Pencaccah Sampah 2
Pencaccah Sampah 2
(POLIETILENA)
Ivory Son Kolontoko / 20406403
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin
ABSTRAKSI
Mesin pencacah sampah botol plastik ini merupakan alat untuk membantu para pengepul dalam
mencacah botol plastik untuk mempermudah pembawaannya ke agen yang nantinya akan
dijadikan bijih plastik. Dalam pengoperasiannya, mesin pencacah ini dibantu oleh beberapa
komponen penunjang yaitu motor listrik, puli, roler penghantar dan rangka. Dan peranan dari
komponen penunjang tersebut sangatlah penting, karena itu perlu dilakukan perancangan yang
baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan, dimana rangka mesin menerima beban dari
beberapa komponen itu sendiri maupun dari sampah botol plastik yang akan cacah. Dalam
penulisan tugas akhir ini, akan dibahas mengenai perencanaan puli, dan kapasitas produksi,
dalam perancangan ini perlu dilakukan suatu analisis untuk memastikan hasil perancangan
dapat digunakan. Bila dahulu proses perancangan dilakukan suatu mesin dilakukan dengan cara
trial and error hingga diperoleh hasil yang optimal, maka sekarang ini rancang bangun
mesin dilakukan dengan proses komputerisasi dalam hal ini mesin pencacah botol plastik
digambar dengan menggunakan software AutoCad. Dan material rangka mesin yang dipakai
adalah baja konstruksi S 10 C (AISI 1010).
Kata kunci
PENDAHULUAN
Dari masa ke masa, negeri ini selalu ingin
mengubah dirinya untuk menjadi lebih
bersih dan indah. Akan tetapi, keseriusan ini
hanya ditanggapi oleh sebagian orang saja.
Sebagian besar pihak merasa tidak peduli
akan persoalan ini, dari beberapa orang
hanya sibuk dengan apa yang harus dia
Proses Pengelasan
Proses
pengelasan
adalah
proses
penyambungan antara dua material atau
lebih (biasanya logam) secara permanen
dengan cara mencairkan logam tersebut
yang diakibatkan dari temperatur, tekanan,
dan kondisi metalurgi. Pengelasan dapat
dapat dilaksanakan dibawah variasi kondisi
yang sangat luas sehingga pengelasan sangat
penting dalam proses pembuatan rancangan
(manufacturing). Untuk mendapatkan hasil
las yang baik antara dua logam yang akan
disambungkan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1.Permukaan-permukaan yang rata dan
halus.
2.Permukaan yang bersih, bebas dari oksida,
gas-gas yang terserap, gemuk, dan zat
pencemar lainnya.
3.Logam tanpa ketidakmurnian didalamnya.
4.Dua logam merupakan kristal tunggal
yang mempunyai struktur orientasi kristal
yang identik.
