Anda di halaman 1dari 29

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH DELAYED)

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG (SPEECH


DELAYED)
Konsep dasar

B.
1.
2.
3.
4.

5.

A. Pengertian
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai
janin hingga meninggal. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan terjadi sepanjang usia
manusia, akan tetapi perkembangan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anakanak 0 tahun hingga 21 tahun. Pertumbuhan mencakup segala hal yang berhubungan dengan
peningkatan jumlah maupun sel dari seluruh sistem dalam tubuh manusia. Sedangkan
perkembangan cenderung ditujukan pada makin matangnya kemampuan aktivitas motorik halus
dan kasar, makin meningkatnya kemampuan sosial anak dengan orang maupun lingkungan
disekitarnya serta makin banyaknya kemampuan anak dalam menguasai perbendaharaan kata
maupun mengertikan dan menyusun suatu tata bahasa yang bisa diterima sesuai dengan
lingkungan tempat anak tumbuh. Sebagai contoh anak yang terbiasa berkomunikasi dengan
bahasa Jawa maka diharapkan anak bisa mendengar dan berkomunikasi dengan bahasa jawa.
Perkembangan bahasa secara normal pada anak dapat dibagi dalam beberapa fase yaitu:
Umur 1 tahun : dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh menirukan
suara binatang, menyebutkan nama papa, mama. Dalam berbicara 25 % kata-katanya tidak
jelas dan kedengarannya tidak biasa (unfimiliar).
Umur 2 tahun : dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan bahasa
kurang-lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata saya, milikku. 50 % kata-kata
konteksnya masih belum jelas.
Umur 3 tahun : berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat
menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75 % kata-kata
dan kalimat jelas.
Umur 4-5 tahun ; memiliki 1500 - 2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan benar
terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan lengkap baik,
kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100 % kata-kata sudah jelas
dan beberapa ucapan masih belum sempurna.
Umur 5 - 6 tahun ; memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan mengapa.

C. Kegagalan yang sering ditemukan pada komunikasi selama perkembangan anak adalah:
1. Kesalahan dalam bahasa
a. Kesalahan dalam mengartikan suatu kata :
b. Kesalahan dalam mengorganisir kata dalam kalimat
c. Kesalahan bentuk kata
2. Kegagalan bicara
a. Gagap

b. Kekurangan dalam artikulasi


c. Kerusakan alat artikulasi
D. Macam-macam kegagalan bicara yang sering ditemukan pada anak-anak adalah:
1.
2.

Umur 2 tahun ; kesalahan dalam mengartikan kata-kata , kesulitan dalam mengikuti ucapan,
gagal dalam berespon terhadap suara.
Umur 3 tahun ; bicara yang tidak jelas, kegagalan menggunakan 2 atau 3 kata, lebih banyak
menggunakan vocal dibanding konsonan.
Umur 5 tahun ; Struktur kata tidak benar.

3.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2- 3 tahun yang mengalami gangguan bicara:
1. Data Subyektif :
a. Pada anak yang mengalami gangguan bahasa:
Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan.
Siapa yang mengasuh dirumah
Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah
Apakah pernah diajar mengucapkan kata-kata
Apakah anak saudara mengalami kesulitan dalam menyususn kata-kata
b. Pada anak yang mengalami gangguan bicara :
Apakah anak anda sering gagap dalam mengulang suatu kata
Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau
mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
Apa yang anda lakukan jika hal diatas ditemukan. ?
Apakah anak anda pernah/sering mengilangkan bunyi dari suatu kata.
Apakah anak anda sering menggunakan akata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang
hampir sama dalam suatu kata ?
Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?

Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi
antenatal (rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma
kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak)
2. Data obyektif :
Kemampuan menggunakan kata kata
Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara ).
Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa
Umur anak
Kemampuan membuat kalimat
Kemampuan mempertahankan kontak mata
Kehilangan pendengaran (kerusakan indera pendengaran)
Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi
Gangguan fungsi neurologis.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Diagnose keperawatan :
Diagnose keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi:
Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
Gangguan komunikasi verbal Sehubungan dengan gangguan pendengaran
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan hambatan bahasa
Kecemasan orang tua Sehubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kecemasan
Gangguan komunikasi Sehubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan
sistem saraf pusat.

I.

C. Tindakkan Keperawatan
Diagnose
Gangguan komunikasi
verbal Sehubungan dengan
kurangnya stimulasi bahasa

Tindakan

Rasional

Lakukan latihan komunikasi dengan


Latihan bicara yang sesuai dengan
memperhatikan perkembangan mental anak perkembangan anak akan menghindari
ekploatasi yang berakibat penekanan
fungsi mental anak.
Lakukan komunikasi secara komprehensif
baik verbal maupun non verbal.

Komunikasi yang komprehensif akan


memperbanyak jumlah stimulasi yang
diterima anak sehingga akan
memperkuat memori anak terhadap
Berbicara sambil bermain dengan alat untuk suatu kata.
mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
Berikan lebih banyak kata meskipun anak
belum mampu mengucapkan dengan benar.
Lakukan sekrening lanjutan dengan
mengggunakan Denver Speech Test.

