Anda di halaman 1dari 6

2.3.

Diluter Semen
Kriteria suatu bahan dapat digunakan sebagai pengencer adalah tidak beracun,
berenergi, mampu mempertahankan kulaitas air mani, bersifat sebagi pelindung, bersifat
buffer, isotonis dan memberikan keseimbangan mineral yang baik.
2.3.1. Diluter dengan Buah Semangka
Berdasarkan klasifikasinya, tanaman semangka merah termasuk ke dalam:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Cucurbitales

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Citrullus

Species

: Citrullus vulgaris, Schard

Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) merupakan buah yang digemari


masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya
yang banyak, kulitnya yang keras dapat berwarna hijau pekat atau hijau muda
dengan larik-larik hijau tua tergantung varietasnya. Daging buahnya yang berair
berwarna kuning atau merah yang disebut dengan likopen.

Manfaat dari

kandungan buah semangka antara lain sebagai antioksidan yang baik. Kadar
antioksidan yang tinggi pada semangka dapat diandalkan sebagai penetral radikal
bebas dan mengurangi kerusakan sel dalam tubuh (Ismayanti dkk, 2013).
Kandungan gizi buah semangka menurut (Janick dan Robert, 2006)dapat
dilihat pada table 2.1.
Kandungan gizi
Air

Jumlah
92,10 g

Kalori

28,00 kal

Protein

0,50 g

Lemak

0,20 g

Karbohidrat

6,90 g

Gula

6,2 g

Kalsium

7,00 mg

Fosfor

12,00 mg

Zat Besi

0,20 mg

Natrium

1 mg/100g

Kalium

82 mg/100g

Magnesium

10 mg/ 100g

Vitamin B1

0,05 mg

Vitamin C

6,00 mg

Suryohudoyono (2000) mengatakan bahwa vitamin C atau asam askorbat


termasuk dalam antioksidan yang mampu memutus rantai reaksi radikal bebas.
Vitamin C mempunyai kemampuan menguatkan kestabilan jaringan pelindung
membrane plasma terhadap peroksida lipid, sehingga dapat mempertahankan
kualitas dan fertilitas semen.
Semangka mengandung gula yang berfungsi sebagai substrat sumber energi
dan sekaligus sebagai krioprotektan ekstraseluler. Sebagai substrat sumber energi,
gula akan dimetabolisir melalui jalur glikolisis atau dilanjutkan dengan reaksi
asam trikarboksilat (siklus Krebs), sehingga dihasilkan energi berupa ATP yang
akan dimanfaatkan oleh spermatozoa dalam pergerakan (motilitas). Sementara
sebagai krioprotektan ekstraseluler, gula akan melindungi membran plasma sel
spermatozoa dari kerusakan secara mekanik yang mungkin terjadi saat proses
kriopreservasi semen.
2.3.2. Diluter dengan Bahan Alpukat
Alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman holtikultura
yang dapat tumbuh di daerah agak kering dan juga daerah basah. Alpukat
merupakan buah yang sangat bergizi, mengandung 3-30 persen minyak dengan
komposisi yang sama dengan minyak zaitun dan banyak mengandung vitamin B.
Dalam daging buah alpukat terkandung protein, mineral Ca, Fe, vitamin A, B,
dan C. Dengan kandungan nutrisi yang banyak tersebut maka alpukat dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan (Lopez, 2002).

Klasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah sebagai berikut:


Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae
Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Ranales

Keluarga : Lauraceae
Marga

: Persea

Varietas

: Persea americana Mill

Buah alpukat jenis unggul berbentuk lonjong, bola atau bulat telur dan bulat
tidak simetris, panjang 9 11,5 cm, memiliki massa 0,25 0,38 kg, berwarna
hijau atau hijau kekuningan, berbintik bintik ungu, buahnya memiliki kulit
yang lembut dan memiliki warna yang berbeda-beda. Biasanya warna buah
alpukat bervariasi dari warna hijau tua hingga ungu kecoklatan. Buah alpukat
berbiji satu dengan bentuk seperti bola berdiameter 6,5 7,5 cm, keping biji
berwarna putih kemerahan. Buah alpukat memiliki biji yang besar berukuran 5,5
x 4 cm.
Kandungan gizi di dalam buah alpukat dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Kandungan Gizi
Energi buah (kal)

Jumlah
85 233

Air (%)

67,49 84,30

Protein (%)

0,27 1,7

Lemak (gr)

6,5 25,18

Karbohidrat (gr)

5,56 - 8

Abu (gr)

0,70 1,4

Vitamin (mg) :
A

0,13 0,51

B1

0,025 0,12

B2

0,13 0,23

B3

0,79 2,16

B6

0,45

2,3 7

0,01

0,008

Mineral (mg) :
Ca

10

Fe

0,9

20

2.3.3. Diluter dengan Bahan Susu Kedelai


Susu kedelai adalah hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai
memiliki susunan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi sehingga susu
kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi
terhadap protein hewani.Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi karena
kandungan proteinnya tinggi, bebas laktosa dan kasein, memiliki kadar natrium
yang rendah, tidak mengandung kolesterol, dan mengandung beberapa gram
asetat Selain itu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium,
phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air.
Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah tinggi adalah vitamin E dan K
(Koswara, 2005).
Susu kedelai yang mengandung protein nabati tidak kalah gizinya dengan susu
yang berasal susu sapi. Komposisi gizi di dalam susu kedelai ( Smith, 1972)
dapat dilihat pada Tabel 2.3
Kandungan Gizi
Kalori (Kkal)

Jumlah
41,00

Protein (gram)

3,50

Lemak (gram)

2,50

Karbohidrat (gram)

5,00

Kalsium (mg)

50,00

Fosfor (gram)

45,00

Besi (gram)

0,70

Vitamin A (SI)

200,00

Vitamin B1 (tiamin) (mgram)

0,08

Vitamin C (mgram)

2,00

Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu sapi
sehingga dapat dijadikan pengganti susu sapi bagi mereka yang alergi (lactose
intolerance)
2.3.4. Diluter dengan Bahan Kuning Telur Sitrat
Kuning telur telah lama digunakan sebagai bahan pengencer semen. Kuning
telur mengandung lipoprotein dan lesitin yang dapat mempertahankan dan
melindungi integritas selubung lipoprotein dari sel spermatozoa; selain itu kuning
telur juga banyak mengandung glukosa yang lebih bermanfaat dipergunakan oleh
spermatozoa daripada fruktosa yang terdapat dalam semen. Kuning telur juga
banya mengandung protein, vitamin yang larut dalam air dan minyak sehingga
ideal digunakan sebagai pengencer.
Toelihere (1993) menyatakan bahwa penyimpanan semen pada suhu 35 oC
dapat

menyebabkan

terjadinya

kejutan

dingin

pada

spermatozoa,

dan

mengakibatkan kematian sel. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk mencegah


terjadinya kejutan dingin pada spermatozoa, ke dalam pengencer semen
ditambahkan kuning telur yang mengandung fosfatidil kolin (lesitin) sebagai zat
pencegah terjadinya kejutan dingin. Perbaikan terhadap membran plasma sel akan
berpengaruh positif terhadap peubah kualitas spermatozoa yang lain, seperti
motilitas dan daya hidup spermatozoa. Hal ini karena motilitas (daya gerak)
spermatozoa sepenuhnya bergantung pada suplai energi berupa ATP hasil
metabolisme. Metabolisme sendiri akan berlangsung dengan baik apabila membran
plasma sel berada dalam keadaan utuh, sehingga mampu dengan baik mengatur
lalu lintas masuk dan keluar sel semua substrat dan elektrolit yang dibutuhkan
dalam proses metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai