Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN FIELDTRIP

DASAR ILMU TANAH


DI GUBUK KLAKAH PONCO KUSUMO KABUPATEN MALANG
(COBAN PELANGI)

Disusun Oleh : P1

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

1 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

Kelompok P-1
M. Qomaril Hasanudin
115040213111004
M. Khoirul Anwar

115040213111005

Giri Lasmono

115040213111031

Hadi Susilo

115040213111030

Mukhih Bhatul Husna


115040213111032
Heni Melsandi
115040213111029
Mike Kusumadewi N.
115040213111027
Nur Azizah Luthfina Erry S.
115040213111007
Nurhayati Rosyidah
115040213111008
Lina Lestari

115040213111003

Ika Nursaadah
115040213111009
Okvi Puji Lestari

115040213111028

Kamela Endras P.

115040213111002

Dewi Fatmosari
115040213111001

2 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya pembuatan laporan praktikum makalah dasar
ilmu tanah mengenai Sifat-sifat tanah. Pembuatan makalah dasar
ilmu tanah ini merupakan salah satu tugas kelompok untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa fakultas pertanian
Universitas Brawijaya terhadap dasar ilmu tanah mengenai
Sifat-sifat Tanah. Harapan kami hal ini dapat menjadi laporan
makalah yang baik untuk media pemahaman mengenai dasar
ilmu

tanah

dikalangan

mahasiswa

fakultas

pertanian

Universitas Brawijaya.
Terima kasih kami ucapkan kepada kakak pendamping
praktikum dasar ilmu tanah. Kami sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna karenanya kami menerima saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat.

Malang,28 Desember 2011

Penyusun

3 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

4 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

DAFTAR ISI
COVER............................................................................................
..1
KATA PENGANTAR......................................................................2
DAFTAR
ISI.....................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................5
1.2 Tujuan.........................................................................
6
BAB II METODOLOGI
2.1 Tempat dan
waktu...............................................................7
2.2 Alat, Bahan, dan
Fungsi......................................................7
2.2.1 Alat.....................................................................7
2.2.1.1 Pos 1 (Kimia)............................................7
2.2.1.2 Pos 2 (Fisika)...............................................
..7
2.2.1.3 Pos 3 (Biologi)...........................................7

5 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

2.2.1.4 Pos Pedologi..............................................8


2.2.2 Bahan..................................................................9
2.2.2.1 Pos (Kimia)...............................................9
2.2.2.2 Pos 2 (Fisika).............................................9
2.2.2.3 Pos 3 (Biologi) ..........................................9
2.2.2.4 Pos 4
Pedologi ..............................................10
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Pos 1 (Kimia)
2.3.2 Pos 2 (Fisika)
2.3.3 Pos 3 (Biologi)
2.3.4 Pos 4 (Pedologi)
BAB III KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi Fisik Pada Lahan Pengamatan
3.2 Kondisi Fisiologi Lokasi Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan Dan Sketsa Lokasi (FISIKA
TANAH)
4.2 Hasil Pengamatan Biodiversitas Tanah ( BIOLOGI TANAH )
4.3 Hasil pengamatan Tingkat Kesuburan Tanah ( KIMIA
TANAH)
4.4 Hasil Deskripsi Profil Tanah
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Penggunaan Dan Pengolahan Lahan Terhadap
Sifat FIsik Tanah
5.2 Hubungan Kondisi Biofisik Dan Fisiografis Terhadap Tingkat
Biodiversitas Tanah

6 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

5.3 Hubungan Penggunaan Dan Pengelolaan Lahan Terhadap


Tingkat Kesuburan Tanah
5.4 Pengaruh pengolahan Lahan Dan Fisiologis Lingkungan
Terhadap Pembentukan Dan Perkembangan Tanah
5.5 Pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan Biologi, Serta Sifat
Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan Longsor
BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

1.2

Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu komponen yang penting
di permukaan bumi.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum lapang ini adalah :
1. Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah
pada
setiap lapisan atau horison.
2. Untuk mengetahui land use dan land cover pada suatu
lahan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Sifat Fisik, Kimia, Dan
Biologi, Serta

7 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

Sifat Morfologi Tanah Terhadap Bahaya Erosi Dan


Longsor.

