
Referensi pengalaman kerja
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara,Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor :
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002, yang dapat meliputi tugas - tugas
perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari
A . Persiapan Perencanaan seperti :

mengumpulkan data dan informasi lapangan,


membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan
konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.
B . Menyusun Pra Rencana seperti :

rencana lay-out,
pra rencana termasuk program
konsep ruang
perkiraan biaya.
C . Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :

Rencana arsitektur / interior bangunan dan uraian konsep yang mudah


dimengerti oleh pemberi tugas.
Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya (bila disain
mengakibatkan terjadinya perubahan / berpengaruh terhadap struktur)
Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya (bila disain
mengakibatkan terjadinya perubahan / berpengaruh terhadap struktur)
Perkiraan biaya.
D . Penyusunan rencana detail antara lain membuat :

Gambar - gambar detail arsitektur, / interior, detail struktur, detail utilitas


yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS).
Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
Laporan akhir perencanaan.

E . Mengadakan persiapan pelelangan, seperti :

Membantu Pemimpin Proyek di dalam menyusundokumen pelelangan


Membantu Panitia Pengadaan menyusun program
Pelaksanaan pengadaan

G . Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan :

Menyusun Berita Acara Penjelasan


Evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan,
Melaksanakan tugas tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

H . Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan


melaksanakan kegiatan seperti :

Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada


perubahan.
Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.
Memberikan saran-saran.
Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

I . wewenang konsultan perencana adalah:

Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak pihak pelaksana


bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Menentukan warna dan jenis


pelaksanaan pembangunan.

material

yang

akan

digunakan

dalam

Agar pelaksanaan proyek pembangunan dapat berjalan dengan baik diperlukan


konsultan perencana yang bagus dalam menghasilkan setiap detail perencanaan
bangunan, misalnya gambar kontrak yang jelas tanpa adanya pertentangan
perbedaan antar gambar serta perbedaan gambar rencana dengan kondisi
dilapangan. selain itu dalam hal spesifikasi bangunan juga dijelaskan dengan detail
agar tidak terjadi hambatan dalam pemilihan material saat pekerjaan
pembangunan berlangsung.
Saat pelaksanaan pembangunan berlangsung pihak konsultan perencana dapat
membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-hal
yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana misalnya saat aproval

material atau pembuatan gambar shop drawing sebagai pedoman pelaksanaan


proyek. hal-hal yang sering menjadi permasalahan dari produk perencana misalnya
material yang telah ditentukan pada RKS sulit ditemukan pada saat pembangunan
atau harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor mengusulkan
persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti. masalah
lainya misalnya perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan
sehingga kontraktor membuat gambar perubahan yang memerlukan persetujuan
konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek sehingga diperlukan kerjasama
dan hubungan yang baik antara kontraktor dan konsultan perencana
Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana adalah :

Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar


rencana,rencana kerja dan syarat-syarat,hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.

Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak


kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.

Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana,rencana kerja dan syarat syarat.

Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.

Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

Tanggung Jawab Perencana


A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah sebagai berikut :

Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan


standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan - batasan yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK
ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku
untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk
bangunan gedung negara.

Kriteria Umum Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti
yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan
disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan kesimbangan
dan keserasian terhadap lingkungannya.
b. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan,
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur,
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa,
secara struktur stabil selama kebakaran sehingga :
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
ii. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
iii. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
5. Persyaratan Instalasi Listrik dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman dalam
menunjang terselenggaranya
b. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam banguanan gedung sesuai
dengan fungsinya
6. Persyaratan ventilasi dan pengkodisiaan udara.
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang


udara secara baik.
7. Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik.

AZAS - AZAS
Selain dari kriteria diatas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan
Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut :
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
B. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan
pelayanan kepada masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi
dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
E. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
PROSES PERENCANAAN
A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Proyek.

B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan


pokok yang harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang
ditetapkan dalam KAK ini.
C. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
perencanaan untuk siap dilelangkan adalah : 60 ( enam puluh) Hari Kalender
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.
INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi
Tugas termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi
Tugas, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan
perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab Konsultan Perencana.

PROGRAM KERJA.
A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara terperinci :
2. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah
tenaga yang diusulkan Konsultan Perencana untuk melaksanakan tugas
perencanaan, serta harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan. Program kerja secara
keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas, setelah
sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
pandangan/pertimbangan teknis dari Pemberi Tugas.
HASIL AKHIR
Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan. B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pemberi Tugas.