Bermain akan menigkatkan daya tarik


anak sehingga frekwensi dan durasi
latihan bisa lebih lama.
Anak lebih suka mendengarkan kataakat dari pada mengucapkan karena
biasanya kesulitan dalam
mengucapkan.
Untuk mengetahui jenis dan beratnya
gangguan serta keterlambatan dalam
berbicara pada anak.

- Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi diniAgar stimulasi tetap diterima anak sesuai
Gangguan komunikasi
dengan perlembangan mental anak
verbal Sehubungan dengan dengan benda-benda atau dengan
menggunakan bahasa isyarat serta biasakan yang didasarkan atas kemampuan
gangguan pendengaran
anak melihat artikulasi orang tua dalam
penerimaan anak terhadap informasi
berbicara.
Perhatikan kebersihan telinga anak
Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk
penggunaan alat bantu dengar

Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
hambatan bahasa

yang diberikan
Ganguan pendengaran sering
disebabkan oleh adanya hambatan
pendengaran akibat adanya kotoran
ditelinga.
Alat bantu dengar diharapkan mampu
mengatasi hambatan pendengaran
pada telinga anak.

Gunakan bahasa yang sederhana dan umum Untuk memudahkan pema-haman


digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
menghindari stress dan kebingungan
anak yang akibat bahasa yang berubahubah.
Gunakan verifikasi bahasa sesuai dengan
tingkat kematangan dan pengetahuan anak.

Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kerusakan fungsi alat-alat
tikulasi

Stimulasi bahasa dan latihn bicara tetap


dilakukan sesuai dengan perkembangan
mentak anak.
- Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk
perbaikan alat-alat artikulasi.

Difersifikasi bahasa dapat diberikan


jika kemampuan mental anak sudah
matang seperti setelah umur 9 tahun,
karena perkembangan selsel otak anak
sudah mulai maksimal.
Untuk mengindari keter-lambatan
perkembangan mental, bahasa maupun
bicara ketika alat artikulasi sudah bisa
diperbaiki.
Perbaikan alat-alat artikulasi hanya bisa

Kecemasan orang tua


Sehubungan dengan
ketidakmampuan anak
berbicara

Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kecemasan

Gali kebiasaan komunikasi dan stimulasi


orang tua terhadap anak.

dilakukan secara optimal dengan


pembedahan.
Untuk dapat menggali efektivitas dan
kemampuan serta usaha yang telah
dilakukan oleh orang tua, untuk
mengindari overlaping tindakan yang
berakibat orang tua menjadi bosan.

- Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya


secara jelas, serta kemungkinan penanganan
Pengikutsertaan keluarga terhadap
lanjutan, prognose serta lamanya tindakan
perawatan anak secara langsung akan
atau pengobatan.
mampu mengurangi tingat kecemasan
orang tua terhadap keadaan anaknya.
Hindari bicara pada saat kondisi Komunikasi tidak efektif sehingga
anak menjadi irritabel.
bising.
Untuk meningkatkan pandangan mata
Lakukan komunikasi dengan
dan efektivitas komunikasi sehingga
anak merasa lebih nyaman.
posisi lawan bicara setinggi
Agar anak lebih tertarik dan tidak
badan anak.
lekas bosan.

Lakukan latihan bicara sambil


bermain dengan mainan kesukaan
anak.

Gangguan komunikasi
Sehubungan dengan
kurangnya kemampuan
memori dan kerusakan
sistem saraf pusat.

Lakukan observasi dan pemeriksaan fisik


neurologi secara mendetail.

Untuk mengetahui kemungkinan posisi


kelainan dalam otak.

Kolaborasi pemeriksaan EEG

Untuk mengetahui kemungkinan


kelainan pada SSP anak.

TINJAUAN KASUS

1.

PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan tanggal 9 Mei 2001 pk. 08.00 10.00 WIB


A. Identitas
Nama klien
: S. P.
Umur
: 2 tahun 2 bulan
Jenis kelamin : Laki - Laki

Register : 10045067

Orang tua :
Ayah
Nama
:
Luluk
Agama
:
Islam
Suku bangsa :
Jawa
Pendidikan
:
D-III
Pekerjaan
:
Pegawai RSU
Alamat:
Kedung Sroko 111 telp. (031) 5937601

Ibu
Luluk
Islam
Jawa
PT
PNS

B. Keluhan utama : anak umur 2,2 tahun belum bisa bicara


C. Riwayat keperawatan :
S.P merupakan anak pertama dari pasangan Ayik ( 29 tahun) dan Enny (29 tahun). SP. Lahir di
Rs Haji Surabaya tanggal 28 Agustus 1998. Lahir letak kepala dengan Vacum, dengan BB lahir
3350 gr, panjang badan lahir lupa. Selama mengandung S.P Ibu tidak pernah menderita penyakit
dan tidak pula pernah mengkonsumsi makanan, obat atau jamu yang sembarangan. Pemeriksaan
kehamilan dilaksanakan secara teratur sebanyak 5 kali selama hamil di bidan. Selama hamil ibu
mendapat TT 2 X. Sewaktu lahir anak baru menangis setelah satu menit, kemudian dirawat di RS
Haji selama 3 hari karena menderita asfiksia sedang. Tidak ditemukan adanya kelaian fisik pada
saat baru lahir terkecuali adanya capput succedaneum post vacum.
Setelah dari RS anak tidak pernah menderita penyakit yang berat:
Perkembangan motorik :
Menurut Ibu perkembangan motorik anak normal seperti berikut:
- Bisa mengangkat kepala pada umur 1 bulan
- Menggerakkan kepala umur 2 bulan
- Tengkurep umur 3 bulan
- Duduk umu 8 bulan
- Merangkak umur 9 bulan
- Berdiri umur 10 bulan
- Berjalan umur 14 bulan
- Hingga sekarang anak masih perlu dibantu
- Saat ini anak paling suka main mobil-mobilan
Perkembangan bahasa:

- Anak bisa tersenyum pada umur 1,5 bulan


- Bisa mengucapkan papa umur 9 bulan
- Dapat melakukan tindakan yang diperintahkan
- Hingga kini anak hanya bisa bilang papa, mama, maem dan menangis jika minta sesuatu.
- Jika mendengar kata-kata ibunya anak sering diam, jika banyak anak sering berpaling.
- Orang tua sering sangat sulit menterjemahkan permintaan anak akrena anak tidak mampu
mengungkapkan.
Perkembangan sosial :
Anak diasuh sejak kecil oleh ibunya. Kedua orang tua harmonis dan sudah memberikan stimulasi
dan latihan bahasa semaksimal mungkin, akan tetapi anak sering tidak mau memperhatikan.
Anak senang diajak nonton TV terutama acara anak-anak, tetapi tidak mampu untuk menirukan
kata-kata yang diucapkan oleh pengisi acara TV. Anak hanya bisa menari-nari. Anak tidak pernah
mengenal rasa takut. Anak cepat merasa bosan dan cenderung cengeng. SP sekarang mempunyai
seorang adik umur 1 tahun, sehingga perhatian ibu terhadap SP mulai berkurang. Bapak terlalu
sibuk, sehingga dirumah SP banyak diasuh oleh neneknya (orang tuan ibu). Ibu sangat takut
kalau terjadi sesuatu dengan anaknya sehingga anaknya bisu. Ibu banyak bertanya tentang
kenapa anaknya bisa begini dan kalau berobat berapa lama ?.
Perkembangan emosional anak :
Saat ini anak sering cengeng, cepat bosan, sering marah kepada adiknya dan ibunya. Dirumah
anak sering bermain sendiri, dan lebih suka main mobil-mobilan serta nonton TV. Pada saat
diperiksa anak koperatif tetapi setelah beberapa lama anak menolak dan menangis.
D. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : Kesadaran anak kompos mentis, penampilan anak ceria, anak sulit memusatkan
perhatian jika diajak bicara. Umur 2 tahun 8 bulan, BB : 11,5 kg, TB : 92 cm, LK : 46 cm, LD :
47 cm, LLK : 16,5 cm. Imunisasi lengkap dan sudah mendapat boster folio I.
Data dari kepala ke kaki :
a. Kepala : tulang kepala normal. Mata normal, konjunctiva merah muda, hidung normal, tidak
ditemukan gangguan pernafasan, telinga normal tidak ada sumbatan, tidak ada kelainan pada
pemeriksaan telinga. Mulut normal, gigi normal, nafsu makan baik, saraf-saraf kranialis normal.
b. Leher : normal, tidak ditemukan pembesaran getah bening, maupun pembesaran tyroid. Tidak
ada bendungan vena. Keringat (-)
c.

Dada : normal; dada simetris, gerakan simetris, RR : 20 X/mnt, N : 88 X/mnt, S : 36,9 derajat
Celcius, Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, retraksi (-). S1 dan S2 normal. Pembesaran jantung (-).

d. Abdomen : normal ; peristaltik 5 X/mnt, turgor baik, distensi (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba, sky bala (-), flatus +. Ascites (-). Keringat (+).
e.

Tulang belakang : normal ; spina bipida (-), tulang belakang intak, skoliosis (-), lordosis (-),
kiposis (-). Kulit baik..

f.