Proses Gerinda
Proses gerinda merupakan bagian dari
proses finishing dalam hal pengerjaan suatu
perancangan sehingga menghasilkan suatu
rancangan yang baik dan berkualitas. Proses
gerinda dapat didefinisikan sebagai proses
pengerjaan bahan-bahan dengan tingkat
kepresisian yang baik. Mesin gerinda yang
digunakan,
mengandalkan
piringan
pengasah yang terbuat dari campuran bahan
abrasive seperti Alumunium oksida, atau
yang umum dikenal dengan nama bauksit
yang sesuai untuk menggerinda baja
maupun logam ferro dan nonferro. Pada
proses pembuatan mixer ini, proses
Pasak (key)
Pd
T1 9,74 105
n1
Dimana : T
n
Kt
= faktor koreksi (standar
ASME = 1,0 1,5 untuk beban dikenakan
secara halus)
= putaran
tegangan
geser
yang
a B ( Sf x Sf )
1
2
Dimana : a = tegangan
diijinkan (kg/mm2)
B
Perbandingan Reduksi
geser
yang
= kekuatan tarik
Sabuk-V biasanya
digunakan untuk
menurunkan putaran, maka perbandingan
yang umum dipakai adalah perbandingan
reduksi i (i > 1), dimana :
Dp
n1
1
1
=i=
= ;u=
dp
n2
u
i
Dimana : i
5,1
d s1 K t CbT1
a
dimana : ds
= perbandingan reduksi
n1
n2
d p n1
60 1000
Dimana : v
(m/s)
n1
d p 2 . C
dp
4.C
Jarak
sumbu poros
Jarak sumbu poros dinyatakan sebagai
berikut :
C=
b b 2( Dp dp)
2
Golongan
Kadar
Karbon (%)
Baja lunak
Baja liat
Baja agak keras
Baja keras
Baja sangat keras
0 - 0,15
0,2 0,3
0,3 0,5
0,5 0,8
0,8 1,2
output mesin
didapat tidak
Penggolongan Baja
Pada umumnya baja diklarifikasikan atas
baja lunak, baja liat, baja agak keras, dan
baja keras. Diantaranya, baja liat dan baja
agak keras banyak dipilih untuk poros. Baja
lunak yang terdapat di pasaran umumnya
agak kurang homogen ditengah, sehingga
tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan
sebagai poros penting. Baja agak keras pada
umumnya berupa baja yang dikil. Baja
macam ini jika diberi perlakuan panas secara
tepat dapat menjadi bahan poros yang sangat
baik.
= 1,5 HP = 1,1 kW
n1
= 2820 rpm
=3
= 500 mm
fc
= 1,2 (untuk penggerak arus bolakbalik dengan momen normal dan jumlah jam
kerja 2 3 jam per hari)
Menentukan Rencana Daya Pada Motor
Pd = fc x P
= 1,2 x 1,1 kW
= 1,32 kW
Dk d k i
1.Dimana :
Bahan Poros = S-45C (Tabel
poros 4.8) (bahan ditentukan)
b = 58 (kg/mm)
76,2 mm 3 228,6 mm
d p d k 2 K
D p Dk 2 K
B
Sf1 Sf 2
58 kg / mm 2
4,83 kg / mm 2
6 2
sin
5,1
d s1 K t CbT1
a
ds2
dp
2.C
219,6 67,2mm
2.500 mm
0,152
5,1
2 2 455,9 kg.mm
2
4,83 kg / mm
5,1
K t CbT2
a
13
12,44 mm
180
57 . D p d p
C
57 219,6 67,2mm
180
500 mm
162,6 dikonversikan dengan (dibagi 57)
2,85 rad
13
5,1
2 2 1367kg.mm
2
4,83 kg / mm
17,93 mm
KESIMPULAN
Dengan proses perancangan yang sudah
dibuat maka didapatkan suatu kesimpulan
bahwa :
1.Mesin pencacah sampah ini berfungsi
untuk mencacah sampah khususnya jenis
sampah botol plastik atau sampah anorganik.
2.Mesin pencacah ini digerakkan oleh motor
daya 1,1 KW dan putaran outputnya sebesar
2820 rpm dan dihubungkan dengan
transmisi sabuk V, dimana :
Diameter puli kecil dan besar
: 74,4 mm dan 101,5 mm.
Jarak sumbu poros
: 345 mm.
Panjang keliling sabuk
: 1473 mm.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Wiryosumarto, Harsono, Teknologi
Pengelasan Logam, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2000.
[2]Sularso, Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1983.
[3]Joseph E. Shigley & Larry D. Mitchell,
Terjemahan Gandhi Harahap M. Eng,
Perencanaan Teknik mesin, Edisis
keempat, Erlangga, Jakarta, 1986.
[4]Aboejoewono, A, Pengelolaan Sampah
menuju ke sanitasi lingkungan dan
permasalahannya, Sarana Perkasa,
Jakarta, 1985.
[5]Shigley, Joseph E, Larry D Mitchell dan
Gandhi Harahap., Perencanaan Teknik