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM


I. Jenis Tugas dan Lingkup Pekerjaan Arsitek
Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan
Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut:
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan

Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap

ke
ke
ke
ke
ke
ke

1
2
3
4
5
6

:
:
:
:
:
:

Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap

Konsep Rancangan
Pra Rancangan / Skematik Desain
Pengembangan Rancangan
Pembuatan Gambar Kerja
Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Pengawasan Berkala.

Pelaksanaan tahapan-tahapan pekerjaan Perancangan dilaksanakan sebagai


berikut:
Setiap tahapan pekerjaan perancangan dapat dilaksanakan jika tahap
pekerjaan sebelumnya telah mendapat persetujuan penguna jasa.

Tahap 1 : Tahap Konsep Rancangan


(1) Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai
semua data dan informasi dari pengguna jasa yang terkait tentang kebutuhan
dan persyaratan pembangunan agar supaya maksud dan tujuan pembangunan
dapat terpenuhi dengan sempurna.
(2) Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan perancangan yang meliputi
pemeriksaan seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisis
dan pengolahan data yang menghasilkan:
a. Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data
primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan
proyek serta kendala persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku.
Setelah program rancangan diperiksa dan mendapat persetujuan pengguna
jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk konsep rancangan.
b. Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbanganpertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan
atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan
rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan
kendala proyek.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa konsep ini merupakan
dasar perancangan tahap selanjutnya.
Tahap 2 : Tahap Prarancangan / Skematik Desain
(1) Prarancangan
Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat
memenuhi persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan
gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar-gambar.
Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk diagram-diagram. Aspek kualitatif
lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi
penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan
pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis maupun gambargambar.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, arsitek akan
melakukan kegiatan tahap selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah untuk:

a. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas


program dan konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek.
b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.
c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan
serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.
d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap
ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.
Tahap 3 : Tahap Pengembangan Rancangan
(1) Pada tahap Pengembangan Rancangan, arsitek bekerja atas dasar
prarancangan yang telah disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan:
a. Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal, serta
disiplin terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya
baik terpisah maupun secara terpadu.
b. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan nilai
ekonomi.
c. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan,
kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram
sistem, dan laporan tertulis.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil
pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
digunakan oleh arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter bangunan
secara menyeluruh, pasti, dan terpadu.
b. Untuk mematangkan konsep rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya baik dari
segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu, dan ekonomi bangunan.
Tahap 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
(1) Pada tahap Pembuatan Gambar Kerja, berdasarkan hasil Pengembangan
Rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, Arsitek menerjemahkan

konsep rancangan yang terkandung dalam Pengembangan Rancangan


tersebut ke dalam gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang terinci
sehingga secara tersendiri maupun secara keseluruhan dapat menjelaskan
proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar-gambar kerja
dan tulisan spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan yang jelas,
lengkap dan teratur, serta perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan
biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas, tepat, dan terinci.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, Gambar
Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap
digunakan untuk proses selanjutnya.
(2) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi, agar supaya
konsep rancangan yang tergambar dan dimaksud dalam Pengembangan
Rancangan dapat diwujudkan secara fisik dengan mutu yang baik.
b.Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar supaya biaya dan waktu
pelaksanaan pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan
pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam
dokumen pelelangan dan dokumen perjanjian/kontrak kerja konstruksi.

Tahap 5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi


(1) Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi
Pada tahap ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam
bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan-(RKS) serta
Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of Quantity/BQ).
Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:
a. Pemilihan pelaksana konstruksi
b. Penugasan pelaksana konstruksi
c. Pengawasan pelaksanaan konstruksi
d. Perhitungan besaran luas dan volume serta biaya pelaksanaan
pembangunan yang jelas.

(2) Pada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara


menyeluruh atau secara sebagian dalam:
a. Mempersiapkan Dokumen Pelelangan;
b. Melakukan prakualifikasi seleksi pelaksana konstruksi;
c. Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang;
d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan;
e. Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi;
f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut;
g. Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan Pelaksanaan Konstruksi
kepada pengguna jasa
h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa dan Pelaksana
Konstruksi
(3) Sasaran tahap ini adalah:
Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang wajar dan
memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan sehingga Konstruksi
dapat dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan baik dan benar.
Tahap 6 : Tahap Pengawasan Berkala
(1) Dalam tahap ini:
a. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di lapangan
dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna jasa dan
Pelaksana Pengawasan Terpadu atau MK yang ditunjuk oleh pengguna jasa.
b. Dalam hal ini, arsitek tidak terlibat dalam kegiatan pengawasan harian atau
menerus.
c. Penanganan pekerjaan pengawasan berkala dilakukan paling banyak 1
(satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
sebulan.
(2) Apabila lokasi pembangunan berada di luar kota tempat kediaman arsitek,
maka biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjalanan arsitek ke
lokasi pembangunan, wajib diganti oleh pengguna jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau yang ditetapkan dan disepakati bersama
sebelumnya.
(3) Sasaran tahap ini adalah:
a. Untuk membantu pengguna jasa dalam merumuskan kebijaksanaan dan
memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk mendapatkan keputusan
tindakan pada waktu pelaksanaan konstruksi, khususnya masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rancangan yang dibuat oleh arsitek.

b. Untuk membantu Pengawas Terpadu atau MK khususnya dalam


menanggulangi masalah-masalah konstruksi yang berhubungan dengan
rancangan yang dibuat oleh arsitek.
c. Untuk turut memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai
dengan ketentuan mutu yang terkandung dalam rancangan yang dibuat oleh
arsitek.
II. Hak Milik dan Hak Kekayaan Intelektual
(1) Hak Milik
a. Hak kepemilikan atas setiap dokumen perancangan yang telah dibuat oleh
Arsitek, dalam setiap kondisi akan tetap berada pada Arsitek, termasuk setelah
penyelesaian proyek atau setelah pemutusan hubungan kerja, ataupun bila
rancangan yang telah diselesaikan tersebut tidak direalisasikan.
b. Dokumen Perancangan tersebut baik sebagian maupun keseluruhan tidak
diperkenankan digunakan oleh pengguna jasa untuk proyek lain ataupun
ditambahkan pada proyek yang bersangkutan kecuali atas seizin dari arsitek
dengan suatu persetujuan tertulis, dan dengan kesepakatan penambahan
imbalan jasa atas penggunaan dokumen tersebut sesuai dengan ketentuan
imbalan jasa.
(2) Hak Perwujudan Rancangan
a. Hak perwujudan adalah hak untuk merealisasikan atau mewujudkan suatu
rancangan arsitektur menjadi suatu wujud karya arsitektur yang nyata.
b. Pengguna Jasa mendapatkan hak perwujudan rancangan sebanyak 1 (satu)
kali setelah memenuhi kewajiban membayar imbalan jasa atas penugasan
untuk pembuatan rancangan arsitektur dan segala sesuatu yang menyangkut
penugasan tersebut kepada arsitek.

c. Perwujudan ulang berdasarkan rancangan arsitektur dengan atau


tanpa perubahan apapun, wajib memberitahukan dan dengan persetujuan
tertulis dari arsitek dan dengan imbalan jasa sesuai ketentuan imbalan jasa
perwujudan ulang rancangan arsitektur yang berlaku.
(3) Tanda Nama
Arsitek berhak untuk membubuhkan tanda nama arsitek pada gambar
arsitektur
(4) Hak Dokumentasi dan Hak Penggandaan

a. Arsitek memiliki hak dokumentasi termasuk membuat gambar-gambar atau


foto-foto maupun rekaman dalam bentuk lainnya baik keadaan di dalam
maupun di luar bangunan hasil rancangannya.
b. Hanya arsitek yang memiliki hak penggandaan atas gambar-gambar
rancangan arsitektur yang dibuatnya.
(5) Hak Kekayaan Intelektual meliputi hak-hak di atas diatur sesuai dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara
lain:
a. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;
b. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten;
c. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek;
d. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri; dan
e. Peraturan Perundang-undangan yang mengatur Hak Kekayaan Intelektual
lainnya.

KEGIATAN PENGAWASAN
A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan
Gedung Negara, berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

45/PRT/M/2007

tanggal

27

Desember

2007

tentang

Pedoman

Teknis

Pembangunan Bangunan Gedung Negara.


B.

Lingkup Kegiatan tersebut antara lain :


1.

Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi


yang akan dijadikan dasar pengawasan pekerjaan dilapangan.

2.

Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

3.

Mengawasi

pelaksanaan

pekerjaan

konstruksi

dari

segi

kualitas,

kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.


4.

Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan


persoalan yang terjadi selama proses pelaksanaan konstruksi.

5.

Menyelenggarakan

rapat-rapat

lapangan

secara

berkala,

membuat

laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan masukan


hasil-hasil rapat lapangan, laporan harian, mingguan, dan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pemborong.
6.

Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan,


serah terima pertama dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi.

7.

Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built


Drawing) sebelum serah terima pertama.

8.