Ektremitas : normal ; reflek fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot normal, udema (-),
paresa (-), sensibilitas (+), motorik (+), keluhan nyeri (-). Polidaktili (-), simian line (-).
g. Kelamin : tidak diperiksa karena anak menolak.
E. Analisa data :
Karakteristik Data
Data subyektif :
Anak 2,8 tahun belum bisa berbicara, dirumah
anak jarang diajar bicara oleh orang tua
karena kesibukan masing dan anak sulit
memusatkan perhatian. Saya baru menegetahui
bahwa anak saya mengalami keterlambatan
bicara dari teman saya. Apakah anak saya tidak
bisu ?, berapa lama anak saya akan berobat. .
Komunikasi dengan bahasa Indonesia dan
jawa. Orang tua sering sulit menterjemahkan
permintaan anak.
Data obyektif :
- Anak hanya bisa bilang papa pada umur 2
tahun 4 bulan.
- Ibu bicara dengan bahasa jawa dan Indonesia.
- Anak sulit diajak memusatkan perhatian pada
suatu obyek. Ibu tampak gugup bila menjawab
pertanyaan.
- Anak baru pertama diperiksakan.
Data Subyektif :
Data obyektif :
Anak pada awalnya kooperatif tetapi
kemudian menangis jika diperiksa,

Etiologi
Kurangnya informasi

Pemeriksaan yang lama

Masalah
Kurangnya pengetahuan tentang
keterlambatan bicara pada anak,
penanganan serta kemungkinan
prognosenya.

Kecemasan anak

F. Diagnose keperawatan :
1. Kurangnya pengetahuan tentang keterlambatan bicara pada anak, tindakan yang akan dilakukan,
serta lamanya pengobatan Sehubungan dengan kurangnya informasi
2. Kecemasan pada anak Sehubungan dengan pemeriksaan yang lama

G. Rencana keperawatan
Hari/ta
Diagnose
nggal
Rabu, 9
Mei 2001

Tujuan

Tindakan

Kurangnya pengetahuan
Setelah diberikan tindakan selama - HE tentang penyakit anak, kemungkinan
tentang keterlambatan
15 menit ibu tahu :
penyebab, lama penanganan serta
bicara pada anak, tindakan -Keterlambatan bicara yang terjadi
kemungkinan hasil penanganan.
yang akan dilakukan, serta pada anaknya.
lamanya pengobatan
- Ibu kooperatif.
- Ibu diberi tahu tentang jenis pemeriksaan
Sehubungan dengan
- Ibu bersedia melanjutkan
yang harus dilakukan untuk memastikan
kurangnya informasi
pemeriksaan penunjang yang
penyebab gangguan bicara poda anak,
diperlukan.
seperti lab, dan EEG.
- Ibu bersedia ikut serta merawat - Jelaskan tentang cara untuk mencegah
anak dirumah.
kondisi anak lebih buruk dengan
- Jinaknya.
memberikan stimulasi secara terus
menerus di rumah.

Rabu, 9
Mei 2001

Kecemasan pada anak


Sehubungan dengan
pemeriksaan yang lama

Setelah diberikan tindakan selama


20 menit anak tenang dan mau
dilakukan pemeriksaan tanpa
menangis.

- Lakukan komunikasi dengan posisi


wajah sejajar dengan anak.
- Lakukan pemeriksaan sambil
memberikan mainan yang ada di ruang
tumbuh kembang.

Rasional
- Ibu akan tahu
dan dengan
demikian akan
menambah
pengetahuan ibu
yang pada ajhirnya
dapat mengurangi
kecemasan pada
ibu.
- Dengan
penjelasan manfaat
pemeriksaan untuk
kepentingan anak,
maka ibu akan
lebih kooperatif.

- Dengan stimulasi
bahasa yang
adekuat oleh orang
tua dan keluarga
diharapkan
keterlambatan anak
tidak tambah parah,
sambil menunggu
hasil pemeriksaan
tamabahan.
-Untuk meningkatkan rasa percaya
dan menarik perhatian anak.
- Untuk
mengurangi trauma
dan me-ningkatkan

- Berikan kesempatan kepada anak untuk


bermain dan mencoba alat-alat yang akan
dipakai untuk memeriksa.
- Untuk
mengurangi trauma
sehingga anak
lebih kooperatif.

H. Tindakan Keperawatan
DX
1

HariTgl
/Jam

Tindakan

Rabu, 9 Mei 2001 -Menjelaskan kepada ibu bahwa


09.00-019.15
pemeriksaan anak agak lama dan tidak
mungkin dilakukan hanya sekai saja.
- He agar ibu teratur mengon-trolkan
anaknya ke poli tumbang
- Untuk program minggu depan berupa

Evaluasi
-Ibu mau mengerti

Perkembangan
Tanggal 11/5/2001
S=O + ibu datang kembali untuk
pemeriksaan EEG dan
darah anaknya.
A. Pengetahuan orang tua
sudah bertambah.:
P:

pemeriksaan EEG, dan Lab Darah

-He tujuan pengambilan hasil


lab.

- He agar ibu tetap melatih anaknya


- Ibu bersedia
bicara di rumah, sambil menunggu hasil
pemeriksaan secara keseluruhan
- Sarankan ibu datang kembali hari
Jumat, 11/5 2001.

- Lakukan pro-sedur atraumatik


dalam pengambilan darah
anak
-Berikan dukungan moral.

