Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN PRINSIP PANCASILA PADA PERBANKAN SYARIAH

TUGAS MATA KULIAH ETIKA PROFESI


DOSEN : PROF. DR. UNTI LUDIGDO

OLEH

EE ZURMANSYAH
NIM B2092142010

FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER AKUNTASI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENERAPAN PRINSIP PANCASILA PADA PERBANKAN SYARIAH


Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang telah mulai berkenalan dengan
kapitalisme global seiring dengan perekonomian era Orde baru yang menjadikan paradigma
pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi panglima. Krisis devaluasi rupiah yang
lantas menjelma menjadi krisis moneter sepanjang 1997-1998 telah membutakan mata bahwa
pondasi perekomomian Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar negeri tidaklah
kokoh. Namun, di era reformasi ini, kesadaran demikian tidak malah membangkitkan
semangat di kalangan pemerintahan untuk mencari alternatif sistem perekonomian yang
manusiawi dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya, saat ini Indonesia mengalami berbagai
dentumen arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi, privatilasi, dan
liberalisasi perdagangan.
Di sisi lain, muncul perkembangan menarik dengan diwacanakannya sistem Ekonomi
Pancasila yang merupakan sistem ekonomi yang belandasan dan dijiwai spirit nilai-nilai
Pancasila. Pandangan sistem ini yang bisa dilacak dari ide-ide Bung Hatta, salah seorang
proklamator RI. Senada dengan pesan pasal 33 UUD 1945 dan berbasiskan nilai-nilai sosioreligio-budaya masyarakat Indonesia.
Dalam tubuh sistem ekonomi Pancasila, terdapat kerangka utama yang membangun
landasan idealismenya, yakni sosialisme dan kapitalisme. Dalam kerangka sosialisme, di sini
dimaknai sebagai sosialisme Pancasila. Substansinya antara lain akan hal religius (sosialisme
religius), yang pertama kali dikemukakan oleh Hatta (perumus pasal-pasal ekonomi dalam
UUD 1945), ketika berpidato di Bukittinggi pada tahun 1932, pun Bung Karno, dan Soeharto
kala berpidato di Dies Natalis-UI, 1975 (Abdul Madjid dan Sri-Edi Swasono, 1988 hal.2).
Dikatakan kandungan sosialisme religius dalam sosialisme Pancasila, tidak berkorelasi
dengan paham dialektika-materialisme sosialis ala Marx, melainkan merujuk pada sila
pertama Pancasila dan pasal 29 (Bab Agama), UUD 1945, di mana menekankan keharusan
landasan etika (moral) religius, yaitu ajaran dan perintah Tuhan untuk menjalani pergaulan
hidup (termasuk ihwal perekonomian) yang menjamin kemakmuran dan kesejahteraan
merata, bebas dari segala penindasan dalam suasana persaudaraan, tolong - menolong dan
adil. Manusia Pancasila yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, selain homo economicus
(bernaluri kebutuhan ekonomi), juga homo metafisikus dan homo mysticus (juga

memperhatikan naluri sosial dan moral sebagai pengabdian kepada sang Pencipta) (dalam
Sarino Mangunpranoto, 1988 hal.91)
Secara prinsipil Islam (sebagai parameter sistem religi/agama mayoritas bangsa
Indonesia), mencerminkan pengakuan rakyat bahwa semua kekayaan alam di wilayah NKRI
adalah milik Allah. (Kepunyaan Allah belaka langit dan bumi, dan apa - apa di antara
keduanya. DijadikanNya. Allah berkuasa pada tiap - tiap sesuatu, Alquran Surat Al-Maidah,
sebagian dari ayat 17), maka merupakan suatu amanat yang seyogyanya dipelihara rakyat
NKRI.
Pemberian harta cuma cuma, melainkan dengan berinvestasi bagi mereka yang
bermodal mapan, lantas si miskin diperintahkan secara agama untuk bekerja keras sebagai
perbaikan hidup dan harmonis dengan si kaya, begitupun sebaliknya. Pemerintah juga harus
menelurkan segala kebijakan adil termasuk menghilangkan gap si kaya dan si miskin. Tujuan
demokrasi ekonomi dalam sektor swasta dan koperasi yakni masyarakat adil dan makmur,
yang juga didengungkan dalam agama Islam, yakni perekonomian adil dan makmur yang
diridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa. Seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank syariah
yang berlandaskan azas-azas perekonomian islam dalam pemberian atau penyaluran dananya
bagi masyarakat atau nasabahnya.
Ada lima pokok ajaran ideologi pancasila yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Ketuhanan
Kemanusiaan
Persatuan
Kerakyatan
Keadilan sosial
Berdasarkan lima ajaran itu terbentuklah suatu pedoman untuk menggunakan sistem

ekonomi berdasarkan ideologi pancasila yang disebut dengan sistem ekonomi Pancasila.
Adapun tujuan mulia dari Sistem Ekonomi Pancasila yakni :
1. Memperkecil jarak kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin atau dengan kata
lain mempu mencapai tujuan-tujuan pemerataan.
2. Pembangunan nasional untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sistem Ekonomi Pancasila mempunyai ciri semangat solidaritas sosial untuk
mencapai masyarakat yang berkeadilan sosial yaitu sila kelima dari pancasila. Secara teori
memang cara kerja sistem ini terlihat sempurna akan tetapi dalam prakteknya sering tidak
sesuai dengan sistem itu sendiri. Misalnya ciri-ciri yang ingin kita lihat dalam sistem

