B.
1.
2.
3.
4.
5.
A. Pengertian
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai
janin hingga meninggal. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang usia
manusia, akan tetapi perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anakanak 0 tahun hingga 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan
peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan
perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas motorik halus
dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang maupun lingkungan
disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata
maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai dengan
lingkungan tempat anak tumbuh. Sebagai contoh anak yang terbiasa berkomunikasi dengan
bahasa Jawa maka diharapkan anak bisa mendengar dan berkomunikasi dengan bahasa jawa.
Perkembangan bahasa secara normal pada anak dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu:
Umur 1 tahun : dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan
suara binatang, menyebutkan nama papa, mama. Dalam berbicara 25 % kata-katanya tidak
jelas dan kedengarannya tidak biasa (unfimiliar).
Umur 2 tahun : dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan bahasa
kurang-lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata saya, milikku. 50 % kata-kata
konteksnya masih belum jelas.
Umur 3 tahun : berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat
menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75 % kata-kata
dan kalimat jelas.
Umur 4-5 tahun ; memiliki 1500 - 2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar
terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan lengkap baik,
kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100 % kata-kata sudah jelas
dan beberapa ucapan masih belum sempurna.
Umur 5 - 6 tahun ; memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan mengapa.
C. Kegagalan yang sering ditemukan pada komunikasi selama perkembangan anak adalah:
1. Kesalahan dalam bahasa
a. Kesalahan dalam mengartikan suatu kata :
b. Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat
c. Kesalahan bentuk kata
2. Kegagalan bicara
a. Gagap
Umur 2 tahun ; kesalahan dalam mengartikan kata-kata , kesulitan dalam mengikuti ucapan,
gagal dalam berespon terhadap suara.
Umur 3 tahun ; bicara yang tidak jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata, lebih banyak
menggunakan vocal dibanding konsonan.
Umur 5 tahun ; Struktur kata tidak benar.
3.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2- 3 tahun yang mengalami gangguan bicara:
1. Data Subyektif :
a. Pada anak yang mengalami gangguan bahasa:
Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan.
Siapa yang mengasuh dirumah
Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah
Apakah pernah diajar mengucapkan kata-kata
Apakah anak saudara mengalami kesulitan dalam menyususn kata-kata
b. Pada anak yang mengalami gangguan bicara :
Apakah anak anda sering gagap dalam mengulang suatu kata
Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau
mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
Apa yang anda lakukan jika hal diatas ditemukan. ?
Apakah anak anda pernah/sering mengilangkan bunyi dari suatu kata.
Apakah anak anda sering menggunakan akata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang
hampir sama dalam suatu kata ?
Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi
antenatal (rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma
kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak)
2. Data obyektif :
Kemampuan menggunakan kata kata
Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara ).
Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa
Umur anak
Kemampuan membuat kalimat
Kemampuan mempertahankan kontak mata
Kehilangan pendengaran (kerusakan indera pendengaran)
Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi
Gangguan fungsi neurologis.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Diagnose keperawatan :
Diagnose keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi:
Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan gangguan pendengaran
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan hambatan bahasa
Kecemasan orang tua Sehubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kecemasan
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan
sistem saraf pusat.
I.
C. Tindakkan Keperawatan
Diagnose
Gangguan komunikasi
verbal Sehubungan dengan
kurangnya stimulasi bahasa
Tindakan
Rasional
- Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi diniAgar stimulasi tetap diterima anak sesuai
Gangguan komunikasi
dengan perlembangan mental anak
verbal Sehubungan dengan dengan benda-benda atau dengan
menggunakan bahasa isyarat serta biasakan yang didasarkan atas kemampuan
gangguan pendengaran
anak melihat artikulasi orang tua dalam
penerimaan anak terhadap informasi
berbicara.
Perhatikan kebersihan telinga anak
Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk
penggunaan alat bantu dengar
Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
hambatan bahasa
yang diberikan
Ganguan pendengaran sering
disebabkan oleh adanya hambatan
pendengaran akibat adanya kotoran
ditelinga.
Alat bantu dengar diharapkan mampu
mengatasi hambatan pendengaran
pada telinga anak.
Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kerusakan fungsi alat-alat
tikulasi
Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kecemasan
Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kurangnya kemampuan
memori dan kerusakan
sistem saraf pusat.
TINJAUAN KASUS
1.