- Ibu bersedia

- Ibu bersedia

- Ibu bersedia
2

Rabu, 9 Mei 2001 -Lakukan komu-nikasi dengan mu-ka


Pk.09.00-09.25 sejajar anak.
- Berikan mainan yang ada di ruang
tumbang

-Anak mau diperiksa dan


tersenyum.

-Anak ceria bermain

- Berikan anak memegang alat yang


akan dipakai untuk memeriksa
- Anak kooperatif dan mau
diperiksa

Rabu, 9 Mei 2001


S:O : anak mau diperiksa
sambil bermain, tanpa
menangis
A: P : Lanjutkan metode setiap
akan melakukan tindakan.

a)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th. Edition, Lippincott,
Philadelpia, New York.
Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and Practice , 5 th Edition,
Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New York.
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book, Philadelpia.
Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby Year Book,
Philadelpia.

Gangguan berbicara dan Bahasa Pada Anak


Diposkan oleh Rizki Kurniadi

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Sejak

dahulu,

masalah

perkembangan

anak

telah

mendapat

banyak

perhatian. Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang

sering

terdapat pada anak-anak. Perkembangan ucapan serta bahasa yang dapat


diperlihatkan oleh seorang anak, merupakan petunjuk yang kelak penting untuk
menetukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Anak yang berkembang
dengan normal, dalam 4 tahun yang pertama dalam kehidupannya telah dapat
mempelajari serta menguasai bagian terbesar dasar-dasar tata bahasa yang
mengatur bahasa ibunya.
Periode yang amat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara dan
bahasa telah sejak lama diterima orang sebagai periode yang terdapat sekitar
usia 9-24 bulan. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator untuk
perkembangan pada anak. Secara khas, seorang anak yang secara dini telah
dapat berbicara serta berbicara dengan baik, kelak juga memperlihatkan prestasi
yang baik dalam kemampuan kegiatan belajarnya dan seorang anak yang
lambat

dalam

perkembangan

ucapan

serta

bahasanya

kelak

mungkin

memperlihatkan permasalahan di sekolah.


Menurut NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan
pendengaran dan celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9 % pada anak
dibawah umur 5 tahun dan 1,94% pada anak usia 5-14 tahun. Dari hasil evaluasi
langsung terhadap anak usia sekolah, angka kejadiannya 3,8 kali lebih tinggi dari
yang berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini diperkirakan gangguan
bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5% (Soetjiningsih, 1994).
Kemudian berdasarkan data kunjungan pasien di Ruang Poli Tumbuh Kembang
RSDK Semarang 6 bulan terakhir (Juni-November 2004) dimana 100 dari 250
jumlah kunjungan melakukan pemeriksaan DDST dan dari 100 ditemukan

gangguan bahasa sebanyak 75% dari kasus yang lain seperti malnutrisi,
retardasi mental dan ADHD (hiperaktif dan autisme).
Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari,
sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.
Contohnya pada seorang anak yang tuli konduktif tetapi cerdas yang terlambat
mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberikan kesempatan
mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum usia
3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang
dapat dimengerti. jelas dan terang telah hilang.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai pengelolaan dan
deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler
dengan harapan bahwa dengan dilakukannya skrining melalui DDST dapat
diketahui secara lebih dini mengenai keterlambatan perkembangan bicara dan
bahasa. Sehingga dapat segera ditanggulangi dengan berbagai macam alternatif
baik terapi bicara maupun pengobatan.

B.

Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu mengelola dan melakukan
deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia todler.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu :

a.

Menjelaskan perkembangan bicara dan bahasa yang normal pada anak usia
todler

b.

Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia


todler

c.

Menjelaskan stimulasi dasar perkembangan kemampuan berbicara dan


bahasa anak usia todler

d.

Menjelaskan pengertian gangguan perkembangan bicara dan bahasa anak


usia todler

e.

Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan perkembangan bicara dan


bahasa pada anak usia todler

f.

Menjelaskan tanda dan gejala terjadinya gangguan perkembangan bicara dan


bahasa pada anak usia todler

g.

Menjelaskan

penatalaksanaan

anak

usia

todler

dengan

gangguan

perkembangan bicara dan bahasa


h.

Melakukan pengelolaan dan deteksi dini pada anak usia todler yang
mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

Perkembangan anak
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih, 1994).
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak.
Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor,
psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak.

B.

Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal pada Toddler

Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia
toddler adalah sebagai berikut :
Umur

Bahasa Reseptif (Pasif)

Bahasa Ekspresif (Aktif)

12 bulan

Reaksi dengan melakukanMengungkapkan


kesadara
gerakan terhadap berbagaitentang obyek yang telah
pertanyaan verbal
akrab
dan
menyebut
namanya

15 bulan

Mengetahui dan mengenaliKata-kata


yang
nama-nama bagian tubuh benarterdengar
diantara
kata-kata yang kacau, sering
dengan disertai gerakan
tubuhnya.