BAB II
METODOLOGI
2.1

Tempat dan waktu


Tempat

: Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Pencokusumo


,
Kabupaten Malang

Waktu

: Minggu ,18 Desember 2011, jam 06.00-18.00


WIB

2.2

Alat, Bahan dan fungsi (Fisika, kimia, biologi dan pedologi)


2.2.1

Fisika

Alat
1. Kamera : Untuk mengambil gambar objek yang
diamati
2. Alat tulis
: Untuk mencatat form fieldtrip
3. Form Fieldtrip : Untuk mencatat data
: Untuk data pengamatan

Bahan
Lahan sekitar Gubuk Klakah :
pengamatan

8 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

Sebagai objek

2.2.2 Kimia

Alat
Kamera

: Untuk mengambil gambar objek yang


diamati

Alat tulis

: Untuk mencatat form fieldtrip

Form Fieldtrip : Untuk data pengamatan

Bahan
Lahan(antara lahan pinus dan bawang prey) :
Sebagai media pengamatan.

2.2.4

Biologi

Alat
Pisau

: Untuk menggali tanah

sedalam 5 cm
Kamera

:Untuk mengambil gambar objek

yang
diamati
Alat tulis

: Untuk mencatat form fieldtrip

Form Fieldtrip

: Untuk data pengamatan

Sekop

:Untuk mengambil organisme yang

ada
didalam tanah
Petak plot

:Untuk

membuat

petakan

tanaman yang diamati

Bahan

9 | L a p o r a n Fi e l d t r i p

plot

Semak-semak

:Tempat dilakukan pengamatan dari


jenis tumbuhan dan Antropoda.

2.2.3

Pedologi

Alat
Sekop

: Untuk mengambil tanah

Pisau

:Untuk mengetahui konsistensi tanah


dan memberi batas barisan pada
tanah.

Meteran

:Untuk mengukur panjang horison


pada tanah

Alat Semprot

:Media penyemprotan untuk tanah

Munsell Soil Color

:Untuk

mengetahui

warna

tanah
Kamera

:Untuk mengambil gambar objek


yang

Alat tulis

:Untuk mencatat form fieldtrip

Form Fieldtrip

diamati

:Untuk data pengamatan

Bahan
- Sebidang profil tanah (singkapan) sebagai media
pengamatan.
- Air untuk membasahi tanah.

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Pos 1 (Kimia)
Menyiapkan alat dan bahan
Penyampaian materi

10 | L a p o r a n F i e l d t r i p

2.3.2 Pos 2 (Fisika)


Menyiapkan alat dan bahan
Penyampaian materi
Melakukan pengamatan kelerengan tempat
Menggambar sketsa
Mencatat hasil pengamatan
Dokumentasi
2.3.3 Pos 3 (Biologi)
Menyiapkan alat dan bahan
Penyampaian materi
Melakukan pengamatan pada plot
Pengambilan specimen
Mencatat hasil pengamatan
Dokumentasi
2.3.4 Pos 4 (Pedologi)
Menyiapkan alat dan bahan
Membuat Singkapan

11 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Menentukan horizon
Mengambil sample tanah
Melakukan pengamatan

Warna tanah

Struktur tanah

Tekstur tanah

Kelekatan

Pori tanah

Konsistensi tanah

Mencatat hasil pengamatan


Dokumentasi

BAB III
KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Kondisi Biofisik Pada Lokasi Pengamatan
Pada track 1 :
Pada lokasi pengamatan yang dilakukan di daerah Coban
pelangi ini, land use yang digunakan adalah lahan agroforesty,
dengan land cover yaitu pohon pinus, karena sebagian besar
yang mendominasi lahan tersebut adalah tanaman pinus,
sedangkan pada bagian bawah bukit land use yang digunakan
adalah lahan tegalan yang terdapat land cover antara lain
tanaman wortel, tanaman bawang merah, tanaman jahe . Land
cover yang menutupi land use di daerah pengamatan cocok
dengan pengolahan tanah pada daerah tersebut dikarenakan