Menyusun

daftar

cacat/kerusakan

sebelum

serah

terima

pertama,

mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan laporan akhir


pekerjaan pengawasan.
9.

Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan ketika terjadi


keterlambatan pekerjaan dan/atau ditemukan ketidak sesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.

TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


A. Konsultan pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa
pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.

B.

Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :


1.

Kesesuaian

pelaksanaan

konstruksi

dengan

dokumen

pelelangan

/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan


pedoman teknis yang berlaku.
2.

Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan


yang berlaku.

3.
C.

Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.

Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan


sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional
pengawasan yang terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.

KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud
pada KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
A.

PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN


Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh pejabat pembuat komitmen.

B.

PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk
kelancaran

pelaksanaan

baik

yang

menyangkut

macam,

kualitas

dan

kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan
yang berlaku.
C.

PERSYARATAN FUNGSIONAL

Pekerjaan

pengawasan

konstruksi

fisik

harus

dilaksanakan

dengan

profesionalisme yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara


fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
D.

PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E.

PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA


Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku
antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan
yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang

termuat

45/PRT/M/2007

dalam
tanggal

Keputusan
27

Menteri

Desember

Pekerjaan

2007

tentang

Umum

Nomor

Pedoman

Teknis

Pembangunan Bangunan Gedung Negara.


3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan
dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.
PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN
A.

UMUM

Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh


pengelola kegiatan agar fungsi dan tangung jawab konsultan pengawas
dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana
yang diharapkan oleh pemberi tugas.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS

Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang


sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan, secara garis besarnya yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan
b. Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada pengelola kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana konsultan pengawas dilengkapi
dengan tanda pengenal (id-card) yang dikeluarkan oleh BBLK Jakarta.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
a.

Melaksanakan

pekerjaan

pengawasan

secara

umum,

pengawasan

lapangan, koordinasi dan inpeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar


pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara
terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang kedua
kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan, dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai engan
jadwal yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.

e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan


penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak,

dapat

langsung

disampaikan

kepada

pemborong,

dengan

pemberitahuan tertulis kepada pengelola kegiatan.


f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana pekerjaan dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.
3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pelaksana Pekerjaan serta unsur wilayah (jika diperlukan)
dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul
dalam pelaksanaan baik secara teknis maupun sosial untuk kemudian
membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 (satu) hari kerja
kemudian.
4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis
teknologis kepada Pejabat Pembuat Komitmen mengenai volume presentasi
dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
pemborong.
b.

Melaporkan

kemajuan

pekerjaan

yang

nyata

dilaksanakan

dan

dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.


c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan

juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong


(Shop drawing).
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan Berita
Acara kemajuan pekerjaan penyerahan pertama dan kedua serta formulirformulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan,
serta keperluan pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.
MASUKAN
A. INFROMASI
1. Untuk melaksanan tugasnya konsultan pengawas harus mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
2. Konsultan

pengawas

harus

memeriksa

kebenaran

informasi

yang

digunakan dalam pelaksnaaan tugasnya, baik yang berasal dari kegiatan


maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pengawasan/kelalaian pekerjaan
sebagai

akibat

dari

kesalahan

informasi

menjadi

tanggung

sepenuhnya dari konsultan pengawas.


3. Informasi pengawasan antara lain :
a. Dokumen pelaksanaan yaitu :
- gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Berita acara aanwijzing sampai dengan penunjukan pemborong
- Dokumen kontrak pelaksanaan/pemborongan

jawab

b. Bar Chart dan S-Curve serta Net work Planning dari pekerjaan yang dibuat
oleh pemborong (setelah disetujui)
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan
d.

Peraturan-peraturan,

standard

dan

pedoman

yang

berlaku

untuk

pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak


pengawasan mutu pekerjaan dll.
e. Informasi lainnya.

SUMBER - SUMBER
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2011/12/hak-dan-kewajibankonsultan-perencana.html
file:///C:/Users/USER/Downloads/KAK_Perencanaan-libre.pdf
http://www.iai-jakarta.org/?scr=15.01
https://comelan.wordpress.com/2009/08/28/tugas-kontraktor-pengawas-jasakonstruksi/
http://www.ilmusipil.com/konsultan-pengawas-dalam-pelaksanaan-proyek

ASPEK HUKUM DAN ETIKA


PROFESI
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
DOSEN

: Rahmat Widodo, ST,MT

KELOMPOK
ANGGOTA

NIM

- DENDY PANDU WIRAWAN

41212010048
-

Anda mungkin juga menyukai