18 bulan

Dapat
mengetahui
danLebih banyak menggunakan
mengenali gambar-gambarkata-kata daripada gerakan,
obyek yang sudah akrabuntuk
mengungkapkan
dengannya,
jika
obyekkeinginannya.
disebut namanya

21 bulan

Akan mengikuti petunjukMulai


mengkombinasikan
yang
berurutan
(ambilkata-kata
(mobil
papa,
topimu dan letakkan diatasmama berdiri)
meja)

24 bulan

Mengetahui lebih banyakMenyebut nama sendiri


kalimat yang lebih rumit.

Sedangkan Fusco (2002) mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia


todlder antara lain :
a. 12 bulan

Anak berkata 3-5 buruf

Anak mengenal namanya sendiri

Memahami perintah sederhana

Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas


b. 18 bulan

Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.

Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya.

Dapat mengkombinasikan 2 suku kata

Anak senang meniru kegiatan dirumah


c. 24 bulan

Anak memahami perintah sederhana

Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku

Dapat berbicara rata-rata 3 kata

Bicara diakhiri dengan s

Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit

Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak
meningkat 2 kata perhari.
d. 30 bulan

Kosakat meningkat menjadi 450 kata


Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang
dikenalnya.

Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci

Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil


4. 3 tahun

Anak dapat menyebutkan nama warna

Anak cenderung senang bercerita

Dapat bercerita tentang cerita sederhana.

Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata.

Anak sering menyebut namanya dan jalan.

C.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak,
yaitu:
1.

Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down,
sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.

2.

Faktor Lingkungan

Sosial Ekonomi Kurang


Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami keterlambatan
dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan pendidikan yang rendah pulan
dari orang tua.
Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anakorang tua.
Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga,
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama,
urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

D.

Stimulasi Dasar Perkembangan Bahasa pada Toddler

1.

Usia 12 15 bulan

a.

Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bicaralah banyak-banyak kepada anak dan dorong agar ia mau bicara

Dengarkan dan jawab bila anak bicara pada kita

Perlihatkan dan bacakan buku-buku bergambar pada anak, beri kesempatan


untuk menunjuk gambar yang kita sebut namanya

b.

Membuat suara, misal dari kaleng atau kerincingan

c.

Bicara, dengan menyebut benda yang diinginkan dan dilihat

d.

Menyebut nama bagian tubuh yang telah diajarkan sebelumnya

e.

Pembicaraan, dengan mengajarkan merangkaikan kalimat

2.

Usia 15 18 bulan

a.

Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Tunjukkan dan bacakan buku kepada anak setiap hari

Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak

Bicara banyak-banyak pada anak dan jelaskan apa yang dilihat

Ajari anak untuk menggunakan kata dalam menyatakan keinginan

b.

Bahasa, dengan meminta anak menceritakan kembali cerita atau gambar


yang sudah dilihat

c.

Main telpon, dengan permainan menelpon ayah atau nenek.


Menyebutkan nama, meminta anak menyebut barang yang akan dibeli bersama

3.

Usia 18 24 tahun

a.

Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bernyanyilah dan ceritakan sajak untuk anak

Berbicaralah banyak-banyak pada anak dengan membacakan buku

Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan dilihatnya

b.

Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat

c.

Mengikuti petunjuk, dimulai dengan memberikan petunjuk atau perintah pada


anak

d.

Buku bergambar, minta anak menceritakan gambar-gamabr yang dilihat

4.

Usia 2 3 tahun

a.

Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita membaca
buku.

Dorong anak mau menceritakan kembali gamabr yang dilihat.

Bantu anak memilih TV dan menemaninya

b.

Nama, ajari anak menyebut namanya

c.

Cerita mengenai diri anak anada

d.

Menyebut nama benda-benda

e.

Menyatakan keadaan suatu benda

E.

Pengertian Gangguan Bicara dan Bahasa


Gangguan bicara dan bahasa merupakan suatu keterlambatan dalam

berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat
menolong anak dalam masalah bahasa. (Jeniffer Fusco, 2002)
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang
dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995).
Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang
yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan
ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam
suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar
di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya
akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa
diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang
diberikan;

gerakan

yang

diperlihatkan

anak

untuk

mengkomunikasikan

kebutuhan, keinginan serta penetahuan tenatng lingkungan serta melalui


permainan kreatif dan imajinatif. (Behrman, 1988)

F.

Etiologi Gangguan berbicara dan Bahasa


Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor
yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran,
kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis dan lain sebagainya. Menurut Blager B.F (1981)
membagi penyebab gangguan bicara dan bahasa adalah sebagai berikut :

Penyebab

Efek pada perkembangan bicara

1.Lingkungan
a.

Sosial ekonomi kurang


b.

c.
d.

Tekanan keluarga
Keluarga bisu

Terlambat
Gagap
Terlambat pemerolehan bahasa

Dirumah menggunakan bahasa


Terlambat
bilingual
bahasa

pemerolehan

struktur

2.Emosi
a.
b.

c.

Ibu yang tertekan

Terlambat pemerolehan bahasa

Gangguan serius pada orang


Terlambat
atau
tua
perkembangan bahasa

gangguan

Terlambat
atau
perkembangan bahasa

gangguan

Gangguan serius pada anak

3.Masalah Pendengaran
a.