12 | L a p o r a n F i e l d t r i p

kemiringan pada lahan tersebut

45. Oleh karena itu, cocok

ditanami vegetasi yang memiliki akar panjang dan kemungkinan


terjadi erosi sangat rendah karena vegetasi yang memiliki akar
panjang mampu menahan erosi.
Lokasi track 2 :
Pada lokasi ini land use yang digunakan terbagi dalam 2
bagian yaitu bagian atas bukit yang disebut sebagai lahan hutan
yang memiliki land cover berupa pohon pinus, sedangkan pada
bagian bawah bukit land use yang digunakan adalah lahan
tegalan yang terdapat land cover antara lain tanaman jagung,
tanaman bawang prey, tanaman kubis dan beberapa terdapat
tanaman kopi. Land cover yang menutupi land use di daerah
pengamatan tidak cocok dengan pengolahan tanah pada daerah
tersebut dikarenakan kondisi lahan pada pegunungan sangat
curam hingga mencapai 80. Oleh karena itu, tidak cocok
ditanami vegetasi yang memiliki akar pendek (vegetasi tegalan)
karena kemungkinan terjadi erosi sangat tinggi.
Sedangkan

pada

tingkatan

pengolahan

lahan

adalah

penggaruan, menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan


tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa makanan
dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam di potong lagi
menjadi

lebih

halus

sehingga

akan mempecepat proses

pembusukan.

3.2 Kondisi Fisiografis lokasi Pengamatan (lereng dan relief pada


track 1 dan 2)
Hasil Pengamatan fisiologis pada saat pengamatan pada
track 1 curam dan track 2 kondisi lereng sangat curam , hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadi erosi cukup besar. Sehingga

13 | L a p o r a n F i e l d t r i p

lahan tersebut cocok dijadikan sebagai lahan hutan yang


vegetasinya memiliki akar yang kuat, bukan dijadikan lahan
tegalan yang rata rata vegetasinya memiliki akar yang lemah
atau pendek. Kemiringan pada lereng di lahan track 1 sebesar
45 dan pada track 2 sebesar 80, data tersebut menunjukkan
lahan pada track 1 curam dan pada track 2 sangat curam.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Deskripsi Lingkungan dan sketsa lokasi (Fisika
Tanah)
Lingkungan di daerah Cuban Pelangi yang merupakan
lokasi praktikum lapang Dasar Ilmu Tanah kelompok P1 (track 1)
merupakan Agroforestri atau dapat di katakan sebagai hutan
sekunder. Tanaman pokok di lahan tersebut adalah pohon pinus,
dimana pohon ini sebagai penghasil bahan pembuatan kosmetik
yang di ambil dari getahnya. Dengan kelerengan 45 maka
sangat memungkinkan terjadinya erosi. Baik erosi selokan
maupun longsor sekalipun jika intensitas air hujan yang turun
sangat desar dan dalam jangka waktu yang lama. Pada daerah
ini juga di tanami tanaman budi daya sejenis kacang-kacangan
dan beberapa jenis sayuran. Namun di dominasi olek semak. Ada
beberapa lahan yang sudah mengalami erosi dan tanah longsor
di daerah atau track 1 ini. Faktor yang mempengaruhi erosi
tersebut antara lain intensitas air hujan yang turun, kecuraman

14 | L a p o r a n F i e l d t r i p

lereng, maupun kekosongan lahan tanaman budidaya yang


terlalu lama di biarkan hampa.
4.2

Hasil

pengamatan

biodiversitas

tanah

Biologi

Tanah )
Pada pengamatan di pos biologi dibuat plot sebesar 50 x
50 cm dan di dalam plot tersebut terdapat organisme sebagai
berikut :
1. Cacing Tanah sebanyak 7 ekor
2. Kelabang sebanyak 1 ekor
3. Semut sebanyak 1 ekor
Pada pengamatan di pos biologi dibuat plot sebesar 50 x
50 cm dan di dalam plot tersebut terdapat vegetasi sebagai
berikut :
1. Teki
2. Bawang Prey
3. Tanaman ciplukan
Banyaknya
menunjukkan

jenis

bahwa

organisme
biodiversitas

dalam
pada

plot

tersebut

lahan

tersebut

terjaga,dan menunjukkan bahwa adanya sumber makanan bagi


organisme.Hal

ini

menunjukkan

tanah

tersebut

subur.Dan

Vegetasi yang ada sangat mempengaruhi cadangan karbon,yaitu


dengan adanya tanaman tahunan.
Bahan Organik adalah sisa makhluk hidup baik tanaman
maupun hewan yang tertimbun dalam tanah. Sedangkan,bahan
organik tanah adalah bahan organik yang telah mengalami
pelapukan oleh mikroorganisme. Dan seresah adalah bagian
tanaman yang telah mati dan menutupi tanah.
Dampak penggunaan dari lahan yang diamati tersebut
adalah jika tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan

15 | L a p o r a n F i e l d t r i p

ekosistemnya. Dan jika lahan tersebut hanya ditanami tanaman


budidaya maka kemungkinan erosi dalam lahan tersebut sangat
besar.
4.3 Hasil Pengamatan Tingkat kesuburan tanah ( Kimia
Tanah)
Hubungan vegetasi yang diamati di pos kimia dengan
defisiensi unsur hara adalah tanaman atau vegetasi mengalami
berbagai kerusakan dan pertumbuhan yang tidak baik. Misalnya,
tanaman menjadi kekuningan yang menunjukkan bahwa tanah
kekurangan unsur N. Sedangkan, beberapa tanaman tersebut
banyak yang tidak membentuk bunga dan buah. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah juga kekurangan unsur P. Dan apabila
daun berwarna

kecoklatan maka tanah tersebut kekurangan

unsur K.
Hubungan antara tanaman yang ada dengan kesuburan
tanah adalah apabila tanaman tersebut tumbuhnya tidak baik
maka kesuburannya pun juga buruk. Selain itu, juga dipengaruhi
oleh persaingan antar tanaman untuk memperoleh unsur hara
tertentu,karena setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang
berbeda.
Hubungan sifat sifat kimia tanah dengan sifat lain antara
lain adalah
1. Semakin curam lereng maka semakin tinggi erosi,
sehingga unsur hara akan tertimbun di bagian bawah.
2. Semakin banyak vegetasi dan organisme maka akan
semakin banyak bahan organik dan mikroorganisme
yang akan mendekomposisi sehingga akan menjadi
unsur hara di tanah.

16 | L a p o r a n F i e l d t r i p

3. Apabila suatu tanah terbentuk oleh bahan induk maka


akan mempengaruhi sifat kimia tanah, seperti pH dan
unsur esensial dalam tanah.
Faktor

yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik

adalah
1.
2.
3.
4.
5.
4.4

pH
Kelembaban
Suhu tanah
Jenis Bahan Organik
Aerasi

Hasil Deskripsi Profil Tanah (Pedologi)


Dari pengamataan lapang yang diakukan di Coban Pelangi

diperoleh data profil tanah (Pedologi) sebagai berikut:


Lokasi Survei
:Coban Pelangi
Pengamat
:P1
Tanggal
:18 Desember 2011
Desa
:Gubuk Klakah
Kecamatan
:Ponco Kusumo
Kabupaten
:Malang
Provinsi
:Jawa Timur
Jenis pengamatan
:Singkapan
Fisiografi
:Lereng
Bahan Induk
:Batuan vulkanik
Jenis Relief
Relief Makro
:Berombak
Relief Mikro
:Gilgai
Jenis Lereng
:Lereng Tunggal
Kemiringan
:52 %
Aliran Permukaan
:Sedang
Drainase alami :4-baik
Permeabilitas
:Sedang
Genangan
:Jarang
Pengelolaan
:Drainase
Erosi
:Permukaan
Bahaya Erosi
:Ringan
Vegetasi dan penggunaan Lahan
: Tegalan
Vegetasi alami
:Belukar, Paku-pakuan
Tanaman Utama :Pinus
Tanaman Lain
:Bawang Prey, Wortel
Sistem penanaman
:Tumpang Sari
Sumber Hujan
: hujan
17 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Epipedon
Endopedon
Ordo

