memahami proses sertifikasi ini. Proses sertifikasi tiap badan sertifikasi bisa
berbeda, terutama istilah yang digunakan, tetapi alur utamanya tidak akan
jauh berbeda dengan apa yang kami tampilkan.
Tahap A (Pra-Sertifikasi)
Aktivitas utama disini adalah desk-audit atau ada juga yang menyebutnya
preliminary-audit atau stage-1 audit. Disini, badan sertifikasi akan meminta
kita untuk mengirimkan beberapa dokumentasi yang mereka butuhkan,
umumnya Pedoman Mutu, Prosedur-Prosedur, Business Process Mapping,
Struktur Organisasi.
Nah, Anda dapat berkomunikasi dengan mereka terkait apa yang DAPAT
(baca: boleh) Anda berikan dan apa yang TIDAK DAPAT (baca: tidak boleh)
Anda berikan. Jika Anda merasa bahwa ada beberapa dokumentasi yang tidak
boleh keluar dari organisasi Anda, sampaikan kepada mereka, walaupun
mereka sendiri memiliki perjanjian kerahasiaan data.
Jika tidak ada hal-hal yang menurut mereka tidak sesuai atau tidak konsisten
pada saat preliminary audit ini, mereka akan meminta kita untuk melakukan
tindakan perbaikan yang relevan. Setelah hal ini acceptable bagi mereka,
maka kita akan lanjut ke tahap Sertifikasi.
Oh ya, jika Anda merasa bahwa Anda memerlukan pre-audit, Anda juga dapat
meminta badan sertifikasi untuk melakukan hal ini. Audit ini tidak
mempengaruhi keputusan sertifikasi, audit ini hanya bertujuan memberikan
gambaran kondisi implementasi QMS organisasi kita saat ini. Pre-Audit ini
merupakan sesuatu yang tidak wajib (optional). Ingat, proses ini
Tahap B (Sertifikasi)
Aktivitas utama disini tentu saja proses sertifikasi. Pada hari terakhir audit,
mereka akan mengnformasikan kepada kita apakah mereka melihat ketidak
sesuaian yang dikategorikan major atau tidak. Jika pada tahap ini kita
dianggap memiliki ketidak sesuaian major, maka kita akan diminta untuk
melakukan tindakan perbaikan terlebih dahulu.
Di setiap surveillance audit selalu ada 2 kemungkinan keputusan. Entah disuspend atau sertifikasi dilanjutkan. Suspense terjadi (sama seperti pada
audit sertifikasi) yakni jika terjadi temuan major.