Kongenital

b.

Didapat

Terlambat/gangguan
permanen

bicara

yang

Terlambat/gangguan
permanen

bicara

yang

Terlambat bicara

Terlambat bicara
4.Perkembangan terlambat
a.
b.
c.

Perkembangan lambat
Perkembangan lambat, tetapi
masih dalam batas rata-rata
Retardasi mental

5.Cacat bawaan
a.

Palatoshciziz

b.

Sindrom Down

6.Kerusakan otak
a.

b.

Pasti terlambat bicara

Kelainan neuromuskular

Kelainan sensorimotor

c.

Palsi serebral

d.

Kelainan Persepsi

Terlambat
dan
kemampuan bicaranya

terganggu

Kemampuan bicaranya lebih rendah

Mempengaruhi
kemmapuan
mengisap, menelan, mengunyah dan
akhirnya timbul gangguan bicara dan
artikulasi seperti disartia
Mempengaruhi
kemampuan
mengisap
dan menelan, akhirnya
menimbulkan
gangguan
artikulasi
seperti dispraksia
Berpengaruh pada pernafasan,
makan dan timbul juga masalah
artikulasi yang dapat mengakibatkan
disartia dan dispraksia
Kesulitan
membedakan
suara,
mengenal
bahasa,
simbolisasi,
mengenal
konsep,
akhirnya
menimbulkan
kesulitan
belajar
disekolah.

Sedangkan Aram D.M (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada


anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini :
1.

Lingkungan sosial anak

Interaksi

antar

personal

merupakan

dasar

dari

semua

komunikasi

dan

perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan


gangguan bicara dan bahasa pada anak.
2.

Sistem masukan/input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari
anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara.
Anak deng otitis media kronik dengan penurunan daya pendengaran akan
mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan
bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik
dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis,
rubella, tolsoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi
telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia
sensorik (terjadi kegagalan , integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu
pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa juga akan
berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang berat, demikian
juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan tejadi gangguan artikulasi.

3.

Sistem pusat bicara dan bahasa


Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, inteprestasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan kemampuan
intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari
retasrdasi mental, misalnya pada Sindrom Down.

4.

Sistem Produksi
Sistem produksi suara seperti laring, hidung, struktur mulut dan mekanisme
neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,
bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara
lewat laring, faring dan rongga mulut.
Menurut Jeniffer Fusco (2002) etiologi dari gangguan bahasa karena
kehilangan pendengaran, infeksi kronik telinga, stroke atau trauma otak,
syndroms, retardasi mental, riwayat injuri otak selama prenatal, intranatal dan
postnatal, ketidakmampuan untuk memahami dan berbahasa, gangguan proses
auditory, keterlambatan perkembangan pada bayi prematur, kelemahan atau
gangguan motorik, gangguan proses sensory, dan gangguan otot. Dalam

penelitiannya, Jeniffer Fusco menemukan bahwa keterlambatan lebih banyak


dialami pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Fusco berpendapat
bahwa secara umum laki-laki mempunyai kemampuan nonverbal yang lebih
bagus dibandingkan dengan kemampuan verbal.

G. Klasifikasi dan Tanda Gejala Gangguan Bicara dan Bahasa


Menurut Rutter (dikutip dari Toback C), berdasarkan atas berat ringannya
kelainan bahasa dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Ringan

Keterlambatan akuisi dari bunyiDislalia


kata-kata, bahasa normal.

Sedang

Keterlambatan lebih berat dariDisfasia ekspresif


akuisi
bunyi kata-kata dan
perkembangan
bahasa
terlambat

Berat

Keterlambatan lebih berat dariDisfasia reseptif dan tuli


akuisisi dan bahasa, gangguanperseptif
pemahaman bahasa

Sangat berat Gangguan


pada
kemampuan bahasa

seluruhTuli perseptif dan tuli


sentral

Sedangkan Rapinda Allen (dikutip dari Klein, 1991) berdasar patofisologi


membagi kelainan bahasa pada anak menjadi 6 sub tipe :
1. ) 2 Primer ekspresif

disfraksia verbal
anak mengerti sefala sesuatu yang dikatakan kepadanya, mereka lebih sering
menunjuk daripada bicara

gangguan defisit produksi fonologi

anak bicara dengan kata-kata dan frase yang susah dimengerti bahkan pada
orang-orang yang sering kontak dengannya sehingga menimbulkan rasa marah
dan frustasi bagi si anak.

2. ) 2 Defisit represif dan ekspresif

gangguan campuran ekspresif represif

anak berbicara sulit dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak dari
mereka yang autistik.

disfrasia verbal auditori agnosia

anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun kadangkadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain dan miskin dalam
artikulasi kata-kata.

3. ) 2 Defisit bahasa yang lebih berat

gangguan leksikal sintaksis


anak kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat
bercakap-cakap. Mereka tidak gagap dan tidak menghindar untuk berbicara.

gangguan semantik pragmantik

Anak dapat berbicara lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai satu
topik.