PENGKAJIAN
Register : 10045067
Orang tua :
Ayah
Nama
:
Luluk
Agama
:
Islam
Suku bangsa :
Jawa
Pendidikan
:
D-III
Pekerjaan
:
Pegawai RSU
Alamat:
Kedung Sroko 111 telp. (031) 5937601
Ibu
Luluk
Islam
Jawa
PT
PNS
Dada : normal; dada simetris, gerakan simetris, RR : 20 X/mnt, N : 88 X/mnt, S : 36,9 derajat
Celcius, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, retraksi (-). S1 dan S2 normal. Pembesaran jantung (-).
d. Abdomen : normal ; peristaltik 5 X/mnt, turgor baik, distensi (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba, sky bala (-), flatus +. Ascites (-). Keringat (+).
e.
Tulang belakang : normal ; spina bipida (-), tulang belakang intak, skoliosis (-), lordosis (-),
kiposis (-). Kulit baik..
f.
Ektremitas : normal ; reflek fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot normal, udema (-),
paresa (-), sensibilitas (+), motorik (+), keluhan nyeri (-). Polidaktili (-), simian line (-).
g. Kelamin : tidak diperiksa karena anak menolak.
E. Analisa data :
Karakteristik Data
Data subyektif :
Anak 2,8 tahun belum bisa berbicara, dirumah
anak jarang diajar bicara oleh orang tua
karena kesibukan masing dan anak sulit
memusatkan perhatian. Saya baru menegetahui
bahwa anak saya mengalami keterlambatan
bicara dari teman saya. Apakah anak saya tidak
bisu ?, berapa lama anak saya akan berobat. .
Komunikasi dengan bahasa Indonesia dan
jawa. Orang tua sering sulit menterjemahkan
permintaan anak.
Data obyektif :
- Anak hanya bisa bilang papa pada umur 2
tahun 4 bulan.
- Ibu bicara dengan bahasa jawa dan Indonesia.
- Anak sulit diajak memusatkan perhatian pada
suatu obyek. Ibu tampak gugup bila menjawab
pertanyaan.
- Anak baru pertama diperiksakan.
Data Subyektif :
Data obyektif :
Anak pada awalnya kooperatif tetapi
kemudian menangis jika diperiksa,
Etiologi
Kurangnya informasi
Masalah
Kurangnya pengetahuan tentang
keterlambatan bicara pada anak,
penanganan serta kemungkinan
prognosenya.
Kecemasan anak
F. Diagnose keperawatan :
1. Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan,
serta lamanya pengobatan Sehubungan dengan kurangnya informasi
2. Kecemasan pada anak Sehubungan dengan pemeriksaan yang lama
G. Rencana keperawatan
Hari/ta
Diagnose
nggal
Rabu, 9
Mei 2001
Tujuan
Tindakan
Kurangnya pengetahuan
Setelah diberikan tindakan selama - HE tentang penyakit anak, kemungkinan
tentang keterlambatan
15 menit ibu tahu :
penyebab, lama penanganan serta
bicara pada anak, tindakan -Keterlambatan bicara yang terjadi
kemungkinan hasil penanganan.
yang akan dilakukan, serta pada anaknya.
lamanya pengobatan
- Ibu kooperatif.
- Ibu diberi tahu tentang jenis pemeriksaan
Sehubungan dengan
- Ibu bersedia melanjutkan
yang harus dilakukan untuk memastikan
kurangnya informasi
pemeriksaan penunjang yang
penyebab gangguan bicara poda anak,
diperlukan.
seperti lab, dan EEG.
- Ibu bersedia ikut serta merawat - Jelaskan tentang cara untuk mencegah
anak dirumah.
kondisi anak lebih buruk dengan
- Jinaknya.
memberikan stimulasi secara terus
menerus di rumah.
Rabu, 9
Mei 2001
Rasional
- Ibu akan tahu
dan dengan
demikian akan
menambah
pengetahuan ibu
yang pada ajhirnya
dapat mengurangi
kecemasan pada
ibu.
- Dengan
penjelasan manfaat
pemeriksaan untuk
kepentingan anak,
maka ibu akan
lebih kooperatif.
- Dengan stimulasi
bahasa yang
adekuat oleh orang
tua dan keluarga
diharapkan
keterlambatan anak
tidak tambah parah,
sambil menunggu
hasil pemeriksaan
tamabahan.
-Untuk meningkatkan rasa percaya
dan menarik perhatian anak.
- Untuk
mengurangi trauma
dan me-ningkatkan
H. Tindakan Keperawatan
DX
1
HariTgl
/Jam
Tindakan
Evaluasi
-Ibu mau mengerti
Perkembangan
Tanggal 11/5/2001
S=O + ibu datang kembali untuk
pemeriksaan EEG dan
darah anaknya.
A. Pengetahuan orang tua
sudah bertambah.:
P:
- Ibu bersedia
- Ibu bersedia
- Ibu bersedia
2
a)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th. Edition, Lippincott,
Philadelpia, New York.
Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and Practice , 5 th Edition,
Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New York.
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book, Philadelpia.
Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby Year Book,
Philadelpia.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
dahulu,
masalah
perkembangan
anak
telah
mendapat
banyak
sering
dalam
perkembangan
ucapan
serta
bahasanya
kelak
mungkin
gangguan bahasa sebanyak 75% dari kasus yang lain seperti malnutrisi,
retardasi mental dan ADHD (hiperaktif dan autisme).
Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari,
sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.
Contohnya pada seorang anak yang tuli konduktif tetapi cerdas yang terlambat
mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberikan kesempatan
mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum usia
3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang
dapat dimengerti. jelas dan terang telah hilang.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai pengelolaan dan
deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler
dengan harapan bahwa dengan dilakukannya skrining melalui DDST dapat
diketahui secara lebih dini mengenai keterlambatan perkembangan bicara dan
bahasa. Sehingga dapat segera ditanggulangi dengan berbagai macam alternatif
baik terapi bicara maupun pengobatan.
B.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu mengelola dan melakukan
deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu :
a.
Menjelaskan perkembangan bicara dan bahasa yang normal pada anak usia
todler
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Menjelaskan
penatalaksanaan
anak
usia
todler
dengan
gangguan
Melakukan pengelolaan dan deteksi dini pada anak usia todler yang
mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Perkembangan anak
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih, 1994).
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak.
Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor,
psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak.
B.
Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia
toddler adalah sebagai berikut :
Umur
12 bulan
15 bulan
18 bulan
Dapat
mengetahui
danLebih banyak menggunakan
mengenali gambar-gambarkata-kata daripada gerakan,
obyek yang sudah akrabuntuk
mengungkapkan
dengannya,
jika
obyekkeinginannya.
disebut namanya
21 bulan
24 bulan
Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak
meningkat 2 kata perhari.
d. 30 bulan
C.
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak,
yaitu:
1.
Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down,
sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2.
Faktor Lingkungan
D.
1.
Usia 12 15 bulan
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Usia 15 18 bulan
a.
b.
c.
3.
Usia 18 24 tahun
a.
Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan dilihatnya
b.
Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat
c.
d.
4.
Usia 2 3 tahun
a.
Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita membaca
buku.
b.
c.
d.
e.
E.
berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat
menolong anak dalam masalah bahasa. (Jeniffer Fusco, 2002)
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang
dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995).
Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang
yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan
ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam
suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar
di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya
akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa
diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang
diberikan;
gerakan
yang
diperlihatkan
anak
untuk
mengkomunikasikan
F.
Penyebab
1.Lingkungan
a.
c.
d.
Tekanan keluarga
Keluarga bisu
Terlambat
Gagap
Terlambat pemerolehan bahasa
pemerolehan
struktur
2.Emosi
a.
b.
c.
gangguan
Terlambat
atau
perkembangan bahasa
gangguan
3.Masalah Pendengaran
a.
Kongenital
b.
Didapat
Terlambat/gangguan
permanen
bicara
yang
Terlambat/gangguan
permanen
bicara
yang
Terlambat bicara
Terlambat bicara
4.Perkembangan terlambat
a.
b.
c.
Perkembangan lambat
Perkembangan lambat, tetapi
masih dalam batas rata-rata
Retardasi mental
5.Cacat bawaan
a.
Palatoshciziz
b.
Sindrom Down
6.Kerusakan otak
a.
b.
Kelainan neuromuskular
Kelainan sensorimotor
c.
Palsi serebral
d.
Kelainan Persepsi
Terlambat
dan
kemampuan bicaranya
terganggu
Mempengaruhi
kemmapuan
mengisap, menelan, mengunyah dan
akhirnya timbul gangguan bicara dan
artikulasi seperti disartia
Mempengaruhi
kemampuan
mengisap
dan menelan, akhirnya
menimbulkan
gangguan
artikulasi
seperti dispraksia
Berpengaruh pada pernafasan,
makan dan timbul juga masalah
artikulasi yang dapat mengakibatkan
disartia dan dispraksia
Kesulitan
membedakan
suara,
mengenal
bahasa,
simbolisasi,
mengenal
konsep,
akhirnya
menimbulkan
kesulitan
belajar
disekolah.
Interaksi
antar
personal
merupakan
dasar
dari
semua
komunikasi
dan
Sistem masukan/input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari
anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara.
Anak deng otitis media kronik dengan penurunan daya pendengaran akan
mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan
bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik
dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis,
rubella, tolsoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi
telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia
sensorik (terjadi kegagalan , integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu
pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa juga akan
berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang berat, demikian
juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan tejadi gangguan artikulasi.