: Umbrik
:Kambrik
:Inseptisol

Dalam deskripsi pedon dibawah ini,warna tanah adalah adalah


warna dalam keadaan lembab, kecuali dinyatakan lain.
Liar

Kedalaman

Deskripsi

(cm)
1

0-36

(10YR3/2);pasir
berlempung;

struktur

granular;konsistensi
lembab

sangat

gembur;

perkembangan

sangat

lemah
2

36-63

(10YR3/2);pasir
berlempung;
struktur

gumpal

membulat;
lembab

konsistensi
agak

teguh;

perkembangan

sangat

lemah
3

63-93

(10YR3/2);lempung;
struktur

gumpal

membulat;
lembab

mkonsistensi

gembur;

ukuran

sedang;perkembangan
lemah

18 | L a p o r a n F i e l d t r i p

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh penggunaan lahan terhadap biofisik tanah
Dalam perkembangan tanah yang ada di Desa Gubuk
Klakah, Kecamatan Poncokusumo terjadi perubahan pada
fungsi dari penggunaan dan pengolahan lahan. Meskipun tidak
terjadi secara serentak, alih guna lahan terjadi dari hutan
alami menjadi lahan pertanian berbasis agroforestri yaitu
campuran

antara

Perubahan

fungsi

pertanian
tersebut

dengan
secara

hutan

tidak

sederhana.

langsung

akan

mempengaruhi sifat fisika tanah. Dalam hal ini yang perlu


diamati dalam pengaruh perubahan sifat fisik tersebut adalah
perubahan mendasar dari struktur, tekstur, porositas, dan
konsistensi tanah.
Hal ini disebabkan karena bahan organik alami yang
banyak seperti seresah. Hal tersebut juga akan berpengaruh
nantinya pada struktur tanah di tempat yang kami amati. Ini
didasarkan pada fungsi bahan organik itu sendiri sebagai
pengikat partikel-partikel tanah.
5.2 Pengaruh penggunaan lahan dan pengolahan lahan
terhadap tingkat kesuburan tanah
Pengaruh penggunaan dan pengelolaan lahan dalam
pengamatan yang kelompok kami lakukan dapat dikatakan
berpengaruh besar. Hal ini selain berpengaruh terhadap sifat

19 | L a p o r a n F i e l d t r i p

fisik tanah dan biodiversitas tanah itu sendiri, pengaruh yang


juga dirasakan adalah pada tingkat kesuburan tanah.
Pada sistem pertanian agroforestri, tanah yang kami lihat
masih cukup subur untuk tanaman yang dinaungi oleh pohonpohon seperti bayam, kol dan kubis. Ini disebabkan daundaun yang jatuh dari atas dapat dimanfaatkan oleh mikrobia
dalam tanah untuk bahan organik bagi kesuburan tanah yang
ada pada lahan agroforestri. Pada lahan tersebut juga
ditemukan banyak

seresah-seresah yang berada

dalam

berbagai keadaan yang kasar sampai halus. Seresah yang


ada pada lahan agroforestri tersebut bisa dijadikan indikator
bahwa tanah yang ada pada lahan agroforestri cukup subur
dan masih memiliki banyak unsur hara.
Berbeda dengan agroforestri pengamatan yang dilkukan
pada tanaman semusim yaitu jagung sangatlah berbeda.
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa tanah yang
berada pada lahan yang berada di daerah Poncokusumo
kurang cocok ditanami tanaman semusim tanpa adanya
penambahan bahan organik. Pada pengamatan tersebut,
ditemukan banyak defisiensi unsur hara pada tanaman
jagung. Selain itu kekurangan yang paling mencolok adalah
unsur nitrogen dan fosfor. Pada jagung tersebut, kekurangan
nitrogen ditunjukkan dengan menguningnya daun tanaman
jagung sedangkan untuk kekurangan fosfor ditunjukkan
dengan gejala daun berwarna ungu. Pada dasarnya defisiensi
tanaman tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:

Kurangnya Pemupukan
Tanaman jagung merupakan tanaman peka terhadap
pemupukan. Apabila tanaman jagung tersebut terlihat hijau

20 | L a p o r a n F i e l d t r i p

dan

pertumbuhannya

subur

dapat

diartikan

bahwa

pemupukan yang dilakukan sudah cukup baik. Namun


apabila tanaman jagung memiliki kondisi sebaliknya, maka
dapat dipastikan tanaman jagung kekurangan unsur hara.
Disini , mungkin pemupukan yang dilakukan kurang
memenuhi syarat disebabkan kondisi lahan yang sulit
dijangkau karena berada di daerah lereng yang sangat
curam sehingga pemupukan tidak maksimal.