Aram D.M (1987) dan Towne (1983) gejala-gejala anak dengan gangguan
bahasa adalah sebagai berikut :
1.

Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya
terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.

2.

Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya
sendiri.

3.

Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata
jangan, da-da, dan sebagainya.

4.

Pada usia 18 bulan tidak dapa menyebut sepuluh kata tunggal

5.

Pada usia 2 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk,
kemari, berdiri)

6.

Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh

7.

Pada usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata-kata yang sangat


sedikit/tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase

8.

Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri ari
2 buah kata.

9.

Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota


keluarganya

10. Pada usia 36 bulan belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana


11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya
yang sederhana.
12. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba
untuk ban dan lain-lain)

H.

Penatalaksanaan Klien dengan Gangguan Bicara dan bahasa


Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak,

akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil
kemungkinan

kelainan

pada

masa

sekolah

antara

lain

yang

dengan

menggunakan pemeriksaan DDST.


Parameter penilaian perkembangan dengan DDST
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :
a.

Alat yang Digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merahkuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan
pensil.

Lembar formulir DDST

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes


dan cara menilainya.

b.

Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3
6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan


perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.

c.

Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis
berdasarkan

umur

kronologis,

yang

memotong

garis

horisontal

tugas

perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing


sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman,
hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan
tidak dapat dites (Untestable).

Abnormal

Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Meragukan

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.

Tidak dapat dites


Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.

Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Setelah terdeteksi terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka
dapat dicarai penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli
konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak
yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada
anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak
dengan

gangguan

gangguan

bicara

fonologi
pada

biasaya

anak

yang

prognosisnya
itelegensinya

lebih

baik.

normal

Sedangkan

perkembangan

bahasanya lebih baik daripada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak
dengan gangguan yang multipel terutama dengan gangguan pemahaman,
gangguan bicara ekspresif atau kemampuan naratif yang tidak berkembang
pada usia 4 tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada usia 5,5
tahun.
Berikut ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa menurut Blager (1981) :
Masalah

Penatalaksanaan

Rujukan

Meningkatkan stimulasi

Kelompok BKB (Bina


Keluarga dan Balita) atau
kelompok bermain.

Lingkungan
a.

Sosek rendah

Konseling keluarga
b.

Tekanan
Keluarga

c.

Keluarga bisu

d.

Bahasa
Bilingual

Mengurangi tekanan
Kelompok BKB
Meningkatkan stimulasi

Ahli, terapi wicara

Menyederhanakan
masukan bahasa

Emosi
a.

Ibu
tertekan

yang

b.

Gangguan
serius
pada

Meningkatkan stimulasi

Meningkatkan
emosi anak

status

Konseling,
BKB/bermain
Psikoterapi

kelompok

keluarga
c.

Gangguan
serius
Masalah
Pendengaran

a.

Kongenital

b.

Didapat

Meningkatkan
emosi anak

status

Monitor dan obati kalau


memungkinkan
Monitor dan obati kalu
memungkinkan

Psikoterapi

Audiologist/ahli THT

Audiologist/ahli THT

Perkembangan
lambat
a.

Dibawah
rata-rata

Meningkatkan stimulasi

Ahli terapi wicara

Perkembangan
terlambat

Meningkatkan stimulasi

Ahli terapi wicara

Maksimalkan potensi

Program khusus

b.

c.

Retardasi
mental

Cacat bawaan
a.Palatum
sumbing
b.
Down

Sindrom

Monitor dan dioperasi

Ahli
operasi

terapi

setelah

Monitor dan stimulasi


Rujuk ke ahli terapi
wicara, SLB C, monitor
pendengarannya

Kerusakan otak
a.Kerusakan
neuromuskular

Atasi

masalah makan
Rujuk ke ahli terapi
dan
meningkatkankerja,
ahli
gizi,
ahli
kemampuan bicara anak
patologi wicara

Mengatasi
masalah
Rujuk ke ahli terapi
b. Sensorimotor makan dan meningkatkankerja, ahli gizi, ahli terapi
kemampuan bicara anak
wicara
Mengoptimalkan
kemampuan fisik kogntitif

c.Palsi
Serebralis

d.

dan bicara anak

Rujuk
rehabilitasi,
Mengatasi
masalahwicara
keterlambatan bicara

ke
ahli

ahli
terapi

Masalah
persepsi

Rujuk ke ahli patologi


wicara , kelompok BKB

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Richard E. (1988). Ilmu Kesehatan Anak : Nelson. Ed. 12.


Jakarta : EGC
2. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta :
EGC
3. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik,
Jakarta : EGC.
4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC
7. .,Modul NCHS WHO. Unpublished
8. DEPKES RI. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Ed. 10.
Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga
9. www.speechdelayed.com,

Jeniffer

Question, Colombus, OH 43311

Fusco

2002,

Fruequently

Asked

Anda mungkin juga menyukai