3.
4.
Sistem Produksi
Sistem produksi suara seperti laring, hidung, struktur mulut dan mekanisme
neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,
bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara
lewat laring, faring dan rongga mulut.
Menurut Jeniffer Fusco (2002) etiologi dari gangguan bahasa karena
kehilangan pendengaran, infeksi kronik telinga, stroke atau trauma otak,
syndroms, retardasi mental, riwayat injuri otak selama prenatal, intranatal dan
postnatal, ketidakmampuan untuk memahami dan berbahasa, gangguan proses
auditory, keterlambatan perkembangan pada bayi prematur, kelemahan atau
gangguan motorik, gangguan proses sensory, dan gangguan otot. Dalam
Sedang
Berat
disfraksia verbal
anak mengerti sefala sesuatu yang dikatakan kepadanya, mereka lebih sering
menunjuk daripada bicara
anak bicara dengan kata-kata dan frase yang susah dimengerti bahkan pada
orang-orang yang sering kontak dengannya sehingga menimbulkan rasa marah
dan frustasi bagi si anak.
anak berbicara sulit dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak dari
mereka yang autistik.
anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun kadangkadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain dan miskin dalam
artikulasi kata-kata.
Anak dapat berbicara lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai satu
topik.
Aram D.M (1987) dan Towne (1983) gejala-gejala anak dengan gangguan
bahasa adalah sebagai berikut :
1.
Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya
terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.
2.
Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya
sendiri.
3.
Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata
jangan, da-da, dan sebagainya.
4.
5.
Pada usia 2 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk,
kemari, berdiri)
6.
7.
8.
Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri ari
2 buah kata.
9.
H.
akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil
kemungkinan
kelainan
pada
masa
sekolah
antara
lain
yang
dengan
Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merahkuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan
pensil.
b.
Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3
6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
c.
Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis
berdasarkan
umur
kronologis,
yang
memotong
garis
horisontal
tugas
Abnormal
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Meragukan
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Setelah terdeteksi terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka
dapat dicarai penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli
konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak
yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada
anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak
dengan
gangguan
gangguan
bicara
fonologi
pada
biasaya
anak
yang
prognosisnya
itelegensinya
lebih
baik.
normal
Sedangkan
perkembangan
bahasanya lebih baik daripada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak
dengan gangguan yang multipel terutama dengan gangguan pemahaman,
gangguan bicara ekspresif atau kemampuan naratif yang tidak berkembang
pada usia 4 tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada usia 5,5
tahun.
Berikut ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa menurut Blager (1981) :
Masalah
Penatalaksanaan
Rujukan
Meningkatkan stimulasi
Lingkungan
a.
Sosek rendah
Konseling keluarga
b.
Tekanan
Keluarga
c.
Keluarga bisu
d.
Bahasa
Bilingual
Mengurangi tekanan
Kelompok BKB
Meningkatkan stimulasi
Menyederhanakan
masukan bahasa
Emosi
a.
Ibu
tertekan
yang
b.
Gangguan
serius
pada
Meningkatkan stimulasi
Meningkatkan
emosi anak
status
Konseling,
BKB/bermain
Psikoterapi
kelompok
keluarga
c.
Gangguan
serius
Masalah
Pendengaran
a.
Kongenital
b.
Didapat
Meningkatkan
emosi anak
status
Psikoterapi
Audiologist/ahli THT
Audiologist/ahli THT
Perkembangan
lambat
a.
Dibawah
rata-rata
Meningkatkan stimulasi
Perkembangan
terlambat
Meningkatkan stimulasi
Maksimalkan potensi
Program khusus
b.
c.
Retardasi
mental
Cacat bawaan
a.Palatum
sumbing
b.
Down
Sindrom
Ahli
operasi
terapi
setelah
Kerusakan otak
a.Kerusakan
neuromuskular
Atasi
masalah makan
Rujuk ke ahli terapi
dan
meningkatkankerja,
ahli
gizi,
ahli
kemampuan bicara anak
patologi wicara
Mengatasi
masalah
Rujuk ke ahli terapi
b. Sensorimotor makan dan meningkatkankerja, ahli gizi, ahli terapi
kemampuan bicara anak
wicara
Mengoptimalkan
kemampuan fisik kogntitif
c.Palsi
Serebralis
d.
Rujuk
rehabilitasi,
Mengatasi
masalahwicara
keterlambatan bicara
ke
ahli
ahli
terapi
Masalah
persepsi
DAFTAR PUSTAKA
Jeniffer
Fusco
2002,
Fruequently
Asked