perekonomian Pancasila itu tidak selalu jelas tetapi kadang-kadang bahkan semakin kabur.
Jika kita hubungkan sistem itu dengan agama, ada beberapa hal dalam Sistem Ekonomi
Pancasila yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu harus ada sistem ekonomi
lain yang menyempurnakan Sistem Ekonomi Pancasila.
Setiap muslim yang mempunyai kepedulian akan hal ini hendaklah bekerja dengan
hatinya, lisannya, dan segenap kemampuannya melalui berbagai wasilah (sarana) yang
tepatuntuk mengembangkan sistem perekonomian kita sendiri, sehingga sesuai dengan ajaran
Islam. Sebagai contoh perbandingan, di dunia ini terdapat beberapa negara yang tidak
memberlakukan sistem riba, yaitu mereka yang berpaham sosialis. Tim (1985:139)
Ada keterkaitan antara sistem ekonomi pancasila dengan agama terutama pada sila
pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Artinya, dalam menjalankan perekonomian tidak
hanya berpedoman kepada ideologi akan tetapi juga pada ajaran agama yang dianut agar
tidak rancu karena bagaimanapun juga apapun yang kita lakukan tidak boleh melanggar
agama. Sebagian besar bangsa Indonesia beragama islam dan islam mempunyai aturan-aturan
yang mengikat untuk mengatur umatnya.
Menurut M.M Metwally Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti
Al Quran, Hadits Nabi, Ijma dan Qiyas. Adanya bunga atau riba dalam sistem ekonomi
pancasila adalah suatu bentuk pelanggaran terhadap agama islam karena riba (bunga) secara
bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti
pengambilan dari harta pokok atau modal secara batil (Antonio, 1999). Ada beberapa
pendapat dalam menjelaskan riba. Namun secara umum terdapat benang merah yang
menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli
maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam
Islam.
Selain agama islam ada pula pendapat dari agama lain yang juga banyak penganutnya
di Indonesia yakni agama Kristen yang berpendapat bahwa agama Kristen juga
menganjurkan kerja keras sebagai syarat kemajuan, yang berarti pembangunan harus
mendapat perhatian penting. Inilah ajaran Santo Thomas Aquinas dan Calvin bahwa kerja
adalah sekaligus keharusan dan panggilan bagi umat manusia. Ini artinya ajaran semua agama
berkaitan penuh dengan Sistem Ekonomi Pancasila.
Namun karena sebagian besar bangsa Indonesia menganut agama Islam maka
terbentuklah sistem ekonomi syariah yang merupakan pedoman dari perbankan syariah yaitu
suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha

pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usahausaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan
konvensional.
Terlepas dari semua itu, perlu juga diingat bahwa tidak semua pekerjaan yang
berhubungan dengan dunia perbankan tergolong riba. Ada diantaranya yang halal dan baik,
seperti kegiatan perpialangan, penitipan, dan sebagainya bahkan sedikit pekerjaan di sana
yang termasuk haram. Oleh karena itu, tidak mengapalah seorang muslim menerima
pekerjaan tersebut meskipun hatinya tidak rela dengan harapan tata perekonomian akan
mengalami perubahan menuju kondisi yang diridhai agama dan hatinya. Hanya saja, dalam
hal ini hendaklah ia rnelaksanakan tugasnya dengan baik, hendaklah menunaikan kewajiban
terhadap dirinya dan Rabb-nya beserta umatnya sambil menantikan pahala atas kebaikan
niatnya:
Sesungguhnya setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. (HR Bukhari)
Dalam Wikipedia, Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan
perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi
Syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi
lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan
untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. 1[1] Islam
diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan
ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilaiekonomi
tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka
bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara
melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di
akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia
dengan kebutuhan untuk akhirat.
Tiga Prinsip Dasar Yang Menyangkut sistem ekonomi Syariah menurut Islam yaitu;
1. Tauhid, Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini
adalah Allah SWT.
2. Khilafah, mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka
bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan

sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi
hidupnya.
3. Adalah, merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah).
Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan Adalah menuntut bahwa semua sumberdaya
yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk merefleksikan tujuan syariah
antara lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (need fullfillment, menghargai sumber
pendapatan (recpectable source of earning), distribusi pendapatan dan kesejahteraan
yang merata (equitable distribution of income and wealth) serta stabilitas dan
pertumbuhan (growth and stability).
Fenomena ini memberikan dampak terhadap muslim yakni muslim ingin berinvestasi
atau melakukan kegiatan usaha yang memerlukan layanan perbankan syariah seakan sama
saja menjadi nasabah bank konvensional. Di sisi lain kita tentu tidak ingin terus menerus
terjebak dalam kegiatan riba dengan melakukan transaksi di bank konvensional yang
membelenggu masyarakat muslim di Indonesia. Gagasan dasar sistem keuangan Islam secara
sederhana didasarkan pada adanya bagi hasil (profit and loss sharing). Menurut hukum
perniagaan Islam, kemitraan dan semua bentuk organisasi bisnis didirikan dengan tujuan
pembagian keuntungan melalui partisipasi bersama.
Sistem ekonomi Pancasila adalah suatu sistem perekonomian yang hanya terdapat di
Indonesia, karena berlandaskan ideologi Indonesia yakni Pancasila. Sistem Ekonomi
Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam sistem Ekonomi Pancasila, pemerintah dan masyarakat
memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemerataan sosial dalam
kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratais yang
melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua warga
orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua warga masyarakat. Aturan
main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke 4 (Kerakyatan yang
dipimpin olek hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan). Sistem ekonomi
kerakyatan adalah sub-sistem dari ekonomi Pancasila, yang diharapkan mampu meredam
akses kehidupan ekonomi yang liberal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan sistem ekonomi Pancasila pada
bank syariah, antara lain :
1.

Pancasila merupakan landasan filosofis dari setiap produk hukum di Indonesia,

2.

Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi
kepentingan ekonomi rakyat.

Anda mungkin juga menyukai