Kurangnya Penambahan Pupuk Organik


Pemupukan yang dilakukan dengan pupuk anorganik
terus menerus tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk
organik tidak baik untuk tanaman dan tanah itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan bahwa bahan organik yang berada
dalam tanah dan diserap terus menerus oleh tanaman
lama kelamaan akan habis tanpa adanya penambahan lagi,
sehingga pemberian pupuk organik pada masa sebelum
tanam pada semua jenis tanaman penting karena dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman.

Pengendalian Gulma yang kurang


Pada

pengamatan

tanaman

jagung

ditemukan,

banyak sekali gulma yang ada di bawah pertanaman


jagung. Adanya gulma tentu saja menambah persaingan
tanaman jagung untuk mendapatkan unsur hara sehingga
pengendalian gulma yang terpadu sangat diperlukan agar
tanaman jagung bisa tumbuh secara optimal.

Sistem pertanaman monokultur


Di

lapangan

dapat

dilihat

bahwa

pertanian

masyarakat sekitar masih menggunakan pola monokultur.


Hal ini sangatlah tidak baik bagi kesuburan tanah karena
setiap periode tanam, tanaman yang ditanam hanyalah

21 | L a p o r a n F i e l d t r i p

satu jenis sehingga penyerapan unsur hara dalam tanah


juga sama setiap tahunnya.
5.3 Pengaruh

penggunaan

lahan

dan

pengolahan

terhadap biodiversitas fauna tanah


Penggunaan dan pegolahan lahan yang baik dan sesuai
dengan kondisi yang ada akan mendukung biodiversitas
fauna

tanah.

Biodiversitas

tanah

dapat

hidup

dan

berkembang biak di dalam tanah bila terdapat cukup air,


oksigen, dan makanan sebagai sumber energi dan nutrisi
untuk hidup dan pertumbuhannya. Karena mereka umumnya
heterotroph maka makanannya adalah bahan organik yang
dihasilkan oleh autotroph dan organisme tanah yang telah
mati.

Sampah organik merupakan sumber bahan organik

untuk makanan biodiversitas tanah. Pembuatan lubang yang


relatif kecil ke dalam tanah dapat memperluas permukaan
vertikal

yang

dapat

menampung

sampah

organik

dan

meresapkan air dalam lubang dengan lancar ke segala arah.


Dimensi lubang yang kecil dapat memudahkan proses
pembuatannya.

Aktivitas

biodiversitas

tanah

dapat

mempercepat pelapukan sampah organik serta meningkatkan


pembentukan biopori yang dapat memperlancar peresapan
air dan pertukaran O2 dan CO2 di dalam tanah (aerasi). Maka
dari

itu

pengolahan

lahan

harus

disesuaikan

dengan

penggunaanya sehingga dapat menjaga kesuburan lahan


yang didukung oleh biodiversitas fauna tanah.
5.4 Pengaruh

pengolahan

dan

fisiografis

lingkungan

terhadap pembentukan dan perkembangan tanah

22 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Pengolahan dan kondisi fisiografis lingkungan sangat


berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan
tanah. Jika tanah diolah dengan baik maka akan membantu
dalam

proses

pembentukannya

dan

perkembangan

kesuburan tanah. Fisiografis adalah deskripsi tentang genesis


dan

wilayah

yang

dipandang

dari

faktor

dan

proses

pembentukannya. Fisiografis mempengaruhi pembentukan


tanah

yang

secara

langsung

menyebabkan

terbukanya

permukaan bumi terhadap pengaruh matahari angin dan


udara dan secara tidak langsung mempengaruhi drainase
run-off dan erosi. Relief datar : permukaan tanah yang datar
atau hampir datar tanpa kenampakan tanda-tanda run-off
dan erosi, tetapi juga tidak menjadi tempat penggenangan air
atau penimbunan bahan yang dihanyutkan.
5.5 Pengaruh

sifat

fisika,

kimia,

dan

biologi

serta

morfologi terhadap bahaya erosi

Pengaruh sifat fisik


Sifat fisik tanah salah satunya adalah tekstur tanah,pada
umumnya,apabila tanah pada umumnya bertekstur pasir
memiiki

daya konsistensi yang rendah sehingga akan

sangat rawan terjadi erosi/longsor, dan sebaliknya, tanah


yang bertekstur liat umumnya memiliki daya lekat antar
partikel yang kuat sehingga resiko terjadi erosi sangat
minim.

Pengaruh sifat kimia


Sifat kimia tanah yang dimaksud disini salah satunya
adalah kandungan bahan organik didalam tanah, dimana
bahan

organik

selain

berfungsi

sebagai

nutrisi

bagi

tanaman, juga dapat berfungsi sebagai perekat antar


partikel-partikel

tanah

23 | L a p o r a n F i e l d t r i p

sehingga

tanah

yang

banyak

mengandung

bahan

organik,partikel-partikelnya

akan

semakin kuat merekat dan erosi/longsor akan sulit terjadi.

Pengaruh sifat biologi


Pengaruh sifat biologi

maksudnya

adalah

pengaruh

ketersediaan biota terhadap terjadinya erosi/longsor.Biota


yang dimaksud disini dapat berupa mikroorganisme dan
makroorganisme.makroorganisme

contohnya

adalah

vegetasi pohon-pohonan,dimana adanya pohon yang hidup


dipermukaan
menancap

tanah
ke

dengan

dalam

sistem

tanah

mengikat/mempertahankan

partikel

perakaran

dapat
tanah

yang

membantu
sehingga

walaupun sering terjadi hujan partikel tanah tidak akan


mudah terbawa air.
5.6 Perbandingan pengaruh penggunaan lahan pada
lokasi yang berbeda terhadap kondisi biofisik lokasi
(perbandingan track 1 dan 2)
Pada track 1 :
Lokasinya digunakan sebagai lahan agroforestri dengan
land cover yaitu pohon pinus dengan kelerengan 45 o. Erosi
yang terjadi pada track 1 rendah karena penggunaan
lahannya masih ringan dikarenakan Drainase yang terjadi
dilapang ringan sedangkan infitrasinya besar dan masih
banyak semak yang menutupinya. Tanaman yang berada di
lokasi : tanaman utama adalah pinus, tanaman budidaya :
jahe, bawang pre, wortel, tomat. Tanaman liar : semak
belukar,

semanggi,

rumput

teki

dan

rumput

gerinting.

Tanaman pinus yang memiliki sistem perakaran yang dalam


sehingga dapat menyimpan air lebih banyak sehingga erosi
yang terjadi ringan.
Pada track 2 :

24 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Lokasi lahan dilapang digunakan sebagai lahan tanaman


budidaya

semusim

dengan

kelerengannya

80 o.

Dengan

tanaman utamanya kopi, dan lahannya digunakan tanaman


semusim serta kelerengan yang berada dilokasi tersebut
sangat curam sehinga erosi yang terjadi sangat besar,
Disebabkan karena tanaman utamanya memiliki sistem
perakaran yang dangkal sehingga air yang disimpan tanah
sedikit sehingga unsur hara mudah tercuci.

BAB VI
KESIMPULAN

Tanah adalah suatu tubuh alam yang bersifat dinamis


dan dijadikan sebagai tempat makhluk hidup yang hidup
di dalam atau diatasnya.

Faktor faktor pembentuk tanah: 1. Iklim


3. Biota

2. Topografi

4. Bahan Induk

5. Waktu

Macam-macam sifat fisik tanah:

1. Tekstur tanah

2. Struktur tanah
3. konsistensi tanah
4. Permeabilitas tanah

Kualitas tanah adalah suatu fungsi potensial ekosistem


dalam meningkatkan keragaman biodiversitas kualitas air
siklus hara dan biomassa.

Kualitas tanah ditentukan oleh:

25 | L a p o r a n F i e l d t r i p

1. Sifat statis tanah yang meliputi:


- tekstur tanah

- kedalaman tanah

- tipe mineral

- KTK

- kelas drainase
2. Sifat dinamis tanah yang meliputi:
- BO

- Struktur tanah

- kapasitas infiltrasi

- berat jenis- kapasitas menahan air dan unsur hara

Tanah pada daerah pengamatan mempunyai struktur


gembur dan stabilitas yang kurang, sehingga rawan terjadi

tanah longsor dan erosi.


Solusinya
yaitu,diperlukan

tanaman pagar untuk mencegah limpasan permukaan.


Pada lahan campuran,terjadi kekurangan nutrisi terutama

perbanyakan

penanaman

dari unsur N,P,K yang menyebabkan sayuran menjadi

kurang produktif.
Solusinya, yaitu diperlukan penambahan nutrisi tanah

dengan menambah bahan organik,maupun pemupukan.


Jenis tanah pada Lahan yang diamati adalah Inseptisol.
Dan pada daerah tersebut cocok untuk sitem tanam
Agroforestry, karena daerah tersebut memiliki kemiringan
52% dan derajat kemiringannya 45.

DAFTAR PUSTAKA
Madjid, A. R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online
untuk mata kuliah: (1) Dasar-Dasar Ilmu Tanah,
(2)

Kesuburan

Tanah,

(3)

Teknologi

Pupuk

Hayati, dan (4) Pengelolaan Kesuburan Tanah


26 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Lanjut. Fakultas Pertanian Unsri & Program


Pascasarjana

Unsri.

http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Notohadiprawiro, T. Murdani dan E sukana. 1971. suatu pendapat
tentang

pemilihn

percobaan

lokasi

pertanian.

dan

pelakasanaan

Usyawarah

Kerja

Produktivitas Tanah Propinsi Jawa Tengah, di


Solo. Laporan Stensil Bagian 5.2.2.
Pannekoek, A. J. 1949. Outline of the geomorphology of Java.
Geol. Survey, Haarlem, T. A. G. p. 270-326.
Soil

Survey

Staff

USDA.

1960.

Comprehensive

Soil

System.

Classification,
7th

Approximation.

Supplement 1964 dan 1967. US Government


Printing Office, Washington D. C. vi +265 PP.
Storie, R. Earl, and Walter W. Weir. 1953. Generalized Soil Map of
California. Manual 6, Calif. Agr. Exp. Sta. 51 p.

27 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Lampiran
1.

Deskripsi dan Klasifikasi


1. Klasifikasi
2. Lokasi

: Inseptisol
: Desa Gubuk Klakah, Kecamatan
Poncokusumo
3. Tanggal pengamatan
: 18 Desember 2011
4. Waktu pengamatan : 06.00-17.00
5. Elevasi
: 780 m dpl
6. Fisiografi
: Abu Vulkanik
7. Relief
: Lereng Bergelombang
8. Kelerengan
: 52%
9. Arah lereng
: Utara
10. Batuan Permukaan
: Tidak Ada
11. Air tanah
: Dalam
12. Drainase
: Sedang
13. Run off
: Agak cepat
14. Banjir
: Tidak Ada
15. Erosi
: Permukaan
16. Land use
: Agroforesti
17.
Vegetasi
: Semak-semak,
bawang prei, pinus,
18. Bahan induk
: Batuan Vulkanis
19.
Horizon penciri
: Epipedon pada atas
permukaan
sampai pada kedalaman 93 cm

20.Dalam deskripsi pedon dibawah ini,warna tanah adalah


adalah warna dalam keadaan lembab, kecuali dinyatakan
lain.

28 | L a p o r a n F i e l d t r i p
Gambar.
1.tekstur tanah.

Liar

Kedalaman

Deskripsi

(cm)
1

0-36

(10YR3/2);pasir
berlempung;

struktur

granular;konsistensi
lembab

sangat

gembur;

perkembangan

sangat

lemah
2

36-63

(10YR3/2);pasir
berlempung;
struktur

gumpal

membulat;
lembab

konsistensi
agak

teguh;

perkembangan

63-93

sangat

2. Dok
um

lemah

ent

(10YR3/2);lempung;

asi

struktur

Alat

gumpal

membulat;
lembab

mkonsistensi

gembur;

ukuran

sedang;perkembangan
lemah

Gambar 2.1 Pisau

Gambar 2.2
Kamera

29 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Gambar 2.3 Sekop

Gambar 2.5 Munsell Soil Book

Gambar 2.4 Meteran

Gambar 2.6 Kompas bidik

Gambar 2.7 Klinometer

2.

Dokumentasi Kondisi Lokasi Pengamatan

Gambar 1

Gambar 1

30 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Gambar 2

Gambar 2

3.

Gambar Lahan Rekomendasi Sketsa

31 | L a p o r a n F i e l d t r i p

Anda mungkin juga menyukai